Jenis – Jenis Alat Pembayaran Luar Negeri.

Advance payment yang dibayarkan kepada eksportir oleh importir merupakan sebagian dari harga barang ekspor yang bersangkutan yaitu berkisar antara 10, 25 sd 95 dan harga barang-barang yang sebenarnya. Sisanya diselesaikan setelah barang-barang ekspor tersebut diterima oleh importir luar negeri. d. Pembayaran secara tunai Pembeli melakukan pembayaran secara tunai cash kepada penjual. Biasanya transaksi dengan pembayaran tunai ini terjadi jika pembeli mempunyai agent perwakilan di tempat penjual Dari apa yang telah diuraikan diatas dapat dilihat bahwa pemerintah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi eksportir untuk memakai cara pembayaran dalam melakukan transaksi perdagangan luar negeri. Namun dalam prakteknya eksportir lebih banyak melakukan cara pembayaran dengan LC sedangkan sistem pembayaran lainnya relatif sedikit, disebabkan para eksportir masih banyak menggunakan fasilitas kredit dalam pembiayaan ekspornya.

C. Jenis – Jenis Alat Pembayaran Luar Negeri.

Untuk dapat memahami berbagai macam alat pembayaran, maka pembayaran luar negeri dalam perdagangan internasional dapat dibagi menjadi antara lain : 66 i. Devisa ii. Wesel iii. Letter of Credit LC 66 M.H. Matondang, dkk., Op. Cit., hal. 37. iv. The Gold Standart System Berikut ini akan dijelaskan satu persatu mengenai alat pembayaran luar negeri tersebut di atas : Ad.1. Devisa Devisa sering juga disebut alat pembayaran luar negeri berasal dari Bahasa Belanda deviezen, sedangkan dalam Bahasa Inggris dipakai istilah Foreign Exchange. Uang atau valuta asing atau Foreign Currency mempunyai arti sebagai : 67 a. Alat pembayaran b. Alat penukaran c. Alat pengukur nilai d. Alat penyimpan penimbun kekayaan Dalam perederannya devisa itu terdapat berbagai macam atau bentuk yaitu : a. Wesel luar negeri b. Saham perusahaan luar negeri c. Surat-surat obligasi luar negeri d. Cheque atau giro luar negeri e. Rekening-rekening kita diluar negeri f. Uang kertas luar negeri. g. Surat-surat berharga lainnya Ad.2. Wesel Wesel merupakan alat pembayaran luar negeri. Yang tercantum didalam personil wesel adalah : 68 67 Ibid. 68 Ibid., hal. 38 a. Eksportir yang merupakan penarik wesel b. Orang yang diharuskan membiayai disebut yang bersangkutan c. Pemegang wesel kepada siapa yang bersangkutan harus membayar sejumlah uang yang tertera dalam wesel tersebut. Dalam hal ini pemegang dan penarik belum tentu sama orangnya. Jenis atau macam wesel ada dua yaitu : a. Clean Draft yaitu draft jenis wesel yang tidak disertai dengan jaminan dokumen barang. b. Documentary draft yaitu draft jenis wesel yang disertai dengan jaminan dokumen pengiriman serta asuransi atas sesuatu barang. Waktu pembayaran wesel tersebut dilaksanakan disebut usance atau tenor. Dalam kaitan dengan usance tenor, maka wesel dapat dibagi dalam tiga jenis yaitu : 69 a. Sight draft yaitu wessel yang dibayar sesaat setelah ditunjukkan kepada pembeli, jadi pembayarannya dilakukan sebelum komoditi barangnya tiba di tangan pembeli. b. Arrival draft yaitu wessel yang dibayar sesaat setelah barang komoditinya sampai di tangan pembeli c. Data draft yaitu wessel yang pembayarannya dilaksanakan pada tanggal tertentu atau beberapa hari setelah tanggal tersebut. Ad.3. Letter of Credit LC Berdasarkan pada persetujuan yang telah dicapai antara importer dan eksportir yang bersangkutan, maka penyelenggaraan system pembayaran 69 Ibid. umumnya dilakukan dengan membuka LC dan dapat dilakukan dengan berbagai variasi Misalnya : eksportir boleh mencairkan uangnya di bank pada waktu barangnya telah dimuat di atas kapal atau misalnya