bernegosiasi dengan banyak pemasok dan mengadu satu pemasok terhadap pemasok yang lain. Strategi kedua adalah untuk
mengembangkan hubungan kemitraan jangka panjang, dengan sedikit pemasok untuk memuaskan pelanggan. Strategi ketiga adalah integrasi
vertikal, dimana perusahaan dapat memutuskan untuk menggunakan integrasi balik vertikal dengan benar-benar membeli pemasok tersebut.
Variasi keempat adalah kombinasi sedikit pemasok dengan integrasi vertikal, yang dikenal sebagai keiretsu. Dalam keiretsu, pemasok
menjadi bagian dalam kesatuan perusahaan. Strategi kelima adalah mengembangkan perusahaan virtual yang menggunakan para pemasok
sesuai dengan kebutuhan.
2.1.4. Perencanaan Manajemen Rantai Pasokan
Siagian 2005, menyatakan bahwa perencanaan manajemen rantai pasokan terdiri dari enam topik, yaitu tingkatan perencanaan,
luasnya daerah perencanaan, tujuan pelayanan konsumen, strategi fasilitas lokasi, keputusan persediaan dan strategi transportasi.
a. Tingkatan Perencanaan
Perencanaan MRP bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang what apa, when kapan, how bagaimana. Hal tersebut
berlangsung pada tiga tingkatan, yaitu strategis, taktikal, dan operasional. Perbedaan utama antara tingkatan tersebut ditentukan
oleh waktu untuk perencanaan. Perencanaan strategis digolongkan sebagai rencana jangka panjang logistik, dimana waktu yang
dibutuhkan lebih dari satu tahun. Perencanaan ini biasanya berhubungan dengan kebijakan-kebijakan perusahaan dalam
menjalankan perusahaan. Perencanaan taktis merupakan perencanaan logistik jangka menengah, biasanya berlaku pada
jangka menengah yang tidak terlalu lama, kurang dari satu tahun. Perencanaan operasional berorientasi pada kegiatan operasional
logistik sehari-hari, sehingga jangka waktunya sangat pendek bahkan bisa direncanakan secara harian atau jam.
b. Luasnya Daerah Perencanaan
Kegiatan logistik menyangkut empat keputusan penting, meliputi: 1.
Tingkat layanan kepada pelanggan; 2.
Lokasi fasilitas logistik, yaitu menentukan strategi logistik dapat berjalan lancar dan menjamin akan mendapatkan stock;
3. Keputusan persediaan, berkaitan dengan persediaan yang
dimiliki dan kecukupan stock barang; 4.
Keputusan transportasi, yaitu memilih model transportasi yang akan digunakan.
c. Tujuan Pelayanan Konsumen
Pada tingkat pelayanan jasa yang rendah, pemusatan persediaan dapat dilakukan di beberapa tempat, akibatnya biaya menjadi
mahal. Tetapi, pada usaha dengan pelayanan jasa yang tinggi maka akan terjadi sebaliknya.
d. Strategi Fasilitas Lokasi
Perencanaan logistik terhadap fasilitas lokasi, sangat tergantung pada posisi geografis dari tempat penyimpanan dan tempat sumber
daya. Menetapkan jumlah, lokasi, besarnya fasilitas, dan menentukan pasar yang dituju adalah cara penentuan produk yang
tepat untuk dipasarkan. Menentukan biaya rendah atau mendapatkan keuntungan yang maksimal adalah tujuan dari
perencanaan strategi fasilitas lokasi. e.
Keputusan Persediaan Keputusan persediaan menunjukkan tata cara bagaimana
persediaan diatur. Kebijakan yang diambil perusahaan biasanya mempengaruhi keputusan fasilitas lokasi, untuk itu kebijakan ini
digolongkan sebagai strategi logistik. f.
Strategi Transportasi Keputusan transportasi yang digunakan sangat bergantung pada
mode, seperti ukuran pengiriman, rute pengiriman, dan penjadwalan.
Selain itu, masalah perencanan logistik dapat dilihat dari jaringan kerjanya. Jaringan tersebut menggambarkan pergerakan barang
mulai dari toko pengecer – gudang – pabrik atau vendor. Jaringan kerja yang akan dibuat sangat bergantung pada hal-hal berikut:
1. Kapan direncanakan
2. Pola permintaannya
3. Pelayanan konsumen, mencakup kemampuan pengadaan
persediaan, kecepatan pengiriman barang, dan kecepatan serta ketepatan memenuhi permintaan
4. Karakteristik produk, meliputi berat, volume, harga dan risiko
5. Biaya logistik
6. Kebijakan harga terhadap barang.
2.1.5. Mengelola Rantai Pasokan