HAMA DAN PENYAKIT IKAN

BAB VIII HAMA DAN PENYAKIT IKAN

Dalam suatu usaha budidaya ikan yang intensif dengan padat penebaran tinggi, dengan penggunaan pakan buatan yang sangat besar dapat mengakibatkan terjadinya suatu masalah. Masalah terbesar yang sering dianggap menjadi penghambat budidaya ikan adalah munculnya serangan penyakit. Serangan penyakit yang disertai gangguan hama dapat menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi sangat lambat (kekerdilan), mortalitas meningkat, konversi pakan manjadi sangat tinggi dan menurunnya hasil panen (produksi).

Ikan yang dipelihara dapat terserang hama dan penyakit karena diakibatkan oleh kualitas air yang memburuk dan mal- nutrisi. Ikan yang sehat akan mengalami pertumbuhan berat badan yang optimal. Ikan yang sakit sangat merugikan bagi para pembudidaya karena akan mengakibatkan penurunan produktivitas. Oleh karena itu agar ikan yang dipelihara di dalam wadah budidaya tidak terserang hama dan penya- kit harus dilakukan pencegahan. Pence- gahan merupakan tindakan yang paling efektif dibandingkan dengan pengobatan, Sebab, pencegahan dilakukan sebelum terjadi serangan, baik hama maupun pe- nyakit, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar.

8.1. JENIS-JENIS HAMA DAN PENYAKIT

8.1.1. Hama Ikan

Hama adalah organisme pengganggu yang dapat memangsa, membunuh dan mempengaruhi produktivitas ikan, baik secara langsung maupun secara berta- hap. Hama bersifat sebagai organisma yang memangsa (predator), perusak dan kompetitor (penyaing). Sebagai predator (organisme pemangsa), yakni makhluk yang menyerang dan memangsa ikan yang biasanya mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dari ikan itu sendiri. Hama sering menyerang ikan bila masuk dalam lingkungan perairan yang sedang dilaku- kan pemeliharaan ikan. Masuknya hama dapat bersama saluran pemasukan air maupun sengaja datang melalui pematang untuk memangsa ikan yang ada.

Hama yang menyerang ikan biasa- nya datang dari luar melalui aliran air, udara atau darat. Hama yang berasal dari dalam biasanya akibat persiapan kolam yang kurang sempurna. Oleh karena itu untuk mencegah hama ini masuk ke- dalam wadah budidaya dapat dilakukan penyaringan pada saluran pemasukan dan pemagaran pematang. Hama ikan banyak sekali jenisnya antara lain larva serangga, serangga air, ikan carnivora, Hama yang menyerang ikan biasa- nya datang dari luar melalui aliran air, udara atau darat. Hama yang berasal dari dalam biasanya akibat persiapan kolam yang kurang sempurna. Oleh karena itu untuk mencegah hama ini masuk ke- dalam wadah budidaya dapat dilakukan penyaringan pada saluran pemasukan dan pemagaran pematang. Hama ikan banyak sekali jenisnya antara lain larva serangga, serangga air, ikan carnivora,

dalam kolam budidaya. berang atau lisang, larva capung, trisi-

Secara rutin melakukan pembersihan pan. Hama menyerang ikan hanya pada

disekitar kolam pemeliharaan agar saat ikan masih kecil atau bila populasi

hama seperti siput atau trisipan tidak ikan terlalu padat. Sedangkan bila ikan

dapat berkembangbiak disekitar mulai gesit gerakannya umumnya hama

kolam budidaya

sulit memangsanya. Untuk menghindari adanya hama

Hama yang menyerang ikan budi- ikan, dilakukan pemberantasan hama

daya biasanya berupa ular, belut, ikan liar dengan menggunakan bahan kimia. Akan

pemangsa. Sedangkan hama yang meny- tetapi penggunaan bahan kimia ini harus

erang larva dan benih ikan biasanya noto- hati-hati hal ini mengingat pengaruhnya

necta atau bebeasan, larva cybister atau terhadap lingkungan sekitarnya. Bahan

ucrit. Ikan-ikan kecil yang masuk ke dalam kimia sintetis umumnya sulit mengalami

wadah juga akan mengganggu. Meskipun penguraian secara alami, sehingga

bukan hama, tetapi ikan kecil-kecil itu men- pengaruhnya (daya racunnya) akan lama

jadi pesaing bagi ikan dalam hal mencari dan dapat membunuh ikan yang sedang

makan dan memperoleh oksigen. dipelihara. Oleh karena itu sebaiknya

Ada beberapa cara yang dapat menggunakan bahan pemberantas hama dilakukan untuk mencegah serangan

yang berasal dari tumbuh-tumbuhan hama terhadap ikan :

seperti ekstrak akar tuba, biji teh, daun tembakau dan lain-lain. Bahan ini efektif

Pengeringan dan pengapuran kolam untuk membunuh hama yang ada dalam

sebelum digunakan. Dalam penga- kolam dan cepat terurai kembali menjadi

puran sebaiknya dosis pemakaian- nya diperhatikan atau dipatuhi.

netral. Pada Tabel 8.1. di bawah ini kandungan zat aktif serta dosis yang

Pada pintu pemasukan air dipasang tepat untuk pemberantasan hama. saringan agar hama tidak masuk ke dalam kolam. Saringan air pemasu- kan ini berguna untuk menghindari

Tabel 8.1. Bahan ekstrak dari tumbuh-tumbuhan serta dosisnya.

Bahan organik Bahan organik Bahan aktif Bahan aktif Dosis Dosis

Akar tuba

Rotenon

10 kg/ha

Biji teh

Saponin

150 – 200 kg/ha Tembakau Nikotin 200 – 400 kg/ha

Ada beberapa tindakan penanggulangan

8.1.2. Penyakit Ikan

serangan hama yang dapat dilakukan, antara lain adalah sebagai berikut :

Penyakit adalah terganggunya kesehatan ikan yang diakibatkan oleh

Penanggulangan Ular berbagai sebab yang dapat mematikan

1. Ular tidak menyukai tempat-tempat ikan. Secara garis besar penyakit yang yang bersih. Karena itu, cara meng- menyerang ikan dapat dikelompokkan hindari serangan hama ular adalah menjadi dua, yaitu penyakit infeksi (pe- dengan mejaga kebersihan lingkung- nyakit menular) dan non infeksi (penyakit an kolam.

tidak menular). Penyakit menular adalah penyakit yang timbul disebabkan oleh

2. Karena ular tidak dapat bersarang di masuknya makhluk lain kedalam tubuh

pematang tembok, sebaiknya dibuat ikan, baik pada bagian tubuh dalam

pematang dari beton atau tembok maupun bagian tubuh luar. Makhluk

untuk menghindari serangannya. tersebut antara lain adalah virus, bakteri,

3. Perlu dilakukan pengontrolan pada jamur dan parasit. Penyakit tidak menular malam hari. Jika ada ular, bisa lang- adalah penyakit yang disebabkan antar sung dibunuh dengan pemukul atau lain oleh keracunan makanan, kekurang- dijerat dengan tali.

an makanan atau kelebihan makanan Penanggulangan Belut

dan mutu air yang buruk.

1. Sebelum diolah, sebaiknya kolam Penyakit yang muncul pada ikan selain

digenangi air setinggi 20 – 30 cm, di pengaruhi kondisi ikan yang lemah juga kemudian diberi obat pembasmi cara penyerangan dari organisme yang hama berupa akodan dengan dosis

menyebabkan penyakit tersebut. Faktor- rendah, yakni 0,3 – 0,5 cc per meter

faktor yang menyebabkan penyakit pada kubik air.

ikan antara lain :

2. Setelah diberi pembasmi hama,

1. Adanya serangan organisme parasit, kolam dibiarkan selama 2 hari hingga

virus, bakteri dan jamur. belut mati. Selanjutnya air dibuang.

2. Lingkungan yang tercemar (amonia, sulfida atau bahan-bahan kimia

beracun)

Penanggulangan Ikan Gabus

3. Lingkungan dengan fluktuasi ; suhu,

1. Memasang saringan di pintu pema- pH, salinitas, dan kekeruhan yang

sukan air kolam, sehingga hama ikan

besar

gabus tidak dapat masuk.

4. Pakan yang tidak sesuai atau gizi yang

2. Mempertinggi pematang kolam agar tidak sesuai dengan kebutuhan ikan ikan gabus dari saluran atau kolam

lain tidak dapat loncat ke kolam yang

5. Kondisi tubuh ikan sendiri yang lemah, berisi ikan.

karena faktor genetik (kurang kuat menghadapi perubahan lingkungan).

