79
5.2.3. Periode Proteksi dan Promosi 2003-2005
Dampak kebijakan promosi yang dikeluarkan pemerintah memberikan animo yang tinggi bagi petani dalam menanam tebu. Hal ini ditunjukkan oleh
peningkatan luas areal secara signifikan pada tahun 2005 sebesar 381.785 ha dan peningkatan produksi gula nasional mencapai 2 juta ton pada tahun 2004. Impor
gula cenderung menurun dari 1.571.278 ton tahun 2003 menjadi 1.149.812 ton tahun 2005. Rendemen gula juga mengalami peningkatan dari 7,21 persen tahun
2003 menjadi 7,84 persen tahun 2005. Kondisi ini mengakibatkan penurunan impor dari sekitar 1,5 juta ton menjadi sekitar 1,3 juta ton. Pengaturan impor yang
dikeluarkan pemerintah melalui Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 527MPPKep92004 jo Keputusan Menteri Perindustrian dan
Perdagangan No. 02MKepXII2004 jo Peraturan Menteri Perdagangan No. 08M-DAGPER42005 memberikan posisi tawar menawar petani tebu menjadi
semakin kuat. Hal ini terbukti dari terciptanya kreatifitas petani tebu melalui sistem jaminan harga minimal yang dijamin oleh Importir Terdaftar IT atau
investor sehingga petani dapat cepat memperoleh dana paling lambat dua minggu setelah tanam digunakan sebagian besar untuk memelihara tanaman dan
memperluas usaha. Dengan sistem ini juga pemerintah tidak perlu untuk menyediakan dana talangan. Kebijakan ini menciptakan semangat petani untuk
memperbaiki dan memperluas perkebunan tebu berkat adanya kepastian harga. Hal ini berarti mempercepat proses penyehatan industri nasional.
Kebijakan proteksi dan pengaturan impor ini menimbulkan adanya disparitas harga impor dengan harga dalam negeri yang tinggi hingga mencapai
80
Rp 5.000kg sehingga kemungkinan menimbulkan penyeludupan karena adanya moral hazard dari beberapa pihak. Disparitas harga gula domestik di tingkat
eceran yang lebih tinggi dari kenaikan harga impor gula dapat dilihat pada gambar 1.1. Tindakan ini yang akan menimbulkan kerugian yang besar pada negara dan
kehancuran industri gula. Kebijakan ini hanya mencantumkan sanksi administratif bagi pelanggarnya sehingga pemberantasan penyeludupan menjadi kurang efektif.
Oleh karena itu, kebijakan dan promosi yang ditetapkan pemerintah mampu mengatasi pengaruh perdagangan global dalam jangka pendek. Namun, pada
jangka panjang diperkirakan tidak akan mampu menciptakan industri gula yang kompetitif. Ringkasan analisis positif dan negatif periode proteksi dan promosi
2003-2005 dapat dilihat pada Tabel 5.7
Tabel 5.7. Analisis Positif dan Negatif Periode Proteksi dan Promosi 2003-2005
Penerima Positif Negatif
Produsen - Kebijakan proteksi dan promosi
menyebabkan harga gula domestik meningkat sehingga memberikan
insentif petani tebu - Besarnya animo petani dalam
menanam tebu sehingga produksi gula meningkat dan impor menurun
- Rendemen gula meningkat dari 6 persen menjadi 7 persen sehingga
menyebabkan besarnya animo petani. Mengingat, keuntungan
petani tebu terletak pada hasil rendemennya
- Kebijakan dan promosi yang ditetapkan pemerintah mampu
mengatasi pengaruh perdagangan global dalam jangka pendek
- Pada jangka panjang diperkirakan tidak akan mampu menciptakan
industri gula yang kompetitif - Disparitas harga gula domestik di
tingkat eceran yang lebih tinggi dibandingkan harga impor gula
menunjukkan penurunan daya saing gula domestik
Konsumen - Adanya kebijakan proteksi dan
promosi menyebabkan harga gula domestik di tingkat eceran lebih
tinggi dibandingkan harga impor gula sehingga konsumen membeli
gula domestik dengan harga yang lebih mahal sementara impor gula
dikendalikan
81
5.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Gula Domestik