bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan itu sendiri. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pemberian Kredit Usaha Rakyat KUR pada Bank Nagari.
2. Untuk mengetahui hambatan dalam pengembangan Usaha Mikro dan Kecil UMK di Kota Bukittinggi.
3. Untuk melihat pengaruh Kredit Usaha Rakyat KUR terhadap pengembangan Usaha Mikro Kecil UMK di Kota Bukittinggi.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dimaksud dalam hal ini mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Secara subjektif, sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, sistematis dan kemampuan untuk
menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.
2. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara mengenai program Kredit Usaha Rakyat.
3. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan atau sumbangan pemikiran dalam peningkatan usaha mikro dan kecil yang
dikelola oleh pengusaha kecil.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Kerangka Teori
Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya teori yang akan menjadi landasan teoritis dan menjadi pedoman dalam melaksanakan penelitian dan bukan
sekedar penelitian coba-coba trial and error . Menurut Hoy dan Miskel, teori adalah seperangkap konsep, asumsi dan generalisasi yang dapat digunakan untuk
mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi Sugiyono, 2005:55. Selanjutnya, kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat
peneliti memberikan penjelasan tentang hal – hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitian
Arikunto, 2006:92. Berdasarkan rumusan di atas, maka penulis akan mengemukakan beberapa teori, gagasan ataupun pendapat yang akan dijadikan
sebagai titik tolak landasan berpikir dalam penelitian ini.
1.5.1 Konsep Kredit 1.5.1.1 Pengertian Kredit
Kata kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti kepercayaan. Kepercayaan yang dimaksud di dalam perkreditan adalah antara si pemberi dan si
pemenerima kredit. Kredit adalah pemberian prestasi misalnya uang dan barang dengan balas prestasi kontraprestasi yang akan terjadi pada waktu mendatang
Simorangkir, 2004:100. Dalam Undang-undang Perbankan nomor 10 tahun 1998, “kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan kesepakatan persetujuan atau kesepakatan pinjam- meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
Universitas Sumatera Utara
untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungannya”.
Menurut Hasibuan 2008:87, kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian
yang telah disepakati. Jadi dapat disimpulkan bahwa kredit adalah pemberian sesuatu yang berharga kepada pihak lain, apakah uang, barang atau jasa dengan
janji, bahwa di hari tertentu penerimanya akan membayarnya secara ekivalensebanding.
Tujuan pemberian kredit tidak terlepas dari misi pendirian suatu bank. Adapun tujuan utama pemberian kredit yaitu:
1. Mencari keuntungan, tujuannnya untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut.
2. Membantu usaha nasabah, tujuannya untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.
3. Membantu pemerintah, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti
adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor Kasmir, 2007:95.
1.5.1.2 Unsur-Unsur Kredit
Setiap pemberian kredit sebenarnya jika dijabarkan secara mendalam mengandung beberapa arti. Jadi dengan menyebutkan kata kredit sudah
terkandung beberapa arti atau dengan kata lain pengertian kata kredit jika dilihat secara utuh mengandung beberapa makna. Sehingga jika kita bicara kredit maka
Universitas Sumatera Utara
termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung didalamnya. Menurut Kasmir 2007:94 unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas
kredit yaitu: a. Kepercayaan
Kepercayaan dari si pemberi kredit bahwa kredit yang diberikannya berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu
di masa yang akan datang. b. Kesepakatan
Kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
c. Jangka waktu Suatu masa yang memisahkan antara pemberi kredit dengan penerima kredit
yang mana dana tersebut akan diterima pada masa yang akan datang. Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati, biasa
berbentuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. d. Resiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macetnya pemberian kredit. Suatu resiko yang
akan dihadapi sebagai akibat dari jangka waktu yang memisahkan antara pemberi kredit dengan penerima kredit yang akan diterima kemudian hari.
Semakin lama jangka waktu pemberian kredit, maka semakin besar tingkat resikonya. Dengan adanya resiko dalam pemberian kredit, maka dapat
menimbulkan jaminan dalam pemberian kredit.
Universitas Sumatera Utara
e. Balas Jasa Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang
dikenal dengan nama bunga.