Oleh karena itu untuk mencegah se- tubuh ikan. Pada prinsipnya penyakit rangan penyakit pada ikan dapat dilaku-

yang menyerang ikan tidak datang kan dengan cara antara lain ; mengetahui

begitu saja, melainkan melalui proses sifat dari organisme yang menyebabkan

hubungan antara tiga faktor, yaitu kondisi penyakit, pemberian pakan yang sesuai

lingkungan (kondisi di dalam air), kondisi (keseimbangan gizi yang cukup), hasil

inang (ikan) dan kondisi jasad patogen keturunan yang unggul dan penanga-

(agen penyakit). Dari ketiga hubungan nan benih ikan yang baik (saat panen faktor tersebut dapat mengakibatkan ikan dan transportasi benih). Dalam hal

sakit. Sumber penyakit atau agen penanganan saat tranportasi benih, agar

penyakit itu antara lain adalah parasit, benih ikan tidak mengalami stress perlu

cendawan atau jamur, bakteri dan virus. perlakuan sebagai berikut antara lain; de-

Di lingkungan alam, ikan dapat diserang ngan pemberian KMnO4, fluktuasi suhu

berbagai macam penyakit. Demikian juga yang tidak tinggi, penambahan O2 yang

dalam pembudidayaannya, bah- kan tinggi, pH yang normal, menghilangkan penyakit tersebut dapat menyerang ikan bahan yang beracun serta kepadatan

dalam jumlah besar dan dapat benih dalam wadah yang optimal.

menyebabkan kematian ikan, sehingga kerugian yang ditimbulkannya pun sa-

Beberapa tindakan pencegahan ngat besar. Penyebaran penyakit ikan

penyakit yang dapat dilakukan sebagai di dalam wadah budidaya sangat ber-

berikut: gantung pada jenis sumber penyakitnya,

1. Sebelum pemeliharaan, kolam ha- kekuatan ikan (daya tahan tubuh ikan) rus dikeringkan dan dikapur untuk dan kekebalan ikan itu sendiri terhadap memotong siklus hidup penyakit.

serangan penyakit. Selain itu cara pe-

2. Kondisi lingkungan harus tetap dijaga, nyebaran penyakit itu biasanya terjadi

misalnya kualitas air tetap baik. melalui air sebagai media tempat hidup ikan, kontak langsung antara ikan yang

3. Pakan tambahan yang diberikan harus satu dengan ikan yang lainnya dan ad-

sesuai dengan dosis yang dianjurkan. anya inang perantara. Jika berlebihan dapat mengganggu

lingkungan dalam kolam.

Jenis-jenis Penyakit

4. Penanganan saat panen harus baik

1. Penyakit non-infeksi adalah penyakit dan benar untuk menghindari agar

yang timbul akibat adanya gangguan ikan tidak luka-luka.

faktor yang bukan patogen. Penyakit

5. Harus dihindari masuknya binatang non-infeksi tidak menular. Penyakit pembawa penyakit seperti burung,

non-infeksi yang banyak ditemukan siput atau keong mas.

adalah keracunan dan kekurangan Penyakit dapat diartikan sebagai

gizi. Keracunan dapat disebabkan organisme yang hidup dan berkembang

oleh pemberian pakan yang ber- di dalam tubuh ikan sehingga organ

jamur, berkuman dan pencemaran tubuh ikan terganggu. Jika salah satu

lingkungan perairan. atau sebagian organ tubuh terganggu, 2. Penyakit akibat infeksi biasanya

akan terganggu pula seluruh jaringan timbul karena gangguan organisme akan terganggu pula seluruh jaringan timbul karena gangguan organisme

2. Penyakit yang disebabkan oleh bak- menyebabkan infeksi biasanya berupa

teri, antara lain adalah Flexibacter parasit, jamur, bakteri atau virus.

columnaris, Edwardsiella tarda, Ed- wardsiela ictalurus, Vibrio anguillarum,

Aeromonas hydrophylla, Aeromonas

Penyakit non infeksi

salmonicida.

