Budidaya Rotifera

7.3.3 Budidaya Rotifera

Peralatan dan wadah yang dapat digunakan dalam mengkultur pakan alami Rotifera ada beberapa macam. Jenis-jenis wadah yang dapat digunakan antara lain bak semen, tangki plastik, bak beton, bak fiber, dan kolam tanah. Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan budidaya Rotifera antara lain aerator/blower, selang aerasi, batu aerasi, selang air, timbangan, kantong plastik, tali rafia, saringan halus/ seser, ember, gayung, dan gelas ukur kaca.

Pemilihan wadah yang akan diguna- kan dalam membudidayakan Rotifera sangat bergantung pada tujuannya. Wadah yang terbuat dari bak semen, bak beton, bak fiber, dan tanki plastik biasanya digunakan untuk membudidayakan Rotifera secara selektif yaitu mem- budidayakan pakan alami di tempat terpisah dari ikan yang akan meng- konsumsi pakan alami. Wadah budidaya

kolam tanah biasanya dilakukan untuk membudidayakan pakan alami nonselektif yaitu membudidayakan pakan alami secara bersama-sama dengan ikan yang akan mengkonsumsi pakan alami tersebut.

Rotifera yang dipelihara di dalam wadah pemeliharaan akan tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, harus dipantau kepadatan populasi Rotifera di dalam wadah. Alat yang digunakan adalah gelas ukur kaca yang berfungsi untuk melihat kepadatan populasi Rotifera yang dibudidayakan di dalam wadah pe- meliharaan. Selain itu, diperlukan juga seser atau saringan halus pada saat akan melakukan pemanenan Rotifera. Rotifera yang telah dipanen tersebut dimasukkan ke dalam ember plastik untuk memudah- kan dalam pengangkutan dan digunakan juga gayung plastik untuk mengambil media air budidaya Rotifera yang telah diukur kepadatannya.

Setelah berbagai macam peralatan dan wadah yang digunakan dalam membudidayakan pakan alami Rotifera diidentifikasi dan dijelaskan fungsi dan cara kerjanya, langkah selanjutnya melakukan persiapan terhadap wadah tersebut. Langkah pertama, peralatan dan wadah yang akan digunakan ditentukan sesuai dengan skala produksi dan kebutuhan. Peralatan dan wadah disiapkan untuk digunakan dalam budidaya Rotifera. Wadah yang akan digunakan dibersihkan dengan menggunakan sikat dan diberikan desinfektan untuk menghindari terjadinya kontaminasi dengan mikroorganisme yang lain. Wadah yang telah dibersihkan selanjutnya dapat diairi dengan air bersih.

Wadah budidaya yang telah diairi dapat digunakan untuk memelihara Rotifera. Air yang dimasukkan ke dalam Wadah budidaya yang telah diairi dapat digunakan untuk memelihara Rotifera. Air yang dimasukkan ke dalam

nutrien yang ada di dasar perairan. Untuk melakukan budidaya pakan alami diperlu-

Langkah kerja dalam menyiapkan kan unsur hara tersebut di dalam media

peralatan dan wadah kultur pakan alami budidaya. Unsur hara yang dimasukkan

Rotifera sebagai berikut. ke dalam media tersebut pada umumnya

1. Siapkan alat dan bahan yang akan adalah pupuk. digunakan dan sebutkan fungsi dan

Jenis pupuk yang dapat digunakan cara kerja peralatan tersebut.

sebagai sumber unsur hara pada media

2. Tentukan wadah yang akan digunakan kultur pakan alami Rotifera adalah pupuk

untuk membudidayakan Rotifera. organik dan anorganik. Pemilihan antara

3. Bersihkan wadah dengan mengguna- kedua jenis pupuk tersebut sangat

kan sikat dan disiram dengan air bergantung pada ketersediaan pupuk bersih. Kemudian, lakukan pensuci- tersebut di lokasi budidaya. Kedua jenis hamaan wadah dengan mengguna- pupuk tersebut dapat digunakan sumber kan desinfektan sesuai dengan unsur hara. Jenis pupuk organik yang dosisnya.

biasa digunakan adalah pupuk kandang, pupuk kandang adalah pupuk yang

4. Bilaslah wadah yang telah dibersihkan berasal dari campuran antara kotoran dengan menggunakan air bersih.

hewan dengan sisa makanan dan alas

5. Pasanglah peralatan aerasi dengan tidur hewan tersebut. Campuran ini

merangkaikan antara aerator, selang telah mengalami pembusukan se- aerasi, dan batu aerasi, masukkan ke hingga sudah tidak berbentuk seperti dalam wadah budidaya. Ceklah semula. Pupuk kandang yang akan keberfungsian peralatan tersebut dipergunakan sebagai pupuk dalam dengan memasukkan ke dalam arus media kultur pakan alami adalah pupuk listrik.

kandang yang telah kering. Mengapa pupuk kandang yang digunakan

6. Masukkan air bersih yang tidak ter- harus yang kering? Pupuk kandang yang kontaminasi ke dalam wadah telah kering sudah mengalami proses budidaya dengan menggunakan pembusukan secara sempurna sehingga selang plastik dengan ke dalaman secara fisik seperti warna, rupa, tekstur, air yang telah ditentukan, misalnya bau dan kadar airnya tidak seperti bahan

50 cm.

aslinya.

Pupuk kandang ini jenisnya ada yang berasal dari kotoran burung puyuh beberapa macam antara lain pupuk yang berdasarkan hasil penelitian dan mem- berasal dari kotoran hewan sapi, kerbau, berikan pertumbuhan populasi Rotifera kelinci, ayam, burung, dan kuda. Dari pada hari ketujuh sebanyak 80 individu/ berbagai jenis kotoran hewan tersebut liter. yang biasa digunakan adalah kotoran

Dosis yang digunakan untuk pupuk ayam dan burung puyuh. Kotoran ayam

anorganik harus dihitung berdasarkan dan burung puyuh yang telah kering ini

kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan. digunakan dengan dosis sesuai kebutuhan.

Beberapa pembudidaya ada yang meng- Jenis pupuk anorganik juga bisa gunakan pupuk nitrat dan phosphat digunakan sebagai sumber unsur hara sebagai unsur hara yang dimasukkan ke pada media kultur Rotifera jika pupuk dalam media kultur pakan alami. Dosis kandang tidak terdapat di lokasi tersebut. yang digunakan dihitung berdasarkan Jenis pupuk anorganik yang biasa diguna- kandungan unsur hara yang terdapat kan adalah pupuk yang mengandung unsur dalam pupuk anorganik, misalnya pupuk Nitrogen, Phosphat, dan Kalium. Pupuk yang akan digunakan Urea dan ZA. Kadar anorganik yang banyak mengandung unsur unsur N dalam Urea adalah 46%, artinya nitrogen dan banyak dijual di pasaran dalam setiap 100 kg Urea mengandung adalah urea, Zwavelzure Ammoniak (ZA), unsur N sebanyak 46 kg. Untuk ZA kadar sedangkan unsur phosphat adalah Triple N nya 21%, artinya kadar N dalam pupuk Superphosphat (TSP). Untuk lebih ZA adalah 21 kg. Sedangkan pupuk mudahnya saat ini juga sudah dijual pupuk kandang yang baik mengandung unsur N majemuk yang mengandung unsur Nitro- sebanyak 1,5–2%. Oleh karena itu, meng- gen, Phosphate, dan Kalium (NPK).

