Kebijakan Pangan Produktivitas .1 Pengertian Produktivitas

Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apapun tidak dapat dilepaskan dari kemajuan teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesin- mesin dan cara-cara baru dalam bidang pertanian. Apabila tidak ada perubahan dalam teknologi maka pembangunan pertanian dapat berhenti. Produksi berhenti kenaikannya, bahkan dapat menurun karena merosotnya kesuburan tanah atau karena kerusakan yang makin meningkat oleh hama penyakit. Teknologi sangat berpengaruh pada produktivitas pertanian. Teknologi baru yang diterapkan dalam bidang pertanian dimaksudkan untuk menaikkan produktivitas, baik produktivitas tanah, modal atau tenaga kerja Mubyarto, 1989:234. Perubahan secara teknis dan munculnya inovasi baru menunjukkan perubahan-perubahan teknologi seperti penemuan pupuk baru, perbaikan produk lama, ataupun perubahan dalam proses produksi barang dan jasa. Perubahan teknologi terjadi bilamana pengetahuan rekayasa dan pengetahuan teknis baru memungkinkan lebih banyak output yang bisa diproduksi dengan input yang sama, atau bilamana output yang sama dapat diproduksi dengan input yang lebih sedikit. Dalam terminologi produksi, perubahan teknologi terjadi bilamana fungsi produksi berubah dan perlu adanya inovasi proses untuk memperbaiki teknik- teknik atau pengolahan suatu produksi Samuelson dan William, 1992:135.

2.1.5 Kebijakan Pangan

Ruang lingkup kebijakan pangan nasional dapat digolongkan menjadi tiga, pertama kebijakan dibidang produksi; kedua, kebijakan di bidang harga dan konsumsi; ketiga, kebijakan dibidang distribusi Mubyarto, 1989. Universitas Sumatera Utara 1. Kebijakan di bidang produksi Kebijakan di bidang produksi bertujuan untuk mencapai swasembada pangan beras. Peningkatan produksi pangan tidak hanya menambah kenaikan produktivitas, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Peran kebijaksanaan produksi mulai terlihat hasilnya sejak berlakunya sistem BIMAS Gotong Royong tahun 1969 dan BIMAS Nasional yang disempurnakan pada tahun 1970. Program BIMAS dengan paket teknologi dan permodalan membuka peluang lebih besar untuk mengadakan inovasi teknologi, pengembangan organisasi kelembagaan, dan pengembangan saranaprasarana seperti irigasi, pupuk dan inteksida. Pada gilirannya akan meningkatkan produksi pangan, terutama beras. Kebijakan di bidang produksi beras di Indonesia sama halnya dengan negara berkembang lainnya, pemerintah telah mensubsidi harga pupuk dengan menjualnya pada tingkat harga lebih rendah daripada harga produksinya. Kebijakan ini ditujukan untuk memberi insentif bagi para petani. 2. Kebijakan di bidang harga Kebijakan pangan di bidang harga pada dasarnya ditujukan untuk menjamin kepastian harga bagi produsen dan melindungi konsumen dari kenaikan harga. Kebijakan penetapan harga beras untuk menjamin stabilitas harga melalui mekanisme floor price dimaksudkan untuk melindungi petani agar tidak mengalami kerugian dan kebijakan ceiling price yang digunakan untuk melindungi konsumen serta menjaga stabilitas harga-harga lainnya. Peningkatan Universitas Sumatera Utara produktivitas pertanian hendaknya diikuti oleh perbaikan harga pasaran komoditas pertanian atau menaikkan harga barang yang dihasilkan tenaga kerja. 3. Kebijakan di bidang distribusi Kebijakan pangan di bidang distribusi, pada dasarnya dianut sistem mekanisme pasar terarah. Intervensi Badan Urusan Logistik BULOG dalam pembelian produksi padi pada musim panen dan pelepasan stok pangan musim pada tanam juga melalui mekanisme pasar. Distribusi beras dari produsen ke konsumen menjadi lancar atau tidak tergantung pada jaringan organisasi tata niaga yang tersedia. Hal yang paling penting dalam kebijakan distribuasi beras adalah masalah pengangkutan. Untuk memasarkan beras secara efektif di dalam perekonomian negara kepulauan seperti Indonesia, diperlukan jaringan jalan raya, kereta api, pelabuhan, dan fasilitas pergudangan.

2.2. Teori Perdagangan Internasional