PENGARUH KESIAPAN TERHADAP PERILAKU ORANGTUA DALAM MENGHADAPI SIBLING RIVALRY (CEMBURU) PADA ANAK USIA DINI DI DESA HARJOWINANGUN BARAT KECAMATAN TERSONO KABUPATEN BATANG

(1)

PENGARUH KESIAPAN TERHADAP PERILAKU ORANGTUA

DALAM MENGHADAPI SIBLING RIVALRY (CEMBURU)

PADA ANAK USIA DINI DI DESA HARJOWINANGUN

BARAT KECAMATAN TERSONO

KABUPATEN BATANG

SKRIPSI

Disajikan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pendidikan

Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Oleh : Tutik Khasanah

1201408002

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

Telah disetujui untuk diajukan dalam sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Jum’at Tanggal : 5 Oktober 2012

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Liliek Desmawati, M.Pd . Dra. Emmy Budiartati, M, Pd. NIP. 195912011984032002 NIP. 195601071986012001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Dr. Sungkowo Edy Mulyono, M. Si NIP.196807042005011001


(3)

Telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Jum’at

Tanggal : 12 Oktober 2012

Ketua Sekretaris

Drs. Hardjono, M.Pd. Dr. Sungkowo Edy Mulyono, M.Si. NIP. 195108011978031007 NIP.196807042005011001

Penguji Utama

Dr. Daman, M.Pd .

NIP. 196505121998021001

Penguji/ Pembimbing I Penguji/ Pembimbing II

Dra, Liliek Desmawati, M. Pd . Dra, Emmy Budiartati, M. Pd. NIP. 195912011984032002 NIP. 195601071986012001


(4)

Tutik Khasanah, 2012. Pengaruh Kesiapan terhadap Perilaku Orangtua dalam Menghadapi Sibling Rivalry (Cemburu) pada Anak Usia Dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Sibling Rivalry merupakan hal yang wajar terjadi pada keluarga yang mempunyai balita lebih dari satu. Orangtua adalah kunci bagi munculnya Sibling Rivalry dan juga berperan memperkecil munculnya hal tersebut. Oleh karena itu muncul permasalahan yang menarik untuk diteliti, yaitu: Apakah ada pengaruh kesiapan terhadap perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini ?. Tujuan dari penelitian ini adalah secara umum untuk mengetahui pengaruh kesiapan terhadap perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry

pada anak usia dini sedangkan secara khusus untuk mengetahui kesiapan dan perilaku Orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini.

Penelitian kuantitatif ini dilakukan pada masyarakat Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang. Sampel yang dipilih adalah Orangtua yang mempunyai balita lebih dari satu di Desa Harjowinangun Barat kecamatan Tersono Kabupaten Batang berjumlah 33 orang. Variabel yang dikaji kesiapan Orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry sebagai variabel bebas dan perilaku Orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry sebagai variabel terikat. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah angket. Selanjutnya untuk keperluan analisis data digunakan anasisis deskriptif dengan rumus persentase dan analisis regresi linier sederhana.

Hasil analisis deskriptif menunjukkan kesiapan Orangtua dalam menghadapi sibling rivalry pada anak usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang dalam kategori kurang baik dan perilakunya dalam menghadapi sibling rivalry pada anak usia dini juga kurang baik. Hasil analisis regresi memperoleh nilai Fhitung = 27,291 dengan signifikansi

0,000 < 0,05. ini berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan kesiapan terhadap perilaku Orangtua dalam menghadapi sibling rivalry pada anak usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang. Adapun besarnya pengaruh tersebut adalah 46,8%.

Simpulan dari penelitian ini yaitu perilaku Orangtua dalam menghadapi

sibling rivalry merupakan cerminan dari kesiapan Orangtua dalam sibling rivalry

pada anak usia dini. Saran terkait simpulan tersebut yaitu: 1) Bagi Orangtua yang memiliki anak usia dini lebih dari satu perlu mempersiapkan secara dini munculnya sibling rivalry pada anak-anaknya dengan memberikan perhatian dan kasih sayang secara adil sesuai masa perkembangan anak agar munculnya perilaku sibling rivalry pada diri anaknya dapat diminimalisir seoptimal mungkin, dan 2) Bagi penelitian selanjutnya yang tertarik melakukan kajian sejenis dapat mengambil variabel lain yang diduga turut mempengaruhi munculnya perilaku

sibling rivalry agar diperoleh informasi yang semakin lengkap terkait faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya perilaku sibling rivalry.


(5)

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, September 2012

Tutik Khasanah NIM. 1201408002


(6)

MOTTO :

• Ilmu adalah pengetahuan, pengetahuan adalah proses menuju kekuatan, jangan menangguhkannya sampai besok, kerjakan apa yang dapat kau kerjakan sekarang (penulis)

• Selesaikan apa yang sudah dimulai Kerjakanlah sampai peringkat tertinggi

Jangan pernah menyerah dan tetaplah bersemangat

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Secara khusus skripsi ini saya persembahkan kepada: kedua Orangtua saya, Bapak Sukirno dan Ibu Wahyuti yang senantiasa memberi dukungan baik lahir maupun batin dengan sepenuh hati, agar anaknya menjadi orang yang sukses, beriman dan bertakwa.

2. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Luar Sekolah FIP UNNES angkatan 2008.


(7)

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat terselesaikan penulisan skripsi dengan judul: “Pengaruh Kesiapan terhadap Perilaku Orangtua Dalam Menghadapi Sibling Rivalry (Cemburu) pada Anak Usia Dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Luar sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Penulis mendapatkan banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Drs. Hardjono M. Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan ijin peneliti.

2. Dr. Sungkowo Edy Mulyono, M.Si Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberilkan pengesahan dan persetujuan terhadap judul skripsi yang penulis ajukan.

3. Dra. Liliek Desmawati, M.Pd, Dosen pembimbing 1 yang dengan kesabaran dan tanggung jawab telah memberikan banyak pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

4. Dra. Emmy Budiartati M. Pd, Dosen Pembimbing II skripsi yang telah meluangkan waktu, perhatian dan pemikiran kepada penulis sehingga sekripsi ini dapat selesai dengan baik.

5. Para responden yang meliputi: Orangtua yang mempunyai anak lebih dari satu dan mereka yang mengalami Sibling Rivalry dengan keterbukaan hati bersedia


(8)

mengijinkan dan membantu penyelesaian penalitian ini.

7. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan ilmunya.

8. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu, yang telah memberi banyak dukungan, motivasi dan bantuan yang penulis butuhkan selama proses penyusunan skripsi ini.

Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa sebagai karya Ilmiyah penyusunan skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang dengan kerelaan hati bersedia memberikan kritik dan saran membangun yang sangat diharapkan penulis.

Semoga bantuan, pengorbanan dan amal baik semuanya mendapat balasan yang melimpah dari Allah SWT, namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.

Semarang, September 2012


(9)

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

ABSTRAK ... iv

PERNYATAAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Penegasan Istilah ... 6

1.6 Sistematika Skirpsi ... 8

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 10

2.1 perilaku ... 10

2.2 Sibling Rivalry ... 12

2.3 Emosi awal Masa kanak-kanak ... 18

2.4 Dampak Sibling Rivalry pada Anak ... 20

2.5 Manfaat Sibling Rivalry pada Anak ... 22

2.6 Kesiapan ... 23


(10)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

3.3 Populasi ... 34

3.4 Variabel Penelitian ... 35

3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 36

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 42

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis ... 44

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 Hasil Penelitian ... 47

4.2 Pembahasan ... 63

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ... 70

5.1 Simpulan ... 70

5.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 74


(11)

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ... 32 Gambar 4.4 Deskripsi Kesiapan Orangtua dalam Menghadapi Sibling

Rivalry ... 50 Gambar 4.9 Deskripsi Perilaku Orangtua dalam Menghadapi Sibling


(12)

Halaman

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Usia ... 48

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 48

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 49

Tabel 4.4 Deskripsi Data Kesiapan Orangtua dalam Menghadapi Sibling Rivalry ... 50

Tabel 4.5 Deskripsi Faktor Intern Kesiapan Orangtua dalam Menghadapi Sibling Rivalry ... 52

Tabel 4.6 Deskripsi Tiap Indikator dari Faktor Intern Kesiapan Orangtua dalam Menghadapi Sibling Rivalry ... 53

Tabel 4.7 Deskripsi Faktor Ekstern Kesiapan Orangtua dalam Menghadapi Sibling Rivalry ... 53

Tabel 4.8 Deskripsi Tiap Indikator dari Faktor Ekstern Kesiapan Orangtua dalam Menghadapi Sibling Rivalry ... 54

Tabel 4.9 Deskripsi Perilaku Orangtua dalam Menghadapi Sibling Rivalry . 55 Tabel 4.10 Deskripsi Faktor Intern Perilaku Orangtua dalam Menghadapi Sibling Rivalry ... 57

Tabel 4.11 Deskripsi Tiap Indikator dari Faktor Intern Perilaku Orangtua dalam Menghadapi Sibling Rivalry ... 58

Tabel 4.12 Deskripsi Faktor Ekstern Perilaku Orangtua dalam Menghadapi Sibling Rivalry ... 58

Tabel 4.13 Deskripsi Tiap Indikator dari Faktor Ekstern Perilaku Orangtua dalam Menghadapi Sibling Rivalry ... 59

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Data ... 60

Tabel 4.15 Hasil Koefisien Regresi ... 60


(13)

Halaman

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 74

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian ... 76

Lampiran 3. Tabulasi Data Hasil Uji Coba Angket Penelitian ... 88

Lampiran 4. Analisis Validitas dan Reliabilitas Angket Kesiapan Perilaku Orangtua ... 89

Lampiran 5. Analisis Validitas dan Reliabilitas Angket Perilaku Orangtua dalam Menghadapai Sibling Rivalry ... 91

Lampiran 6. Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 93

Lampiran 7. Deskripsi Data Kesiapan Perilaku Orangtua ... 94

Lampiran 8. Deskripsi Data Perilaku Orangtua dalam Menghadapi Sibling Rivalry ... 95

Lampiran 9. Uji Normalitas dan Linieritas Data ... 96

Lampiran 10. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 97

Lampiran 11. Tabel Harga Kritik r Product Moment ... 98

Lampiran 13. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing ... 99

Lampiran 14. Surat Ijin Penelitian ... 100


(14)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Soetjiningsih (1995:11), keluarga merupakan satuan unit terkecil dari masyarakat. Kedudukan keluarga menjadi inti yang penting dalam masyarakat. Karena pada hakekatnya keluarga di harapkan mampu berfungsi untuk mewujudkan proses pengembangan timbal balik rasa cinta dan kasih sayang antara anggota keluarga, antar kerabat serta antara generasi yang merupakan dasar keluarga yang harmonis. Akan tetapi, kadang kala pertengkaran terjadi antara kakak-adik bagi keluarga yang mempunyai balita lebih dari satu (http://www.merawat anak.blogspot.com,2008). Persaingan antara saudara Sibling Rivalry (cemburu) kepada saudara kandung merupakan salah satu alasan terkuat anak-anak bertengkar. Perasaan cemburu dan benci yang biasanya di alami oleh seorang anak terhadap kehadiran/kelahirannya saudara kandung. Perasaan tersebut timbul bukan karena benci terhadap saudara barunya, tetapi lebih pada perubahan situasi atau kondisi. Menurut Nur salam, dkk (2005:26).