1.5.1.3 Jenis-Jenis Kredit
Beragamnya jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan jenis kreditnya. Dalam praktiknya kredit yang ada terdiri dari beberapa jenis,
begitu pula dengan pemberian fasilitas kredit oleh bank kepada masyarakat. Pemberian fasilitas kredit oleh bank dikelompokan kedalam jenis yang masing-
masing dilihat dari berbagai segi. Pembagian jenis ini ditujukan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu mengingat setiap usaha memiliki berbagai
karakteristik tertentu. Jenis-jenis kredit menurut Kasmir 2010: 103-106 yang diberikan oleh
bank dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain: 1. Kredit dilihat dari segi tujuannya
a. Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi
b. Kredit Produktif, yaitu kredit yang diberikan untuk meningkatkan usaha atau produksi atau investasi
c. Kredit Perdagangan, yaitu kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk
membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagang tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2. Kredit dilihat dari jangka waktunya a. Kredit Jangka Pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum
1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja b. Kredit Jangka Menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu 1 sampai
3 tahun dan biasanya digunakan untuk melakukan investasi c. Kredit Jangka Panjang, yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3
tahun. 3. Kredit dilihat dari segi jaminannya
a. Kredit Tanpa Jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.
b. Kredit Jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan menggunakan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berupa barang berwujud atau
tidak berwujud atau jaminan orang. 4. Kredit dari segi kegunaanya
a. Kredit Modal Kerja, yaitu kredit berjangka waktu pendek yang diberikan oleh suatu bank untuk membiayai kebutuhan modal kerja
perusahaan sehingga dapat meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
b. Kredit Investasi, yaitu kredit jangka menengah atau jangka panjang yang diberikan oleh suatu bank untuk melakukan investasi atau
penanaman modal, yang ditujukan untuk memperluas usahanya atau membangun proyekpabrik baru untuk keperluan rahabilitasi.
Universitas Sumatera Utara
1.5.1.4 Fungsi dan Manfaat Kredit
Menurut Firdaus, H. Rachmat dan Maya Ariyanti 2003 : 5-6 menyatakan : “Fungsi kredit dewasa ini pada dasarnya ialah pemenuhan jasa untuk melayani
kebutuhan masyarakat to serve the society dalam rangka mendorong dan melancarkan perdagangan, mendorong dan melancarkan produksi, jasa-jasa dan
bahkan konsumsi yang kesemuanya itu pada akhirnya ditujukan untuk menaikkan taraf hidup rakyat banyak“. Hal yang sama dijelaskan juga oleh Kasmir 2010:
101, fungsi dari kredit adalah sebagai berikut: 1 untuk meningkatkan daya guna uang, 2 untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang, 3 untuk
meningkatkan daya guna uang, 4 untuk meningkatkan peredaran barang, 5 sebagai alat stabilisasi ekonomi, 6 untuk meningkatkan pemerataan pendapatan,
7 untuk meningkatkan kegairahan usaha, 8 untuk meningkatkan hubungan internasional.
Manfaat kredit dilihat dari pihak-pihak yang berkepentingan antara lain Hasibuan, 2008:88-90:
1. Manfaat kredit bagi bank, antara lain: a. Bank memperoleh pendapatan berupa bungan yang diterima dari
debitur, sehingga akan meningkatkan laba bank. b. Dengan menyalurkan kredit, bank sekaligus dapat memasarkan
produk-produk pelayanan perbankan yang lainnya. c. Bank memperoleh keuntungan dibidang sumber daya manusia
khususnya dalam dunia kredit perbankan, sehingga dimasa yang akan datang akan memiliki tenaga – tenaga perkreditan yang berkualitas.
Universitas Sumatera Utara
2. Manfaat kredit bagi pemerintah atau negara, antara lain; a. Kredit bank dapat dipakai sebagai alat untuk mendorong laju
perekonomian nasional. b. Kredit dapat dijadikan alat pengendali moneter.
c. Kredit dapat meningktkan lapangan usaha atau pekerjaan. d. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan.
e. Dapat meningkatkan pendapatan negara malalui pajak dari bunga. 3. Manfaat kredit bagi masyarakat luas, antara lain;
a. Dengan adanya kredit akan meningkatkan perluasan lapangan kerja sehingga akan mengurangi penganguran.
b. Untuk kelompok masyarakat yang memiliki keahlian dan profesi tertentu dapat terlibat dalam proses pemberian kredit, misalnya
sebagai konsultan kredit dan lain- lain. 4. Manfaat kredit bagi pedagang, yaitu;
a. Sebagai sumber permodalan untuk menjaga kelangsungan atau meningkatkan usahanya, dengan kredit, debitur dapat meningkatkan
pengadaan barang dagangannya. b. Dengan memperoleh kredit bank, maka secara tidak langsung akan
meningkatkan keuntungan usaha dengan adanya tambahan modal, sehingga debitur dapat memperoleh kesempatan untuk mendapatkan
pelayanan fasilitas perbankan yang lainnya. c. Bank akan menjaga privasi atau kerahasiaan nasabah.