setengahnya boleh diambil untuk membiayai produksi dan sisanya apabila kapal yang memuat barang sudah siap diberangkatkan Yang paling banyak dipakai di dalam transaksi luar negeri pada saat ini adalah system LC. Selain LC ada juga LC yang tidak bisa dibatalkan lagi disebut IRREVOCABLE LC, bentuk ini biasanya diperlukan guna menjamin kepastian jaminan terhadap barang yang dipesan impor 70 Sistem ini telah berjalan selama abad XIX sampai pada perang dunia pertama. Dalam system ini, kurs valuta nasional berganti dalam batas-batas tertentu. Dalam sistem standar emas uang yang beredar itu dijamin oleh emas artinya bahwa setiap satuan valuta yang diterbitkan. Pemerintah sewaktu-waktu dapat ditukarkan kepada emas pada bank sentral. Dalam kaitan ini ada peraturan- peraturan yang menyatakan: Ad.4. The Gold Standart System 71 a. Percetakan uang emas atau peleburan emas diperbolehkan kepada siapa saja atas biaya sendiri b. Impor; ekspor emas murni boleh dilakukan secara bebas. c. Bank sentral diwajibkan menerima atau mengeluarkan emas apabila seseorang mau menukarkan uang dengan emas. 70 Ibid., hal. 39. 71 Ibid., hal. 40. Dalam rangka persyaratan tertentu maka orang harus melakukan pembayaran-pembayaran kepada luar negeri, bila dipertimbangkan apakah hutang-hutangnya dibayar dengan uang atau lebih murah dengan mengirimkan emas saja. Biaya peleburan lebih murah dengan mengirimkan emas saja. Biaya peleburan dan biaya transfer harus dibayar sendiri, karena itu, apabila kenaikan kurs valuta asing lebih besar daripada biaya melebur uang emas dan biaya mengirimkannya bersama-sama, maka ia akan membayar hutang-hutangnya dengan mengirimkan emas murni. Dengan demikian terjadilah ekspor emas, dengan mengalirkan keluar negeri maka kenaikan kurs valuta asing tertahan, pada titik itu disebut Gold Export Point, jadi titik ekspor emas itu merupakan batas teratas bagi kenaikan kurs valuta asing. Sebaliknya berdasarkan pertimbangan- pertimbangan yang sama orang-orang luar negeri bisa juga mengekspor emasnya ke negara kita. Ini terjadi apabila kurs valuta kita menjadi terlalu tinggi bagi mereka. Dengan terjadinya hal ini, maka akan terjadi impor emas ke negera kita titik ini merupakan batas terbawah, bagi kurs valuta asing atau batas teratas valuta kita, kondisi ini disebut Gold Import Point.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di muka penulis mengambil beberapa kesimpulan yaitu : 1. Dalam kegiatan ekspor – impor terdapat banyak pihak yang ikut terlibat sebagai pelaksana dalam perdagangan internasional. Pihak-pihak tersebut dapat dibagi menjadi 5 kelompok yaitu : kelompok indentor, kelompok importir, kelompok promosi, kelompok eksportir, dan kelompok pendukung. Dalam ekspor impor terdapat dokumen-dokumen penting yang harus dipenuhi apabila para pihak menggunakan Letter of Credit sebagi metode pembayarannya. Tanpa adanya dokumen ini pihak penjual eksportir tidak akan memperoleh pembayaran dari advising bank. Pihak advising bank juga tidak dapat meneruskan dokumen kepada opening bank untuk mendapatkan ganti rugi pembayaran. Dokumen ini penting bagi pihak eksportir, bank dan pihak importir, atau dengan kata lain dokumen ini penting bagi semua pihak yang terlibat dalam pembukaan Letter of Credit yang bersangkutan. 2. Dasar hukum dari pelaksanaan pengaturan ekspor impor cukup kuat, dan terus berkembang seiring dengan perkembangan perekonomian yang cukup pesat. Paket kebijaksanaan pemerintah yang terakhir yaitu kebijaksanaan pemerintah 4 Juni 1996 memberikan kemudahan-kemudahan dalam bidang ekspor impor dan iklim usaha yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian.