Wawancara Langsung dengan Bapak Seh Razali Selaku Lurah Sei Rengas Permata.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Dalam bab ini akan diuraikan hasil wawancara yang penulis coba sajikan dalam bentuk hasil wawancara tertulis. Adapun hasil wawancara ini merupakan salinan atas wawancara yang pernah dilakukan di tempat penelitian terhadap informan kunci key informan pada penelitian mengenai partisipasi masyrakat dalam Program Keluarga Berencana di Kelurahan Sei Rengas Permata Kecamatan Medan Area Kota Medan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada informan merupakan pertanyaan yang berasal dari panduan wawancara yang penulis susun sebagai instrumen dalam penelitian ini. Akan tetapi daftar pertanyaan ini bukanlah pertanyaan yang baku, di dalam pelaksanaan wawancara yang telah penulis lakukan, pertanyaan-pertanyaan tersebut mengalami perkembangan yang penulis sesuaikan dengan permasalahan penelitian ini. Pelaksanaan wawancara langsung dengan informan yang telah penulis lakukan ini dilakukan selama kurun waktu minggu dengan melibatkan informan sebagaimana yang telah direncanakan pada proposal penelitian ini, yaitu: 1. Lurah Sei Rengas Permata : 1 orang 2. Petugas PLKB : 1 orang 3. Masyarakat : 10 orang

IV.1. Wawancara Langsung dengan Bapak Seh Razali Selaku Lurah Sei Rengas Permata.