Orangtua adalah kunci bagi munculnya Sibling Rivalry dan juga berperan memperkecil munculnya hal tersebut. Sibling Rivalry merupakan hal yang wajar terjadi pada keluarga yang mempunyai balita lebih dari satu, tetapi Sibling Rivalry

bisa berbahaya bagi Anak-anak jika orangtua lalai dan anak merasa tidak mendapatkan ketidakadilan atau tidak mendapatkan perhatian, bisa juga anak melakukan tindakan-tindakan yang membahayakan seperti mendorong adiknya


(15)

dari tempat tidur. Oleh sebab itu beberapa peran yang dapat dilakukan adalah memberikan kasih sayang dan cinta yang adil bagi anak, mempersiapkan anak yang lebih tua menyambut kehadiran adik baru, memberi hukuman sesuai dengan kesalahan anak bukan karena adanya anak emas atau bukan, sharing antar orangtua dan anak, serta memperhatikan protes anak terhadap kesalahan orangtua (http://www.eccefau.blog friendster.com. 2008).

Sibling Rivalry biasanya muncul ketika selisih kandungnya terlalu dekat. Hal ini terjadi karena kehadiran adik di anggap menyita waktu dan perhatian terlalu banyak. Jarak usia yang lazim memicu munculnya Sibling Rivaly adalah jarak usia kurang dari 2 tahun. Kemudian muncul kembali 8-12 tahun. Di kalangan anak, reaksi Sibling Rivalry lebih beraneka ragam tetapi dua macam reaksi Sibling Rivalry secara langsung biasanya berperilaku agresif seperti memukul, mencubit atau bahkan menendang. Reaksi yang lainnya adalah yang sulit di kenali yaitu reaksi tidak langsung seperti munculnya kenakalan, rewel, mengompol dan pura2 sakit (http://www.eccefau.blogfriendster.com. 2008). Bila terjadi ketidakadilan di rumah bisa membuat anak stres, anak lebih temperamen dan agresif dalam kelakuannya, sedangkan dampak dari perkembangan emosi anak, bisa jadi anak yang merasa selalu kalah dari saudaranya akan merasa minder atau rendah diri (http://www.blogspot.com).

Setiap anak memiliki keunikan, bakat khusus yang harus di perhatikan dan di kembangkan untuk membangun harga dirinya dan hal tersebut sangat bergantung pada perilaku orangtuanya. Sedangkan pengertian perilaku itu sendiri


(16)

tindakan yang di lakukan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry

(http://www.merawatanak.blogspot.com, 2008).

Orangtua yang memiliki anak perlu menyediakan banyak waktu dan tenaga untuk mengorganisasikan kembali hubungan dengan anak-anaknya. Permasalahan yang timbul karena orangtua memberikan perhatian yang lebih pada anak yang lain, sehingga akan menimbulkan reaksi Sibling Rivalry. Berbagai berita kehadiran seorang adik baik laki-laki maupun perempuan yang baru dapat merupakan ancaman utama bagi seorang anak. Anak pertama sering mengalami perasaan cemburu pada adik yang baru sehingga hubungan antara anggota keluagra kurang harmonis. Agar hubungan anggota keluarga dapat terbina dan terpelihara dengan baik, peranan orangtua sangat penting dalam terciptanya suasana yang nyaman bagi anak. Terutama orangtua yang di tuntut mampu berkomunikasi dengan anak di dalam suatu keluarga dengan jalinan hubungan keluarga yang akrab dan harmonis antara ayah, ibu, dan anak serta anggota keluarga yang lain. (Sukadji, S & Badingah, S. 1994:81).

Perkembangan emosi anak terus berkembang seiring dengan kematangan dirinya, apabila hal ini tidak diperhatikan dapat menimbulkan kecemburuan sosial dan sebagainya. Orangtua yang selalu sibuk dengan karirnya akan menimbulkan kurangnya rasa kebersamaan dengan anak. Penting untuk diperhatikan bahwasannya pada usia anak, mereka bagaikan kertas putih yang siap untuk diberikan tetesan tinta pengetahuan.

Dari berbagai faktor di atas dapat kita ketahui betapa peranan orangtua dalam perkembangan anaknya dan mencegah terjadinya perilaku Sibling Rivalry.


(17)

Bukan bermaksud melarang orangtua untuk mencari nafkah, namun perlu di perhatikan juga bagamana tugas dan tanggung jawab orangtua terhadap anaknya. Karena orangtua adalah sosok penting dibalik kekuatan anak. Oleh karena itu pola asuh orangtua sangat berpengaruh pada anak bagaimana anak bersikap dan menemukan jati dirinya. (Yuliati, 2007:17).

Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan peneliti, masalah Sibling Rivalry terjadi di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang. Wilayah ini terdiri dari 398 KK diantaranya 33 KK adalah memiliki anak lebih dari satu yang berusia 1,5-2 tahun dan mereka yang mengalami Sibling Rivalry. Fenomena dalam masyarakat memperlihatkan Orangtua yang bermacam-macam dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anaknya. Ada yang memarahi anaknya karena saling berkelahi, dan ada juga yang menjewer telinga, mencubit atau menyalahkan anak sulungnya. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti “Apakah ada pengaruh kesiapan terhadap prilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry (Cemburu) pada anak usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan penelitian yang dapat di rumuskan adalah: “Apakah ada pengaruh kesiapan terhadap perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang”.


(18)

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh kesiapan terhadap perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengetahui kesiapan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini.

2) Mengetahui perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi peneliti

Memberi pengalaman bagi penulis untuk melaksanakan peneliti serta mengaplikasikan berbagai teori dan konsep yang didapat dalam bentuk penelitian ilmiah serta menambah wawasan dan pengetahuan penelitian mengenai Sibling Rivalry.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Menambah Referensi yang menunjang perkembangan ilmu dan pengetahuan dan sebagai dasar acuan penelitian selanjutnya, terutama tentang Sibling Rivalry. 1.4.3 Bagi Masyarakat

Terutama orangtua dan keluarga yang mempunyai balita lebih dari satu dan dapat memberikan informasi apa itu Sibling Rivalry sikap dan cara untuk mengatasi Sibling Rivalry.


(19)

1.5 Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah tafsir dalam penelitian, maka diperlukan penegasan istilah sekaligus untuk memberikan gambaran yng sama terhadap judul penelitian ini, yang meliputi pengaruh kesiapan terhadap perilaku orangtua dalam menghadapi sibling rivalry pada anak usia dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.

1.5.1 Kesiapan

Kesiapan sangat penting untuk memulai suatu pekerjaan, karena dengan memiliki kesiapan pekerjaan, apapun akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan lancar dan hasil yang baik. Menurut Slameto (1995:61) mengemukakan bahwa kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya seseorang untuk dapat berinteraksi dengan cara tertentu.

Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang atau individu yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian pada suatu saat akan berpengaruh pada kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi individu mencangkup tiga aspek yaitu:

1) Kondisi fisik, mental dan emosional. 2) Kebutuhan-kebutuhan, motif, dan tujuan.

3) Keterampilan, dan pengetahuan (Slameto, 1995:113)

Dengan demikian pengertian dari kesiapan adalah sebagai faktor internal


(20)

dimana sikap tersebut memuat mental, sikap, keterampilan yang harus dimiliki dan dipersiapkan sebelum dan selama melakukan kegiatan tertentu berupa perencanaan, guna menghadapi masalah yang timbul.

1.5.2 Perilaku

Perilaku adalah aktivitas yang ada pada individu atau orgnanisme itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus internal atau dapat dikatakan bahwa perilaku individu merupakan cerminan sikap seseorang dengan menyatakan bahwa sikap tampak dalam perilaku seseorang, oleh karena itu dapat diukur baik arah maupun intensitasnya. (Walgio.2000:229)

Perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling rivalry kamus kedokteran Dorland (suherni,2008): Sibling (angosaxon Sib dan Ling bentuk kecil).

Anak-anak dari orangtua yang sama, seorang saudara laki-laki ataupun perempuan disebut juga Sibling Rivalry keadaan kompetisi atau antagonisme

Sibling Rivalry adalah kompetisi antar saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih orangtua afeksi dan perhatian dari satu kedua orangtuanya atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih.

1.5.3 Sibling Rivalry

Sibling Rivalry Adalah perasaan cemburu dan benci yang biasanya dialami oleh seorang anak terhadap kehadiran atau kelahiran saudara kandungnya, tetapi lebih pada perubahan situasi dan kondisi. Menurut Nur Salam, dkk(2005:26). Menurut teori piaget Sibling Rivalry is bound to occur in families of more than one child. Sibling Rivalry adalah pertengkaran dalam keluarga yang memiliki anak lebih dari satu.


(21)

1.5.4 Anak Usia Dini

Anak Usia Dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun, usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak ( Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 7).

Usia dini merupakan usia dimana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia Emas (golden age).

Anak usia dini cenderung berperilaku egosentri yaitu ingin menang sendiri, terutama anak usia dini yang merasa terancam dengan kehadiran saudara kandungnya, Ia akan cenderung berperilaku negatif untuk menunjukkan dirinya agar perhatian orangtuanya tertuju padanya, baik perilaku yang negatif maupun perilaku yang di rekayasa

Kondisi lingkungan yang mulai berpaling memperhatinkan si kecil, membuat anak pertama merasa tersingkirkan, akhirnya dia menunjukkan perilaku yang negatif untuk mendapatkan perhatian dari lingkungan.

1.6 Sistematika Skripsi

Untuk memudahkan dalam memahami jalan pemikiran secara keseluruhan, maka bentuk skripsi ini di uraikan dengan sistematika sebagai berikut

Bab 1 : Pendahuluan, yang berisi latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan.

Bab 2 : Landasan teori, yang berisi pengertian Perilaku, Pengertian Sibling Rivalry, Emosi Awal Masa Kanak-kanak, Dampak Sibling Rivalry pada


(22)

Anak, Manfaat Sibling Rivalry pada Anak, Pengertian Kesiapan Hipotesis Penelitian, Kerangka Berpikir

Bab 3 : Metode penelitian, yang membahas mengenai pendekatan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi, Variabel penelitian, kriteria inklusi dan ekslusi, teknik pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, tehnik pengolahan dan analisis.