3. Penyakit yang disebabkan oleh jamur, dari tingkah laku ikan. Biasanya ikan yang

Gejala keracunan dapat diidentifikasi

antara lain adalah Ichthyoponus sp, mengalami keracunan terlihat lemah dan

Branchyomycetes sp, Saprolegnia sp berenang tidak normal dipermukaan

dan Achlya sp.

air. Pada kasus yang berbahaya, ikan berenang

4. Penyakit yang disebabkan oleh Penyakit karena kurang gizi, ikan tampak

terbalik kemudian mati.

parasit. Jenis parasit ada beberapa kurus dan kepala terlihat lebih besar,

macam yaitu endoparasit dan ekto- tidak seimbang dengan ukuran tubuh.

parasit. Yang termasuk kedalam Ikan juga akan terlihat kurang lincah.

endoparasit antara lain adalah pro- tozoa dan trematoda, sedangkan

Untuk mencegah terjadinya keracu- ectoparasit adalah crustacean. Pe- nan, pakan harus diberikan secara selektif

nyakit yang disebabkan oleh proto- dan lingkungan dijaga agar tetap bersih.

zoa antara lain adalah Ichtyopthirius Bila tingkat keracunan tidak terlalu parah

multifiliis, Myxobolus sp, Trichodina atau masih dalam taraf dini, ikan-ikan

sp, Myxosoma sp, Henneguya sp yang stress dan berenang tidak normal

dan Thelohanellus sp. Penyakit yang harus segera diangkat dan ditempatkan

disebabkan oleh trematoda antara pada wadah yang berisi air bersih, segar

lain adalah Dactylogyrus sp, Gyro- dan dilengkapi dengan suplai oksigen.

dactylus sp dan Clinostomum sp. Untuk mencegah kekurangan gizi,

Penyakit yang disebabkan oleh crus- pemberian pakan harus terjadwal dan

tacean antara lain adalah Argulus sp, jumlahnya cukup. Pakan yang diberikan

Lernea cyprinaceae. harus dipastikan mengandung kadar

Untuk memahami tentang berbagai

protein tinggi yang dilengkapi lemak, jenis penyakit infeksi dan bagaimana vitamin A, mineral. Selain itu, kualitas air para pembudidaya melakukan tindakan tetap dijaga agar selalu mengalir lancar pencegahan dan pengobatan pada ikan dan parameter kimia maupun biologi yang terserang penyakit, maka harus mencukupi standar budidaya.

dipahami terlebih dahulu tentang morfolo- gi dari macam-macam penyakit tersebut. Oleh karena itu dalam penjelasan berikut

Penyakit infeksi

akan diuraikan tentang biologi dan mor-

1. Penyakit yang disebabkan virus, an- fologi dari berbagai jenis penyakit yang tara lain adalah Infectious Pancreatic biasa menyerang ikan budidaya. Necrosis (IPN), Viral Haemorrhagic

Septicaemia (VHS), Channel Catfish Virus (CCV), Infectious Haemopotic Necrosis (IHN).

1. Ichthyophthirius multifiliis.

wasa atau stadium memakan (tropozoit) yang berkembang dalam kulit atau jaringan

Ichthyophthirius multifiliis

adalah

epitelium insang dari inang. Setelah fase jenis parasit yang digolongkan kedalam

makannya selesai, Ichthyophthirius mul- phylum Protozoa, subphylum Ciliophora,

kelas Ciliata, subkelas Holotrichia, Ordo tifiliis akan memecahkan epithelium dan keluar dari inangnya untuk membentuk

Hymenostomatida, famili Ophryoglenia dan kista. Larva-larva berkista tersebut akan genus Ichthyophthirius multifiliis (Hoffman, menempel pada tumbuhan, batuan atau

1967). Kecuali pada bagian anterior yang obyek lain yang ada di perairan. Kemu-

berbentuk cincin (cystome), hampir di dian membelah hingga sepuluh kali melalui

seluruh permukaan tubuh Ichthyophthirius pembelahan biner yang menghasilkan 100 multifiliis tertutup oleh silia yang berfungsi – 2000 sel bulat berdiameter 18 – 22 µm.

untukpergerakannya,bagiansitoplasmanya Sel-sel itu akan memanjang seperti cerutu

terdapat makronukleus yang berbentuk berdiameter 10 X 40 µm dan mengeluarkan

seperti tapal kuda, mikronukleus (inti yang enzim hyaluronidase. Enzim tersebut digu-

kecil) yang menempel pada makronukleus nakan untuk memecahkan kista sehingga

dan sejumlah vakuola kontraktil Untuk lebih tomit (sel-sel muda) yang dihasilkan dapat

jelasnya dapat di lihat pada Gambar 8.1. berenang bebas dan segera mendapatkan

inang baru. Tomit-tomit itu motil dan bersi- fat infektif sampai berumur 4 hari dan akan

mati jika dalam waktu 48 jam tidak segera menemukan inang yang baru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8.2.

