Bagian-bagian Waris dalam Hukum Islam

2.3.3.5 Asas Kewarisan Semata Karena Kematian

Asas ini menyatakan bahwa kewarisan ada kalau ada yang meninggal dunia tercermin dalam rumusan berbagai istilah yaitu hukum kewarisan, pewaris, ahli waris dan harta peninggalan dalam Pasal 171 pada bab ketentuan umum Ali, 2004: 322. Tanpa adanya kematian pembagian warisan tidak akan terjadi, walaupun ketika ia hidup dapat memanfaatkan hartanya utuk dapat dibagikan kepada kerabat yang lain. Namun dalam hukum kewarisan Islam antara wasiat dengan kewarisan diuraikan secara terpisah

2.3.4 Bagian-bagian Waris dalam Hukum Islam

Harta peninggalan sebagai harta waris terlebih dahulu harus diselesaikan masalah hutang piutang pewaris yang meninggal dan biaya pemakaman serta wasiat yang dibolehkan bila ada. Disamping itu bila si mayit meninggalkan istri janda atau suami duda dan masih terikat perkawinan perlu dipisahkan lebih dahulu antara harta bawaan dan harta bersama Kerabat yang tidak memperoleh bagian waris dapat memperoleh bagian sebagai hibah ketika pewaris masih hidup atau sebagai wasiat wajibah, atau diberi bagian yang tidak boleh lebih dari 13 harta warisan sesuai ketentuan Pasal 194 sd 214 Kompilasi Hukum Islam. Ketika adanya sengketa dalam pembagian waris dapat bersepakat melakukan perdamaian. Pembagian warisannya sesuai dengan tabel yang akan digambarkan sebagai berikut : Tabel 1 Bagian-bagian Warisan Ahli Waris dalam Hukum Islam Lubis 2006:107

2.4. Tinjauan tentang Putusan Mahkamah Konstitusi No.46PUU-VIII2010

2.4.1 Kedudukan Mahkamah Konstitusi berkaitan dengan Judicial Review

Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga, pertama kali diperkenalkan oleh Hans Kelsen 1881-1973, pakar konstitusi dan guru besar Hukum Publik dan Administrasi University of Vienna. Kelsen menyatakan bahwa pelaksanaan aturan konstitusional tentang legislasi dapat secara efektif dijamin hanya jika suatu organ selain badan legislatif diberikan tugas untuk menguji apakah suatu produk hukum itu konstitusional atau tidak, dan tidak memberlakukannya jika menurut organ ini produk badan legislatif tersebut tidak konstitusional. Untuk kepentingan itu, kata Kelsen, perlu dibentuk organ pengadilan khusus berupa constitutional court, atau pengawasan konstitusionalitas undang-undang yang dapat juga diberikan kepada pengadilan biasa. Pemikiran Kelsen mendorong Verfassungsgerichtshoft di Austria yang berdiri sendiri di luar Mahkamah Agung. Inilah Mahkamah Konstitusi pertama di dunia. Gaffar,2009:4 Janedjri M. Gaffar didalam malakahny yang ditulis di Surakarta pada tanggal 17 Oktober 2009 tentang Kedudukan, Fungsi dan Peran Mahkamah Konstitusi dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, pembentukan Mahkamah Konstitusi didorong dan dipengaruhi oleh kondisi faktual yang terjadi pada saat itu. Pertama, sebagai konsekuensi dari perwujudan negara hukum yang demokratis dan negara demokrasi yang berdasarkan hukum.