Bab 4 : Hasil penelitian dan pembahasan, yang berisi tentang hasil penelitian, pembahasan masalah.


(23)

LANDASAN TEORI

2.1 Perilaku

2.1.1 Pengertian Perilaku

Perilaku adalah aktivitas yang ada pada individu atau orgnanisme itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus internal atau dapat dikatakan bahwa perilaku individu merupakan cerminan sikap seseorang dengan menyatakan bahwa sikap tampak dalam perilaku seseorang, oleh karena itu sikap seseorang dapat diukur baik arah maupun intensitasnya dari perilaku yang ditunjukkan (Walgio, 2000:229).

Perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling rivalry kamus kedokteran Dorland (Suherni, 2008:76): Sibling (angosaxon Sib dan Ling bentuk kecil). Anak-anak dari orangtua yang sama, seorang saudara laki-laki ataupun perempuan disebut juga Sibling Rivalry keadaan kompetisi atau antagonisme Sibling Rivalry

adalah kompetisi antar saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih orangtua afeksi dan perhatian dari satu kedua orangtuanya atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih.

2.1.2 Bentuk Perilaku

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :


(24)

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan / kesadaran, dan sikap yang terjadi belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain.

2) Perilaku terbuka

Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).

Kesiapan di atas telah dituliskan bahwa perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus (rangsangan dari luar). Hal ini berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk respon akan berbeda dari setiap orang. Faktor – faktor yang membedakan respon terhadap stimulus disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan misalnya : kecerdasan, emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

2) Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang. (Notoatmodjo, 2007:139)

2.1.3 Proses Tejadinya Perilaku

Penelitian Rogers (1974:117) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:


(25)

1.) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui setimulus (objek) terlebih dahulu.

2.) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.

3.) Evaluation (menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4.) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5.) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng (long lasting)

(Notoatmodjo, 2003:22).

2.2 Sibling Rivalry

2.2.1 Pengertian Sibling Rivalry

Menurut Nur salam, dkk (2005: 212). Sibling Rivalry adalah perasaan cemburu dan benci yang biasanya di alami oleh seorang anak terhadap kehadiran atau kelahiran saudara kandungnya, tetapi lebih pada perubahan situasi dan kondisi.

Menurut Teori Piaget Sibling Rivalry is bound to occur in families of more than one child. Sibling Rivalry adalah pertengkaran dalam keluarga yang memiliki anak lebih dari satu. (http://www.kidsdevelopment.co.uk).


(26)

Sibling Rivalry adalah pertengkaran atau persaingan antar saudara sekandung. Sibling Rivalry terjadi jika anak merasa mulai kehilangan kasih sayang dari orangtua dan merasa bahwa saudara kandung adalah saingan dalam mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua. Biasanya ini terjadi karena orangtua memberi perlakuan yang berbeda pada anak-anak mereka. Sibling Rivalry sering terjadi pada saudara kandung yang berjenis kelamin sama dan muncul ketika usia saudara kandung terlalu dekat. Hal ini terjadi karena kehadiran adik dianggap menyita waktu dan perhatian terlalu banyak. Jarak usia yang lazim memicu munculnya Sibling Rivalry jarak usia kurang dari 2 tahun dan muncul pada usia 3-5 tahun (http://www.eccefau.blogfriendstrer.com, 2008:1).

Dalam Istilah psikologi kondisi Sibling Rivalry yaitu persaingan antar saudara kandung, bisa dalam bentuk cemburu iri, pertengkaran hingga perkelahian yang menimbulkan ketegangan terjadi pada keluarga dengan jumlah anak lebih dari satu. Bisa dialami oleh individu pada kelompok umur berapapun mulai dari balita, kanak-kanak, remaja, bahkan sampai dewasa.

Dari kajian diatas dapat disimpulkan bahwa Sibling Rivalry Adalah Merupakan hal yang penting hal yang harus mendapatkan perhatian orangtua karena penanganan yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah yang berkelanjutan, karena biasanya kecenderungan Sibling Rivalry yang terjadi pada kelompok umur berikutnya lebih disebabkan karena ketidaktuntasan dalam menyelesaikan Sibling Rivalry pada masa-masa sebelumnya. Namun jika masih berada dalam taraf yang wajar, maka Sibling Rivalry masih memiliki efek yang positif anak dapat berlatih mengatasi masalah, mengontrol emosi, belajar etika


(27)

meminta maaf, serta bisa lebih jernih dalam menilai serta mencari solusi masalahnya.

2.2.2 Faktor-faktor Penyebab Sibling Rivalry

2.2.2.1Faktor-faktor penyebab Sibling Rivalry pada Anak Usia Dini

Faktor-faktor penyebab Sibling Rivalry pada Anak Usia Dini Menurut Istiadi,I (2006:138),adalah sebagai berikut:

1) Anak sangat bergantung pada cinta dan kasih sayang orangtuanya.

2) Adanya konflik dan ketidak setujuan hidup bersama dengan orang lain dalam jangka waktu yang cukup lama.

3) Faforitisme orangtua terhadap salah seorang dapat memicu dendam anak yang lain.

4) Jika seorang anak kurang berbakat dibanding saudaranya maka anak yang kurang berbakat cenderung membenci saudaranya.

5) Anak yang cepat merasa bosan dan mudah frustasi.

6) Anak-anak yang memiliki kelemahan tertentu dalam perkembangannya, seperti kemampuan bahasa dan interaksi sosial atau anak yang temperamental. 7) Bersaing untuk mendapatkan perlakuan yang spesial dari orangtua.

8) Anak merasa hubungan dengan orangtuanya akan terancam dengan kehadiran adik baru.

9) Tidak adanya pembagian waktu yang baik dalam keluarga.

10)Orangtua yang selalu memperlakukan anak-anak secara sama yang akan menciptakan banyak masalah.


(28)

11)Kesalahan orangtua yang terkadang tidak berlaku adil, pilih kasih atau membanding-bandingkan antara anak yang satu dengan yang lain.

12)Fungsi keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi Sibling Rivalry karena berebut perhatian dan kesalahan sikap orangtua yang tidak berlaku adil.

13)Stres dalam kehidupan orangtua akan memicu Sibling Rivalry dan mengurangi perhatian terhadap anak.

14)Perilaku ibu juga mempengaruhi terjadinya Sibling Rivalry.

Perilaku orangtua yang berat sebelah pada anak akan memicu terjadinya kecemburuan pertengkaran kakak dan adik akan menimbulkan keributan dalam rumah. Orangtua yang merasa terganggu akan mengambil jalan pintas dengan menyuruh kakak mengalah, kebijakan orangtua yang seperti itu jelas berat sebelah. Orangtua kurang menghargai pola pikir kakak yang masih kecil juga. Jika orangtua memaksa kakak untuk selalu mengalah banyak hal negatif yang akan terjadi seperti kakak merasa dirinya tidak memiliki harga diri lagi di mata orangtua. Adik tak mau belajar mengetahui hal yang benar, kakak menyimpan dendam dan akan membalasnya nanti jika ada kesempatan, jika terjadi perkelahian lagi adik cenderung mengandalkan tangisannya untuk mengadu kepada ibu agar di bela menurut Istiadi, I (2006:86).

Hal ini dapat disimpulkan bahwa perilaku orang yaitu perilaku orangtua yang berat sebelah pada anak akan memicu terjadinya kecemburuan pertengkaran kakak dan adik akan menimbulkan keributan dalam rumah. Orangtua yang kurang menghargai pola pikir kakak yang masih kecil jelas berat sebelah karena kakak merasa dirinya tidak memiliki harga diri lagi di mata orangtuanya.


(29)

2.2.3 Faktor-faktor penyebab Sibling Rivalry pada Orangtua

Faktor-faktor penyebab Sibling Rivalry pada Orangtua Mencangkup dua faktor yaitu:

2.2.3.1 Faktor Intern 1) Kecerdasan

Kecerdasan berhubungan dengan tingkat pendidikan akan memberikan pengetahuan sehingga dapat mengubah perilaku positif yang meningkat, orangtua yang tau tantang Sibling Rivalry akan menyadari bahwa itu hal yang wajar dan orangtua akan lebih matang untuk mempersiapkan anak pertama untuk menerima kehadiran adik baru.

2) Persepsi

Persepsi orangtua salah akan berdampak kecemburuan pada anak misalnya orangtua yang selalu beranggapan yang lebih dewasa yang harus mengalah dalam segala hal. Persepsi orangtua yang separti ini akan memicu timbulnya

Sibling Rivalry karena kakak merasa tidak di hargai. 3) Motivasi

Motivasi orangtua dalam memberikan dorongan pada anak untuk maju kadang-kadang suka membandingkan di antara keduanya. Misalnya saja dengan memuji salah satu anak, anak lainnya dapat merasa cemburu.

4) Emosi,

Jika orangtua sedang emosi lebih baik ibu menahan diri dengan diam atau jika tidak bisa diam menyalahkan kedua pihak sekaligus masih lebih baik dari pada menyalahkan satu pihak.


(30)

5) Pengetahuan

Sebelum seseorang mengadopsi perilaku dia harus tau terlebih dahulu apa arti manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Orangtua memarai anaknya yang sedang berkelahi apabila ia tau apa tujuan dan manfaat bagi anak atau keluarganya dan apa bahaya-bahaya bila tidak melakukan perkelaian tersebut. Indikator-indikator yang dapat gunakan untuk mengetahui pengetahuan orangtua tentang Sibling Rivalry dapat di kelompokkan menjadi: a. Pengetahuan tentang Sibling Rivalry

(1) Penyebab Sibling Rivalry.

(2) Macam Sibling Rivalry pada anak dalam berperilaku. (3) Kapan Sibling Rivalry terjadi.

(4) Bagaimana cara mencegah dan cara menghadapi Sibling Rivalry. b. Pengetahuan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry

(1) Cara atau tindakan yang orangtua lakukan. (2) Dampak yang akan terjadi

(3) Manfaat dari Sibling itu sendiri.

Apabila penerimaan perilaku baru atau sikap seseorang dalam menghadapi sesuatu yang baru melalui proses seperti ini, dimana didasari olah pengetahuan, kesadaran dan sikap positif, maka sifat atau perilaku tersebut bersifat langgeng. Sebaiknya apabila sikap maupun perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama, misalnya : Sikap orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry yang terjadi pada anak balitanya di perlukan pengetahuan dan kesadaran orangtua tentang Sibling Rivalry itu sendiri, sehingga


(31)

orangtua siap dan dapat mencegah atau meminimal terjadinya Sibling Rivalry

(Notoatmojo, S., 2003:22). 2.2.3.2 Faktor Ekstern

Faktor Ekstern meliputi objek, orang, kelompok dan hasil kebudayaan yang dijadikan sasaran dalam mewujudkan perilakunya. Kedua faktor tersebut akan dapat terpadu menjadi perilaku yang selaras dengan lingkungannya.