hitung jumlah pupuk anorganik yang dibutuhkan dalam media kultur pakan

Pupuk yang dimasukkan ke dalam alami dilakukan perhitungan matematis.

media kultur pakan alami yang berfungsi Misalnya kebutuhan urea adalah V 1 N

1 = detritus, dan beragam phytoplankton V 2 N 2 , 2 × 1,5 = V × 46, maka kebutuhan sebagai makanan utama Rotifera. Dengan urea adalah 3 : 46 = 0,065 kg.

untuk menumbuhkan bakteri, fungi,

tumbuhnya pakan Rotifera di dalam Pupuk yang telah ditentukan akan

media kultur maka pakan alami yang akan digunakan sebagai sumber unsur hara dipelihara di dalam wadah budidaya

dalam media kultur pakan alami, selanjut- tersebut akan tumbuh dan berkembang.

nya dihitung dan ditimbang sesuai dengan Berapakah dosis pupuk yang harus dosis yang dibutuhkan. Penimbangan ditebarkan ke dalam media kultur pakan dilakukan setelah wadah budi daya alami Rotifera? Berdasarkan pengalaman disiapkan. Kemudian pupuk tersebut beberapa pembudidaya dosis yang di- dimasukkan ke dalam kantong plastik atau gunakan untuk pupuk kandang dari karung plastik yang diikat dan dilubangi

kotoran ayam sebanyak 500 gram/m 3 , dengan menggunakan paku atau gunting sedangkan yang berasal dari kotoran agar pupuk tersebut dapat mudah larut di burung puyuh adalah 1.000 gram/m 3 , atau dalam media kultur pakan alami Rotifera. 1,0 gram/liter. Tetapi dosis pupuk kandang Pupuk tersebut akan berproses di dalam kotoran ayam sebanyak 500 gram/m 3 , dengan menggunakan paku atau gunting sedangkan yang berasal dari kotoran agar pupuk tersebut dapat mudah larut di burung puyuh adalah 1.000 gram/m 3 , atau dalam media kultur pakan alami Rotifera. 1,0 gram/liter. Tetapi dosis pupuk kandang Pupuk tersebut akan berproses di dalam

7–14 hari. Setelah itu baru bisa dilakukan subtropis. Berdasarkan klasifikasinya penebaran bibit Rotifera ke dalam media Rotifera sp. dapat dimasukkan ke dalam: kultur.Selama dalam pemeliharaan harus terus dilakukan pemupukan Filum : Rotifera susulan seminggu sekali dengan dosis Kelas : Monogononta setengah dari pemupukan awal. Ordo : Ploima Pakan alami Rotifera

mempunyai Famili : Brachionidae siklus hidup yang relatif singkat yaitu 4– Subfamili : Brachioninae

12 hari. Oleh karena itu, agar Genus : Brachionus pembudidayaannya bisa berlangsung Spesies : Brachionus calyciflorus terus harus selalu diberikan

pemupukan susulan. Dalam memberikan Morfologi Rotifera dapat dilihat secara pemupukan susulan ini caranya hampir langsung di bawah mikroskop. Ciri khas-

sama dengan pemupukan awal dan ada nya yang sangat mudah untuk dikenali juga yang memberikan pemupukan adalah adanya corona atau semacam susulannya dalam bentuk larutan pupuk selaput yang dikelilingi cilia yang mencolok yang dicairkan.

di sekitar mulutnya. Lingkaran cilia di bagian Parameter kualitas air di dalam anterior terdapat di atas pedestal yang

media kultur pakan alami Rotifera juga terbagi dua yang disebut trocal disk. harus dilakukan pengukuran. Rotifera Gerakan membranela pada trochal disk akan tumbuh dan berkembang pada me- seperti dua roda yang berputar. Trochal disk dia kultur yang mempunyai kandungan digunakan untuk berenang dan makan. Oksigen terlarut sebanyak >5 ppm,

Tubuh Rotifera umumnya transparan. kandungan amonia <1 ppm, suhu air Beberapa berwarna hijau, merah, atau

berkisar antara 28–30° C, dan pH air cokelat yang disebabkan oleh warna antara 6–8.

makanan yang ada di sekitar saluran Langkah kerja yang harus dilakukan pencernaannya. Tubuh terbagi atas tiga

pada pembuatan media budidaya Rotifera bagian yaitu bagian kepala yang pendek, sama dengan budidaya Daphnia.

badan yang besar, dan kaki atau ekor. Bentuk tubuh agak panjang dan silindris.

Ada beberapa langkah yang harus Pada kepala terdapat corona yang

dilakukan sebelum melakukan inokulasi berguna sebagai alat untuk mengalirkan

bibit pakan alami ke dalam media kultur. makanan, organ perasa atau peraba, dan

Pertama, melakukan identifikasi jenis bibit

bukaan mulut.

pakan alami Rotifera. Kedua, melakukan seleksi terhadap bibit pakan alami Rotifera.

Rongga badan berisi cairan tubuh Ketiga, melakukan inokulasi bibit pakan dan terdapat beberapa organ tubuh, alami sesuai dengan prosedur.

yaitu saluran pencernaan yang terdiri yaitu saluran pencernaan yang terdiri

kadang tidak terlihat karena ditarik ke Gambar 7.23 Rotifera dalam tubuh atau mengkerut dan adakala-

nya tidak. Kaki yang beruas semu mem- Langkah selanjutnya setelah dapat punyai dua jari dan mengandung kelenjar mengidentifikasi jenis Rotifera yang akan kaki yang bermuara di ujung jari.

ditebar ke dalam media kultur adalah Badan Brachionus dilapisi kutikula melakukan pemilihan terhadap bibit

yang membentuk lapisan agak tebal dan Rotifera. Pemilihan bibit Rotifera yang kaku yang disebut lorica. Ukuran lorica akan ditebar ke dalam media kultur harus berbeda-beda untuk setiap spesies yang dilakukan dengan tepat. Bibit yang akan sama pada habitat berbeda. Rata-rata ditebar ke dalam media kultur harus yang lebar lorica Brachionus calyciflorus ber- sudah dewasa. Rotifera dewasa berukuran variasi antara 124–300 mikron. Panjang 2,5 mm, anak pertama sebesar 0,8 mm tubuh berkisar antara 200–500 µm. Untuk dihasilkan secara parthenogenesis.

lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar Ukuran badan dan nilai kalori rotifer

7.23. berdasarkan volume dan bobot dapat dilihat pada Tabel 7.9.

Tabel 7.9 Ukuran Badan dan Nilai Kalori Rotifer (Brachionus sp.)