Gambar 8.1. Ichthyophthirius multifiliis

Ichthyophthirius multifiliis menyebab- kan penyakit bintik putih atau White spot

disease atau Ich. Parasit ini dapat meng- infeksi kulit, insang dan mata pada ber- bagai jenis ikan baik ikan air tawar, payau

dan laut. Parasit ini mempunyai panjang tubuh 0,1 – 1,0 mm dan dapat menyebab-

Gambar 8.2. Siklus hidup Ichthyophthirius kan kerusakan kulit dan dapat menyebab-

multifiliis kan kematian. Parasit ini berkembangbiak Cara penyerangan parasit ini dengan

dengan cara membelah biner. Individu menempel pada lapisan lendir bagian muda parasit ini memiliki diameter antara

kulit ikan, parasit ini akan menghisap

30 – 50 µm dan individu dewasanya dapat sel darah merah dan sel pigmen pada mencapai ukuran diameter 50–100 µm. kulit ikan. Ikan yang terserang parasit ini Siklus hidupnya dimulai dari stadium de- memperlihatkan gejala sebagai berikut :

ƒ produksi lendir yang berlebihan. ƒ adanya bintik-bintik putih (white spots) ƒ frekuensi pernafasan meningkat

ƒ pertumbuhan terhambat

2. Cyclochaeta domerguei

Hewan ini termasuk protozoa, jenis

protozoa ini mempunyai nama lain Tricho- dina . Jenis parasit ini berbentuk sep-

Gambar 8.4. Trichodina tampak atas erti setengah bola dengan bagian tengah

(dorsal) cembung, sedangkan mulut pada bagian ventral. Pada bagian mulut dileng-

3. Myxobulus sp, Myxosoma sp,

kapi alat penghisap dengan dilengkapi

Thellohanellus sp dan Henneguya

suatu alat dari chitine yang melingkari mu-

sp.

lut. Alat chitine ini berbentuk seperti jang- Keempat jenis parasit ini merupakan kar (anchor). Untuk lebih jelasnya dapat penyebab penyakit Myxosporeasis. Pe- dilihat pada Gambar 8.3 dan Gambar 8.4. nyakit ini disebabkan oleh parasit dari ke- Gejala adanya serangan parasit ini adalah las Sporozoa, subkelas Myxosporea, ordo pendarahan pada kulit ikan, pucat, ikan Cnidosporodia, subordo Myxosporidia, fa- berlendir banyak.

mili Myxobolidae yang merupakan bagian dari filum Myxozoa dan termasuk kedalam kelompok endoparasit. Kunci identifikasi yang penting dari keempat jenis parasit ini adalah pada sporanya, yang merupakan fase resisten dan alat penyebaran popula- si. Spora myxosorea terdiri atas dua valve, yang dibatasi oleh sebuah suture. Pada valve terdapat satu atau dua polar kapsul yang penting untuk identifikasi. Spora pada parasit kelas Cnidosporidia ini mempunyai

Gambar 8.3. Trichodina tampak bawah cangkang, kapsul polar dan sporoplasm. Di dalam kapsul polar terdapat filament polar.

Bila spora memiliki dua kapsul polar maka digolongkan ke dalam genus Myxobolus sp

dan bila hanya memiliki satu kapsul polar maka akan digolongkan kedalam genus Thellohanellus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8.5, 8.6, 8.7 dan 8.8.

Gejala infeksi pada ikan antara lain adanya benjolan pada bagian tubuh luar (bintil) yang berwarna kemerah-merahan. Bintil ini sebenarnya berisi ribuan spora yang dapat menyebabkan tutup insang ikan selalu terbuka. Jika bintil ini pecah, maka spora yang ada di dalamnya akan menyebar seperti plankton. Spora ini

berukuran 0,01 – 0,02 mm, sehingga

Gambar 8.5. Myxobulus sp. sering tertelan oleh ikan. Pengaruh serangan myxosporea

tergantung pada ketebalan serta lokasi kistanya. Serangan yang berat pada insang menyebabkan gangguan pada sirkulasi pernafasan serta penurunan fungsi organ pernafasan. Sedangkan serangan yang berat pada jaringan bawah kulit dan insang menyebabkan berkurangnya berat badan ikan, gerakan ikan menjadi lambat, warna tubuh menjadi gelap dan system syaraf menjadi lemah.

Gambar 8.6.Myxosoma sp.

