Komposisi Kimia Minyak Atsiri Biosintesis Minyak Atsiri

Tabel 2.1 Klasifikasi Senyawa Terpenoid Harborne, 1987.

2.2.1 Komposisi Kimia Minyak Atsiri

Pada umumnya perbedaan minyak atsiri komposisi minyak atsiri disebabkan perbedaan jenis tanaman penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur panenan, metode ekstraksi yang digunakan dan cara penyimpanan minyak. Minyak atsiri biasanya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur Karbon C, Hidrogen H, dan Oksigen O. Pada umumnya komponen kimia minyak atsiri dibagi menjadi dua golongan yaitu : 1. Golongan hidrokarbon yang terdiri dari persenyawaan Terpen Persenyawaan yang termasuk golongan ini terbentuk dari unsur karbon dan Hidrogen Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyak atsiri sebagian besar terdiri dari monoterpen 2 unit isoprene, sesquiterpen 3 unit isoprene, diterpen 4 unit isoprene dan politerpen. 2. Golongan hidrokarbon teroksigenasi Komponen kimia dari golongan persenyawaan ini terbentuk dari unsur Karbon C, Hidrogen H, dan Oksigen O. persenyawaan yang termasuk dalam golongan ini adalah persenyawaan alkohol, aldehid, keton, ester, eter, dan fenol. Ikatan karbon yang terdapat dalam molekulnya dapat terdiri dari ikatan tunggal, ikatan rangkap tiga. Terpen mengandung ikatan tunggal dan ikatan rangkap dua Ketaren, 1985. No Jenis Senyawa Jumlah Atom Karbon Sumber 1 Monoterpen 10 Minyak Atsiri 2 Seskuiterpen 15 Minyak Atsiri 3 Diterpen 20 Resin Pinus 4 5 6 Triterpen Tetraterpen Politerpen 30 40 ≥ 40 Damar Zat Warna Karoten Karet Alam