Bobot Nilai Kalori

Rotifer Lorika (µm) Lorika (µm) (ml) (µg) (10 –7 kkal)

Telur Kista 98 ± 4 77 0,30 0,033 1,85

dua tipe jenis betina yaitu betina miktik dan Perkembangbiakan Rotifera di dalam

amiktik. Betina amiktik menghasilkan telur media kultur dapat dilakukan dengan dua

yang akan berkembang menjadi betina cara yaitu secara sexual dan asexual.

amiktik pula. Tetapi dalam keadaan Perkembangbiakan secara asexual (tidak

lingkungan yang kurang menguntungkan kawin) yang disebut dengan parthenogen-

(tidak normal) seperti terjadi perubahan esis terjadi dalam keadaan normal. Sifat

salinitas, suhu air dan kualitas pakan, yang khas pada Rotifera adalah adanya

maka telur betina amiktik tersebut dapat maka telur betina amiktik tersebut dapat

Gambar 7.24 Daur hidup Rotifer (Brachionus sp.)

dan dewasa maka selanjutnya memilih Rotifera mempunyai umur hidup yang

individu yang dewasa sebagai calon bibit relatif singkat yaitu antara 4–19 hari.

yang akan ditebarkan ke dalam media Menurut beberapa ahli 24 jam setelah

kultur. Jumlah bibit yang akan ditebarkan menetas Brachionus muda telah menjadi

ke dalam media kultur sangat bergantung dewasa dan dapat menghasilkan telur 2

kepada volume media kultur. Padat sampai 3 butir. Hal ini telah diperkuat oleh

penebaran bibit yang akan diinokulasi ke peneliti bahwa jumlah telur yang dihasilkan

dalam media kultur biasanya adalah oleh induk betina Brachionus calyciflorus

20–25 individu per liter.

yang dikultur secara khusus di laboratorium rata-rata 3–6 butir. Pengetahuan tentang

Cara yang dilakukan dalam melaku- jumlah telur yang dihasilkan oleh betina kan inokulasi dengan menebarkannya miktik masih sedikit sekali, tetapi diduga secara hati-hati ke dalam media kultur tidak jauh berbeda dari jumlah telur yang sesuai dengan padat tebar yang telah dihasilkan oleh betina amiktik.

ditentukan. Penebaran bibit Rotifera ini sebaiknya dilakukan pada saat suhu

Setelah dapat membedakan antara perairan tidak terlalu tinggi, yaitu pada pagi

individu Rotifera yang telur, anak, remaja dan sore hari. Langkah kerja dalam me- individu Rotifera yang telur, anak, remaja dan sore hari. Langkah kerja dalam me-

Rotifera dilakukan sama dengan budidaya Daphnia. Frekuensi pemupukan susulan

1. Siapkan alat dan bahan yang akan ditentukan dengan melihat sample air di

digunakan sebelum melakukan dalam media kultur, parameter yang mudah

inokulasi/penanaman bibit pakan dilihat jika transparansi kurang dari 0,3 m

alami Rotifera. di dalam media kultur. Hal ini dapat dilihat

2. Siapkan mikroskop dan peralatannya dari warna air media yang berwarna keruh untuk mengidentifikasi jenis Rotifera atau warna teh bening. Jika hal tersebut yang akan dibudidayakan.

terjadi segera dilakukan pemupukan

3. Ambillah seekor Rotifera dengan susulan. Jenis pupuk yang digunakan sama menggunakan pipet dan letakkan di dengan pemupukan awal. atas objec glass , dan teteskan

Mengapa pertumbuhan populasi formalin agar individu tersebut tidak pakan alami Rotifera harus dipantau?

bergerak. Kapan waktu yang tepat dilakukan

4. Letakkan objec glass di bawah pemantauan populasi pakan alami Rotifera mikroskop dan amati morfologi Rotifera yang dibudidayakan di dalam media serta cocokkan dengan gambar 6.

kultur? Bagaimana kita menghitung kepadatan populasi pakan alami Rotifera

5. Lakukan pengamatan terhadap di dalam media kultur? Mari kita jawab individu Rotifera beberapa kali pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan ulangan agar dapat membedakan mempelajari beberapa referensi tentang tahapan stadia pada Rotifera yang hal tersebut atau dari majalah dan internet sedang diamati di bawah mikroskop.

yang dapat menjawabnya. Di dalam hand

6. Hitunglah panjang tubuh individu out ini akan diuraikan secara singkat Rotifera dewasa beberapa ulangan tentang pertumbuhan Rotifera, menghitung dan perhatikan ukuran tersebut kepadatan populasi, dan waktu pe- dengan kasat mata.

mantauannya.

7. Lakukanlah pemilihan bibit yang akan Rotifera yang dipelihara dalam media ditebarkan ke dalam media kultur dan

kultur yang tepat akan mengalami per- letakkan dalam wadah yang terpisah.

tumbuhan yang cepat. Secara biologis Rotifera akan tumbuh dewasa pada umur

8. Tentukan padat penebaran yang akan satu hari (24 jam setelah menetas), jika digunakan dalam budidaya pakan

pada saat inokulasi yang ditebarkan alami Rotifera tersebut sebelum di-

adalah bibit Rotifera yang dewasa maka lakukan penebaran.

dalam waktu dua hari bibit Rotifera

9. Hitunglah jumlah bibit yang akan ditebar tersebut sudah mulai beranak, karena tersebut sesuai dengan point 8.

periode maturasi Rotifera pada media yang mempunyai suhu 25° C adalah satu

10. Lakukan penebaran bibit pakan alami hari. Jumlah telur yang dikeluarkan dari

Rotifera pada pagi atau sore hari satu induk bibit Rotifera sebanyak

dengan cara menebarkannya secara 2–3 butir. Daur hidup Rotifera 6–9 hari dan perlahan-lahan ke dalam media kultur.

Rotifera menjadi dewasa hanya dalam mantauan pertumbuhan populasi waktu satu hari, sehingga bisa diperhitung-

pakan alami Rotifera. kan prediksi populasi Rotifera di dalam

2. Tentukan waktu pemantauan ke- media kultur.

padatan populasi sesuai dengan Berdasarkan siklus hidup Rotifera

prediksi tingkat pertumbuhan Rotifera maka kita dapat menentukan waktu yang

di media kultur.

tepat untuk dilakukan pemanenan sesuai

3. Ambillah sampel air di media kultur dengan kebutuhan larva atau benih ikan

dengan menggunakan baker glass/ yang akan mengkonsumsi pakan alami

erlemeyer, amati dengan seksama Rotifera. Ukuran Rotifera yang dewasa

dan teliti.