Universitas Sumatera Utara
d. Dalam meningkatkan usahanya, maka jangka waktu kredit dapat disesuaiakan dengan kebutuhan.
1.5.1.5 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
Dalam setiap pemberian kredit atau pembiayaan bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang sehat dan
berdasarkan prinsip kehati-hatian. Untuk itu sebelum memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, bank harus melakukan penilaian yang
seksama terhadap berbagai aspek. Menurut Kasmir 2010 : 109 terdapat prinsip- prinsip pemberian kredit yang dikenal dengan prinsip 5 C yaitu :
1. Penilaian Watak Character, tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan
diberikan kredit benar-benar dipercaya. Character merupakan ukuran untuk menilai kemauan nasabah membayar kreditnya.
2. Penilaian Kemampuan Capacity, untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya
mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang
disalurkan. 3. Penilaian Terhadap Modal Capital, untuk mengetahui sumber-sumber
pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai bank. 4. Penilaian Terhadap Agunan Collateral, merupakan jaminan yang
diberikan calon nasabah baik yang berupa fisik maupun non fisik. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari resiko kerugian.
Universitas Sumatera Utara
5. Penilaian Terhadap Prospek Usaha Nasabah Condition of Economy, dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk
di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing.
1.5.1.6 Pengawasan Kredit
Pengawasan kredit merupakan langkah pengawasan terhadap fasilitas kredit yang diberikan secara keseluruhan maupun secara individual kepada debitur
dimana apakah pelaksanaan pengawasan kredit sesuai dengan rencana yang disusun atau tidak. Menurut Fahmi dan Lavianti, ada dua bentuk pengawasan
kredit yang dapat dilakukan oleh pihak lembaga pembiayaan yaitu: 1. Pengawasan dengan model preventif control
Pengawasan dengan model ini dilakukan oleh pihak perbankan sebelum kredit tersebut dicairkan atau diberikan kepada calon debitur.Tujuannya
adalah untuk menghindari kesalahan yang lebih fatal di kemudian hari. Kondisi ini mencerminkan kelengkapan berkas yang diajukan hingga tahap
survey lapangan seperti jaminan dan bentuk usaha yang dilakukan calon debitur.
2. Pengawasan dengan model represif control Pengawasan dalam model ini dilakukan pada saat kredit tersebut telah
diberikan kepada debitur. Pengawasan ini diberikan dengan tujuan agar kreditur membangun kedisiplinan yang kuat untuk melunasi setiap
pinjamannnya secara tepat waktu dalam Marantika, 2013:32. Pengawasan kredit dilakukan oleh pihak bank sebagai salah satu upaya
menghindari kredit bermasalah di kemudian hari. Pengawasan ini meliputi
Universitas Sumatera Utara
beberapa aspek, yang meliputi keberadaan administrasi kredit yang memadai, kewajiban debitur menyampaikan laporan-laporan usaha yang dibutuhkan,
kewajiban bagi pihak bank untuk melakukan kunjungan sewaktu-waktu ke perusahaan yang dibiayai oleh kredit, adanya konsultasi yang terstruktur antara
pihak bank dengan debitur, dan aspek adanya suatu peringatan. 1.5.2 Konsep Kredit Usaha Rakyat
1.5.2.1 Pengertian Kredit Usaha Rakyat
Kredit Usaha Rakyat, yang selanjutnya disingkat KUR, adalah kreditpembiayaan modal kerja dan atau investasi yang khusus diperuntukkan bagi
Usaha Mikro Kecil Menengah dan koperasi UMKMK di bidang usaha produktif yang usahanya layak feasible namun mempunyai keterbatasan dalam
pemenuhan persyaratan yang ditetapkan Perbankan belum bankable
http:tnp2k.go.idtanya-jawabklaster-iiiprogam-kredit-usaha-rakyat-kur, diakses pada tanggal 16 Oktober 2013 pukul 12.20 WIB.
Pengertian KUR dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135PMK.052008 adalah kredit atau pembiayaan kepada UMKM dalam bentuk
pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. KUR ini merupakan kredit tanpa jaminan unsecured loan.
Pemerintah memberikan penjaminan terhadap risiko KUR sebesar 70 sementara sisanya sebesar 30 ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan KUR diberikan
dalam rangka meningkatkan akses UMKM pada sumber pembiayaan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Universitas Sumatera Utara
KUR adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. KUR disalurkan oleh bank yang ikut
menandatangani Nota Kesepahaman Bersama tentang Penjaminan KreditPembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi
UMKMK yaitu Mandiri, BRI, BNI, Bukopin, BTN, dan Bank Syariah Mandiri BSM serta seluruh Bank Pembangunan Daerah BPD yang tersebar di
Indonesia. Kredit Usaha Rakyat ini penyalurannya difokuskan untuk 5 sektor, yaitu pertanian, perikanan dan kelautan, koperasi, kehutanan, serta perindustrian
dan perdagangan.
1.5.2.2 Jenis-Jenis Kredit Usaha Rakyat
Jenis KUR yang diberikan oleh bank dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain :
1. Dilihat dari tujuan penggunaan a. Investasi
KUR untuk tujuan investasi adalah KUR yang digunakan untuk pembelian barang modal, seperti pembangunanpembelian tempat
usaha, pembelian mesinperalatan kerjakendaraan, pembelian barang modal, pembelianpengadaan objek pembiayaan dan lain-lain.
b. Modal kerja KUR untuk modal kerja adalah KUR yang digunakan untuk tambahan
modal kerja usaha, seperti penambahan persediaan barang dagang, kebutuhan biaya untuk operasional usaha, pembelianpengadaan
bahan mentah atau bahan baku usaha, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
2. Dilihat dari jumlah kreditpembiayaan a. KUR Mikro yaitu KUR yang diberikan dengan plafond maksimal Rp
20.000.000,- dua puluh juta rupiah. b. KUR Ritel yaitu KUR yang diberikan dengan plafond diatas Rp
20.000.000,- dua puluh juta rupiah sampai dengan maksimal Rp 500.000.000,- lima ratus juta rupiah.
c. KUR Linkage Pola Executing yaitu KUR yang diberikan Bank kepada Lembaga Linkage dengan plafond kredit maksimal Rp
2.000.000.000,- dua miliar rupiah, Sedangkan plafond dari lembaga Linkage kepada end user dipersyaratkan tidak melebihi Rp
100.000.000,- seratus juta rupiah untuk setiap end user. d. KUR Linkage Pola Channeling yaitu KUR yang diberikan Bank
kepada Lembaga Linkage dengan jumlah plafond sesuai daftar nominatif yang diajukan dan layak menurut Bank, sepanjang limit
kreditpembiayaan kepada masing-masing end user debiturnya Lembaga linkage tidak melebihi Rp 500.000.000,- lima ratus juta
rupiah dan jumlah plafond kreditpembiayaan disesuaikan dengan daftar nominatif yang diajukan oleh lembaga linkage.
Kredit Usaha Rakyat memiliki beberapa sifat yaitu sebagai berikut : 1. Kredit ditetapkan hanya untuk kategori Pinjaman dan Piutang.
2. Bersifat term loan pinjaman berjangka yang diberikan dengan jumlah dan waktu yang telah ditentukan.
3. Bersifat non revolving atau tidak berulang-ulang.
Universitas Sumatera Utara
4. Nasabah hanya diperbolehkan menikmati satu jenis KUR, yaitu KUR modal kerja saja atau KUR investasi saja. Dengan demikian nasabah tidak
diperbolehkan menikmati secara bersamaan antara modal kerja dengan KUR investasi.
5. Kredit dapat diperbaharui danatau diperpanjang, sepanjang sesuai dengan persyaratan kriteria batasan pola pemberian, plafond, jangka waktu dan
lainnya yang diatur dalam peraturan pelaksanaan ini. 6. Debitur yang sedang menikmati KUR tidak diperbolehkan diberikan
tambahan pinjaman dengan skim kredit komersial selain KUR skim non- KUR baik program maupun non program.
Apabila debitur yang sedang menikmati KUR ingin pindah migrasi ke kredit skim komersial selain KUR skim non-KUR, baik program maupun non
program, maka debitur harus melunasi KUR yang sedang berjalan tersebut
terlebih dahulu. 1.5.2.3 Ketentuan Penyaluran Kredit Usaha Rakyat
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat KUR diatur oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 135PMK.052008 tentang Fasilitas Penjaminan
Kredit Usaha Rakyat yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 10PMK.052009. Beberapa ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemerintah
dalam penyaluran KUR adalah sebagai berikut : 1. UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha
produktif yang feasible namun belum bankable dengan ketentuan :
Universitas Sumatera Utara
a. Merupakan debitur baru yang belum pernah mendapat kredit pembiayaan dari perbankan yang dibuktikan dengan melalui Sistem
Informasi Debitur SID pada saat Permohonan KreditPembiayaan diajukan dan atau belum pernah memperoleh fasilitas Kredit Program
dari Pemerintah b. Khusus untuk penutupan pembiayaan KUR antara tanggal Nota
Kesepakatan Bersama MoU Penjaminan KUR dan sebelum addendum I tanggal 9 Oktober 2007 s.d. 14 Mei 2008, maka fasilitas
penjaminan dapat diberikan kepada debitur yang belum pernah mendapatkan pembiayaan kredit program lainnya
c. KUR yang diperjanjikan antara Bank Pelaksana dengan UMKM-K yang bersangkutan.
2. KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk modal kerja dan investasi dengan ketentuan :
a. Untuk kredit sampai dengan Rp. 5 juta, tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara
24 efektif pertahun b. Untuk kredit di atas Rp. 5 juta rupiah sampai dengan Rp. 500 juta,
tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara 16 efektif pertahun.
3. Bank pelaksana memutuskan pemberian Kredit Usaha Rakyat KUR berdasarkan penilaian terhadap kelayakan usaha sesuai dengan asas-asas
Universitas Sumatera Utara
perkreditan yang sehat, serta dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
Penyaluran dana Kredit Usaha Rakyat KUR yang dilakukan ini memiliki tujuan penyaluran yaitu:
a. Mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi UMKMK
b. Meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, Menengah UMKM dan koperasi kepada Lembaga Keuangan.
c. Sebagai upaya penganggulangan atau pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja
http:tnp2k.go.idtanya-jawabklaster-iiiprogam-kredit- usaha-rakyat-kur, diakses pada tanggal 16 Oktober 2013 pukul 12.20 WIB.
Manfaat dari disalurkannya dana Kredit Usaha Rakyat KUR ini sendiri adalah untuk memberi kesempatan bagi masyarakat untuk dapat mengembangkan
usaha yang dimilikinya. Bagi para masyarakat yang memiliki usaha tetapi terkendala di bidang modal untuk dapat mengembangkan usaha yang dimilikinya
dapat mengajukan permohonan kredit dan mendapatkan pinjaman. Dengan begitu, usaha yang dimiliki oleh mereka akan dapat lebih maju dan berkembang baik itu
dari segi produksi, pemasaran serta untung yang diperoleh kemudian.
1.5.3 Konsep Usaha Mikro dan Kecil 1.5.3.1 Usaha Mikro
Usaha Mikro sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yaitu
Universitas Sumatera Utara
usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
Adapun kriteria usaha Mikro dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, antara lain:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 300.000.000,00 Karakteristik-karakteristik usaha mikro adalah sebagai berikut :
1. Jenis barangkomoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti,
2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat, 3. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan
tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha, 4. Sumber daya manusianya pengusahanya belum memiliki jiwa wirausaha
yang memadai, 5. Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah,
6. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank, dan
7. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.
Contoh usaha mikro, antara lain: 1. Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan
pembudidaya;
Universitas Sumatera Utara
2. Industri makanan dan minuman, industri meubelair pengolahan kayu dan rotan,industri pandai besi pembuat alat-alat;
3. Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar dll.; 4. Peternakan ayam, itik dan perikanan;
5. Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit konveksi.
Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi
intermediasi-nya karena usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain :
1. Perputaran usaha turn over cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap
berjalan bahkan terus berkembang 2. Tidak sensitive terhadap suku bunga
3. Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter 4. Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima bimbingan
asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat. Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha mikro yang
sulit memperoleh layanan kredit perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usaha mikro maupun pada sisi perbankan sendiri.
Profil usaha mikro yang selama ini berhubungan dengan Lembaga Keuangan, adalah:
1. Tenaga kerja, mempekerjakan 1-5 orang termasuk anggota keluarganya.
Universitas Sumatera Utara
2. Aktiva Tetap, relatif kecil, karena labor-intensive. 3. Lokasi, di sekitar rumah, biasanya di luar pusat bisnis.
4. Pemasaran, tergantung pasar lokal dan jarang terlibat kegiatan ekspor- impor.
5. Manajemen, ditangani sendiri dengan teknik sederhana. 6. Aspek hukum: beroperasi di luar ketentuan yang diatur hukum, seperti:
perijinan, pajak, perburuhan, dan lain-lain. Jika melihat sekeliling kita, banyak sekali usaha mikro yang terus berjalan.
Waktu telah menunjukkan bahwa pada saat krisis ekonomi terjadi di Indonesia, maka usaha mikro termasuk usaha yang tahan dalam menghadapi krisis, karena
biasanya tidak mendapat pinjaman dari luar, pasar domestik, biaya tenaga kerja murah karena dibantu oleh anggota keluarga dan rata-rata usaha mikro banyak
yang telah bertahan lebih dari 8 tahun, dan tetap bertahan, bahkan ada yang
memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun. 1.5.3.2 Usaha Kecil
Usaha kecil merupakan usaha yang integral dalam dunia usaha nasional yang memiliki kedudukan, potensi, dan peranan yang signifikan dalam
mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan ekonomi pada khususnya. Selain itu, usaha kecil juga merupakan kegiatan usaha
dalam memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas, agar dapat mempercapat proses pemerataan dan pendapatan ekonomi
masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Definisi usaha kecil dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yaitu usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan yang dilakukan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang. Adapun kriteria usaha kecil dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, antara lain: 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 sampai dengan
paling banyak Rp 500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00
Perbedaan usaha kecil dengan usaha lainnya, seperti usaha menengah dan usaha kecil, dapat dilihat dari:
1. Usaha kecil tidak memiliki sistem pembukuan, yang menyebabkan pengusaha kecil tidak memiliki akses yang cukup menunjang terhadap jasa
perbankan. 2. Pengusaha kecil memiliki kesulitan dalam meningkatkan usahanya, karena
teknologi yang digunakan masih bersifat semi modern, bahkan masih dikerjakan secara tradisional.
Universitas Sumatera Utara
3. Terbatasnya kemampuan pengusaha kecil dalam mengembangkan usahanya, seperti: untuk tujuan ekspor barang-barang hasil produksinya.
4. Bahan-bahan baku yang diperoleh untuk kegiatan usahanya, masih relatif sulit dicari oleh pengusaha kecil.
Secara umum bentuk usaha kecil adalah usaha kecil yang bersifat perorangan, persekutuan atau yang berbadan hukum dalam bentuk koperasi yang
didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota, ketika menghadapi kendala usaha. Dari bentuk usaha kecil tersebut, maka penggolongan usaha kecil
di Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Usaha Perorangan. Merupakan usaha dengan kepemilikan tunggal dari jenis
usaha yang dikerjakan, yang bertanggung jawab kepada pihak ketigapihak lain. maju mundurnya usahanya tergantung dari kemampuan pengusaha
tersebut dalam melayani konsumennya. harta kekayaan milik pribadi dapat dijadikan modal dalam kegiatan usahanya.
2. Usaha Persekutuan. Penggolongan usaha kecil yang berbentuk persekutuan merupakan kerja sama dari pihak-pihak yang bertanggung jawab secara
pribadi terhadap kerja perusahaan dalam menjalankan bisnis. Sedangkan, pada hakikatnya penggolongan usaha kecil, yaitu:
1. Industri kecil, seperti: industri kerajinan tangan, industry rumahan, industri logam, dan lain sebagainya.
2. Perusahaan berskala kecil, seperti: toserba, mini market, koperasi, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
3. Usaha informal, seperti: pedagang kaki lima yang menjual barang-barang kebutuhan pokok.
Contoh Usaha Kecil, antara lain: 1. Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja;
2. Pedagang dipasar grosir agen dan pedagang pengumpul lainnya; 3. Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan
rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan;
