Perumusan Masalah Manfaat Penelitian Defenisi Konsep

Untuk Sumatera Utara dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 1,32 persen data bps.go.id, lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk secara nasional yang berkisar 1,49 persen dan juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan target laju pertumbuhan Tahun 2009 sebesar 1,1 persen. Untuk itu pemerintah kota khususuya Pemerintah Kota Medan harus serius mengatasi persoalan kependudukan. Di tengah minimnya perhatian pemerintah daerah itulah penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Partisipasi Masyarakat dalam Program Keluarga Berencana Nasional”

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka permasalahan yang manjadi perhatian dalam penelitian ini adalah Faktor-faktor Apasajakah yang Menentukan Partisipasi Masyarakat dalam Program Keluarga Berencana Nasional di Kelurahan Sei Rengas Permata ? I..3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan partisipasi masyarakat. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan Program KB Nasional. 3. Untuk mengetahui tanggapanpenerimaan masyarakat terhadap Program KB Nasional.

I.4. Manfaat Penelitian

Universitas Sumatera Utara Selain untuk mencapai tujuan penelitian, maka suatu penelitian harus mempunyai manfaat yang jelas adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti sendiri adalah untuk dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama proses perkuliahan serta menambah wawasan dan pengetahuan tentang partisipasi masyarakat. 2. Bagi FISIP USU, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Ilmu Administrasi Negara. 3. Bagi Pemko Medan, dapat menjadi bahan masukan. I.5. Kerangka Teori I.5.1. Partisipasi masyarakat Kata partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu participation, take a part yang berarti mengambil bagian atau kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Partisipasi merupakan keterlibatan mental atau pikiran dan emosional perasaan sumbangan dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan. Yusron 2006, mendefenisikan partisipasi sebagai keterlibatan mental dan emosional individu dalam situasi kelompok yang mendorongnya memberikan sumbangan terhadap tujuan kelompok serta membagi tanggung jawab bersama mereka. Defenisi ini mengandung tiga gagasan penting, yaitu: Pertama, partisipasi lebih merupakan keterlibatan mental dam emosional ketimbang kegiatan otot semata. Keterlibatan diri, dari sekedar keahlian, merupakan produk ingatan dan emosi. Universitas Sumatera Utara Kedua, mendorong adanya dukungan. Individu diberi kesempatan untuk menciptakan prakarsa dan kreativitas demi tujuan kelompok. Ketiga, mendorong masyarakat untuk menerima tanggung jawab untuk suatu kegiatan. Karena mereka melibatkan diri dalam kelompok, mereka juga ingin melihat pekerjaannya berhasil. Partisipasi membantu mereka menjadi warga yang bertanggung jawab. Suksesnya partisipasi berhubungan dengan syarat-syarat tertentu. Kondisi semacam itu terjadi pada partisipasi yang ada dalam lingkungannya. Syarat-syarat tersebut yaitu: 1. Diperlukan banyak waktu untuk berpartisipasi sebelum bertindak, partisipasi tidak terjadi dalam waktukeadaan mendadak. 2. Biaya partisipasi tidak boleh melebihi nilai-nilai ekonomi. 3. Subjek partisipasi harus relevan dengan organisasi partisipasi. 4. Masyarakat harus mempunyai kemampuan, kecerdasan, dan pengetahuan, untuk berpartisipasi secara efektif. 5. Partisipasi harus mampu berkomunikasi untuk saling bertukar gagasan. 6. Tidak seorangpun merasakan bahwa posisinya terancam dengan adanya partisipasi. Syahyuti pusat analisis sosial ekonomi dan kebijakan pertanian, mengungkapkan bahwa partisipasi adalah proses tumbuhnya kesadaran kesalinghubungan Universitas Sumatera Utara diantara stakeholder yang berbeda dalam masyarakat, yaitu antara kelompok-kelompok sosial dan komunitas dengan pengambil kebijakan dan lembaga lainnya. Secara sederhana partisipasi dapat didefenisikan sebagai proses seluruh pihak dapat membentuk dan terlibat dalam seluruh inisiatif pembangunan. Secara umum, sisi positif partisipasi adalah program yang dijalankan akan lebih respons terhadap kebutuhan dasar yang sesungguhnya. Ini merupakan suatu cara penting untuk menjamin keberlanjutan program yang dibuat dan lebih efisien karena membantu mengidentifikasikan strategi dan teknik yang lebih tepat. Tujuh karakteristik tipologi partisipasi yang berturut-turut semakin dekat kepada bentuk yang ideal, yaitu: 1 Partisipasi pasif atau manipulatif, ini merupakan bentuk partisipasi yang paling lemah. Karakteristiknya adalah masyarakat menerima pemberitahuan apa yang sedang dan telah terjadi, pengumuman sepihak oleh pelaksana program tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat sebagai sasaran program, informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan profesional di luar kelompok sasaran. 