dan anak-anak berbeda. Oleh karena itu, perbedaan ukuran tersebut sangat ber-

4. Hitunglah jumlah Rotifera yang ter- manfaat bagi ikan yang akan meng-

dapat dalam baker glass tersebut. konsumsi dan disesuaikan dengan ukuran

5. Lakukanlah kegiatan tersebut minimal bukaan mulut larva.

tiga kali ulangan dan catat apakah Pemantauan pertumbuhan pakan

terjadi perbedaan nilai pengukuran alami Rotifera di media kultur harus

dari ketiga lokasi yang berbeda. dilakukan agar tidak terjadi kepadatan

6. Hitunglah rata-rata nilai populasi dari populasi yang mengakibatkan tingkat

ketiga sampel yang berbeda lokasi. kematian yang tinggi di dalam media. Hal

Nilai rata-rata ini akan dipergunakan tersebut diakibatkan oleh kurangnya

untuk menghitung kepadatan populasi oksigen di dalam media kultur. Tingkat

pakan alami Rotifera di media kultur. kepadatan populasi yang maksimal di

dalam media kultur adalah 80 individu per

7. Catat volume air sampel dan jumlah mililiter, walaupun ada juga yang mencapai

Rotifera dari data point 6, lakukan kepadatan 120–150 individu per mililiter.

konversi nilai perhitungan tersebut Untuk mengukur tingkat kepadatan

untuk menduga kepadatan populasi populasi Rotifera di dalam media kultur

pakan alami Rotifera di dalam media dilakukan dengan cara sampling beberapa

kultur.

titik dari media, minimal tiga kali sampling. Pemanenan pakan alami Rotifera ini Sampling dilakukan dengan cara meng- dapat dilakukan setiap hari atau seminggu ambil air media kultur yang berisi Rotifera sekali atau dua minggu sekali. Hal tersebut dengan menggunakan baker glass atau bergantung pada kebutuhan suatu usaha

erlenmeyer. Hitunglah jumlah Rotifera terhadap ketersediaan pakan alami yang terdapat dalam botol contoh tersebut. Rotifera. Data tersebut dapat dikonversikan dengan

Pemanenan pakan alami Rotifera volume media kultur.

yang dilakukan setiap hari biasanya jumlah Langkah kerja dalam memantau per- yang dipanen kurang dari 20%. Pemanen- tumbuhan populasi pakan alami Rotifera an Rotifera dapat juga dilakukan seminggu sebagai berikut.

sekali atau dua minggu sekali sangat

1. Siapkan alat dan bahan yang akan bergantung kepada kelimpahan populasi digunakan sebelum melakukan pe- Rotifera di dalam media kultur.

Untuk menghitung kepadatan Rotifera pada pagi hari di saat matahari terbit, pada pada saat akan dilakukan pemanenan, waktu tersebut Rotifera akan banyak dapat dilakukan tanpa menggunakan alat mengumpul di bagian permukaan media pembesar atau mikroskop. Rotifera untuk mencari sinar. Dengan tingkah diambil dari dalam wadah yang telah lakunya tersebut akan sangat mudah bagi diaerasi agak besar sehingga Rotifera para pembudidaya untuk melakukan merata berada di seluruh kolom air, pemanenan. Rotifera yang baru dipanen dengan memakai gelas piala volume tersebut dapat digunakan langsung untuk 100 ml. Rotifera dan air di dalam gelas konsumsi larva atau benih ikan. piala selanjutnya dituangkan secara

Rotifera yang sudah dipanen tersebut perlahan-lahan sambil dihitung jumlah

dapat tidak secara langsung diberikan Rotifera yang keluar bersama air.

pada larva dan benih ikan hias yang di- Apabila jumlah Rotifera yang ada budidayakan, tetapi dilakukan penyimpanan. sangat banyak, maka dari gelas piala Cara penyimpanan Rotifera yang dipanen 100 ml dapat diencerkan. Caranya adalah berlebih dapat dilakukan pengolahan dengan menuangkan ke dalam gelas piala

Rotifera segar menjadi beku. Proses tersebut dilakukan dengan menyaring

1.000 ml dan ditambah air hingga Rotifera dengan air dan Rotiferanya saja

volume- nya 1.000 ml. Dari gelas 1.000 yang dimasukkan dalam wadah plastik

ml, lalu diambil sebanyak 100 ml. dan disimpan di dalam lemari pembeku

Rotifera yang ada dihitung seperti cara

(Freezer).

di atas, lalu kepadatan di dalam wadah budidaya dapat diketahui dengan

Langkah kerja dalam melakukan cara mengalikan 10 kali jumlah di pemanenan Rotifera dilakukan sama dalam gelas 100 ml. Sebagai contoh, dengan pemanenan pada Daphnia, yang apabila di dalam gelas piala 100 ml membedakan adalah waktu pemanenan terdapat 200 ekor Rotifera, kepadatan dan jumlah Rotifera yang akan dipanen Rotifera di wadah budidaya 10 x 200 ekor setiap hari. = 2000 individu per 100 ml.

Pemanenan Rotifera dapat dilakukan berdasarkan siklus reproduksinya. Rotifera

7.4 Budidaya Benthos

akan menjadi dewasa pada umur satu hari Jenis organisme yang dapat diguna- dan dapat bertelur setiap hari, maka dapat kan sebagai pakan alami bagi ikan diprediksi kepadatan populasi Rotifera di konsumsi dan ikan hias yang termasuk ke

dalam media kultur jika padat tebar awal dalam kelompok Benthos adalah cacing dilakukan pencatatan. Rotifera dapat rambut. Cacing rambut sangat banyak berkembangbiak tanpa kawin dan usianya diberikan untuk ikan hias dan ikan relative singkat yaitu 6–19 hari.

konsumsi karena mengandung nutrisi Pemanenan dapat dilakukan pada hari yang cukup tinggi untuk pertumbuhan dan

ke empat–sembilan jika populasinya perkembangan ikan yang dibudidayakan. sudah mencukupi, pemanenan tersebut

Dalam membudidayakan cacing dilakukan dengan cara menggunakan rambut prosedur yang dilakukan hampir seser halus. Waktu pemanenan dilakukan sama dalam membudidayakan pakan Dalam membudidayakan cacing dilakukan dengan cara menggunakan rambut prosedur yang dilakukan hampir seser halus. Waktu pemanenan dilakukan sama dalam membudidayakan pakan

Setelah berbagai macam peralatan peralatan dan wadah, penyiapan media

dan wadah yang digunakan dalam kultur, penanaman bibit, pemberian pupuk

membudidayakan pakan alami Tubifek susulan, pemantauan pertumbuhan, dan

diidentifikasi dan dijelaskan fungsi dan pemanenan cacing rambut. Oleh karena

cara kerjanya , langkah selanjutnya adalah itu semua kegiatan tersebut akan diuraikan

melakukan persiapan terhadap wadah di dalam buku ini.

tersebut.