2.3 Emosi Awal Masa Kanak-kanak

Selama awal masa kanak-kanak emosi sangat kuat. Saat ini merupakan saat ketidakseimbangan karena kanak-kanak ”keluar dari fokus” dalam arti bahwa dia mudah terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan. Hal ini tampak mencolok pada anak-anak usia 2,5 sampai 3,5 dan 5,5 sampai 6,5 tahun. Walaupun setiap emosi dapat “dipertinggi” dalam arti bahwa emosi itu lebih sering timbul dan lebih kuat dari pada biasanya pada individu tertentu, tetapi emosi yang meninggi pada awal masa kanak-kanak ditandai oleh ledakan amarah yang kuat, ketakutan yang hebat dan iri hati yang tidak masuk akal. Contoh emosi yang umum pada masa kanak-kanak diantaranya adalah:

1) Amarah

Penyebab amarah yang paling umum adalah pertengkaran mengenai permainan, tidak tercapainya keinginan dan serangan yang hebat dari anak lain. Anak mengungkapkan rasa marah dengan ledakan, amarah, menangis, berteriak, menggertak, menendang melompat-lompat atau memukul.

2) Takut


(32)

cerita, gambar-gambar, acara radio , dan televisi film-film dengan unsur yang menakutkan. Pada mulanya reaksi anak terhadap rasa takut adalah panik: kemudian menjadi lebih khusus seperti lari, menghindar, dan bersembunyi, menangis dan menghindari situasi yang menakutkan.

3) Cemburu

Anak merasa cemburu bila dia mengira bahwa minat dan perhatian orangtua beralih kepada orang lain di dalam keluarga, biasanya adik yang baru lahir. Anak yang lebih muda mengungkapkan kecemburuannya secara terbuka atau menunjukkan dengan kembali berperilaku seperti anak kecil, seperti mengompol, pura-pura sakit atau menjadi nakal perilaku ini bertujuan untuk mencari perhatian.

4) Ingin tahu

Anak memiliki rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang baru di lihatnya, juga mengenai tubuhnya sendiri dan tubuh orang lain. Reaksi pertama adalah dalam bentuk penjelajahan sensomotorik kemudian sebagai akibat dari tekanan sosial dan hukuman, ia bereaksi dengan bertanya.

5) Iri hati

Anak-anak sering iri hati mengenai kemampuan atau barang yang dimiliki orang lain. Iri hati ini diungkapkan dalam, bermacam-macam cara, yang paling umum adalah mengeluh dengan barangnya sendiri, dengan keinginan-keinginan untuk memiliki barang seperti dimiliki orang lain atau dengan mengambil benda-benda yang menimbulkan iri hati.

6) Gembira

Anak-anak merasa gembira karena sehat, situasi yang tidak layak, bunyi yang tiba-tiba atau yang tidak di harapkan, bencana yang ringan, membohongi


(33)

orang lain dan berhasil melakukan tugas yang di anggap sulit. Anak mengungkapkan kegembiraan dengan tersenyum dan tertawa, bertepuk tangan melompat-lompat atau memeluk benda atau orang yang membuatnya bahagia. 7) Sedih

Anak-anak merasa sedih karena kehilangan segala sesuatu yang di cintai atau yang di anggap penting bagi dirinya apakah itu orang, binatang atau benda mati, seperti mainan secara khas anak mengungkapkan kesedihannya dengan menangis dan dengan kehilangan minat terhadap kegiatan normalnya termasuk makan.

8) Kasih sayang

Anak-anak belajar mencintai orang, binatang atau benda yang menyenangkannya. Ia mengungkapkan kasih sayang secara lisan bila sudah besar tetapi ketika masih kecil anak menyatakannya secara fisik dengan memeluk, menepuk dan mencium objek kasih sayangnya.

2.4 Dampak Sibling Rivalry pada Anak

Dampak Sibling Rivalry bagi perkembangan emosi anak menyebabkan anak merasa minder atau rendah diri sedangkan dampak akibat ketidakadilan di rumah bisa membuat anak stres anak lebih temperamen dan agresif dalam kelakuannya. (http://www.eccefau.blogfriendster.com, 2008). Adapun sikap yang sebaiknya di lakukan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry Adalah:

1) Mempersiapkan kakak sebelum kehadiran adik

Jauh sebelum anak kedua lahir, melibatkan kakak dengan aktivitas yang berhubungan dengan menyambut kehadiran adik baru, seperti mengajak kakak


(34)

2) Memperlakukan setiap anak sebagai individu berbeda

Asas adil merata bukan merupakan prinsip yang dapat digunakan dalam mendidik anak, masing-masing anak individu yang unik. Memperlakukan anak-anak secara sama hanya akan menciptakan lebih banyak masalah.

3) Hindari membandingkan

Kompetisi memang sering dilakukan orangtua untuk memotivasi anak-anak mereka, dengan memuji salah satu anak, anak lainnya merasa cemburu, meski maksud orangtua tidak demikian.

4) Menumbuhkan keunikan anak

Setiap anak memiliki keunikan. Perhatikan bakat anak, kembangkan dengan memberikan kursus atau kegiatan khusus misalnya anak sulung menyukai musik dorong dia untuk mempelajari salah satu alat musik. Biarkan anak tumbuh dengan keunikannya, bakat khusus anak yang terus di asah akan membangun harga dirinya.

5) Menghabiskan waktu bersama anak sesuai prioritas

Anak-anak akan menghargai saat-saat berharga ini. Setiap anak punya kebutuhan berbeda.

6) Membuat batasan yang jelas

Anak-anak perlu menghargai satu sama lain. Biarkan mereka mempunyai barang yang tidak boleh digunakan oleh lainnya, ini akan mengajarkan mereka untuk saling menghargai.

7) Mendengarkan perasaan anak

Mendengarkan perasaan anak penting untuk mengetahui apa sesungguhnya yang menjadi penyebab pertengkaran, biarkan anak mengungkapkan perasaan, tapi bukan berarti semua perilaku dapat diterima.


(35)

8) Jangan memihak

Pertengkaran antara anak-anak memang membuat orangtua menjadi frustrasi dan ingin tahu, siapa sebenarnya yang salah, siapa yang memulai pertengkaran, namun biarkan anak-anak menyelesaikan sendiri pertengkaran mereka. Kecuali, jika mereka tampak membutuhkan anda memfasilitasi komunikasi keduanya. Orangtua perlu turun tangan jika pertengkaran terlihat membahayakan keduanya baik secara fisik maupun secara perasaan.

9) Menghindari memupuk kebiasaan mengadu

Mengadu memang sering dilakukan antar saudara karena persaingan mereka, mengadu membuat anak satu tingkat lebih diatas anak lainnya, untuk terlihat lebih baik di mata orangtua. Hal ini menunjukkan bahwa anak telah paham mana sikap yang benar dan tidak.

10) Memberi Reward untuk perilaku kooperatif

Saat anak-anak menunjukkan perilaku kooperatif, orangtua perlu memberi reward, pemberian reward dilakukan untuk memperkuat perilaku. Ini agar anak mengerti bahwa, perilaku inilah yang di harapkan dari anak.

2.5 Manfaat Sibling Rivalry pada Anak

Sibling Rivalry mengajarkan anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa ketrampilan penting diantaranya adalah bagaimana menghargai nilai dan perspektif orang lain, cara cepat untuk berkompromi, serta mengontrol dorongan untuk bertindak agresif (http://eccefau.blogfriendster.com, 2008).


(36)

1) Berlatih untuk bersosialisasi dengan kerabat lainnya.

Dalam hal ini diartikan bahwa bersosialisasi dengan kerabat lainya adalah sosialisasi yang dilakukan antar saudara kandung atau saudara sepupu.

2) Memotivasi kecerdasan emosional, mental dan sosial.

Memotivasi kecerdasan emosional, mental dan sosial yaitu sebuah dorongan agar seseorang mampu melakukan satu kerjasama yang berpedoman pada kecerdasan intelektual sekaligus mampu melakukan sosialisasi baik secara personal maupun kelompok.

Manfaat positif dengan bimbingan yang benar mengenahi Sibling Rivalry

jika terjadi persaingan antar anggota keluarga antara lain:

1) Memacu diri untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dari yang lain. 2) Mengasah kemampuan diri dalam pergaulan sosial dengan yang lainnya.

Menambah keakraban dan kerja sama antar keluarga karena telah mengetahui karakter spesifik masing-masing individu.

2.6 Kesiapan

2.6.1 Pengertian Kesiapan

Menurut Slameto (1995:61), menyatakan kesiapan sangat penting untuk memulai suatu pekerjaan, karena dengan memiliki kesiapan pekerjaan, apapun akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan lancar dan hasil yang baik. Mengemukakan bahwa kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya seseorang untuk dapat berinteraksi dengan cara tertentu. Selain itu kesiapan juga diartikan keseluruhan kondisi seseorang atau individu yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap situasi.


(37)

Penyesuaian pada suatu saat akan berpengaruh pada kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi individu mencakup 3 aspek yaitu: (1) Kondisi fisik, mental dan emosional (2) Kebutuhan-kebutuhan, motif, dan tujuan (3) Keterampilan dan pengetahuan.

Kesiapan adalah setiap individu untuk dapat melakukan suatu perbuatan tertentu dengan baik, maka, individu perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik ataupun kesiapan secara psikologis karena kesiapan merupakan unsur yang penting.

Moeliono, dkk (1989:835), menjelaskan atau berpendapat bahwa keadaan sudah sedia atau sedia untuk digunakan, hal ini didukung oleh pendapat Chaplin yang menjelaskan kesiapan dapat diartikan sebagai keadaaan siap -siaga untuk mereaksi atau menghadapi sesuatu.

Gulo (1982:241), kesiapan adalah titik kematangan untuk dapat menerima dan mempraktekan tingkah laku tertentu. Sebelum saat ini terlewati tingkah laku tersebut tidak dapat dimiliki walaupun melalui latihan yang intensif dan bermutu. Drever (1986:394) kesiapan adalah kondisi siap untuk menanggapi atau mereaksi sedangkan Dalyono (2001: 166), mengartikan kesiapan merupakan sifat-sifat atau kekuatan pribadi yang berkembang perkembangan ini memungkinkan orang itu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta mampu memecahkan persoalan yang di hadapinya. Sedangkan Cronbach (dalam Dalyono, 2001:66) memberikan pengertian kesiapan sebagai segenap sifat atau kekuatan yang membuat dapat bereaksi dengan cara tertentu.


(38)

Berdasarkan definisi-definisi dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah kemauan dan kemampuan yang membuat seseorang berbuat sesuatu dengan mempertimbangkan desakan-desakan lingkungan.

