Pengomposan Daur Ulang PENGOLAHAN SAMPAH

 Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas sarana dan prasarana kampus, misalnya jalan, drainase, dan lain-lain.  Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kuaran atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan. Iskandar, 2006.

2.7 PENGOLAHAN SAMPAH

Pengolahan sampah adalah suatu upaya untuk mengurangi volume sampah atau merubah bentuk menjadi lebih bermanfaat, antara lain dengan cara pembakaran, pengomposan, penghancuran, pengeringan dan pendaurulangan. SNI T-13-1990-F

2.7.1 Pengomposan

Pengomposan merupakan teknik pengolahan sampah organik yang biodegradable, sampah tersebut dapat diurai oleh mikroorganisme atau cacing vermicomposting sehingga terjadi proses pembusukan, kompos yang dihasilkan sangat baik untuk memperbaiki struktur tanah karena kandungan unsur hara dan kemampuannya menahan air.

2.7.2 Daur Ulang

Daur ulang merupakan salah satu teknik pengolahan sampah, dimana dilakukan pemisahan atas benda-benda bernilai ekonomi seperti : kertas, plastik, karet, dan lain-lain dari sampah yang kemudian diolah sedemikian rupa sehingga Universitas Sumatera Utara dapat digunakan kembali baik dalam bentuk yang sama atau berbeda dari bentuk semula. Program daur ulang merupakan cara termudah dan termurah, sekaligus mampu menghemat energi dalam pelaksanaannya. Daur ulang kertas menghemat energi sebanyak tiga kali daripada membakarnya, plastik lima kali, dan kain enam kali. Selain itu, mendaur ulang juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat besar. Berikut ini adalah contoh metode daur ulang berdasarkan jenis dari sampah tersebut: 1. Kaca Kaca merupakan material yang dibentuk dengan bahan pasir, soda abu, dan batu kapur, yang dicampur dan dilelehkan didalam tungku pembakaran. Proses ini menghasilkan cairan yang merupakan bahan mentah kaca, yang hanya bisa dibentuk pada suhu tinggi. Untuk proses daur ulangnya, sampah kaca dibagi ke dalam kelompok bening, kehijauan, dan amber kecoklatan, untuk dihancurkan menjadi cullet . Cullet akan dicampurkan bahan lain untuk kemudian dibakar dan dilelehkan menjadi bahan mentah pembuat kaca lain. 2. Kertas Kertas dibuat dari penggilingan kayu menjadi pulp . Proses ini berupa pemotongan kayu, pemasakan, dan proses kimiawi yang bertujuan menghancurkan serat fibrin dan lignin pada kayu agar kayu dapat dijadikan pulp. Kertas bekas dihancurkan dengan bantuan air dan mesin penggiling, sehingga dihasilkan bubur kertas. Campuran bubur tersebut dicampur Universitas Sumatera Utara menggunakan lem kanji untuk menghasilkan kertas yang tidak mudah sobek. Campuran ini kemudian dicetak dengan alat screen dua lapis sederhana, untuk mencetak adonan ke dalam bentuk lembaran sekaligus memisahkan lembaran kertas adonan dari air. Lembaran ini kemudian dijemur dan dapat disetrika untuk mendapatkan bahan baku lembaran kertas daur ulang. 3. Logam Logam dibentuk dari pengolahan bijih logam yang didapat dari proses penambangan. Bijih ini biasanya diproses secara kimia, kemudian dimasak menjadi lelehan untuk dibentuk sesuai kebutuhan produksi. Untuk proses daur ulangnya, logam akan dibedakan berdasarkan jenisnya, kemudian dapat dilelehkan langsung dan digunakan sebagai bahan mentah atapun baha baku lagi untuk produksi bahan lain. Hampir semua benda yang memiliki kandungan logam, bisa di daur ulang untuk diambil manfaat bahan logamnya. Namun, beberapa logam seperti emas dan platina memerlukan pengolahan khusus karena dapat menimbulkan efek berbahaya secara medis, bila bersentuhan langsung dengan manusia. 4. Plastik Plastik diproduksi dengan bahan mentah methanol dan etanol, yang dipolimerisasi berulang kali sampai didapat karakteristik bahan yang diinginkan. Untuk proses daur ulangnya, plastik akan dibedakan berdasarkan warna dan tipe resinnya, karena kandungan resin mempengaruhi suhu leleh plastik, sehingga proses pencampuran bahan plastik akan lebih mudah. Universitas Sumatera Utara

2.8 PENGELOLAAN SAMPAH SECARA UMUM