Peralatan dan wadah yang dapat Wadah budidaya yang telah diairi

digunakan dalam mengkultur pakan alami dapat digunakan untuk memelihara

Tubifek ada beberapa macam. Jenis-jenis Tubifek. Air yang dimasukkan ke dalam

wadah yangdapat digunakan antara lain wadah budi daya harus bebas dari

adalah bak platik, bak semen, tanki plastik, kontaminan seperti pestisida, deterjen dan

bak beton, bak fiber, kolam tanah dan chlor. Ke dalaman media di dalam wadah

saluran air. Sedangkan peralatan yang budidaya yang optimum adalah 10 cm dan

dibutuhkan untuk melakukan budidaya maksimum adalah 20 cm. Ke dalaman

Tubifek antara lain adalah selang air, media dalam wadah budidaya ber-

timbangan, saringan halus/seser, ember, dasarkan habitat asli di alamnya hidup

gayung. pada daerah yang mengandung lumpur

Pemilihan wadah yang akan diguna- dengan distribusi pada daerah permukaan kan dalam membudidayakan Tubifek substrat pada ke dalaman tertentu. sangat bergantung kepada tujuannya. Berdasarkan hasil peneltian tubifek yang Wadah yang terbuat dari bak semen, bak berukuran juwana dengan berat kurang beton, bak fiber dan tanki plastik biasanya dari 0,1 mg umumnya terdapat pada ke digunakan untuk membudidayakantubifek dalaman 0–2 cm, cacing muda yang secara selektif yaitu membudidayakan mempunyai berat 0,1–5,0 mg pada ke pakan alami ditempat terpisah dari ikan dalaman 0–4 cm, sedangkan cacing yang akan mengkonsumsi pakan alami.

dewasa yang mempunyai berat 5,0 mg pada ke dalaman 2–4 cm.

Pada budidaya tubifek fungsi aerator dapat digantikan dengan

Media seperti apakah yang dapat mengalirkan air secara kontinue ke digunakan untuk tumbuh dan berkembang dalam wadah pemeliharaan. Debit air pakan alami tubifek. Tubifek merupakan yang masuk ke dalam wadah hewan air yang hidup di perairan tawar pemeliharaan adalah 900 ml/menit.

subtropik dan tropik baik di daerah danau, sungai dan kolam-kolam. Berdasarkan

Selang air digunakan untuk memasuk- habitat alaminya pakan alami tubifek ini

kan air bersih dari tempat penampungan merupakan organisme yang hidup di dasar

air ke dalam wadah budidaya. Peralatan perairan yang banyak mengandung detri-

ini digunakan juga untuk mengeluarkan tus dan mikroorganik lainnya. Tubifek ini

kotoran dan air pada saat dilakukan biasanya dapat hidup pada perairan yang

pemeliharaan. Dengan menggunakan banyak mengandung bahan organik.

selang air akan memudahkan dalam Bahan organik yang terdapat di dalam

melakukan penyiapan wadah sebelum melakukan penyiapan wadah sebelum

Pupuk kandang ini jenisnya ada umumnya pupuk.

beberapa macam antara lain pupuk yang Pupuk yang terdapat di alam ini dapat berasal dari kotoran hewan sapi, kerbau, dikelompokkan menjadi dua, yaitu pupuk kelinci, ayam, burung, dan kuda. Dari organik dan pupuk anorganik. Pupuk berbagai jenis kotoran hewan tersebut organik adalah pupuk yang berasal dari yang biasa digunakan adalah kotoran kotoran hewan, sisa tanaman, limbah ayam dan burung puyuh. Kotoran ayam rumah tangga. Pupuk anorganik adalah dan burung puyuh yang telah kering ini pupuk yang berasal dari bahan kimia dasar digunakan dengan dosis sesuai kebutuhan. yang dibuat secara pabrikasi atau yang

Pupuk yang dimasukkan ke dalam berasal dari hasil tambang, seperti Nitrat,

media kultur pakan alami yang berfungsi Fosfat (Duperfosfat/DS, Triple Superfosfat/

untuk menumbuhkan bakteri, fungi, detri- TSP, Superphosphat 36, Fused Magnesium

tus dan beragam phytoplankton sebagai Phospate/FMP), Silikat, Natrium, Nitrogen

makanan utama tubifek. Dengan tumbuh- (Urea, Zwavelzure amoniak/ZA, Amonium

nya pakan tubifek di dalam media kultur nitrat, Amonium sulfanitrat), dan lain-lain.

maka pakan alami yang akan dipelihara Jenis pupuk yang dapat digunakan di dalam wadah budidaya tersebut akan sebagai sumber unsur hara pada media tumbuh dan berkembang. kultur pakan alami tubifek adalah pupuk

Berapakah dosis pupuk yang harus organik dan anorganik. Pemilihan antara

ditebarkan ke dalam media kultur pakan kedua jenis pupuk tersebut sangat

alami Tubifek? Berdasarkan pengalaman bergantung pada ketersediaan pupuk

beberapa pembudidaya dosis yang tersebut di lokasi budidaya. Kedua jenis

digunakan untuk pupuk kandang dari pupuk tersebut dapat digunakan sebagai

kotoran ayam sebanyak 50% dari jumlah sumber unsur hara.

media yang akan dibuat. Jika jumlah Jenis pupuk organik yang biasa diguna- media yang dibuat sebanyak 500 gram, kan adalah pupuk kandang. Pupuk kandang jumlah pupuknya 250 gram. Kemudian adalah pupuk yang berasal dari campuran pupuk tersebut dimasukkan ke dalam antara kotoran hewan dengan sisa makanan wadah budidaya dicampur dengan lumpur dan alas tidur hewan tersebut. Campuran kolam dengan perbandingan satu band- ini telah mengalami pembusukan sehingga ing satu. Pupuk tersebut akan berproses sudah tidak berbentuk seperti semula. di dalam media dan akan tumbuh Pupuk kandang yang akan dipergunakan mikroorganisme sebagai makanan utama sebagai pupuk dalam media kultur pakan dari Tubifek. Waktu yang dibutuhkan oleh alami adalah pupuk kandang yang telah proses dekomposisi pupuk di dalam me- kering. Mengapa pupuk kandang yang dia kultur pakan alami Tubifek ini berkisar media yang akan dibuat. Jika jumlah Jenis pupuk organik yang biasa diguna- media yang dibuat sebanyak 500 gram, kan adalah pupuk kandang. Pupuk kandang jumlah pupuknya 250 gram. Kemudian adalah pupuk yang berasal dari campuran pupuk tersebut dimasukkan ke dalam antara kotoran hewan dengan sisa makanan wadah budidaya dicampur dengan lumpur dan alas tidur hewan tersebut. Campuran kolam dengan perbandingan satu band- ini telah mengalami pembusukan sehingga ing satu. Pupuk tersebut akan berproses sudah tidak berbentuk seperti semula. di dalam media dan akan tumbuh Pupuk kandang yang akan dipergunakan mikroorganisme sebagai makanan utama sebagai pupuk dalam media kultur pakan dari Tubifek. Waktu yang dibutuhkan oleh alami adalah pupuk kandang yang telah proses dekomposisi pupuk di dalam me- kering. Mengapa pupuk kandang yang dia kultur pakan alami Tubifek ini berkisar

dasar perairan tawar di daerah tropis dan subtropis. Berdasarkan klasifikasinya

Selama dalam pemeliharaan harus Tubifek sp dapat dimasukkan ke dalam:

terus dilakukan pemupukan susulan Filum : Annelida

seminggu sekali dengan dosis 9% pemupukan awal. Berdasarkan hasil Kelas : Oligochaeta penelitian Yuherman (1987) pemupukan

Ordo : Haplotaxida susulan dengan dosis 75% dari pemupukan

awal setelah 10 hari inokulasi dapat Famili : Tubificidae memberikan pertumbuhan yang optimal Genus

: Tubifek

pada tubifek. Pakan alami Tubifek mempunyai siklus hidup yang relatif singkat Spesies : Tubifek sp. yaitu 50–57 hari. Oleh karena itu agar

Morfologi Tubifek dapat dilihat secara pembudidayaannya bisa berlangsung terus langsung di bawah mikroskop. Ciri khas- harus selalu diberikan pemupukan susulan. nya yang sangat mudah untuk dikenali

Dalam memberikan pemupukan susulan ini adalah adanya tubuhnya berwarna merah caranya hampir sama dengan pemupukan kecokelatan karena banyak mengandung awal dan ada juga yang memberikan haemoglobin. Tubuh terdiri dari beberapa pemupukan susulannya dalam bentuk segmen berkisar antara 30–60 segmen. larutan pupuk yang dicairkan.