2 Partisipasi informatif, masyarakat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk program, namun tidak berkesempatan untuk terlibat dan mempengaruhi proses penelitian. 3 Partisipasi konsultatif, masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi, sedangkan orang luar mendengarkan, menganalisa masalah, dan pemecahannya, belum ada peluang untuk pembuatan keputusan bersama, para profesional tidak Universitas Sumatera Utara berkewajiban untuk mengajukan pandangan masyarakat sebagai masukan untuk ditindaklanjuti. 4 Partisipasi insentif, masyarakat memberikan jasa untuk memperoleh imbalan insentif berupa upah walau tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran atau eksperimen yang dilakukan, masyarakat tidak memiliki andil untuk melanjutkan kegiatan setelah insentif dihentikan. 5 Partisipasi fungsional, masyarakat membentuk kelompok sebagai bagian dari program, setelah ada keputusan yang disepakati, pada tahap awal masyarakat tergantung pada pihak luar, tetapi secara bertahap menunjukkan kemandirian. 6 Partisipasi interaktif, masyarakat berperan serta dalam analisis perencanaan kegiatan dan pembentukan lembaga, memiliki peran untuk mengontrol pelaksanaan keputusan sehingga memiliki andil dalam proses kegiatan. 7 Mandiri, masyarakat mengambil inisiatif sendiri secara bebas tidak dipengaruhi oleh pihak lain, mengembangkan kontak dengan lembaga lain atau pihak luar untuk mendapatkan bantuan dan dukungan teknis serta sumber daya yang diperlukan. Untuk memperkuat partisipasi perlu ada proses penumbuhan kesadaran dan pengorganisasian masyarakat, partisipasi diperlukan agar terjaminnya program yang berkelanjutan. Partisipasi sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya kandungan kapital yang dimiliki seseorang. Partisipasi hanya mungkin dilakukan seseorang bila ada kapital sosial, yaitu jaringan kerja , aturan-aturan yang jelas, dan kepercayaan masyarakat. Jaringan Universitas Sumatera Utara merupakan lintasan bagi proses berlangsungnya pertukaran, sementara kepercayaan menjadi stimulus agar proses pertukaran tersebut berjalan lancar sementara aturan merupakan jaminan bahwa proses pertukaran itu berlangsung adil atau tidak Saragih,2004. Taliziduhu 1990 mengungkapkan tiga bentuk partisipasi, yaitu: 1 partisipasi melalui kontak dengan orang lain sebagai titik awal perubahan sosial 2 partisipasi dalam menyerap dan memberi tanggapan terhadap informasi, baik dalam arti menerima atau menolak 3 partisipasi dalam perencanaan pembangunan, termasuk dalam pengambilan keputusan. Tingkat kesadaran berpartisipasi bertingkat-tingkat menurut pengertian, persetujuan, dukungan, dan kepercayaan masyarakat Soenarko, 2003. Tingkatan tersebut, yaitu: 1 partisipasi dengan menerima saja apa adanya 2 partisipasi sukarela karena terangsang oleh ganti rugi atau penghargaan dalam bentuk apapun 3 Partisipasi sukarela yang timbul karena kesadaran 4 Partisipasi dengan memberikan anjuran dan mengajukan kritik untuk perbaikan suatu kegiatan 5 Partisipasi dengan mengambil prakarsa 6 Partisipasi dengan melaksanakan suatu program. Soenarko juga menjelaskan sisi positif partisipasi masyarakat dalam negara demokrasi, yaitu; Universitas Sumatera Utara Pertama, rakyat akan tumbuh kesadarannya bahwa mereka ikut bertanggung jawab terhadap kelangsungan dan keselamatan negara. Kedua, rakyat miskin berkembang kesadarannya bahwa mereka memang benar- benar ikut memiliki negaranya. Ketiga, rakyat akan makin matang dalam pengetahuan dan pengalamannya serta berkembang pula wawasannya. Keempat, dengan peran serta masyarakat ini maka sistem akan lebih kuat dan lebih tepat dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah. Kelima, dengan partisipasi masyarakat maka akan terpelihara dukungan dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan kebijakannya.

