2.1.5 Hakikat Belajar
Belajar  merupakan  proses  interaksi  terhadap  semua  situasi  yang  ada  di sekitar  individu.  Belajar  dapat  dipandang  sebagai  proses  yang  diarahkan  kepada
tujuan  dan  proses  berbuat  melalui  berbagai  pengalaman  Rusman,  2013:  1.  Hal tersebut  didukung  oleh  pendapat  Slameto  2010:  2,  belajar  merupakan  suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang  baru  secara  keseluruhan,  sebagai  hasil  pengalamannya  sendiri  dalam
interaksi  dengan lingkungannya. Sedangkan menurut  Hamalik  2013:  27 belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
Winataputra  2007:  1.14  menjelaskan  belajar  mengacu  pada  perubahan perilaku  individu  sebagai  akibat  dari  proses  pengalaman  baik  yang  dialami
ataupun yang sengaja dirancang. Terdapat pula pendapat Rifa’i dan Anni 2011: 82  yang  menyatakan  bahwa  belajar  merupakan  proses  penting  bagi  perubahan
perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan  oleh  seseorang.  Belajar  memegang  peranan  penting  di  dalam
perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, bahkan persepsi seseorang.  Sardiman  2011:  21  yang  menyatakan  bahwa  belajar  sebagai
rangkaian  jiwa  raga,  psikofisik  untuk  menuju  perkembangan  pribadi  manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, domain kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Beberapa  pendapat  pengertian  belajar,  dapat  disimpulkan  bahwa  belajar
merupakan  suatu  kegiatan  yang  dilakukan  seseorang  untuk  memperoleh perubahan  positif  pada  sebuah  tingkah  laku  secara  keseluruhan  dalam  bentuk
pengetahuan,  keterampilan,  sikap,  kecakapan,  dan  kebiasaan  yang  diakibatkan oleh adanya interaksi antara pengalaman dengan lingkungannya, baik pengalaman
yang dialami langsung maupun yang sengaja dirancang. 2.1.5.1
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Slameto
2010: 54
mengemukakan faktor-faktor
yang dapat
mempengaruhi belajar yaitu: 1
faktor  intern  adalah  faktor  yang  ada  di  dalam  diri  individu  yang  sedang belajar.  Faktor  tersebut  meliputi,  faktor  jasmaniah  terdiri  dari  faktor
kesehatan dan cacat tubuh; faktor psikologis terdiri dari intelegensi, perhatian, minat,  bakat,  motif,  kematangan,  dan  kesiapan;  dan  faktor  kelelahan  terdiri
dari kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. 2
faktor  ekstern  adalah  faktor  yang  ada  di  luar  individu.  Faktor  tersebut meliputi,  faktor  keluarga  yang  terdiri  dari  cara  orang  tua  mendidik,  relasi
antaranggota  keluarga,  suasanan  rumah,  keadaan  ekonomi  keluarga, pengertian  orang  tua,  dan  latar  belakang  kebudayaan;  faktor  sekolah  terdiri
dari  metode  mengajar,  kurikulum,  relasi  guru  dengan  siswa,  relasi  siswa dengan  siswa,  disiplin  sekolah,  alat  pelajaran,  waktu  sekolah,  standar
pelajaran  di  atas  ukuran,  keadaan  gedung,  metode  belajar,  dan  tugas  rumah; dan  faktor  masyarakat  terdiri  dari  kegiatan  siswa  dalam  masyarakat,  media
masa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Rifa’i  dan  Anni  2011:  97  mengemukakan  faktor-faktor  yang
memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil belajar siswa yaitu:
1 kondisi  internal,  mencakup  kondisi  fisik,  seperti  kesehatan  organ  tubuh;
kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional; dan kondisi sosial, seperti  kemampuan  bersosialisasi  dengan  lingkungan.  Oleh  karena  itu,
kesempurnaan  dan  kualitas  kondisi  internal  yang  dimiliki  oleh  siswa  akan berpengaruh  terhadap  kesiapan,  proses,  dan  hasil  belajar.  Faktor-faktor
internal  ini  dapat  terbentuk  sebagai  akibat  dari  pertumbuhan,  pengalaman belajar sebelumnya, dan perkembangan.
2 kondisi  eksternal,  mencakup  variasi  dan  tingkat  kesulitan  materi  belajar
stimulus  yang  dipelajari  direspon,  tempat  belajar,  iklim,  suasana lingkungan,  dan  budaya  belajar  masyarakat  akan  mempengaruhi  kesiapan,
proses,  dan  hasil  belajar.  Belajar  yang  berhasil  mempersyaratkan  guru memperhatikan  kemampuan  internal  siswa  dan  situasi  stimulus  yang  berada
di  luar  siswa.  Dengan  kata  lain,  belajar  tipe  kemampuan  baru  harus  dimulai dari  kemampuan  yang  telah  dipelajari  sebelumnya  prior  learning,  dan
menyediakan situasi eksternal yang bervariasi.
2.1.6 Hakikat Pembelajaran