Universitas Sumatera Utara 1 Pertanyaan mengenai perkumpulanorganisasi yang mewadahi Program Keluarga Berencana di Kelurahan Sei Rengas Permata. “Di sini ada PKK yang mewadahi Program KB, organisasi ini ada di kelurahan dan ada juga yayasan serta organisasi informal lainnya.” Dari penjelasan key informan di atas dapat diketahui bahwa di Kelurahan Sei Rengas Permata terdapat organisasi yang mewadahi Program KB, organisasi tersebut ada yang di bawah kelurahan langsung dan ada juga yang di luar kelurahan, baik yang bersifat formal maupun informal. Organisasi inilah yang merupakan wadah partisipasi yang dapat berupa buah pikirangagasan , dana dan sarana serta kemahirankemampuan. Melalui organisasi diharapkan Komunikasi, Informasi dan Edukasi KIE, dapat berjalan sehingga pola kerja partisipatif dapat timbul di dalam masyarakat. 2 Pertanyaan mengenai kuantitas pertemuan di dalam organisasi tersebut. “Tidak tentu, kalau organisasi PKK mengadakan pertemuan paling banyak dua kali dalam sebulan, masyarakat lebih sering mengadakan kegiatan di luar.” Dari penjelasan di atas terlihat jelas bahwa masyarakat lebih sering mengadakan pertemuan di luar, baik itu yang diadakan oleh yayasan maupuan oleh organisasi informal lainnya. Organisasi informal ini di bentuk atas dasar sukarela dan tentunya kegiatan sosialisasi KB dapat lebih mudah dilakukan pada organisasi ini. 3 Pertanyaan mengenai gagasan ide yang di sampaikan kepada pihak kelurahan. ”Masyarakat pernah mengemukakan idegagasan secara langsung dan mereka juga berusaha merealisasikan idegagasan tersebut dengan cara meraka sendiri. Seperti rumah sakit yang ada di sini, hasil dari gagasan masyarakat yang terealisasikan setelah bertahun-tahun.” Universitas Sumatera Utara Di dalam studi pembangunan, partisipasi aktif masyarakat mulai dari perencanaan hingga implementasi di lapangan merupakan bentuk yang ideal bagi keberlangsungan sebuah program, seperti Program KB. Dengan adanya sebuah Rumah Sakit yang fasilitasnya lebih baik ketimbang puskesmas atau klinik tentu akan memudahkan masyarakat dalam berkonsultasi. 4 Pertanyaan mengenai anggaran dari pemerintah kota yang dikhususkan untuk Program KB disalurkan ke kelurahan. ”Kalau anggaran dari pemko yang dikhususkan untuk Program KB tidak ada yang disalurkan ke kelurahan ini, Pemerintah Kota menganggap kelurahan ini sudah mandiri dalam hal KB” Dari penjelasan di atas terlihat jelas bahwa pelaksanaan Program KB di Kelurahaan Sei Rengas Permata merupakan Program KB Mandiri, masyarakat yang menjadi akseptor KB menggunakan biaya sendiri tanpa ada bantuan dari pemerintah khususnya Pemerintah Kota Medan. Semangat kemandirian yang tumbuh dari peserta KB akseptor KB dalam usaha untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi merupakan salah satu faktor utama yang menentukan Program KB Nasional ditunjang dengan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang semakin dijadikan prioritas. Salah satu upaya dalam meningkatkan kemandirian berKB adalah dengan mendekatkan tempat pelayanan seperti klinik atau rumah sakit. 5 Pertanyaan apakah masyarakat yang menjadi akseptor KB menggunakan biaya sendiri atau tidak. ”Saya tidak tahu persis, bisa saja ada yayasan atau pihak lain yang membantu, tapi kebanyakan menggunakan biaya sendiri.” Universitas Sumatera Utara Dari penjelasan di atas nampak bahwa tidak semua penduduk mampu untuk mengikuti Program KB menjadi akseptor KB dengan biaya sendiri mengingat ada beberapa metode yang memerlukan biaya yang tidak sedikit, seperti metode operasi. Peranan organisasai swadaya, seperti yayasan atau organisasi informal lainnya seperti perkumpulan marga di Kelurahaan Sei Rengas Permata dapat membantu masyarakat dalam mendapatkan bantuan dana, informasiedukasi mengenai KB. Tentunya sangat disayangkan jika ada pasangan usia subur PUS atau pasangan suami istri lainnya yang ingin menjadi akseptor kB tetapi terkendala biaya. 6 Pertanyaan mengenai sikap masyarakat kalau ada petugas PLKB yang datang. ”Kalau mereka ada di rumah tentu menerima dengan baik dan bersedia meluangkan waktunya.” Dari penjelasan di atas terlihat jelas dukungan masyarakat terhadap Program KB, mereka menerima kedatangan petugas PLKB untuk melakukanmemberikan KIE Komunikasi, Informasi dan Edukasi kepada masyarakat. Dengan adanya KIE ini diharapkan masyarakat dapat lebih memahami Program KB. 7 Pertanyaan mengenai sosialisasi di Kelurahan Sei Rengas Permata. “Kalau sosialisasi, ada yang dilakukan oleh petugas PLKB dengan datang langsung ke rumah warga dan ada juga yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri melalui organisasi PKK ataupun organisasi lainnya.” Dari penjelasan di atas nampak bahwa sosialisasi Program KB tidak hanya dilakukan oleh petugas PLKB, masyarakat juga berperan serta dalam hal sosialisasi. Tentunya peran serta masyarakat ini tidak terlepas dari keberadaan organisasi- organisasi yang ada di dalam masyarakat itu sendiri, baik itu organisasi yang bersifat formal seperti yayasan sosial maupun organisasi yang sifatnya inforrmal seperti perkumpulan marga. Universitas Sumatera Utara Dalam organisasi inilah terjadi suatu proses “take and give”, individuanggota masyarakat mendapatkan informasi dan memberikan informasi kepada pihak lain. 8 Pertanyaan mengenai pengetahuan masyrakat tentang Program KB. ”Pada umumnya mereka memaknai Program KB itu hanya memiliki dua anak saja.” Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pemahaman masyarakat terhadap program KB hanya sebatas pada memiliki dua anak saja. 9 Pertanyaan mengenai penerimaan masyarakat terhadap Program KB. ”Pada umumnya mereka mendukung dan menerima Program KB, dilihat dari kehadiran mereka dalam pertemuan PKK, kalau mereka ada waktu pasti mereka datang.” Dari penjelasan di atas terlihat bahwa masyarakat Kelurahan Sei Rengas Permata mendukung Program KB, mereka yang menjadi anggota PKK selalu menyempatkan diri untuk menghadiri pertemuan yang diadakan oleh organisasi tersebut. 10 Pertanyaan mengenai langkah apa yang harus di tempuh Pemerintah Kota Medan agar masyarakat mau ikut KB. ”Pemerintah Kota Medan menganggap kelurahan ini sudah mandiri dalam hal KB, hanya saja ada beberapa metode KB yang memerlukan biaya yang cukup besar seperti metode operasi, ada anggota masyarakat yang menginginkan metode tersebut tetapi tidak ada biaya. Seharusnya pihak pemko bisa menangani masalah yang seperti ini.” Dari penjelasan di atas terlihat bahwa masyarakat Kelurahan Sei Rengas Permata sudah mandiri dalam hal KB, tidak ada bantuan dari pemerintah Kota dalam hal dana.

V.2. Wawancara Langsung dengan Petugas PLKB.