Aspek Non-Teknis METODE PENGELOLAAN PERSAMPAHAN YANG BENAR

fasilitas alat pabrik yang terdiri dari charging apparatus wadah , furnace pembakar satu , combustion pembakar kedua , chimmey cerobong , dan miscellaneous features penampung debu sementara. 5. Pembuangan Akhir Pembuangan akhir merupakan tahap akhir dari proses sampah, dimana sampah yang sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi akan direposisi ke tempat pembuangan akhir TPA. Secara umum, metode yang digunakan, yaitu: a. Open Dumping, yaitu metode paling sederhana, dimana sampah akan dibuang begitu saja di tanah kosong, dan dibiarkan sampai akhirnya membusuk. b. Controlled Landfill, yaitu metode pengembangan dari open dumping, dimana sampah yang telah dibuang di tanah kosong akan diratakan dan dipadatkan dengan alat berat, kemudian ditutup dengan tanah c. Sanitary Landfill, yaitu metode dimana sampah ditimbun dalam suatu lubang yang telah disiapkan, dilanjutkan dengan pemadatan, kemudian ditutup dengan tanah sebagai lapisan penutup. Sistem juga dilengkapi dengan instalasi pengolahan gas buang dan leachate air genangan sampah

2.10.2 Aspek Non-Teknis

Aspek nonteknis mengendalikan pelaksanaan dari aspek teknis tersebut, agar pelaksanaannya menjadi lebih baik dengan penyesuaian terhadap keadaan daerah Universitas Sumatera Utara dimana pengelolaan sampah akan dilakukan. Berikut ini adalah penjelasan tentang aspek non-teknis. 1. Aspek Kelembagaan Organisasi Aspek ini aspek dimana pembagian wewenang dan tanggungjawab dipisahkan. Aspek ini juga yang berfungsi memberikan pengawasan, penyuluhan, bimbingan, serta bantuan terhadap jalannya sistem. 2. Aspek Pembiayaan Aspek ini menjadi sumber dari jalannya sistem yang baik, dimana setiap pelaksanaan selalu membutuhkan pengorbanan materi yang seimbang, dengan kata lain, cost selalu berbanding lurus dengan activities. Sumber dari pembiayaan ini, pada umumnya berasal dari: a. Anggaran pemerintah Anggaran pemerintah menjadi sumber pembiayaan utama bagi pelaksanaan kebersihan. Pemerintah pusat biasanya memberikan arahan kebijakan untuk dilaksanakan pemerintah provinsi, kemudian pemerintah kota dan kabupaten, dengan alokasi anggaran sesuai kebijakan pemerintah. Apabila ada pihak ketiga yang turut memberikan sponsorship ataupun menjadi donator, dana tersebut biasanya akan dikelola oleh dinas pemerintah kota, untuk kemudian dilaksanakan sesuai kebijakan kebersihan daerah tersebut. Universitas Sumatera Utara b. Iuran retribusi masyarakat Berdasarkan PD Kebersihan Kota Medan 2002, retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasaatau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Besarnya retribusi yang diwajibkan kepada wajib retribusi ini, diatur berdasarkan Surat Setoran Retribusi Daerah SSRD. 3. Aspek Hukum Peraturan Aspek ini merupakan aspek yang menjaga dinamika sistem agar dapat mencapai sasaran secara efektif. Secara umum, peran aspek hukum ini dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: a. Sebagai landasan pendirian instansi pengelola Dinas Perusahaan Daerah dan lainnya, b. Sebagai landasan pemberlakuan struktur tariff, c. Sebagai landasan ketertiban umum masyarakat dalam pengelolaan persampahan. Aspek ini juga dibutuhkan untuk mengatur bagaimana pengelolaan persampahan dapat dilaksanakan, seperti bagaimana menentukan pelaksanaan teknis operasional, penentuan besarnya retribusi untuk pembiayaan pengelolaan, bentuk kelembagaan yang sesuai, pengatur kerjasama dengan pihak lain yang dibutuhkan, pengeturan peran serta masyarakat, serta pengaturan kewajiban dan larangan bagi penghasil sampah. Universitas Sumatera Utara 4. Aspek Partisipasi Masyarakat Berdasarkan jenisnya, partisipasi masyarakat di bagi kedalam tiga kelompok, yaitu: a. Partisipasi spontan, yaitu bila seseorang mulai berpartisipasi berdasarkan pada keyakinan tanpa dipengaruhi melalui penyuluhan atau ajakan oleh lembaga-lembaga atau orang lain. b. Partisipasi terbujuk, yaitu bila seseorang mulai berpartisipasi setelah diyakinkan melalui program penyuluhan atau oleh pengaruh lain. c. Partisipasi terpaksa, yaitu bila orang-orang dipaksa melalui hukum atau peraturan lain untuk berpartisipasi dalam kegiatan, tapi bertentangan dengan keyakinan mereka atau tanpa melalui persetujuan mereka. Partisipasi masyarakat sangat besar manfaatnya dalam mendukung pelaksanaan operasional pengelolaan sampah. Partisipasi ini antara lain dapat diwujudkan dengan: a. Turut menjaga kebersihan tempat tinggal dan lingkungan b. Memilah sampah di sumber sampah c. Ikut serta dalam pengolahan sampah, misalnya dengan mengurangi, menggunakan kembali atau mendaur ulang sampah. Selain itu alternatif operasi dan pemeliharaan dengan melibatkan kemitraan swasta adalah sesuai dengan paradigma baru bahwa menguasai Universitas Sumatera Utara bukan berarti mengelola secara langsung, akan tetapi dapat melalui privatisasi dengan peraturan perundangan yang berlaku. Adapun kegiatan-kegiatan persampahan yang dapat diprivatisasi, yaitu: a. Operasional playanan, berupa penyapuan jalan, pengumpulan sampah, pengurangan dengan daur ulang, pengangkutan sampah, tempat pembuangan sampah, pemanfaatan gas dan reduksi sampah. b. Pemeliharaan peralatan-peralatan persampahan, karena birokrasi pemerintah menunda pelaksanaan perbaikan. c. Perencanaan dan pengelolaan secara menyeluruh, seperti pembuatan kompos. d. Pemantauan pelaksanaan, sebab hal itu meningkatkan pertanggungjawaban dan efisiensi kerja. Universitas Sumatera Utara BAB III GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3.1 SEJARAH RINGKAS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA