pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain dan menyampaikan pesan tersebut kepada satu kelompoknya. 6 Superitem
merupakan strategi pembelajaran yang dimulai dari tugas yang sederhana kemudian meningkat pada tugas yang lebih kompleks. 7 Time Token, merupakan
salah satu contoh kecil dari penerapan pembelajaran demokratis di sekolah. Model ini digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa
tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Uraian pembelajaran kooperatif tersebut dapat peneliti simpulkan,
pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran dengan cara belajar dan bekerja dalam kelompok yang terstruktur, secara kolaboratif dengan anggota
empat sampai enam orang yang bersifat heterogen yang dipimpin dan diarahkkan oleh guru. Siswa dalam anggota kelompok bertanggung jawab atas cara belajarnya
dan juga teman-teman sekelompoknya, sehingga siswa dituntut aktif dalam pembelajaran kooperatif.
2.1.12 Model Pembelajaran Time Token
Huda 2013: 239-240 menjelasakn model pembelajaran time token merupakan salah satu contoh kecil dari penerapan pembelajaran demokratis di
sekolah yang diperkenalkan Arends pada tahun 1998. Proses pembelajaran yang demokatis adalah proses pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek.
Sepanjang proses pembelajaran, aktivitas siswa menjadi titik perhatian utama. Dengan kata lain mereka selalu dilibatkan secara aktif. Guru berperan mengajak
siswa mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemui. Model ini
digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali.
Widodo dalam Shoimin, 2014: 216, menjelaskan model pembelajaran time token digunakan untuk melatih dan mengembangkan keterampilan sosial agar
siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Pendapat tersebut didukung Aqib 2013: 33 yang menjelaskan model pembelajaran time token
merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini merupakan struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial.
Langkah-langkah model Pembelajaran time token menurut Taniredja dkk 2012: 119 adalah: 1 guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar; 2 guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi klasikal; 3 guru memberi tugas pada siswa; 4 guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan
waktu ± 30 detik per kupon pada tiap siswa; 5 guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara atau memberi komentar. Satu kupon
untuk satu kesempatan berbicara. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh berbicara lagi.
Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis. Demikian seterusnya hingga semua anak berbicara; 6 guru memberi sejumlah
nilai berdasarkan waktu yang digunakan tiap siswa dalam berbicara. Huda 2013: 241 menjelasakan model time token memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebiham model time token antara lain: 1 Mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasi; 2 menghindari dominasi siswa yang
pandai berbicara atau yang tidak berbicara sama sekali; 3 membantu siswa untuk
aktif dalam kegiatan pembelajaran; 4 meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi aspek berbicara; 5 melatih siswa untuk mengungkapkan
pendapat; 6 menumbuhkan kebiasaan pada siswa untuk saling mendengarkan, berbagi, memberi masukan, dan memiliki sikap keterbukaan terhadap kritik; 7
mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain; 8 mengajak siswa mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang dihadapi; 9 tidak
memerlukan banyak media pembelajaran. Sedangkan kekurangan model time token antara lain: 1 hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu; 2 tidak
bisa digunakan pada siswa yang jumlahnya banyak; 3 memerlukan banyak waktu untuk persiapan; 4 kecenderungan untuk sedikit menekan siswa yang pasif dan
membiarkan siswa yang aktif untuk tidak berpartisipasi lebih banyak di kelas. Solusi pemecahan masalah menurut peneliti berdasarkan kekurangan
model time token tersebut yaitu: 1 penggunaan model time token digunakan pada pembelajaran tematik; 2 waktu yang tertera pada setiap kupon 1-3 menit,
sehingga tidak memerlukan waktu banyak untuk semua siswa dapat mengungkapkan pendapatnya; 3 penerapkan time token sesuai sintaks
pembelajaran, sehingga lebih efektif dan efisien; 4 semua siswa diberikan kupon bicara, sehingga semua siswa akan aktif dalam pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran time token akan lebih efektif apabila didukung dengan media yang sesuai dengan materi pembelajaran agar proses
penyampaian pesan dari guru dapat diterima siswa dengan optimal.
2.1.13 Media Pembelajaran