2.2.2 Biosintesis Minyak Atsiri

Secara kimia minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun dari berbagai macam komponen yang secara garis besar terdiri dari kelompok terpenoid dan fenil propana. Berdasarkan proses biosintesisnya atau pembentukan komponen minyak atsiri di dalam tumbuhan, minyak atsiri dapat dibedakan menjadi dua golongan. Golongan pertama adalah turunan terpenoid yang terbentuk melalui jalur biosintesis asam asetat mevalonat. Golongan kedua adalah turunan fenil propanoid yang merupakan senyawa aromatik, terbentuk melalui jalur biosintesis asam sikimat Agusta, 2000. Mekanisme dari tahap-tahap reaksi biosintesis terpenoid yaitu asam asetat yang telah diaktifkan oleh koenzim A melakukan kondensasi jenis Claisen menghasilkan asam asetoasetat. Senyawa yang dihasilkan ini dengan asetil koenzim A melakukan kondensasi jenis aldol menghasilkan rantai karbon bercabang sebagaimana ditemukan pada asam mevalonat. Reaksi-reaksi berikutnya ialah fosforilasi, eliminasi asam fosfat dan dekarboksilasi menghasilkan IPP yang selanjutnya berisomerisasi menjadi DMAPP oleh enzim isomerase. IPP sebagai unit isopren aktif bergabung secara kepala ke ekor dengan DMAPP dan penggabungan ini merupakan langkah pertama dari polimerisasai isopren untuk menghasilkan terpenoid. Penggabungan ini terjadi karena serangan elektron dari ikatan rangkap IPP terhadap atom karbon dari DMAPP yang kekurangan elektron diikuti oleh penyingkiran ion pirofosfat. Sintesa terpenoid sangat sederhana sifatnya. Ditinjau dari segi teori reaksi organik sintesa ini hanya menggunakan beberapa jenis reaksi dasar. Reaksi-reaksi selanjutnya dari senyawa antara GPP, FPP, dan GGPP untuk menghasilkan senyawa-senyawa terpenoid satu per satu hanya melibatkan beberapa jenis reaksi sekunder pula. Reaksi-reaksi sekunder ini lazimnya adalah hidrolisa, siklisasi, oksidasi, reduksi, dan reaksi-reaksi spontan yang dapat berlangsung dengan mudah dalam suasana netral dan pada suhu kamar, seperti isomerisasi, dehidrasi, dekarbosilasi, dan sebagainya CH 3 C O SHCoA Asetil koenzim A CoA -SH CH 3 COOH CH 3 C SCoA O CH 3 C SCoA O + CH 3 C O CH 2 C O SCoA Asetil koenzim A Asetoasetil koenzim A CH 3 C OH CH 2 C O SCoA CH 2 C SCoA O CH 3 C O CH 2 C O SCoA CH 3 C O SHCoA + + CoA -SH Asetoasetil koenzim A Asetil koenzim A CH 3 C OH CH 2 C O SCoA CH 2 C SCoA O H CH 3 C OH CH 2 CH 2 OH CH 2 C O OH Asam mevalonat Gambar 2.3 Pembentukan Asam Mevalonat Sebagai Zat Antara Dalam Biosintesis Terpenoid Agusta, 2000. Berikut adalah Gambar Reaksi Biosintesa Terpenoid CH 3 C SCoA O CH 3 C SCoA O + CH 3 C O CH 2 C O SCoA CH 3 C SCoA O Asetil koenzim A Asetoasetil koenzim A CH 3 C OH CH 2 C O SCoA CH 2 C SCoA O H CH 3 C OH CH 2 CH 2 OH CH 2 C O OH CH 3 C OPP CH 2 C O O - Asam mevalonat CH 2 CH 2 OH - OPP - CO 2 CH 3 C CH CH 2 H CH 2 OPP Isopentenil pirofosfat IPP CH 3 C CH 3 CH CH 2 OPP Dimetilalil pirofosfat DMAPP OPP OPP H IPP DMAPP OPP Monoterpen Geranil pirofosfat OPP H OPP Farnesil pirofosfat Seskuiterpen 2 X Triterpen OPP H OPP Diterpen 2 X Tetraterpen Geranil-geranil pirofosfat Gambar 2.4. Biosintesis Terpenoid Achmad, 1986. Senyawa sineol, aromadedren, kopaen, deltakadinen yang didapatkan dari minyak atsiri kulit kayu manis adalah kelompok turunan terpen melalui jalur biosintesis asam asetat mevalonat. Selanjutnya senyawa seperti sinamaldehida benzofrofenol dan eugenol adalah senyawa turunan fenil propanoid C 6 -C 3 yang dikelompokkan kedalam senyawa yang mengadung cincin karbo aromatik. Cincin aromatik yang hanya terdiri dari atom karbon, seperti benzena, naftalena, dan antrasena. Cincin karbo aromatik ini lazimnya tersubstitusi oleh satu atau lebih gugus hidroksil atau gugus lain yang ekivalen ditinjau dari segi biogenetik. Oleh karena itu, senyawa bahan alam aromatik ini sering kali disebut senyawa-senyawa fenolik, walaupun sebagian diantaranya bersifat netral karena tidak mengandung gugus fenol dalam keadaan bebas. Salah satu kelompok senyawa fenolik adalah fenilpropanoid. Senyawa ini mempunyai kerangka dasar yang terdiri dari cincin benzen C6 yang terikat pada ujung dari propana C3. Beberapa jenis senyawa yang termasuk fenilpropanoid ialah turunan asam sinamat, turunan alilfenol, turunan propenil fenol, dan turunan kumarin.Biosintesis senyawa fenilpropanoid disajikan pada Gambar berikut, mengikuti jalur asam shikimat. Pembentukan asam shikimat diawali dengan kondensasi aldol antara eritrosa dan asam fosfoenolpiruvat. Pada kondensasi ini, gugus metilen C=CH 2 dari asam fosfoenolpiruvat berlaku sebagai nukleofil dan mengadisi gugus karbonil C=O eritrosa, menghasilkan gula dengan 7 unit atom karbon. Selanjutnya reaksi yang analog intramolekuler menghasilkan asam 5-dehidrokuinat yang mempunyai lingkar sikloheksana, yang kemudian diubah menjadi asam shikimat. Asam prefenat terbentuk oleh adisi asam fosfoenolpiruvat terhadap asam shikimat. Selanjutnya, aromatisasi dari asam prefenat menghasilkan asam fenilpiruvat yang merupakan prekusor dari fenilalanin melalui reaksi reduktif aminasi, produk deaminasi fenilalanin menghasilkan asam sinamat ataupun reduksi deaminasi fenillalanin menghasilkan sinamaldehida Achmad, 1986. HO HO OH C O OH Eritrosa + H 2 C = C O COOH PO 3 H 2 CH 2 OH CH 2 C - OH HO - C H H C H C O COOH OH -H 2 O OH OH HO COOH O= Fosfoenol piruvat OH OH O COOH HO OH OH O COOH -H 2 O Asam 5-dehidroshikimat Asam 5-dehidrokuinat OH OH COOH Asam shikimat H HO O OH COOH HO H 2 C=C O PO 3 H 2 COOH H H CH 2 COOH -H 2 O O OH COOH CH 2 COOH Asam korismat OH C OH O O HOOCC -C- H 2 Asam prefenat - H 2 O - CO 2 O COOH Asam fenil pirufat COOH NH 2 -NH 2 Fenil alanin COOH Asam sinamat reduksideaminasi CH sinamaldehida CH C O H Gambar 2.5. Biosintesa fenilprovanoid Achmad, 1986.