I.5.2. Program KB Nasional

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, serta peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. ARAH KEBIJAKAN PROGRAM KB NASIONAL KE DEPAN VISI : SELURUH KELUARGA IKUT KB MISI :MEWUJUDKAN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA GRAND STRATEGY, yaitu: 1. Menggerakkan dan Memberdayakan Seluruh Masyarakat dalam Program KB; 2. Menata Kembali Pengelolaan Program KB; Universitas Sumatera Utara 3. Memperkuat SDM Operasional Program KB; 4. Meningkatkan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Melalui Pelayanan KB; 5. Meningkatkan Pembiayaan Program KB. Awal program kb yang pernah dicanangkan dengan slogan Dua Anak Cukup dalam setiap rumah tangga bertujuan untuk menurunkan angka fertilitas yang masih tinggi Tukiran dan Endang Estiatuti, 2004. Program kb bukan permasalahan teknis medis semata, namun terkait erat dengan masalah kemiskinan, nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, dan masalah sosial lainnya. Program yang sudah berjalan lebih dari 30 tahun ini kini tidak lagi bertuan. Kebutuhan akan standar kualitas pelayanan menjadi bagian yang amat penting mengingat selama ini petugas lapangan kb plkb cenderung tidak memberikan informasi secara lengkap tentang kekurangan dan efek samping karena takut calon akseptor kb menjadi mundur. Terkadang juga, minim sekali informasi mengenai cara kerja metode tertentu. Seringkali ditemukan bahwa akseptor kb tidak mempunyai kesempatan bertanya atau petugas menggunakan istilah yang susah dimengerti Bevaola dan Budi Wahyuni, 2004. Ada beberapa metode kontrasepsi atau KB yang tersedia Suririnah, 2005 dalam www.InfoIbu.com, beberapa metode kontrasepsi tersebut yaitu: 1. Metode Perlindungan: Metode kontrasepsi jenis ini yang paling banyak digunakan adalah Kondom; yang juga termasuk metode ini adalah diafragma, kondom untuk wanita , dan juga spremisida. 2. Hormonal Universitas Sumatera Utara Ada beberapa carametode yang dapat diberikan yaitu suntikan,bentuk pil yang diminum serta susuk atau implant . 3. IUD spiral IUD atau spiral adalah alat kontrasepsi yang diletakkan didalam rahim. Bekerja dengan cara mencegah terjadinya implantasi embrio didalam rahim. 4. Natural atau alamiah Disebut juga sebagai sistem kalender atau pantang berkala. Pada beberapa wanita ini menjadi satu-satunya metode yang dapat diterima Program keluarga berencana bukan bertujuan untuk membatasi kelahiran tetapi mewujudkan keluarga bahagia sejahtera. Paradigma baru program KB tidak membatasi seseorang melahirkan, apalagi ide dua anak cukup, tujuan hakiki program KB dicanangkan Pemerintah Indonesia sejak 1970-an untuk mewujudkan kesejahteraan dan ketahanan keluarga. seakan-akan program KB hanya untuk membatasi kelahiran padahal mencakup semua aspek kehidupan manusia, baik ekonomi, pendidikan, kesehatan dan kemiskinan. Paradigma program KB menganjurkan agar tidak terlalu muda, terlalu tua atau terlalu sering melahirkan karena di samping berbahaya bagi kesehatan juga akan berpengaruh kepada keharmonisan keluarga. ide KB bukan semata-mata membatasi kelahiran tetapi lebih diarahkan kepada upaya meningkatkan kualitas pendudukan dan kesejahteraan masyarakat. Besarnya jumlah masyarakat yang berhasil diajak berkeluarga berencana merupakan salah satu sasaran program KB. Universitas Sumatera Utara Dalam program KB sarana utama adalah alat dan obat kontrasepsi. Oleh karena itu selalu diusahakan pemenuhan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi yang sesuai dengan jenis, jumlah dan mutunya dengan pengadaan secara tepat waktu. Upaya program KB Nasional bukan hanya semata-mata menyangkut pengendalian pertumbuhanpengaturan kelahiran