Dengan menelaah pencapaian tujuan pengajaran, guru dapat mengetahui apakah proses belajar yang dilakukan cukup efektif memberikan
hasil yang baik dan memuaskan, atau sebaliknya. Dalam fungsinya sebagai evaluator guru hendaknya terus menerus
mengikuti hasil belajar yang dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan balik
Feedback terhadap proses belajar-mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar
selanjutnya. Dengan demikian proses belajar-mengajar akan terus menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal.
F. Metode Mengajar Geografi
Metode pembelajaran adalah suatu teknik dan gaya mengajar. Metode pengajaran sering dianggap sebagai ilmu bantu yang tidak dapat berdiri sendiri,
tetapi berfungsi membantu bidang-bidang lain dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut : 1.
Selalu berorientasi pada tujuan 2.
Tidak hanya terikat pada satu alternative saja 3.
Kerap dipergunakan sebagai suatu kombinasi dari berbagai metode 4.
Kerap dipergunakan berganti-ganti dari satu metode ke metode lainnya. Dalam proses belajar mengajar geografi, dapat diterapkan beberapa
macam metode mengajar, antara lain :
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode dasar yang sukar untuk ditinggalkan, metode ceramah memiliki beberapa kelemahan, yaitu kurang
melibatkan anak didik secara aktif dalam proses, sehingga perlu diterapkan metode ceramah bervariatif ataupun multimetode, sehingga selama proses
mengajar geografi, harus diperkaya oleh penerapan metode lain yang lebih mendorong keaktifan anak didik.
2. Metode tanya-jawab
Metode ceramah, akan lebih efektif jika dilengkapi dengan tanya- jawab, yang artinya anak didik diberi kesempatan untuk bertanya dan
berlatih mengajukan pertanyaan secara terarah. Penerapan metode tanya jawab selain memberikan kesempatan kepada anak didik untuk
membiasakan diri bertanya dan menjawab pertanyaan secara terarah, juga memupuk keberanian dan keaktifan. Diperkayanya metode ceramah
dengan metode tanya jawab pada PBM geografi, dapat menghindarkan kejemuan dan kebosanan anak didik mengikuti ceramah.
3. Metode tugas
Berbagai konsep, kenyataan, peristiwa, bahkan juga masalah yang tidak ada kesempatan disajikan oleh guru geografi di sekolah, dapat
ditugaskan kepada anak didik untuk dicari dan dikumpulkan di tempat lain. Bentuk-bentuk tugas itu disesuaikan dengan kemampuan anak pada batas-
batas frekuensi yang tetap menggairahkan mereka, yang tidak
menimbulkan kebosanan dan kejemuan. Metode tugas ini, pada pembelajaran geografi menjadi sarana memupuk kreatifitas, inisiatif,
kemandirian, kerja sama, dan meningkatkan minat terhadap geografi. Dorongan ingin tahu, ingin membuktikan kenyataan dan menemukan
sendiri gejala-gejala kehidupan, dapat dipupuk dan dikembangkan melalui metode tugas ini. Bentuk-bentuk tugas ini berupa pengumpulan artikel
yang berhubungan dengan pokok bahasan geografi, pengumpulan gambar dan potret gejala-gejala geografi, penyusunan laporan kunjungan,
pembuatan karangan, pembuatan peta, pembuatan alat peraga, dan lain sebagainya.
4. Metode demonstrasi dan eksperimen
Pokok bahasan geografi yang berkenaan dengan gejala fisis dan jagat raya, pada batas-batas tertentu dapat didemonstrasikan atau
dieksperimenkan. Penyelenggaraan demonstrasi dan atau eksperimen ini tidak usah selalu dilakukan sendiri oleh guru geografi, melainkan dapat
bersama dengan anak-anak, oleh anak-anak dan bahkan mengundang atau memanfaatkan orang yang ahli pada bidangnya demonstrasi penggunaan
alat-alat meteorologi dan astronomi. Pada batas-batas yang mungkin dipersiapkan di sekolah seperti terjadinya hujan, erosi, pencemaran, dan
lain-lain sebangsanya, dapat didemonstrasikan dan dieksperimenkan oleh guru bersama-sama dengan anak-anak. Manfaat metode demonstrasi dan
eksperimen ini antara lain mengembangkan keterampilan, mengamati
gejala geografi secara langsung meskipun dalam bentuk mini dan buatan. Manfaat lain adalah keterlibatan dan keikutsertaan anak didik dalam proses
serta pemanfaatan sumber daya masyarakat dalam pendidikan dan pengajaran.
5. Metode karyawisata
Williams 1976: 16 dalam Sumaatmadja 2001: 75 mengatakan “
Geography then deals with the real world, the world of which one learns best through one’s boot sole or bare feet, or by main of trains, vessel,
motor cars or aeroplanes...” di sini jelas bahwa salah satu hakekat geografi adalah digali dari lapangan yang nyata yang dapat memberikan kesan yang
baik bagi yang mempelajarinya. Oleh karena itu, metode karya wisata merupakan metode mengajar yang sesuai dengan hakikat geografi tadi.
Melalui penerapan metode karya wisata pada PBM geografi, dasar mental anak didik yang meliputi dorongan ingin tahu sense of curiosity, minat
sense of interest, ingin membuktikan kenyataan sense of reality, dan ingin menemukan sendiri gejala-gejala geografi di lapangan sense of
discovery dapat dibina dan dikembangkan. Tekanan karyawisata pada pengajaran geografi adalah pada gejala
atau masalah yang menjadi materi geografi yang akan diamati di lapangan. Gejala atau masalah geografi yang terdapat di sekolah yang dapat
dijangkau dengan kaki dalam waktu 40 menit, dapat dijadikan bahan karyawisata. Tekanan penting pada PBM geografi dengan menerapkan
metode karyawisata ini adalah dapat disaksikan dan diamatinya gejala atau masalah geografi secara langsung oleh anak didik di lapangan.
Berdasarkan uraian yang telah diketengahkan di atas, metode mengajar yang dapat diterapkan pada PBM geografi dapat dikelompokan
dalam dua kelompok besar, yaitu pertama metode di dalam ruangan indoor study dan kedua metode di luar ruangan outdoor study. Semua
metode tadi diterapkan secara kombinasi terpadu sesuai dengan pokok bahasan, dan sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapai.
G. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Geografi