4. Peternakan ayam, itik dan perikanan.
1.5.3.3 Permasalahan Usaha Mikro dan Kecil
Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil dihalangi oleh banyaknya hambatan. Hambatan-hambatan tersebut bisa berbeda di satu daerah dengan daerah lain,
antara perdesaan dan perkotaan, antarsektor, ataupun antarsesama perusahaan di sektor yang sama. Namum demikian, ada sejumlah persoalan yang umum untuk
semua Usaha Mikro dan kecil di Negara manapun juga. Rintangan-rintangan yang umum tersebut termasuk keterbatasan modal kerja maupun investasi, kesulitan-
kesulitan dalam pemasaran, distribusi dan pengadaan bahan baku dan input, keterbatasan akses ke informasi mengenai peluang pasar, keterbatasan pekerja
dengan keahlian tinggi, kualitas sumber daya manusia yang rendah, kemampuan teknologi, biaya transportasi dan energy yang tinggi, keterbatasan komunikasi,
biaya yang tinggi akibat prosedur administrasi dan birokrasi yang kompleks, khususnya dalam pengurusan izin usaha, dan ketidakpastian akibat peraturan-
peraturan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi yang tidak jelas atau tak
Universitas Sumatera Utara
tentu arah. Permasalahan umum yang biasa terjadi pada Usaha Mikro dan Kecil tersebut secara garis besar antara lain :
1. Kesulitan dalam Pemasaran Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang paling kritis
bagi perkembangan Usaha Kecil dan Mikro. Dari hasil studi yang dilakukan Kenneth James dan Narongchai Akrasanee pada tahun 1988 di sejumlah
Negara ASEAN, dalam bukunya menyimpulkan bahwa Usaha Mikro dan Kecil tidak melakukan perbaikan yang cukup di semua aspek yang terkait
dengan pemasaran seperti penigkatan kualitas produk dan kegiatan promosi. Akibatnya, sulit sekali bagi Usaha Kecil dan Mikro untuk dapat turut
berpartisipasi dalam era perdagangan bebas. Masalah pemasaran yang dialami yaitu tekanan persaingan baik di pasar domestik dari produk yang
serupa buatan sendiri dan impor, maupun di pasar internasional, dan kekurangan informasi yang akurat serta up to date mengenai peluang pasar
di dalam maupun luar negeri. 2. Keterbatasan Finansial
Ada dua masalah utama di dalam kegiatan Usaha Mikro dan Kecil di Indonesia, yaitu dalam aspek finansial mobilisasi modal awal dan akses ke
modal kerja dan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat dibutuhkan demi pertumbuhan output jangka panjang. Walaupun pada
umunya modal awal bersumber dari modal atau tabungan sendiri atau sumber-sumber informal, namun sumber-sumber permodalan ini sering
tidak memadai dalam kegiatan produksi maupun investasi. Walaupun
Universitas Sumatera Utara
banyak skim-skim kredit dari perbankan dan bantuan Badan Usaha Milik Negara BUMN, sumber pendanaan dari sektor informal masih tetap
dominan dalam pembiayaan kegiatan Usaha Mikro dan Kecil. Hal ini disebabkan karena lokasi bank terlalu jauh bagi pengusaha yang tinggal di
daerah, persyaratan yang terlalu berat, urusan administrasi yang rumit, dan kurang informasi mengenai skim-skim perkreditan yang ada beserta
prosedurnya. Lagipula, sistem pembukuan yang belum layak secara teknis perbankan menyebabkan Usaha Mikro dan Kecil juga sulit memperoleh
kredit. 3. Keterbatasan SDM
Salah satu kendala serius bagi banyak Usaha Mikro dan Kecil di Indonesia ialah keterbatasan Sumber Daya Manusia SDM terutama dalam aspek-
aspek entrepreneurship, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk, engineering design, quality control, organisasi bisnis akuntansi, data
processing, teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Semua keahlian ini sangat dibutuhkan untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas
produk, meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus pasar barang.
4. Masalah Bahan baku Keterbatasan bahan baku serta kesulitan dalam memperolehnya dapat
menjadi salah satu kendala yang serius bagi pertumbuhan output ataupun kelangsungan produksi bagi banyak Usaha Mikro dan Kecil di Indonesia.
Hal ini dapat disebabkan karena harga yang relatif mahal. Banyak
Universitas Sumatera Utara
pengusaha yang terpaksa berhenti dari usahanya dan berpindah profesi ke kegiatan ekonomi lainnya akibat masalah keterbatsan bahan baku.
5. Keterbatasan Teknologi Usaha Kecil dan Mikro di Indonesia umumnya masih menggunakan
teknologi yang tradisional, seperti mesin-mesin tua atau alat-alat produksi yang bersifat manual. Hal ini membuat produksi menjadi rendah, efisiensi
menjadi kurang maksimal dan kualitas produk relatif rendah. 6. Kemampuan Manajemen
Kekurangmampuan pengusaha kecil untuk menentukan pola manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap pengembangan usahanya membuat
pengelolaan usaha menjadi terbatas. Dalam hal ini, manajemen merupakan seni yang dapat digunakan atau diterapkan dalam penyelenggaraan kegiatan
Usaha Mikro dan Kecil, baik dari unsur perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
7. Kemitraan Kemitraan mengacu pada pengertian bekerja sama antara pengusaha dengan
tingkatan yang berbeda yaitu antara pengusaha kecil dan pengusaha besar. Istilah kemitraan sendiri mengandung arti walaupun tingkatannya berbeda,
hubungan yang terjadi adalah hubungan yang setara sebagai mitra kerja.
