15
2.2 Landasan Teoretis
Landasan teoretis yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 hakikat bermain peran, 2 teknik bermain peran, 3 langkahlangkah bermain
peran, 4 halhal yang harus diperhatikan dalam bermain peran, 5 teknik kreatif dramatik, 6 sayembara dalam bermain peran, dan 7 penerapan teknik
kreatif dramatik dan sayembara dalam pembelajaran bermain peran.
2.2.1 Hakikat Bermain Peran
Boleslavky dalam Hasanuddin 1996:175179 mengemukakan bahwa bermain peran adalah memberi bentuk lahir pada watak dan emosi aktor baik di
dalam laku dramatik maupun di dalam ucapan. Menurut Boleslavky bermain peran berorientasi pada terciptanya pemain yang kuat dan berwatak, maksudnya
ketika mereka bermain peran, pemain dapat menciptakan ilusi yang benar bagi penontonnya.
Menurut Waluyo 2003:109, bermain peran adalah menjadi orang lain sesuai dengan tuntutan lakon drama. Sejauh mana keterampilan seorang pemain
dalam memerankan tokoh ditentukan oleh kemampuannya meninggalkan egonya sendiri dan memasuki serta mengekspresikan tokoh yang dibawakan,
jadi modal dasar dari kegiatan bermain peran ini adalah manusia itu sendiri yang didalamnya ditunjang dengan geraklaku, suara, dan sukma.
Bermain peran berusaha membantu individu untuk memahami perannya sendiri dan peran yang dimainkan orang lain sambil mengerti
perasaan, sikap, dan nilai yang mendasarinya. Hal ini diungkapkan Rahmanto
16
1988:89 bahwa dengan menghayati berbagai macam peran, siswa akan memiliki wawasan yang lebih luas tentang hidup dan kehidupan yang
dihadapinya. Sedangkan menurut Basoeki 1982:42, bermain peran adalah seni
menafsirkan, jadi bukan seni mencipta, maksudnya seorang pemeran menafsirkan secara alami berdasarkan kehidupan yang ada dari semua bagian
dalam bermain peran dengan mempergunakan tubuhnya, pemikirannya, dan perasaannya. Dengan tubuhnya, seorang aktor melingkupi semua yang dapat
dilakukannya untuk dilihat atau didengar, misalnya duduk, bangun, jalan, keluar, masuk bergerak mempergunakan tangan, kaki, badan, muka, mata, dan
sebagainya. Dengan pemikirannya, seorang aktor melingkupi semua yang dapat dilakukan dengan otaknya. Dengan perasaannya, seorang aktor mempergunakan
kemampuan untuk mengkhayalkan sesuatu, meneliti sesuatu, memberi reaksi terhadap sesuatu, mengingat dan menghafal sesuatu. Perasaan aktor yang
memberi emosi dan penjiwaan menimbulkan keyakinan kepada orang yang melihat drama tersebut.
Berdasarkan pengertianpengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya bermain peran adalah kegiatan membawakan peran
tertentu dalam sebuah drama sesuai dengan tema yang dipilih, meninggalkan egonya sendiri dan memasuki serta mengekspresikan tokoh yang dibawakan.
Sukses atau tidaknya sebuah drama dilihat dari sukses tidaknya seorang pemeran menguasai karakternya. Oleh karena itu, perlu adanya latihan dan
17
teknik yang dapat menunjang keberhasilan seorang pemeran - dalam
kepiawaiannya bermain peran.
2.2.2 Teknik Bermain Peran