Pada setiap segmen di bagian punggung Parameter kualitas air di dalam me- dan perut akan keluar seta dan ujungnya

dia kultur pakan alami tubifek juga harus bercabang dua tanpa rambut. Bentuk dilakukan pengukuran. Tubifek akan tubuh agak panjang dan silindris mem- tumbuh dan berkembang pada media punyai dinding yang tebal terdiri dari dua kultur yang mempunyai kandungan lapis otot yang membujur dan melingkar Oksigen terlarut berkisar antara 2,75–5 sepanjang tubuhnya. Untuk lebih jelasnya ppm dan jika kandungan oksigen terlarut dapat dilihat pada Gambar 7.25. >5 ppm dapat meningkatkan pertumbuhan tubifek, kandungan amonia <1 ppm, suhu air berkisar antara 28–30°C, dan pH air antara 6–8.

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan inokulasi bibit pakan alami ke dalam media kultur. Pertama, melakukan identifikasi jenis bibit pakan alami tubifek. Kedua, melakukan

seleksi terhadap bibit pakan alami Tubifek. Gambar 7.25 Tubifek sp

Ketiga, melakukan inokulasi bibit pakan alami sesuai dengan prosedur.

Langkah selanjutnya setelah dapat mengidentifikasi jenis tubifek yang akan

Identifikasi tubifek perlu dilakukan ditebar ke dalam media kultur adalah agar tidak terjadi kesalahan dalam Identifikasi tubifek perlu dilakukan ditebar ke dalam media kultur adalah agar tidak terjadi kesalahan dalam

dilakukan dengan tepat. Bibit yang akan dapat dilihat pada Gambar 7.26.

ditebar ke dalam media kultur harus yang sudah dewasa. Tubifek dewasa berukuran

30 mm, anak pertama sebesar 0,8 mm dihasilkan secara hermaprodit.

Perkembangbiakan tubifek di dalam media kultur dapat dilakukan dengan cara asexual yaitu pemutusan ruas tubuh dan pembuahan sendiri (Hermaphrodit). Telur cacing rambut dihasilkan di dalam kokon yaitu suatu bangunan yang berbentuk bulat telur, panjang 1,0 mm dan garis tengahnya 0,7 mm. Kokon ini dibentuk oleh kelenjar epidermis dari salah satu segmen tubuhnya yang disebut klitelum. Telur yang terdapat di dalam kokon ini

Gambar 7.26 Daur Hidup Tubifek (Tubifek sp) akan mengalami proses metamorfosis dan

Setelah dapat membedakan antara akan mengalami pembelahan sel seperti

individu tubifek yang bertelur, anak, pada umumnya perkembangbiakan

embrio di dalam telur yang dimulai dari remaja, dan dewasa, selanjutnya memilih individu yang dewasa sebagai calon bibit

stadia morula, blastula dan gastrula. Telur yang akan ditebarkan ke dalam media

yang terdapat di dalam kokon ini akan menetas menjadi embrio yang sama kultur. Jumlah bibit yang akan ditebarkan

ke dalam media kultur sangat bergantung persis dengan induknya hanya ukurannya

kepada volume media kultur. Padat lebih kecil. Proses perkembangbiakan

penebaran bibit yang akan diinokulasi ke embrio di dalam kokon ini biasanya

berlangsung selama 10–12 hari jika suhu dalam media kultur biasanya 2 gram per

meter persegi.

di dalam media pemeliharaan berkisar antara 24–25°C.

Cara yang dilakukan dalam melaku- kan inokulasi dengan menebarkannya

Induk tubifek yang dapat meng- secara hati-hati ke dalam media kultur

hasilkan kokon dan mengeluarkan telor sesuai dengan padat tebar yang telah

yang menetas menjadi tubifek mempunyai ditentukan. Penebaran bibit tubifek ini

usia sekitar 40–45 hari. Jumla telur dalam setiap kokon berkisar antara 4–5. Waktu sebaiknya dilakukan pada saat suhu

perairan tidak terlalu tinggi yaitu pada pagi yang dibutuhkan untuk proses per-

dan sore hari.

kembangbiakan telor di dalam kokon sampai menetas menjadi embrio tubifek

Setelah dilakukan penebaran bibit di membutuhkan waktu sekitar 10–12 hari.

dalam media pemeliharaan harus dilaku- kan pemupukan susulan. Pemupukan

Jadi daur hidup cacing rambut dari Jadi daur hidup cacing rambut dari

pemupukan susulan. Jenis pupuk yang digunakan sama dengan pemupukan

Selama dalam pemeliharaan tersebut

awal.

harus terus dilakukan pemupukan susulan seminggu sekali atau dua minggu sekali

Mengapa pertumbuhan populasi dengan dosis yang bergantung pada pakan alami tubifek harus dipantau? kondisi media kultur, biasanya dosis yang Kapan waktu yang tepat dilakukan digunakan 9% dari pemupukan awal. pemantauan populasi pakan alami tubifek Pakan alami tubifek mempunyai siklus yang dibudidayakan di dalam media hidup yang relatif singkat, yaitu 50–57 hari. kultur? Bagaimana kita menghitung Oleh karena itu, agar pembudidayaannya kepadatan populasi pakan alami tubifek bisa berlangsung terus-menerus harus di dalam media kultur? Mari kita jawab selalu diberikan pemupukan susulan. Dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan memberikan pemupukan susulan ini mempelajari buku ini selanjutnya. Di dalam caranya hampir sama dengan pemupukan buku ini akan diuraikan secara singkat awal dan ada juga yang memberikan tentang pertumbuhan tubifek, menghitung pemupukan susulannya dalam bentuk kepadatan populasi dan waktu pemantauan- larutan pupuk yang dicairkan.

nya.