2.2.3 Sumber Minyak Atsiri

Dokumen yang terkait

Studi Pembuatan Rempeyek Bercita Rasa Daun Kayu Manis (Cinnamomum Burmannii)

6 68 94

Isolasi Minyak Atsiri dari Simplisia Kulit Kayu Sintok (Cinnamomum sintoc Blume) dengan Metode Destilasi Uap dan Air serta Analisis Komponennya Menggunakan GC-MS

12 102 84

Isolasi Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Dari Daun Kayu Manis ( Cinnamomum burmanii ) Dengan Cara GC-MS

16 147 70

FORMULASI SEDIAAN KRIM MINYAK ATSIRI KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii) DENGAN BASIS Formulasi Sediaan Krim Minyak Atsiri Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) Dengan Basis Vanishing Cream Dan Uji Aktivitas Antibakterinya Terhadap Staphylococcus epidermidis.

0 4 12

Uji stabilitas mikrobiologis pembersih gigi tiruan dengan bahan minyak atsiri kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmannii)

0 0 6

Identifikasi Senyawa Penyusun Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmannii)Dari Lubuk Pakam, Laguboti Dan Dolok Sanggul Dengan Menggunakan GC-MS

0 0 44

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Identifikasi Senyawa Penyusun Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmannii)Dari Lubuk Pakam, Laguboti Dan Dolok Sanggul Dengan Menggunakan GC-MS

0 0 17

Identifikasi Senyawa Penyusun Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis (Cinnamomum burmannii)Dari Lubuk Pakam, Laguboti Dan Dolok Sanggul Dengan Menggunakan GC-MS

0 0 12

Isolasi Minyak Atsiri dari Simplisia Kulit Kayu Sintok (Cinnamomum sintoc Blume) dengan Metode Destilasi Uap dan Air serta Analisis Komponennya Menggunakan GC-MS

0 0 24

Isolasi Minyak Atsiri dari Simplisia Kulit Kayu Sintok (Cinnamomum sintoc Blume) dengan Metode Destilasi Uap dan Air serta Analisis Komponennya Menggunakan GC-MS

0 0 16