saja, tetapi juga diarahkan untuk membantu keluarga, termasuk individu agar mengerti hak dan kewajiban dalam berkeluarga, baik sebagai individu, keluarga, anggota masyarakat, maupun warga negara, sehingga jika keluarga mampu merencanakan kehidupan keluarganya dengan baik, maka akan dicapai keluarga berkualitas dan akan didapat generasi yang baik pula. Ini berarti bahwa program KB Nasional adalah Program Investasi Sumber Daya Manusia. Program penguatan kelembagaan dan jaringan KB merupakan salah satu program pokok yang mempunyai fungsi sebagai program pendukung yang sangat strategis terhadap pokok program pemberdayaan keluarga, KB dan kesehatan reproduksi, serta Program Kesehatan Reproduksi Remaja KRR, ditujukan untuk meningkatkan pelembagaan kemandirian program KB terutama yang diselenggarakan oleh sektor non pemerintah, baik oleh swasta maupun LSM. Program Keluarga Berencana KB merupakan program sosial dasar yang sangat penting artinya bagi kemajuan suatu bangsa, selain pendidikan dan kesehatan. Program KB adalah program investasi jangka panjang, yang hasil program akan dinikmati dalam jangka panjang pula, dan sangat menentukan dalam upaya membangun sumber daya manusia SDM yang tangguh di masa depan. Terwujudnya SDM yang berkualitas akan membangun generasi baru Bangsa Indonesia yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia, terutama dalam era globalisasi dan persaingan bebas. Universitas Sumatera Utara Sejak pelaksanaan desentralisasi, sesuai dengan Keppres Nomor 09 Tahun 2004, yang melimpahkan sebagian kewenangan di bidang keluarga berencana kepada pemerintah kabupatenkota, program KB Nasional mengalami masa yang sangat menentukan. Salah satu isu strategis dan tantangan utama yang dihadapi adalah keberlangsungan program dan kelembagaan keluarga berencana di Indonesia. Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, pemerintah kabupatenkota berwenang menetapkan prioritas pembangunan sesuai dengan kebutuhan, aspirasi dan kemampuan daerah. Dengan adanya keputusan politik ini, eksistensi program dan kelembagaan yang menangani bidang keluarga berencana sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah kabupatenkota. Dalam konteks kebijakan kependudukan, pelaksanaan otonomi daerah telah menimbulkan beberapa persoalan. Pertama, adanya kesalahan dalam memahami otonomi daerah telah menyebabkan seolah-olah setiap kabupatenkota tidak lagi memiliki tanggung jawab terhadap kebijakan nasional. Pusat kehilangan kendali terhadap pemerintah daerah. Kedua, keran otonomi daerah dipahami sebagai usaha untuk meningkatkan PAD, setiap kebijakan kependudukan pada dasarnya tidak menguntungkan secara materi, kebijakan tersebut dianggap bukan prioritas. Ketiga, diberbagai daerah, otonomi daerah telah melahirkan sikap anti pluralisme dan cenderung anti pendatang. Hal ini tentu saja akan menjadi persoalan dalam mengimplementasikan kebijakan mobilitas penduduk dimasa mendatang. Universitas Sumatera Utara

I.6. Defenisi Konsep

Untuk menetapkan batasan-batasan yang lebih jelas dari setiap variabel yang akan diteliti, maka peneliti mengemukakan beberapa konsep dalam penelitian ini yaitu : 1 Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat atau individu baik secara mentak maupun emosional dalam situasi kelompok yang mendorongnya memberikan sumbangan terhadap tujuan kelompok serta membagi tanggung jawab bersama Yusran, 2006 11. Dalam definisi ini tidak melibatkan diri secara fisik, oleh karena itu penulis menambahkan keterlibatan fisik dan materil. 2 Program KB adalah program peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, serta peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.

I.7. Definisi Operasional