Fungsi utama pemupukan susulan Tubifek yang dipelihara dalam media untuk menumbuhkan pakan yang dibutuh- kultur yang tepat akan mengalami per- kan oleh tubifek agar tumbuh dan tumbuhan yang cepat. Secara biologis berkembang. Berdasarkan kebutuhan tubifek akan tumbuh dewasa pada umur pakan bagi tubifek tersebut maka prosedur 40–45 hari, jika pada saat inokulasi yang yang dilakukan dalam memberikan ditebarkan adalah bibit tubifek yang pemupukan susulan ada dua cara. dewasa maka dalam waktu sepuluh Pertama, dengan menebarkan secara sampai dua belas hari bibit tubifek tersebut merata ke dalam media pemeliharaan sudah mulai bertelur pada media yang sejumlah pupuk yang sudah ditimbang mempunyai suhu 24–25°C. Jumlah telur sesuai dengan dosis pemupukan susulan. yang dikeluarkan dari satu induk tubifek Kedua, dengan cara membuat larutan sangat bergantung pada jumlah kokon pupuk di dalam wadah yang terpisah yang dihasilkan pada setiap induk. Kokon dengan wadah budidaya, larutan pupuk ini akan terbentuk pada salah satu segmen tersebut dialirkan ke seluruh permukaan tubuh induk tubifek. Daur hidup tubifek media pemeliharaan dengan dosis yang adalah 50–57 hari dan tubifek menjadi telah ditentukan.

dewasa dalam waktu empat puluh hari, dewasa dalam waktu empat puluh hari,

sangat bergantung kepada kelimpahan populasi tubifek di dalam media kultur.

Berdasarkan siklus hidup tubifek maka kita dapat menentukan waktu yang

Pada saat pemanenan sebaiknya tepat untuk dilakukan pemanenan sesuai wadah budidaya tubifek tersebut ditutup dengan kebutuhan larva atau benih ikan terlebih dahulu selama 6 jam untuk yang akan mengkonsumsi pakan alami memudahkan pemanenan, karena tubifek. Ukuran Tubifek yang dewasa dan dengan penutupan selama 6 jam tubifek anak-anak berbeda. Oleh karena itu, akan keluar secara perlahan-lahan dari perbedaan ukuran tersebut sangat lumpur tempatnya bersembunyi bermanfaat bagi ikan yang akan meng- membenamkan sebagian tubuhnya konsumsi dan disesuaikan dengan ukuran tersebut. bukaan mulut larva.

Untuk menghitung kepadatan tubifek

Pemantauan pertumbuhan pakan pada saat akan dilakukan pemanenan, alami tubifek di media kultur harus dapat dilakukan tanpa menggunakan alat dilakukan agar tidak terjadi kapadatan pembesar atau mikroskop. Tubifek diambil populasi yang mengakibatkan tingkat dari dalam wadah pemeliharaan dan kematian yang tinggi di dalam media. Hal ditimbang jumlah tubifek yang diambil tersebut diakibatkan oleh kurangnya setelah itu dapat dihitung jumlah individu oksigen di dalam media kultur. Tingkat per gramnya dengan melakukan per- kepadatan populasi yang maksimal di hitungan matematis. dalam media kultur adalah 30–50 gram per

Pemanenan tubifek dapat dilakukan meter persegi, walaupun ada juga yang berdasarkan siklus reproduksinya. Tubifek

mencapai kepadatan 120–150 gram per akan menjadi dewasa pada umur empat

meter persegi. puluh sampai empat puluh lima hari dan

Untuk mengukur tingkat kepadatan dapat bertelur setelah sepuluh sampai dua populasi tubifek di dalam media kultur belas hari, maka dapat dipredeksi dilakukan dengan cara sampling beberapa kepadatan populasi Tubifek di dalam me- titik dari media, minimal tiga kali sampling. dia kultur jika padat tebar awal dilakukan Sampling dilakukan dengan cara pencatatan. Tubifek dapat berkembang mengambil air media kultur yang berisi biak tanpa kawin dan usianya relatif Tubifek dengan menggunakan baker glass singkat yaitu 50–57 hari. atau erlemeyer. Hitunglah jumlah Tubifek

Pemanenan dapat dilakukan pada hari yang terdapat dalam botol contoh tersebut,

ke lima puluh sampai lima puluh tujuh jika data tersebut dapat dikonversikan dengan

populasinya sudah mencukupi, pemanenan volume media kultur.

tersebut dilakukan dengan cara meng-

Pemanenan pakan alami tubifek dapat gunakan seser halus. Waktu pemanenan di lakukan setelah pemeliharaan selama dilakukan pada pagi hari di saat matahari dua bulan setelah itu pemanenen dapat terbit. Pada waktu tersebut tubifek akan dilakukan setiap dua minggu biasanya banyak mengumpul di bagian permukaan jumlah yang dipanen kurang dari 50%. media untuk mencari sinar. Dengan Pemanenan tubifek dapat juga dilakukan tingkah lakunya tersebut akan sangat Pemanenan pakan alami tubifek dapat gunakan seser halus. Waktu pemanenan di lakukan setelah pemeliharaan selama dilakukan pada pagi hari di saat matahari dua bulan setelah itu pemanenen dapat terbit. Pada waktu tersebut tubifek akan dilakukan setiap dua minggu biasanya banyak mengumpul di bagian permukaan jumlah yang dipanen kurang dari 50%. media untuk mencari sinar. Dengan Pemanenan tubifek dapat juga dilakukan tingkah lakunya tersebut akan sangat

di dalam wadah budidaya dan akan dipanen tersebut dapat digunakan

tumbuh detritus dan mikroorganisme langsung untuk konsumsi larva atau benih

lainnya sebagai makanan untuk ikan.

tubifek.

5. Setelah itu masukkan tubifek ke dalam dapat tidak secara langsung diberikan

Tubifek yang sudah dipanen tersebut

media tersebut dengan dosis 2 gram pada larva dan benih ikan hias yang di-

per meter persegi. budidayakan tetapi dilakukan penyimpanan.

6. Lakukan pemeliharaan tubifek ter- Cara penyimpanan tubifek yang dipanen

sebut dengan melakukan pemupukan berlebih dapat dilakukan pengolahan

susulan dan pemantauan per- tubifek segar menjadi beku. Proses

tumbuhan setiap sepuluh hari sekali. tersebut dilakukan dengan menyaring

tubifek dengan air dan tubifeknya saja

7. Pemanenan tubifek dapat dilakukan yang dimasukkan dalam wadah plastik

setelah minimal 40 hari pemeliharaan. dan disimpan di dalam lemari pembeku Hal ini berdasarkan hasil penelitian (Freezer).

