2.3.1 Kromatografi Gas
Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen campuran tersebut diantara dua fase yaitu fase bergerak
dan fase diam. Dalam kromatografi gas, fase bergeraknya adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap. Pemisahan tercapai dengan partisi sampel antara fase
gas bergerak dan fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi tidak mudah menguap yang terikat pada zat padat penunjangnya Khopkhar, 2003.
2.3.1.1 Cara Kerja Kromatografi Gas
Sampel diijeksikan melalui suatu sampel injection port yang temperaturnya dapat diatur, senyawa-senyawa dalam sampel akan menguap dan akan dibawa oleh gas
pengemban menuju kolom. Zat terlarut akan teradsorpsi pada bagian atas kolom oleh fase diam, kemudian akan merambat dengan laju ramabatan masing-masing
komponen Komponen-komponen tersebut terelusi sesuai dengan urut-urutan makin membesarnya nilai koefisien partisi menuju kedetektor. Detektor mencatat
seluruh sederetan sinyal yang timbul akibat perubahan konsentrasi dan perbedaan laju elusi. Pada alat pencatat sinyal ini akan tampak sebagai kurva antara waktu
terhadap komposisi aliran gas pembawa
Gambar 2.6 Skema Alat Gas Kromatografi http:wocono.wordpress.com20130304kromatografi-gas
Komponen utama dalam kromatografi Gas adalah : 1. Gas pembawa
Gas pembawa yang paling sering dipakai Helium He, argon Ar, Nitrogen N
2
, dan karbondioksidaCO
2
. Keuntungannya adalah karena semua gas ini tidak reaktif dan dapat dibeli dalam keadaan kering dan murni yang dikemas dalam
tangki tekanan tinggi. Pemilihan gas pembawa tergantung pada detektor yang dipakai. Gas pembawa harus memenuhi persyaratan, antara lain harus inert tidak
bereaksi dengan sampel, pelarut sampel. Material dalam kolom, murni, dan mudah diperoleh.
2. Sistem injeksi GC-MS memiliki dua sistem pemasukan sampel injection, yaitu secara langsung
dan melalui sistem kromatografi gas untuk sampel campuran seperti minyak atsiri, pemasukan sampel harus melalui sistem GC, sedangkan untuk sampel murni dapat
langsung dimasukkan kedalam ruang pengion direct inlet Agusta, 2000. 3. Kolom
Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena didalamnya terdapat fase diam. Oleh karena itu, kolom merupakan komponen sentral pada
kromatografi gas Rohman, 2009. 4. Fase Diam
Fase diam dibedakan berdasarkan kepolarannya, yaitu nonpolar, semi polar dan polar. Berdasarkan minyak atsiri yang nonpolar sampai sedikit polar, maka untuk
keperluan analisis sebaiknya digunakan kolom fase diam yang bersifat nonpolar. 5. Suhu
Suhu salah satu faktor utama yang menentukan hasil analisis kromatografi gas dan spektrofotometri massa. Umumnya yang sangat menentukan adalah pengaturan
suhu injektor dan kolom Agusta, 2000. 6. Detektor
Detektor merupakan perangkat yang diletakkan pada ujung kolom tempat keluar fase gerak. Detektor pada kromatografi adalah suatu sensor elektronik yang
berfungsi mengubah sinyal gas pembawa dan komponen-komponen di dalamnya menjadi sinyal elektronik Rohman, 2009.
2.3.2 Spektrometer Massa