1.5.4 Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil
Pengembangan adalah suatu tindakan, proses, hasil atau pertanyaan menjadi labih baik Thoha, 1997:7. Pengertian pengembangan tersebut memiliki dua
Universitas Sumatera Utara
unsur, yaitu : 1 pengembangan itu sendiri bisa berupa suatu tindakan, proses atau pernyataan dari suatu tujuan, 2 pengembangan itu bisa menunjukkan
kepada perbaikan atas sesuatu. Menurut Warren G. Bennis dalam Sutarto
1995:416 pengembangan adalah suatu jawaban terhadap perubahan, suatu strategi pendidikan yang kompleks yang diharapkan untuk merubah kepercayaan,
sikap, nilai dan susunan organisasi, sehinga organisasi dapat lebih baik menyesuaikan dengan teknologi, pasar, dan tantangan yang baru serta perputaran
yang cepat dari perubahan itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dengan pengembangan UMK adalah suatu tindakan atau proses untuk memajukan kondisi UMK ke arah
yang lebih baik, sehinga UMK dapat lebih baik menyesuaikan dengan teknologi, pasar, dan tantangan yang baru serta perputaran yang cepat dari perubahan yang
terjadi. Pengembangan Usaha mikro dan kecil UMK merupakan komponen penting dalam program pembangunan nasional untuk meletakkan landasan
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan. Adapun yang
menjadi sasaran dalam upaya pengembangan dan pembinan UMK, yaitu :
1. Tercapainya lapangan usaha dan lapangan kerja yang luas 2. Tercapainya peningkatan pendapatan masyarakat
3. Terwujudnya UMK yang semakin efesien dan mampu berkembang mandiri 4. Terwujudnya pesebaran industri yang merata
5. Tercapainya peningkatan kemampuan UMK dalam aspek penyediaan produk jadi, bahan baku baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor.
Universitas Sumatera Utara
Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil UMK merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian
dari sebagian besar rakyat Indonesia, khususnya melalui penyediaan lapangan kerja, mengurangi kesenjangan dan tingkat kemiskinan. Dengan demikian upaya
untuk memberdayakan UMK harus terencana, sistematis dan menyeluruh yang meliputi: 1 penciptaan iklim usaha dalam rangka membuka kesempatan
berusaha seluas-luasnya, serta menjamin kepastian usaha dan adanya efisiensi ekonomi; 2 pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMK untuk
meningkatkan akses kepada sumber daya produktif sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang terbuka dan potensi sumber daya, terutama sumber daya lokal
yang tersedia; 3 pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha mikro dan kecil ; dan 4 pemberdayaan usaha mikro untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat yang bergerak dalam kegiatan usaha ekonomi di sector informal yang berskala usaha mikro, terutama yang masih berstatus keluarga
miskin. Inti dari pembinaan dan pengembangan UMK pada dasarnya terletak pada upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan adanya sumber
daya manusia yang bermutu, maka UMK akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi UKM yang tangguh.
Kebijaksanaan pemerintah dalam pengembangan usaha mikro dan kecil dalam jangka panjang bertujuan untuk meningkatkan potensi dan partisipasi
ekonomi dalam proses pembangunan nasioanal khususnya dalam rangka mewujudkan pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja dan
peningkatan pendapatan sehingga dapat menurunkan angka kemiskinan.
Universitas Sumatera Utara
Usaha mikro dan kecil pada hakekatnya merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Dengan mencermati permasalahan
yang dihadapi oleh UMK, maka upaya untuk mengembangkan UMK dapat dilihat dari dua sisi, yaitu faktor dari dalam perusahaan faktor internal dan faktor dari
luar perusahaan faktor eksteral, sebagai berikut : a. Faktor Internal
1. Meningkatkan kemampuan usaha dan kewirausahaan 2. Melakukan perencanaan usaha dan investasi dalam jangka panjang
3. Mengembangkan Research Development b. Faktor Eksternal
1. Menciptakan iklim yang kondusif untuk pengembangan usaha penyedeerhanaan perizinan dan birokrasi
2. Mengupayakan adanya program pendampingan 3. Mengupayakan tersedianya produk-produk pendukung dalam proses
produksi 4. Mengupayakan tersedianya infra struktur sosial
5. Mengupayakan tersedianya biaya dari kredit 6. Perlu memberikan fleksibilitas dalam penerapan prinsip penyaluran
kredit, diantaranya faktor kapasitas dan kemampunan debitor dalam menghasilkan keuntungan dan juga masalah anggunan
7. Kebijakan pemerintah pusat dan daerah yang mendukung pengembangan UKM Suseno, 2005:45-46.
Universitas Sumatera Utara
1.6 Hipotesis