BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hipertensi
2.1.1. Definisi dan Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan abnormal dari tekanan darah yakni ≥ 14090 mmHg yang diukur pada setidaknya tiga kesempatan yang berbeda dari
orang yang telah beristirahat selama minimal 5 menit . Hipertensi sering diklasifikasikan menjadi hipertensi primer atau sekunder, berdasarkan apakah
penyebabnya dapat diidentifikasi atau tidak. Kebanyakan kasus hipertensi tidak dapat diketahui penyebabnya dan disebut hipertensi primer atau hipertensi
essensial. Jika penyebab pasti hipertensi diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Corwin, 2008.
Menurut The Seventh Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure JNC 7 dalam Chobanian et
al 2003, klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2 ditunjukkan pada tabel 1
di bawah. Tabel 2.1. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7
Klasifikasi Tekanan Darah
Tekanan Darah Sistolik mmHg
Tekanan Darah Diastolik mmHg
Normal 120
dan 80
Prahipertensi 120-139
atau 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159
atau 90-99
Hipertensi derajat 2 ≥ 160
atau ≥100
Hipertensi juga diklasifikasikan berdasarkan tipe-nya hipertensi sistolik- diastolik atau hipertensi sistolik terisolasi dan berdasarkan ada tidaknya
manifestasi ke organ-organ target hipertensi dengan komplikasi atau hipertensi tanpa komplikasi seperti jantung, serebrovaskular, pembuluh darah perifer, ginjal
atau retinal. Furberg dan Psaty, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi menjadi hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
2.1.2.1. Hipertensi Primer Lebih dari 90 kasus hipertensi memiliki penyebab yang tidak jelas, dan
disebut hipertensi primer atau hipertensi essensial. Hipertensi primer merupakan penyakit genetik multifaktorial, yang artinya penurunan gen abnormal pada
seorang individu akan memperbesar kemungkinan orang tersebut menderita hipertensi, ditambah lagi adanya faktor lingkungan dan gaya hidup seperti
konsumsi garam berlebihan dan stress psikososial. Gen yang terlibat dalam proses ini belum teridentifikasi, sehingga penentuan mekanisme terjadinya hipertensi
lebih difokuskan pada mengungkap gangguan fungsional yang terjadi akibat hipertensi. Aaronson, Ward, Wiener, Schulman, Gill, 2007.
2.1.2.2. Hipertensi Sekunder Kurang dari 10 kasus hipertensi dapat diidentifikasi penyebabnya dan
disebut hipertensi sekunder. Penyebab paling sering dari hipertensi sekunder antara lain: a penyakit renovaskular, mengganggu regulasi cairan danatau
mengaktifkan sistem rennin-angiotensin-aldosteron RAA, b gangguan endokrin, biasanya di korteks adrenal dan berhubungan dengan sekresi berlebihan
dari aldosteron, kortisol, danatau katekolamin, c kontrasepsi oral, yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah melalui aktivasi sistem RAA dan
hiperinsulinemia. Aaronson, Ward, Wiener, Schulman, Gill, 2007.
2.1.3. Faktor Resiko Hipertensi