2.6.2 Hukum Kesiapan

Menurut Thorndike (dalam suryabrata 2004:250) terdapat tiga hukum kesiapan dalam individu berperilaku yaitu:

1) Apabila suatu unit kondusi telah siap untuk berkonduksi maka kondusi dengan unit tersebut akan membawa kepuasan, dan tidak akan ada tindakan lain lagi untuk mengubah kondusi itu.

2) Bila kondusi telah siap untuk berkondusi namun tidak berkondusi maka akan meninbulkan respon-respon yang lain untuk mengurangi atau meniadakan keputusan itu.

3) Apabila unit tidak siap berkondusi dipaksa untuk berkondusi, maka kondusi itu akan meninbulkan ketidakpuasan dan berakibat dilakukannya tindakan-tindakan lain untuk mengurangi atau meniadakan ketidakpuasan itu.

Kesiapan fisik dan psikologis seseorang yang di dukung oleh sarana penunjang untuk individu melakukan sesuatu, dan apabila perilaku tersebut berhasil dilakukan maka akan menghasilkan kepuasan bagi individu. Sedangkan bila individu tidak siap untuk melakukan suatu tindakan akan tetapi dipaksa untuk melakukan tindakan tersebut maka individu akan melakukan tindakan lain untuk mengurangi kekecewaan ataupun frustrasinya. Selanjutnya Menurut Dalyono (2001:166), kesiapan di pengaruhi oleh:


(39)

2.6.3 Faktor-faktor Kesiapan

Faktor-faktor kesiapan Menurut Dalyono (2001:166), kesiapan di pengaruhi oleh:

1) Kematangan merupakan keadaan atau kondisi bentuk, struktur, dan fungsi yang lengkap atau dewasa pada suatu organisme, baik terhadap satu sifat atau pada semua sifat kematangan membentuk semua sifat dan kekuatan dalam diri untuk bereaksi dengan cara tertentu. Tingkah laku apapun membutuhkan kematangan, orang tak akan dapat berbuat secara intelegen apabila kapasitas intelektualnya belum memungkinkannya untuk itu kematangan dalam struktur otak dan sistem syaraf sangat di perlukan.

2) Kesiapan Psikologis

Kesiapan psikologis mempunyai makna segenap sifat-sifat yang dimiliki individu yang digunakan untuk mereaksi suatu situasi tertentu. Kesiapan psikologi seseorang dipengaruhi oleh dua hal yaitu:

a. Motivasi individu untuk melakukan tindakan tertentu. Adanya dorongan atau motivasi dalam diri individu akan mendorong timbulnya kesiapan dalam diri seseorang untuk melakukan sebuah tindakan dan ketika seseorang siap untuk melakukan sebuah tindakan maka individu tersebut akan melakukan tindakan untuk memenuhi dorongan tersebut

b. Pengalaman yang diperoleh individu sebelumnya, pengalaman yang diperolah mengenai sesuatu perilaku tertentu akan mempertinggi kesiapan individu untuk melakukan tindakan selanjutnya. Pengalaman yang


(40)

diperolah akan membantu individu untuk melakukan tindakan yang tepat untuk merespon stimulus yang datan. Hal ini dikarenakan pengalaman mengenai suatu tindakan tertentu telah tersimpan dalam memori dan ketika individu menghadapi sebuah situasi yang sama atau yang hampir sama maka pengalaman yang telah tersimpan di recall sehingga individu siap untuk merespon suatu situasi.

3) Kesiapan Sosial

Selain kesiapan psikologi untuk menghadapi perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini perlu adanya kesiapan sosial karena linkungan sosial merupakan tempat bagi perilaku orangtua sebagai makhluk sosial. Kesiapan sosial merupakan kemampuan lingkungan untuk berelasi dengan individu yang datang ke lingkungan tersebut.

2.6.4 Prinsip-prinsip kesiapan

Prinsip kesiapan menurut Slameto (1995: 117) adalah semua aspek perkembangan ini berinteraksi (saling mempengaruhi). Kematangan jasmani dan Rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat pengalaman. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa pembentukan di masa perkembangan.

Proses belajar yang di pengaruhi kesiapan yang dimaksud dengan kesiapan atau readiness adalah kondisi individu yang memungkinkan ia dapat belajar, berkenaan dengan hal itu terdapat berbagai macam taraf kesiapan belajar untuk suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus asa, yang


(41)

termasuk kesiapan ini adalah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar belakang pengalaman hasil belajar yang baru motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.

Berdasarkan dengan prinsip kesiapan ini dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:

1) Seorang individu akan dapat belajar dengan sebaik-baiknya bila tugas-tugas yang di berikan kepadanya erat hubungan dengan kemampuan, minat dan latar belakangnya.

2) Kesiapan tentang belajar harus dikaji bahkan diduga. Hal ini mengandung arti bila seseorang guru ingin mendapat gambaran kesiapan untuk mempelajari sesuatu, ia harus melakukan pengetesan kesiapan.

3) Jika seseorang individu kurang memiliki kesiapan untuk sesuatu tugas kemudian tugas itu ditunda sampai dapat di kembangkan kesiapan itu atau guru sengaja menata tuagas itu sesuai dengan kesiapan siswa.

4) Kesiapan untuk belajar mencerminkan jenis dan taraf kesiapan misalnya dua orang siswa yang memiliki kecerdasan yang sama mungkin amat berbeda dalam pola kemampuan mentalnya.

2.6.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan

Kesiapan merupakan suatu sikap psikologis yang dimiliki seseorang sebelum melakukan sesuatu, dimana kesiapan ini dapat dipengaruhi oleh dirinya sendiri atau oleh pihak luar yaitu:


(42)

2.6.5.1Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor ini terbagi menjadi dua bagian yaitu jasmani dan rohani (psikologis), dimana keduanya mempengaruhi individu menjadi terampil. Yang termasuk faktor jasmani adalah bagaimana kondisi fisiknya dan panca indra. Sedangkan kondisi psikologisnya adalah minat tingkat kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan

kognitif.semua ini akan berpengaruh pada kesiapan seorang individu. Aspek-aspek psikologi yang mempengaruhi kesiapan adalah:

1) Kematangan

Kematangan adalah suatu kondisi yang dapat menimbulkan perubahan tingkah laku sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan.

2) Kecerdasan

Kecerdasan adalah daya pikir merupakan salah satu aspek penentu keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan

3) Keterampilan

Keterampilan adalah kegiatan psikomotorik yang merupakan salah satu aspek yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat mengembangkan dirinya yang lebih kreatif dalam segala hal.

4) Kemampuan

Kemampuan merupakan aspek yang harus memiliki seseorang, karena itu sebagai guru harus mengetahui dan menyadari kemampuan yang ada dalam dirinya terhadap sesuatu yang dilakukan.


(43)

5) Motivasi

Motivasi merupakan dorongan yang mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

6) Kesehatan

Kesehatan tubuh yang sehat merupakan kondisi yang memungkinkan seseorang untuk melakukan tugasnya dengan baik.

2.6.5.2Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang di sebabkan karena orangtua yang salah dalam mendidik anaknya, seperti sikap membanding-bandingkan dan adanya anak emas di antara anak yang lain. Menurut Keyla (2008:26), ada banyak faktor yang berperan dalam kejadian Sibling Rivalry yaitu:

1) Adanya keinginan anak untuk menggambarkan siapa dirinya, bakat, aktifitas dan minat mereka ingin menunjukkan bahwa mereka berbeda dari saudara kandungnya.

2) Perhatian, disiplin dan kemampuan reaksi orangtua yang berkurang terhadap dirinya.

3) Adanya Anggapan bahwa kedatangan adik baru merupakan ancaman bagi mereka

4) Tahap perkembangan dari anak itu sendiri berhubungan dengan perhatian orangtua yang terbagi serta bagaimana mereka mendapat perhatian itu dengan adil satu dengan yang lainnya.


(44)

5) Kekurangpahaman dari anak bagaimana cara mendapatnya perhatian dari saudara kandungnya sehingga menggunakan perkelahian untuk mendapatkan perhatian.

6) Perlakuan orangtua terhadap anak

7) Kurangnya peran dari orangtua untuk memberikan penjelasan bahwa perkelahian bukan salah satu cara yang baik yang biasa diterima untuk menyelesaikan masalah.

8) Tidak adanya waktu yang cukup dari otang tua untuk bersama dengan anak. 9) Bagaimana orangtua memeperlakukan anak dan bereaksi terhadap persaingan

yang terjadi.

2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah sebuah persyaratan tentang hubungan yang di harapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat di uji secara empiris. Hipotetis dalam penelitian ini adalah” Ada pengaruh kesiapan yang ditunjukkan dalam perilaku orangtua menghadapi Sibling Rivalry pada anak usia dini.

2.8 Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan sebelumnya dapat dirumuskan kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut


(45)

Dampak Positif

− Mengatasi perbedaan

− Mengembangkan ketrampilan

− Cara cepat untuk berkompromi

− Mengontrol dorongan untuk bersikap agresif Kesiapan

Faktor Intern - Kecerdasan - Persepsi - Motivasi - Emosi - Pengetahuan

Perilaku orangtua menghada pi Sibling Rivalry

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir Penelitian Faktor Ekstern

- Objek - Orang - Kelompok - Kebudayaan

Dampak Negatif - Minder

- Rendah diri - Stres

- Temperamen - Agresif


(46)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1Pendekatan Penelitian

Suatu Penelitian, berbobot tidaknya sebuah penelitian tergantung dari metode penelitiannya. Metode penelitian digunakan dengan tujuan agar peneliti yang dilaksanakan mempunyai arah yang tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif, yaitu hal-hal yang terkait dengan tujuan penelitian secara kuantitatif. Oleh Azwar (2003:5) dinyatakan sebagai prosedur penelitian yang menekankan pada data-data numerikan (angka) yang diolah dengan metode statistic. Pendekatan ini merupakan suatu metode dalam penelitian tentang keadaan status manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat,sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Secara harfiyah metode ini adalah metode penelitian untuk membuat gambaran akumulasi data dasar dalam pengertian yang lebih luas, penelitian ini mencakup metode sejarah, eksperimen. Jadi dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yang mana penggunaan penelitian ini secara jelas dan terperinci serta memperoleh data yang mendalam tentang Pengaruh Kesiapan Terhadap perilaku Orangtua Dalam Menghadapi Sibling Rivalry pada Anak Usia Dini di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.


(47)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.2 Tempat

Penentuan lokasi penelitian dimaksud untuk mempermudah atau memperjelas lokasi yang menjadi sasaran dalam penelitian. Lokasi penelitian yang dimaksud adalah Masyarakat Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.

Pemilihan lokasi penelitian di Desa tersebut karena masalah Sibling Rivalry banyak terjadi di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang. Selain itu masalah Sibling Rivalry di Desa tersebut belum pernah ada yang meneliti sehingga peneliti ingin mengetahui apakah ada kesiapan orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry pada Anak Usia dini dari segi psikologis, fisik, ekonomi, sosial dan pendidikannya.