Fadillah (2004) bahwa pertumbuhan populasi tubifek mencapai puncaknya

Untuk melakukan budidaya tubifek setelah dipelihara selama 40 hari.

secara skala kecil dapat dilakukan dengan menggunakan wadah yang terbuat dari

7.5 Bioenkapsulasi

bak plastik dengan langkah kerja sebagai

berikut. Untuk meningkatkan mutu pakan alami dapat dilakukan pengayaan, istilah

1. Pembuatan wadah budidaya dengan pengayaan bisa juga disebut dengan menggunakan bak kayu yang terbuat bioenkapsulasi. Pengayaan terhadap dari kayu yang dilapisi plastik dengan pakan alami ini sangat penting untuk ukuran misalnya 100 cm x 50 cm x 10 meningkatkan kualitas nutrisi dari pakan cm.

tersebut. Jenis pakan alami yang dapat dilakukan pengayaan adalah dari

2. Masukkan media ke dalam wadah kelompok zooplankton misalnya Artemia,

budidaya tubifek dengan ke dalaman rotifer, Daphnia, moina, dan tigriopus. media 5 cm, media ini terbuat dari Semua jenis zooplankton tersebut biasa- lumpur dan pupuk kandang dengan nya diberikan kepada larva dan benih perbandingan lumpur dan pupuk ikan air tawar, payau, dan laut. Dengan kandang adalah 1 : 1.

meningkatkan mutu dari pakan alami dari kelompok ini dapat meningkatkan mutu

3. Masukkan air ke dalam wadah yang dari larva dan benih ikan yang meng-

telah berisi media tersebut, ke konsumsi pakan tersebut. Peningkatan dalaman air dalam wadah budidaya mutu pakan alami dapat dilihat dari adalah2 cm dan buatlah sistem air meningkatkan kelangsungan hidup/ mengalir pada wadah budidaya sintasan larva dan benih yang dipelihara, dengan debit air berkisar 900 ml/ meningkatkan pertumbuhan larva dan menit.

benih ikan serta meningkatkan daya tahan tubuh larva dan benih ikan.

4. Biarkan media tersebut selama 5–7

Pemberian pakan alami langsung ton dapat ditingkatkan mutunya dengan

Menurut Watanabe (1988) zooplank-

ke larva ikan

teknik bioenkapsulasi dengan mengguna- Adapun prosedur yang dapat dilaku-

an teknik omega yeast (ragi omega). kan jika akan melakukan pengayaan zoop-

Omega tiga merupakan salah satu jenis lankton sebagai berikut.

asam lemak tidak jenuh tinggi yaitu asam lemak yang mengandung satu atau lebih

Pengayaan terhadap Artemia salina ikatan rangkap. Asam lemak ini tidak dapat sangat penting dilakukan untuk meningkat- disintesis di dalam tubuh dan merupakan kan kualitas nutrisi dari pakan tersebut. salah satu dari asam lemak esensial. Ada Artemia salina merupakan salah satu jenis

dua metode yang dapat dilakukan untuk pakan alami dari kelompok zooplankton meningkatkan mutu pakan alami seperti yang dapat diberikan kepada larva ikan berikut.

konsumsi atau ikan hias. Pada stadia larva semua jenis ikan sangat membutuhkan

1. Indirect Method yaitu metode tidak nutrisi yang lengkap agar pertumbuhan

langsung. larva sempurna sesuai dengan kebutuhan-

Metode pengayaan zooplankton nya. Pengayaan terhadap pakan alami ini secara tidak langsung dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang dengan cara memelihara zooplankton dilakukan oleh peneliti dari Jepang dapat dengan media Chlorella dan ragi roti meningkatkan pertumbuhan. Saccharomyces cerevisiae, dengan

Alat dan bahan

dosis sebanyak 1 gram yeast/106 sel/ ml air laut perhari.

• Mixer

2. Direct Method yaitu metode langsung.

• Minyak ikan

Metode pengkayaan zooplankton • Vitamin yang larut dalam air secara tidak langsung dengan • Kuning telur

cara membuat emulsi lipid. Lipids yang mengandung

3 HUFA di • Aquades

homogenisasi dengan sedikit kuning • Ragi roti/fermipan telur mentah dan air yang akan

Langkah kerja:

menghasilkan emulsi dan secara langsung diberikan kepada pakan

1. Siapkan alat dan bahan alami dicampur dengan ragi roti.

2. Timbanglah minyak ikan sebanyak 5 Tahapannya:

gram, vitamin yang larut dalam air – Pembuatan emulsi lipid (mayon-

sebanyak 10 gram dan kuning telur naise)

sebanyak 1 gram dan letakkan dalam wadah yang terpisah.

– Pengecekan ke homoenisasi emulsi di bawah mikroskop

3. Masukkan 5 gram minyak ikan ke dalam mixer dan lakukan homogenisasi

– Pencampuran dengan ragi roti selama 2–3 menit dengan alat tersebut. –

Pemasukan emulsi ke dalam me-

4. Tambahkan 10 gram vitamin yang dia pakan alami 4. Tambahkan 10 gram vitamin yang dia pakan alami

Bahan yang kaya akan asam lemak kan 100 ml aquades.

n-6 umumnya banyak dikandung oleh

5. Lakukanlah pencampuran dengan minyak yang berasal dari tumbuhan. mixer selama 2–3 menit sampai terjadi Minyak jagung mengandung asam lemak campuran yang homogen.

linoleat (n-6) sekitar 53% (Stickney, 1979). Minyak jagung diperoleh dengan jalan

6. Ambillah 20 ml emulsi yang telah ekstraksi bagian lembaga, baik dengan

dibuat pada langkah sebelumnya tekanan tinggi maupun dengan jalan

sebanyak 20 ml, dan tambahkan 5 ekstraksi menggunakan pelarut. Dalam

gram ragi roti, dan campurlah dengan pembuatan bahan emulsi untuk

air kultur Artemia.

memperkaya Daphnia

sp dapat

7. Jumlah emulsi yang telah dibuat di ditambahkan juga kuning telur ayam atas tersebut dapat dipergunakan mentah dan ragi roti (Saccharomyces untuk memperkaya jumlah nauplius cerevisiae ). Kandungan asam lemak dari Artemia sebanyak 100–200 naupli per beberapa bahan yang dapat dipergunakan ml, sedangkan untuk rotifer emulsi untuk membuat emulsi bioenkapsulasi tersebut dapat dipergunakan untuk dapat dilihat pada Tabel 7.10. memperkaya sebanyak 500–1000 individu per liter.

Pemenuhan kebutuhan akan asam lemak esensial oleh larva ikan dapat dipenuhi dengan pemberian sumber pakan yang tepat yang berasal dari hewani dan nabati pada pengkayaan pakan alami seperti minyak ikan dan minyak jagung. Pada umumnya komposisi minyak ikan laut lebih kompleks dan mengandung asam lemak tak jenuh berantai panjang pada minyak ikan laut terdiri dari asam lemak C18, C20, dan C22 dengan kandungan C20, dan C22 yang tinggi dan kandungan C16 dan C18 yang rendah. Sedangkan kandungan asam lemak ikan air tawar mengandung C16 dan C18 yang tinggi serta C20 dan C22 yang rendah. Komposisi lain yang terkandung dalam minyak ikan adalah lilin ester, diasil gliserol eter, plasmalogen netral, dan fosfolipid. Terdapat pula sejumlah kecil fraksi yang tak tersabunkan, antara lain vitamin, sterol, hidrokarbon, dan pigmen. Komponen-

Tabel 7.10 Kandungan Komposisi Beberapa Bahan Bioenkapsulasi

Komposisi Minyak Ikan

Minyak

Kuning

Ragi roti Minyak

Asam Lemak Lemuru (%) Jagung

Telur Ayam

(% Total Asam

Ikan Lemuru (g/100g) (g/100g) SFA Lemak)

SFA 23,869