Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral Ngalim, 1998: 4. Pendidikan sebagai suatu sistem, tidak lain dari suatu totalitas fungsional yang terarah pada suatu tujuan. Setiap subsistem yang ada dalam sistem tersusun dan tidak dapat dipisahkan dalam rangkaian unsur- unsur atau komponen-komponen yang berhubungan secara dinamis dalam suatu kesatuan. Ngalim, 1998: 4 Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur dalam Undang-undang RI No.2 Tahun 1989. Dalam undang-undang itu telah dirumuskan tujuan pendidikan nasional sebagai suatu cita-cita bagi segenap bangsa Indonesia. Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan. Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan 1 pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di sekitar lingkungan tempat tinggalnya Djamarah, 2005:1 Diperlukan guru yang kreatif, professional, dan menyenangkan, sehingga mampu menciptakan iklim pembelajaran yang menantang, dan mampu membelajarakan dengan menyenangkan. Hal ini penting, terutama karena dalam setiap pembelajaran guru memiliki peran yang sentral, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun evaluator pembelajaran. Hal ini berarti bahwa kemampuan professional guru dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas sangat memerlukan keberhasilan pendidikan secara keseluruhan. Kualitas pembelajaran sangat bergantung pada kemampuan professional guru, terutama dalam memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik secara efektif, dan efisien. Guru memegang peranan yang cukup penting baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Lebih lanjut dikemukakan bahwa guru adalah perencana, pelaksana, dan pengembang kurikulum bagi kelasnya, karena guru juga merupakan barisan pengembang kurikulum yang terdepan maka guru pulalah yang selalu melakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap kurikulum. Menyadari hal tersebut, betapa pentingnya untuk meningkatkan aktivitas, kreatifitas, kualitas dan profesionalisme guru. Simon dan Alexander 1980 telah merangkum lebih dari 10 hasil penelitian di Negara-negara berkembang, dan menunjukkan adanya dua kunci penting dari peran guru yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik, yaitu jumlah waktu efektif yang digunakan oleh guru untuk melakukan pembelajaran dikelas, dan kualitas kemampuan guru. Dalam hal ini, guru hendaknya memiliki standar kemampuan professional untuk melakukan pembelajaran yang berkualitas. Maju mundurnya dunia pendidikan tidak terlepas dari pendidikan mahasiswa calon penerus tongkat estafet dunia pengajaran, dipundak para mahasiswa inilah nantinya beban peningkatan mutu pendidikan Indonesia di bebankan. Mahasiswa sebagai insan ilmiah nantinya mampu menciptakan suatu terobosan, atau inovasi yang bermanfaat di dunia pendidikan. Persiapan para calon guru ini tentunya dimulai dari perkuliahan yang ditempuh, dimana selama proses pembelajaran ini para mahasiswa calon guru ini diberikan bekal untuk menjadi seorang guru yang kreatif, cerdas, professional, dan mampu mentransfer ilmunya kepada para peserta didik dengan lebih baik. Pendidikan yang ditempuh tentunya disesuaikan dengan rumpun ilmu yang akan didalaminya, dimana kurikulum yang telah dipersiapkan guna memberi bekal bagi para calon guru tersebut selama masa perkuliahan. Khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi tahun angkatan 2007, dimana sesuai dengan salah satu tujuan dari Program Studi Pendidikan Geografi, yaitu menyiapkan dan menghasilkan lulusan kependidikan geografi yang unggul serta mampu mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan kegeografian dan kependidikan yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan ilmu-ilmu sosial, sehingga nantinya diharapkan lulusan yang dihasilkan merupakan calon pendidik yang benar-benar berkompeten di bidangnya. Akan tetapi akan timbul suatu permasalahan, dimana hal ini tidak terlepas dari bervariasinya karakter antara mahasiswa, dimana kemampuan yang dimiliki berbeda-beda pula, baik kemampuan mengajar, gaya mengajar, pemahaman materi dan sifat-sifat individu yang berbeda satu dengan yang lainnya. Berdasarkan Undang-undang Guru dan Dosen pasal 5 ayat 1, seorang dapat dikatakan sebagai seorang guru yang professional harus memenuhi beberapa persyaratan, seperti ; 1 Kualifikasi akademik Sarjana atau Diploma IV, 2 Kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional, 3 Sertifikat pendidikan, 4 Sehat jasmani dan rohani, 5 Kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Namun sebagai mahasiswa yang masih menempuh studi, tentu belum mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UU Guru dan Dosen, sehingga dalam melihat kesiapan seorang mahasiswa dalam menjadi seorang calon tenaga pendidik, hanya dapat dilihat dari kemampuan penguasaan 4 kompetensi yang ada, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti bermaksud mengambil judul “Analisis Kesiapan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Fis Unnes Angkatan 2007 Sebagai Calon Tenaga Pendidik Profesional”

B. RUMUSAN MASALAH