3.2.2 Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 karena pada bulan tersebut sebagian besar responden yang berprofesi sebagai pegawai negeri (guru) sedang libur panjang sehingga peneliti memiliki waktu yang lebih efektif di bulan tersebut untuk melakukan penelitian.

3.3 Populasi

Menurut Sugiyono, A.(2007:69) Populasi adalah keseluruan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah orangtua yang mempunyai balita lebih dari satu di Desa Harjowinangun Barat kecamatan Tersono Kabupaten Batang. Populasi dalam penelitian sebanyak 33 responden.


(48)

Populasi merupakan subyek penelitian. Populasi menurut Singarimbun (1989:8) adalah jumlah keseluruhan dari unit-unit analisis yang memiliki ciri-ciri yang akan di duga. Nawawi (2003:141) Populasi adalah Keseluruhan subyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.

Arikunto (2006:124) menyatakan bahwa Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.

Subjek penelitian ini adalah menggunakan studi Populasi karena jumlah responden kurang dari 100. Wilayah ini terdiri dari 389 KK diantaranya 33KK adalah memiliki anak lebih dari satu yang berusia 1,5-2 tahun dan mereka yang mengalami SiblingRivalry.

3.4 Variabel Penelitian

Menurut Notoatmojo, S. (2005:33), kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan. Sedangkan variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep.

Sutrisno Hadi (2002:94) mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi. Jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel ordinal, yaitu variabel yang menunjukkan tingkatan-tingkatan diurutkan dari


(49)

jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya. Variabel penelitian tentang kesiapan perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat.

3.4.1 Variabel bebas

Menurut Arikunto (2002:97), mendefinisikan Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebeb independent variabel dinyatakan dengan X. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh kesiapan terhadap perilaku orangtua.

3.4.2 Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi atau variabel terikat, tergantung, atau variabel tidak bebas, dinyatakan dengan Y. Variabel terikat penelitian ini adalah menghadapi Sibling Rivalry pada Anak Usia Dini.

3.5Kriteria Inklusi dan Ekslusi

3.5.1 Kriteria Inklusi

Adalah karakteristik umum subjek penelitan pada populasi (Nursalam.2003:122) kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah:

1) Orangtua yang mempunyai balita lebih dari satu yang mengalami Sibling Rivalry di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabupaten Batang 2) Orangtua yang mempunyai balita lebih dari satu yang bersedia menjadi

responden

3.5.2 Kriteria Eksklusi


(50)

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Orangtua yang mempunyai balita lebih dari satu dengan jarak kurang dari 2 tahun yang mengalami Sibling Rivalry pada saat penelitian tidak berada di tempat.

2) Orangtua yang mempunyai balita lebih dari satu dengan jarak kurang dari 2 tahun yang saat penelitian sedang sakit dan tidak dapat menjadi subjek penelitian.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data Menurut (Iskandar, 2008:76) yaitu: 3.6.1 Kuesioner

Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan yang disusun secara logis, sistematis tentang konsep yang menerangkan tentang variabel-variabel yang diteliti. Penyebaran kuesioner kepada subyek penelitian bertujuan untuk memperoleh data atau informasi mengenai masalah penelitian yang mengambarkan variabel-variabel yang diteliti. Kuesioner yang diedarkan kepada responden harus mempunyai validitas dan realibilitas yang tinggi.

Menurut Suharsimi Arikunto (1998:140), kelebihan dan kekurangan kuesioner yaitu:

3.6.1.1Kelebihan kuesionar

1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

2) Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.

3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing menurut waktu senggang responden.


(51)

4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu menjawab.

5) Dapat di buat berstandar sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

6) Jawaban responden tidak menyimpang dari pertanyaan 7) Relatif lebih Efisien baik waktu tenaga dan dana 8) Memudahkan dalam menganalisis data

3.6.1.2Kelemahan kuesionar

1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak terjawab. Padahal sulit di ulangi diberikan kembali padanya. 2) Sulit dicari validitasnya

3) Walaupun di buat anonim, kadang-kadang responden sengaja memberikan jawaban yang tidak benar atau tidak jujur.

4) Angket yang dikirim lewat pos pengambilannya sangat rendah, hanya sekitar 20%. Seringkali tidak dikembalikan terutama jika dikirim lewat pos menurut penelitian.

5) Waktu pengambilanya tidak sama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.

3.6.2 Observasi

Salah satu cara pengumpulan data yang utama dalam mengkaji situasi sosial yang dijadikan sebagai objek penelitian ini menggunakan teknik observasi partisipati, di mana penelitian berinteraksi secara penuh dalam situasi sosial dengan subyek penelitian. Teknik ini digunakan untuk mengamati, memahami


(52)

peristiwa secara cermat, mendalam dan terfokus terhadap subjek penelitian, baik dalam suasana formal maupun santai.

Menurut Fudgartanti (2005:197), observasi memiliki kelebihan dan kelemahan.

3.6.2.1Kelebihan observasi

1) Pengamat mempunyai kemungkinan untuk langsung mencatat hal-hal perilaku pertumbuhan dan sebagainya sewaktu kejadian tersebut masih berlaku atau sewaktu perilaku sedang terjadi sehingga pengamat tidak mungkin mengantungkan data-data dan ingatan seseorang.

2) Pengamat dapat memperoleh data dan subjek baik dengan berkomunikasi verbal atau tidak, misalnya dalam melakukan penelitian sering subjek tidak mau berkomunikasi dengan verbal dengan penelitian karena takut, tidak punya waktu atau tidak, namun hal ini dapat diatasi dengan adanya pengamatan observasi langsung.

3.6.2.2Kelemahan observasi 1) Hallow effect

Pengaruh kesan pertama dan kesan luarnya saja saat menilai subjek. 2) Hawthron effect

Suatu tendensi tingkah laku akan diatur menjadi nampak berbeda dari kondisi yang alamiyah dan nampak menjadi lebih baik.

3) Refleksi observasi

4) Struktur kepribadian observer turut berpengaruh dan bermain dalam hasil pengamatannya terhadap objek yang di observasi. Misalnya


(53)

pengalaman-pengalaman emosional observer dapat tampil pada waktu observasi berlangsung.

Di dalam penelitian deskriptif kuantitatif bahwa observasi yaitu untuk melengkapi data yang tidak bisa di tangkap melalui kuesionar, misalnya sebelum penelitian berlangsung melakukan observasi untuk data pra penelitian.

3.6.3 Wawancara

Untuk memperoleh data yang memadai sebagai Cross Ceks penelitian juga menggunakan teknik wawancara dengan subyek yang terlibat dalam interaksi sosial yang dianggap memiliki pengetahuan, mendalami situasi dan mengetahui informasi untuk mewakili subyek penelitian.

Menurut Djumhur dan Moh. Surya (2007:69) Wawancara memiliki kelebihan dan kelemahan.

3.6.3.1Kelebihan wawancara

1) Hasil wawancara secara kualitas dapat dipertanggungjawabkan 2) Mempunyai nilai yang tinggi

3) Semua kesalahpahaman dapat dihindari

4) Pertanyaan yang telah disiapkan dapat dijawab oleh narasumber dengan penjelasan-penjelasan tambahan

5) Setiap pertanyaan dapat dikembangkan lebih lanjut 6) Informasi yang diperoleh langsung dari sumber pertama 3.6.3.2Kelemahan wawancara

1) Data atau informasi yang dikumpulkan sangat terbatas

2) Memakan waktu dan biaya yang besar jika dilakukan dalam suatu wilayah yang luas


(54)

3) Sangat tergantung pada individu yang akan diwawancarai

4) Menuntut penguasaan ketrampilan bahasa yang baik dari interviewer.

Di dalam penelitian ini wawancara untuk memeriksa kembali data yang terkumpul melalui kuesioner.

3.6.4 Studi Dokumentasi

Arikunto Suharsimi (2006:59) Studi Dokumentasi berupa penelaah terhadap dokumen pribadi, resmi kelembagaan, referensi-referensi atau peraturan (literatur laporan, tulisan dan lain-lain yang memiliki relevensi dengan fokus permasalahan penelitian. Sumber data sekunder dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan tentang masalah penelitian. 3.6.4.1Kelebihan dokumentasi

1) Metode ini sangat memberikan gambaran berbagai informasi tentang responden pada waktu yang sudah lampau (yang direkam atau di dokumentasikan)

2) Berbagai informasi tentang responden tersebut merupakan bahan kajian yang dapat menghubungkan keadaan responden pada masa lampaunya, apakah keadaan sekarang disebabkan oleh hal yang sudah lalu atau tidak.

3) Metode ini dapat merekam berbagai jenis data tentang responden identitas responden, identitas orangtua, keadaan dan latar belakang keluarga, lingkungan sosial, data psikis, pendidikan dan sebagainya.

3.6.4.2Kelemahan Dokumentasi

1) Pencatatan dalam dokumen perlu disikapi dengan kritis, apakah pencatatan yang di lakukan valid atau tidak.


(55)

2) Jika ada pencatatan yang tidak lengkap karena sesuatu hal, disengaja atau tidak disengaja, penggunaan dokumen dapat menyesatkan.

Studi dokumentasi yaitu untuk melengkapi data tertulis yang tidak bisa diungkap melalui teknik pengumpulan data yang lain.

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum diberikan kepada responden penelitian, dilaksanakan pengujian terhadap kuesioner tentang Validitas dan reliabilitasnya, untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan telah memenuhi syarat uji atau belum (Arikunto, 2006:136).

3.7.1 Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu bener-benar mengukur apa yang di ukur. Sehingga perlu diuji dengan uji korelasi. Tehnik yang digunakan dalam uji korelasi adalah teknik korelasi “Product moment”.

r xy =

(

) (

)

( )

{

}

{

∑ ∑

( )

}

− 2 2 2 2 y y N x x N y x xy N

dengan keterangan :

rxy = validitas instrumen

N = jumlah responden x = skor pertanyaan y = skor total

Suatu butir angket dinyatakan valid apabila memiliki harga rxy >rtabel

pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil uji coba angket penelitian kepada 20 responden diperoleh nilai rxy seluruh butir angket lebih besar dari rtabel = 0,444 untuk α = 5%


(56)

dengan N = 20. Dengan demikian seluruh butir angket yang diujicobakan valid dan dapat digunakan untuk penelitian (Perhitungan selengkapnya terlampir).

3.7.2 Reliabilitas

Reliabilitas artinya suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran 2 kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.

