2.10 METODE PENGELOLAAN PERSAMPAHAN YANG BENAR
Menurut E.Damanhuri 2004, pengelolaan sampah merupakan rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan sampah pada wadah di sumber penghasil menuju
penampungan sementara, kemudian diangkut ke tempat pemrosesan dan daur ulang, seperti pengomposan, incenerasi,
landfilling,
atau cara lain. Ada beberapa aspek dalam pengelolaan sampah padat agar pengelolaan
sampah lebih terkendali, diantaranya: 1.
Aspek Teknis, meliputi pewadahan, pengumpulan ,pemindahan, pengangkutan, pengolahan, pembuangan akhir.
2. Aspek Nonteknis, meliputi kelembagaan, pembiayaan, hukum dan peraturan,
dan perilaku masyarakat.
2.10.1 Aspek Teknis
Aspek teknis mengatur tahapan-tahapan yang seharusnya dilakukan dalam pengelolaan sampah yang baik dan benar. Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam
aspek teknis, yaitu: 1.
Pewadahan Sampah
Pewadahan sampah adalah proses pengumpulan sampah sementara di sumbernya, baik untuk skala individu misalnya rumah, maupun skala komunal
misalnya sampah dari satu fakultas. Wadah sampah individual biasanya ditempatkan di depan atau belakang rumah. Wadah sampah komunal biasa
Universitas Sumatera Utara
ditempatkan di lokasi yang paling mudah di akses oleh semua individual yang menggunakannya.
Agar sistem persampahan berjalan lebih baik, pada tahap pewadahan ini sebaiknya sampah sudah dipisahkan berdasarkan unsur kimianya, yaitu organik,
anorganik, dan B3. Untuk wilayah Medan sendiri, proses pemilahan seperti ini sudah di wajibkan diatur kewenangannya, sebagaimana tertera di PD Kebersihan
Kota Medan 2008. 2.
Pengumpulan Sampah Pengumpulan sampah merupakan tahap dimana sampah dikumpulkan dari
sumber-sumber sampah, menuju suatu tempat penampungan sementara, sebelum dilakukan penanganan lanjut, baik berupa pembakaran, ataupun pengangkutan
menuju TPA atau menuju tempat pengolahan sampah. 3.
Pemindahan Pengangkutan Sampah Pemindahan sampah merupakan tahap dimana sampah dikumpulkan dari
masing-masing sumber sampah, untuk diangkut ke Tempat Penampungan Sementara, atau ke tempat pengolahan sampah, yang umumnya menggunakan
armada khusus dalam pelaksanaannya. Ada dua macam armada pengangkutan sampah ini, yaitu:
a. Armada pengangkutan sampah milik pemerintah kota.
Armada ini hanya bertanggungjawab mengumpulkan sampah dari wadah individual maupun komunal yang telah disediakan pemerintah,
Universitas Sumatera Utara
ataupun wadah lain yang terikat kontrak persampahan dengan armada pengangkut sampah.
b. Armada pengangkutan sampah swasta.
Armada ini hanya bertanggungjawab mengangkut sesuai kontrak yang telah disetujui penyedia layanan pengangkutan dan pemakai jasa
layanan. Pemerintah kota medan sendiri sampai saat ini masih menggunakan bantuan pihak swasta untuk pengadaan armada ini.
4. Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah merupakan sub-sistem pemrosesan,yaitu tahap dimana sampah yang telah dipilah mendapatkan penanganan khusus agar dapat
mengurangi debit sampah yang mencapai TPA. Pengolahan sampah juga bertujuan mendapatkan nilai konsumtif kembali dari sampah.
Pengolahan sampah ini berbeda-beda untuk setiap jenis sampahnya, tetapi secara umum dapat dibedakan menjadi:
a. Pengomposan
composting
, yaitu proses pemusnahan sampah dengan cara proses dekomposisi zat organikoleh kuman-kuman pembusuk
pada kondisi tertentu. b.
Pemadatan
bailing
, yaitu proses yang bertujuan hanya untuk mengurangi volume dari sampah, untuk mengoptimalisasi ruang.
c. Pembakaran
inceneration,
yaitu proses pemusnahan sampah dengan metode membakar secara besar-besaran, dengan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
fasilitas alat pabrik yang terdiri dari
charging apparatus
wadah
, furnace
pembakar satu
, combustion
pembakar kedua
, chimmey
cerobong
,
dan
miscellaneous features
penampung debu sementara. 5.
Pembuangan Akhir
Pembuangan akhir merupakan tahap akhir dari proses sampah, dimana sampah yang sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi akan direposisi ke tempat
pembuangan akhir TPA. Secara umum, metode yang digunakan, yaitu: a.
Open Dumping,
yaitu metode paling sederhana, dimana sampah akan dibuang begitu saja di tanah kosong, dan dibiarkan sampai akhirnya
membusuk. b.
Controlled Landfill,
yaitu metode pengembangan dari
open dumping,
dimana sampah yang telah dibuang di tanah kosong akan diratakan dan dipadatkan dengan alat berat, kemudian ditutup dengan tanah
c.
Sanitary Landfill,
yaitu metode dimana sampah ditimbun dalam suatu lubang yang telah disiapkan, dilanjutkan dengan pemadatan,
kemudian ditutup dengan tanah sebagai lapisan penutup. Sistem juga dilengkapi dengan instalasi pengolahan gas buang dan
leachate
air genangan sampah
2.10.2 Aspek Non-Teknis