Rumus yang digunakan adalah alpha cronbach:

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ − = 2 t 2 b 11 σ Σσ 1 1 k k r Keterangan :

∑σb2 = jumlah varians butir

k = jumlah butir angket

σt2 = Varians skor total

r11 = Koefisien reliabilitas (Suharsimi Arikunto, 1998:171)

Untuk mencari varians butir dengan rumus :

( )

( )

N N Χ Σ Χ Σ σ 2 2 2 − = Keterangan :

σ = Varians tiap butir

X = Jumlah skor butir

N = Jumlah responden (Suharsimi Arikunto, 1998:171)

Hasil uji reliabilitas angket kesiapan perilaku orangtua diperoleh nilai r11

= 0,900 dan angket perilaku orangtua dalam menghadapi simbling riuvalry diperoleh nilai r11 = 0,892. kedua nilai koefisien reliabilitas tersebut > 0,6


(57)

sehingga dapat dijelaskan bahwa kedua angket yang diujicobakan reliabel dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian.

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis

3.8.1. Pengolahan Data

Menyatakan bahwa agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang benar diperlukan langkah-langkah sebagai berikut (Danim,S.2003)

3.8.1.1. Editing ( pemeriksaan data)

Pada penelitian ini dalam mengisi editing semua kuesioner diisi responden sesuai petunjuk pengisian, kuesioner lengkap tidak ada yang salah. 3.8.1.2 Coding (pemberian kode)

Pada penelitian ini dalam memberikan kode pada kuesioner menggunakan angka dengan tahapan sebagai berikut:

3.8.1.2.1 Memberi kode identitas responden untuk menjaga kerahasiaan identitas responden dan mempermudah proses penulisan biodata responden bila diperlukan selain itu juga untuk mempermudah penyimpanan dalam arsip data. 3.8.1.2.2 Menetapkan kode untuk scoring jawaban responden atau hasil observasi yang telah dilakukan dengan memberikan nilai skor 1 bila jawaban benar dan skor 0 bila jawaban salah.

3.8.1.3Tabulating (penyusunan data) dari hasil coding dimasukkan kedalam

tabulating untuk diolah menggunakan SPSS 3.8.2 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan SPSS dengan menggunakan program-program tertentu. Adapun tahap-tahap analisis data sebagai berikut:


(58)

3.8.2.1Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap-tiap variabel dari hasil penelitian (Budiarto,E.2006) Dalam analisis, hanya menghasilkan distribusi frekuensi untuk mengetahui tingkat kesiapan orangtua tentang Sibling Rivalry dan pengetahui perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry. Menghitung perolehan jumlah responden.

x =

n f

x 100 % Keterangan :

x = hasil persentase

f = frekuensi hasil pencapaian. n = total seluruh observasi 3.8.2.2 Analisis Bivariat

Teknik analisis yang dilakukan pada dua variabel yang di duga berhubungan atau berkorelasi (Budiarto,E.2006). Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi bivariat karena mengetahui korelasi (hubungan) antara tingkat kesiapan orangtua tentang Sibling Rivalry dengan perilaku orangtua dalam menghadapi Sibling Rivalry di Desa Harjowinangun Barat Kecamatan Tersono Kabuptaen Batang.

Digunakan rumus 2 1 2 1 1 1 1 1 ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ∑ − ∑ ∑ ∑ ∑ = = = = = − = i n i i n i i n i i n i i i n i x x n y x y x n b Keterangan :

b1 = Koefisienregresi


(59)

yi = Nilai variabel dependent

i = 1

n = Jumlah pengamatan


(1)

Sig. (2-tailed) .019

N 20

VAR00016 Pearson Correlation .633**

Sig. (2-tailed) .003

N 20

VAR00017 Pearson Correlation .538*

Sig. (2-tailed) .014

N 20

VAR00018 Pearson Correlation .656**

Sig. (2-tailed) .002

N 20

VAR00019 Pearson Correlation .598**

Sig. (2-tailed) .005

N 20

VAR00020 Pearson Correlation .795**

Sig. (2-tailed) .000

N 20

VAR00021 Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(2)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ฀ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ฀ 1 UC-01 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 70 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 71 2 UC-02 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 71 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 69 3 UC-03 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 4 4 3 3 4 3 3 61 3 2 3 3 2 3 3 2 2 4 2 2 3 4 3 3 3 3 2 2 54 4 UC-04 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 72 3 3 3 2 3 4 4 2 4 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 67 5 UC-05 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 68 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 70 6 UC-06 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 58 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 49 7 UC-07 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 73 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 69 8 UC-08 3 2 2 3 4 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 54 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 2 3 4 3 60 9 UC-09 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 74 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 75 10 UC-10 4 3 2 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 2 2 60 3 3 4 3 3 4 4 2 2 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 65 11 UC-11 2 3 2 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 53 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 2 55 12 UC-12 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 63 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3 65 13 UC-13 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 69 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 67 14 UC-14 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 71 2 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 71 15 UC-15 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 77 16 UC-16 4 4 3 4 3 4 2 3 4 2 2 3 4 4 4 3 3 3 2 2 63 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 66 17 UC-17 4 3 2 4 4 4 3 4 3 2 2 3 3 4 4 3 3 4 2 3 64 4 4 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 66 18 UC-18 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 68 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 68 19 UC-19 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 72 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 73 20 UC-20 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 76 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 71

TABULASI DATA HASIL UJI COBA ANGKET PENELITIAN

No. Kode Res.


(3)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ฀ 21 22 23 24 25 26 27 28 29 ฀ 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 ฀

1 UC-01 4 4 3 3 5 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 72 4 4 4 3 3 4 4 4 2 32 4 3 2 4 4 5 3 4 4 4 3 40

2 UC-02 3 4 3 5 4 5 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 73 4 3 3 3 4 5 4 3 4 33 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 37

3 UC-03 3 3 2 3 3 5 3 3 4 3 2 2 3 4 4 3 3 4 3 3 63 5 2 4 3 2 3 4 2 3 28 5 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 34

4 UC-04 5 5 4 3 5 4 3 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 75 3 3 3 2 3 4 4 2 4 28 3 3 2 4 5 4 3 4 4 5 4 41

5 UC-05 3 4 3 4 5 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 70 4 4 3 4 3 4 3 3 3 31 4 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 39

6 UC-06 3 3 2 2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 62 3 4 3 2 2 2 4 2 3 25 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 30

7 UC-07 5 4 3 5 4 4 3 5 5 3 3 4 4 3 5 5 3 4 4 3 79 4 5 4 3 3 5 5 3 3 35 3 3 3 3 4 4 3 3 4 5 3 38

8 UC-08 3 2 2 3 4 4 3 3 2 4 3 3 2 2 4 3 3 3 3 2 58 5 4 4 2 2 3 4 3 3 30 3 2 3 3 3 4 3 2 3 4 3 33

9 UC-09 5 5 3 4 5 5 3 5 5 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 80 4 3 5 3 3 4 4 3 2 31 5 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 46

10 UC-10 4 3 2 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 2 63 3 3 4 3 3 4 4 2 2 28 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 37

11 UC-11 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 2 2 2 3 4 2 4 2 3 3 59 4 3 3 2 3 3 4 3 2 27 4 3 3 3 2 3 2 4 4 4 2 34

12 UC-12 3 4 3 3 4 3 3 3 5 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 65 3 4 3 3 3 3 3 3 3 28 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3 37

13 UC-13 3 3 3 5 5 5 3 3 4 3 3 3 5 4 4 3 4 4 3 3 73 3 3 4 3 4 4 4 3 3 31 3 3 3 3 3 3 3 5 4 4 3 37

14 UC-14 5 3 4 3 5 3 4 4 5 3 3 3 5 5 4 3 5 5 3 3 78 2 4 4 3 4 5 3 3 5 33 5 3 3 4 5 5 3 5 4 5 3 45

15 UC-15 5 4 4 4 5 5 4 5 3 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 85 5 5 4 3 4 4 4 5 5 39 5 3 3 4 4 5 5 5 4 5 4 47

16 UC-16 4 4 3 4 3 5 2 3 4 2 2 3 4 4 4 3 3 3 2 2 64 3 4 3 3 3 4 4 3 3 30 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 36

17 UC-17 4 3 2 5 4 4 3 5 3 2 2 3 3 4 4 3 4 4 2 3 67 4 4 3 3 3 4 4 2 2 29 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 37

18 UC-18 5 5 3 3 4 4 3 3 5 3 3 3 4 5 4 3 4 3 3 3 73 4 3 3 3 4 3 4 3 4 31 3 3 3 3 3 4 3 4 4 5 3 38

19 UC-19 4 4 3 5 3 3 5 3 4 5 5 3 3 4 4 5 3 4 4 3 77 4 5 4 3 5 3 4 3 3 34 3 5 3 4 4 4 4 5 4 5 3 44

20 UC-20 5 5 4 5 4 5 4 3 4 3 3 4 3 4 4 5 3 4 4 4 80 4 3 4 4 4 3 2 3 3 30 5 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 42

21 UC-21 4 4 3 5 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 68 3 3 3 5 2 3 4 3 4 30 4 2 2 4 4 3 3 3 4 5 3 37

22 UC-22 4 4 4 2 3 3 3 4 4 3 3 2 3 5 5 4 4 3 3 4 70 5 5 5 5 3 5 4 3 4 39 5 3 3 4 5 4 2 4 5 4 5 44

23 UC-23 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 4 5 5 4 3 76 4 5 4 5 4 5 3 3 3 36 4 4 2 4 5 4 3 3 4 5 4 42

24 UC-24 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 5 3 3 2 3 2 58 2 3 4 2 2 2 2 3 3 23 4 2 2 3 4 3 3 3 2 3 2 31

25 UC-25 5 5 5 4 4 5 4 4 3 3 3 3 4 3 5 4 5 3 2 3 77 4 5 4 4 4 4 4 4 4 37 5 4 2 4 5 5 3 4 4 4 5 45

26 UC-26 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 2 4 4 3 2 3 3 2 2 63 5 4 4 4 2 3 3 4 4 33 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 37

27 UC-27 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 5 4 4 5 3 4 5 4 76 3 3 3 4 4 4 4 3 3 31 4 3 3 4 5 5 5 3 3 4 4 43

28 UC-28 2 5 3 3 4 3 3 2 2 2 4 3 2 4 4 3 2 4 2 2 59 4 4 4 4 3 3 3 3 3 31 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 3 37

29 UC-29 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 4 3 4 3 3 2 3 3 59 4 3 3 4 3 4 3 3 3 30 4 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 36

30 UC-30 3 5 3 5 5 5 3 3 3 2 3 2 5 5 5 4 4 3 2 3 73 3 3 4 3 4 4 4 3 3 31 5 3 3 4 5 3 3 5 4 3 3 41

TABULASI DATA HASIL UJI COBA ANGKET PENELITIAN

No. Kode

Res.


(4)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ⎠ 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ⎠ ⎠ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ⎠ 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ⎠ ⎠

1 R-01 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 35 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 58 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 33 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 34 65

2 R-02 2 2 2 3 2 3 2 3 1 3 23 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 20 38 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 20 2 1 2 3 1 2 3 1 2 2 19 36

3 R-03 2 1 1 2 3 1 2 2 1 2 17 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 17 32 3 2 3 1 1 2 2 2 1 2 19 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 16 30

4 R-04 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 32 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 30 57 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 35 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 35 66

5 R-05 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 28 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 24 46 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 28 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 28 53

6 R-06 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 32 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 25 48 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 27 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 24 46

7 R-07 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 24 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 23 44 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 27 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 28 53

8 R-08 3 2 1 3 3 3 2 3 2 1 23 1 2 2 3 3 2 2 3 1 2 21 41 3 3 2 2 2 3 3 1 1 2 22 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 24 46

9 R-09 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 33 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 34 64 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 31 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 34 65

10 R-10 3 3 2 3 2 3 1 2 3 1 23 1 2 3 3 3 2 2 2 1 1 20 39 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 24 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 22 42

11 R-11 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 25 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 23 44 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 25 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 26 49

12 R-12 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 35 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 35 66 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 32 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28 54

13 R-13 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 30 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 27 51 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 34 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 31 59

14 R-14 3 3 2 3 2 3 2 3 2 1 24 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 22 42 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 19 2 1 2 3 2 2 1 3 2 1 19 36

15 R-15 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 32 4 2 3 4 3 2 3 3 3 3 30 56 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 31 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 23 44

16 R-16 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 21 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 21 41 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 24 2 2 1 3 2 2 1 2 2 1 18 34

17 R-17 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 22 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 21 40 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 21 3 2 2 3 3 2 3 1 3 2 24 45

18 R-18 3 2 1 2 2 1 2 2 2 2 19 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 17 33 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 17 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 21 39

19 R-19 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 16 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 15 29 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 17 2 2 2 1 2 1 3 2 2 1 18 34

20 R-20 3 2 1 2 3 2 1 2 3 2 21 2 2 2 3 2 3 1 2 1 1 19 36 2 2 3 2 2 3 3 1 1 3 22 2 2 3 2 3 1 2 3 3 2 23 44

21 R-21 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 25 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 23 43 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 24 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 18 35

22 R-22 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 34 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 32 61 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 26 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 36 68

23 R-23 2 1 1 2 3 1 2 2 1 2 17 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 17 32 3 3 3 1 1 2 2 2 2 2 21 1 1 2 2 3 2 1 2 3 2 19 37

24 R-24 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 33 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 31 60 3 3 3 2 2 3 4 2 2 2 26 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 24 46

25 R-25 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 27 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 24 46 2 3 2 2 3 2 3 2 2 1 22 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 16 30

26 R-26 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 24 1 2 3 2 2 1 2 2 1 2 18 35 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 19 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 17 33

27 R-27 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 25 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 24 46 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 35 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 33 62

28 R-28 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 28 3 3 1 3 2 3 3 3 3 2 26 49 2 2 2 1 2 3 3 1 3 2 21 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 28 54

29 R-29 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 22 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 20 37 3 2 3 2 2 2 2 1 2 2 21 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 20 38

30 R-30 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 32 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 33 63 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 24 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 23 43

31 R-31 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 29 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 25 48 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 26 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 23 44

32 R-32 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 26 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 24 46 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 27 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 27 52

33 R-33 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 25 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 23 44 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 26 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 24 45

83 92 862 75 80 80 91 81 81 84 83 795 1515 826 803

15 2 7 62 .88 % 69 .7 0 % 65 .3 0 % 56 .82 % 60 .61 % 60 .61 % 68 .94 % 61 .36 % 61 .36 % 63 .64 % 62 .88 % 60 .2 3% 57 .39 % 62 .58 % 60 .83 % 57 .84 %

B B B KB KB KB B KB KB B B KB KB KB KB KB KB B KB B KB KB KB KB

62 .12 % 61 .74 % 61 .36 % 60 .35 %

B B KB KB ## B

72 .35 % 67 .42 % 61 .3 6 % 59 .09 % 53 .03 % 67 .05 % 15 9 15 0 17 1 61 .74 % 24 3 23 9

TABULASI DATA HASIL PENELITIAN

No. Kode

Res.

Kesiapan Perilaku Orang Tua (X) Perilaku Orang Tua dalam Menghadapi Sibling Rivalry (Y)

56 .82 % 64 .77 % 17 7 16 4 16 3 60 .2 3% Jumlah % Kategori 14 0 19 1 15 6 16 2 17 8 16 3


(5)

Skor % Krit. Skor % Krit. Skor % Krit.

1 R-01 33 82.50% SB 34 85.00% SB 65 81.25% B

2 R-02 20 50.00% KB 19 47.50% KB 36 45.00% KB

3 R-03 19 47.50% KB 16 40.00% TB 30 37.50% TB

4 R-04 35 87.50% SB 35 87.50% SB 66 82.50% SB

5 R-05 28 70.00% B 28 70.00% B 53 66.25% B

6 R-06 27 67.50% B 24 60.00% KB 46 57.50% KB

7 R-07 27 67.50% B 28 70.00% B 53 66.25% B

8 R-08 22 55.00% KB 24 60.00% KB 46 57.50% KB

9 R-09 31 77.50% B 34 85.00% SB 65 81.25% B

10 R-10 24 60.00% KB 22 55.00% KB 42 52.50% KB

11 R-11 25 62.50% KB 26 65.00% B 49 61.25% KB

12 R-12 32 80.00% B 28 70.00% B 54 67.50% B

13 R-13 34 85.00% SB 31 77.50% B 59 73.75% B

14 R-14 19 47.50% KB 19 47.50% KB 36 45.00% KB

15 R-15 31 77.50% B 23 57.50% KB 44 55.00% KB

16 R-16 24 60.00% KB 18 45.00% KB 34 42.50% TB

17 R-17 21 52.50% KB 24 60.00% KB 45 56.25% KB

18 R-18 17 42.50% TB 21 52.50% KB 39 48.75% KB

19 R-19 17 42.50% TB 18 45.00% KB 34 42.50% TB

20 R-20 22 55.00% KB 23 57.50% KB 44 55.00% KB

21 R-21 24 60.00% KB 18 45.00% KB 35 43.75% TB

22 R-22 26 65.00% B 36 90.00% SB 68 85.00% SB

23 R-23 21 52.50% KB 19 47.50% KB 37 46.25% KB

24 R-24 26 65.00% B 24 60.00% KB 46 57.50% KB

25 R-25 22 55.00% KB 16 40.00% TB 30 37.50% TB

26 R-26 19 47.50% KB 17 42.50% TB 33 41.25% TB

27 R-27 35 87.50% SB 33 82.50% SB 62 77.50% B

28 R-28 21 52.50% KB 28 70.00% B 54 67.50% B

29 R-29 21 52.50% KB 20 50.00% KB 38 47.50% KB

30 R-30 24 60.00% KB 23 57.50% KB 43 53.75% KB

31 R-31 26 65.00% B 23 57.50% KB 44 55.00% KB

32 R-32 27 67.50% B 27 67.50% B 52 65.00% B

33 R-33 26 65.00% B 24 60.00% KB 45 56.25% KB

25.03 62.58% B 24.33 60.83% KB 46.27 57.84% KB Total

DESKRIPSI DATA PERILAKU ORANG TUA DALAM MENGHADAPI

SIBLING RIVALRY

(Y)

No. Kode Res.

F-1 F-2

2 Baik

Kurang baik 16

11 Tidak baik

7 9

18 16

2 3 6

Distribusi Frekuensi

Sangat baik 4 5

Distribusi Persentase

Sangat baik 12.12% 15.15% 6.06%

Baik 33.33% 21.21%

Rata-rata

Tidak baik 6.06% 9.09% 18.18%

27.27%


(6)

Skor % Krit. Skor % Krit. Skor % Krit.

1 R-01 35 87.50% SB 31 77.50% B 58 72.50% B

2 R-02 23 57.50% KB 20 50.00% KB 38 47.50% KB

3 R-03 17 42.50% TB 17 42.50% TB 32 40.00% TB

4 R-04 32 80.00% B 30 75.00% B 57 71.25% B

5 R-05 28 70.00% B 24 60.00% KB 46 57.50% KB

6 R-06 32 80.00% B 25 62.50% KB 48 60.00% KB

7 R-07 24 60.00% KB 23 57.50% KB 44 55.00% KB

8 R-08 23 57.50% KB 21 52.50% KB 41 51.25% KB

9 R-09 33 82.50% SB 34 85.00% SB 64 80.00% B

10 R-10 23 57.50% KB 20 50.00% KB 39 48.75% KB

11 R-11 25 62.50% KB 23 57.50% KB 44 55.00% KB

12 R-12 35 87.50% SB 35 87.50% SB 66 82.50% SB

13 R-13 30 75.00% B 27 67.50% B 51 63.75% B

14 R-14 24 60.00% KB 22 55.00% KB 42 52.50% KB

15 R-15 32 80.00% B 30 75.00% B 56 70.00% B

16 R-16 21 52.50% KB 21 52.50% KB 41 51.25% KB

17 R-17 22 55.00% KB 21 52.50% KB 40 50.00% KB

18 R-18 19 47.50% KB 17 42.50% TB 33 41.25% TB

19 R-19 16 40.00% TB 15 37.50% TB 29 36.25% TB

20 R-20 21 52.50% KB 19 47.50% KB 36 45.00% KB

21 R-21 25 62.50% KB 23 57.50% KB 43 53.75% KB

22 R-22 34 85.00% SB 32 80.00% B 61 76.25% B

23 R-23 17 42.50% TB 17 42.50% TB 32 40.00% TB

24 R-24 33 82.50% SB 31 77.50% B 60 75.00% B

25 R-25 27 67.50% B 24 60.00% KB 46 57.50% KB

26 R-26 24 60.00% KB 18 45.00% KB 35 43.75% TB

27 R-27 25 62.50% KB 24 60.00% KB 46 57.50% KB

28 R-28 28 70.00% B 26 65.00% B 49 61.25% KB

29 R-29 22 55.00% KB 20 50.00% KB 37 46.25% KB

30 R-30 32 80.00% B 33 82.50% SB 63 78.75% B

31 R-31 29 72.50% B 25 62.50% KB 48 60.00% KB

32 R-32 26 65.00% B 24 60.00% KB 46 57.50% KB

33 R-33 25 62.50% KB 23 57.50% KB 44 55.00% KB

26.12 65.30% B 24.09 60.23% KB 45.91 57.39% KB

DESKRIPSI DATA KESIAPAN PERILAKU ORANG TUA (X)

No. Kode Res.

F-1 F-2 Total

Baik 10 7 8

1 19

Kurang baik 15

Distribusi Frekuensi

Sangat baik 5 3

Tidak baik 3 4 5

19

Distribusi Persentase

Sangat baik 3.03%

57.58%

Baik 30.30% 21.21%

15.15% Rata-rata

24.24% 9.09%

15.15%

Tidak baik 9.09% 12.12%

57.58%