4. Dactylogyrus sp

Dactylogyrus sp digolongkan ke dalam phylum Vermes, subphylum Platy- helmintes, kelas Trematoda, ordo Mono- genea, famili Dactylogyridae, subfamily Dactylogyrinae dan genus Dactylogyrus . Hewan parasit ini termasuk cacing tingkat

Gambar 8.7. Thellohanellus sp. rendah (Trematoda). Dactylogyrus sp

sering menyerang pada bagian insang ikan air tawar, payau dan laut. Pada bagian tubuhnya terdapat posterior Hap- tor. Haptornya ini tidak memiliki struktur cuticular dan memiliki satu pasang kait dengan satu baris kutikular, memiliki 16 kait utama, satu pasang kait yang sangat kecil. Dactylogyrus sp mempunyai ophi- stapor (posterior suvker) dengan 1 – 2 pasang kait besar dan 14 kait marginal yang terdapat pada bagian posterior. Ke- pala memiliki 4 lobe dengan dua pasang

Gambar 8.8. Henneguya sp.

mata yang terletak di daerah pharynx.

8.10. Gejala infeksi pada ikan antara lain : Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pernafasan ikan meningkat, produksi lendir Gambar 8.9. Gejala infeksi pada ikan berlebih. antara lain : pernafasan ikan meningkat,

produksi lendir berlebih.

Gambar 8.10. Gyrodactilus sp. Gambar 8.9. Dactylogyrus sp

6. Lernea sp.

5. Gyrodactilus sp.

Parasit ini termasuk crustacea (udang- Gyrodactilus sp digolongkan kedalam udangan tingkat rendah). Ciri parasit ini

phylum Vermes, subphylum Platyhel- adalah jangkar yang menusuk pada kulit mintes, kelas Trematoda, ordo Mono- ikan dengan bagian ekor (perut) yang genea, famili Gyrodactylidae, subfamily bergantung, dua kantong telur berwarna Gyrodactylinae dan genus Gyrodactilus. hijau. Jenis parasit ini biasa disebut Hewan parasit ini termasuk cacing tingkat dengan cacing jangkar karena bentuk rendah (Trematoda). Gyrodactilus sp bi- tubuhnya yaitu bagian kepalanya seperti asanya sering menyerang ikan air tawar, jangkar yang akan dibenamkan pada payau dan laut pada bagian kulit luar dan tubuh ikan sehingga parasit ini akan terlihat insang. Parasit ini bersifat vivipar dimana menempel pada bagian tubuh ikan yang telur berkembang dan menetas di dalam terserang parasit ini. Parasit ini sangat uterusnya. Memiliki panjang tubuh berkisar berbahaya karena menghisap cairan tubuh antara 0,5 – 0,8 mm, hidup pada permu- ikan untuk perkembangan telurnya. Selain kaan tubuh ikan dan biasa menginfeksi or- itu bila parasit ini mati, akan meninggalkan gan-organ lokomosi hospes dan respirasi. berkas lubang pada kulit ikan sehingga Larva berkembang di dalam uterus parasit akan terjadi infeksi sekunder oleh tersebut dan dapat berisi kelompok-kelom- bakteri. Parasit ini dalam siklus hidupnya pok sel embrionik. Ophisthaptor individu mengalami tiga kali perubahan tubuhnya dewasa tidak mengandung batil isap, tetapi yaitu nauplius, copepodit dan bentuk memiliki sederet kait-kait kecil berjumlah 16 dewasa. Dalam satu siklus hidupnya buah disepanjang tepinya dan sepanjang membutuhkan waktu berkisar antara 21 kait besar di tengah-tengah, terdapat dua – 25 hari. Individu dewasa dapat terlihat tonjolan yang menyerupai kuping. Untuk secara kasat mata dan pada bagian bawah lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar tubuhnya pada individu betina mempunyai phylum Vermes, subphylum Platyhel- adalah jangkar yang menusuk pada kulit mintes, kelas Trematoda, ordo Mono- ikan dengan bagian ekor (perut) yang genea, famili Gyrodactylidae, subfamily bergantung, dua kantong telur berwarna Gyrodactylinae dan genus Gyrodactilus. hijau. Jenis parasit ini biasa disebut Hewan parasit ini termasuk cacing tingkat dengan cacing jangkar karena bentuk rendah (Trematoda). Gyrodactilus sp bi- tubuhnya yaitu bagian kepalanya seperti asanya sering menyerang ikan air tawar, jangkar yang akan dibenamkan pada payau dan laut pada bagian kulit luar dan tubuh ikan sehingga parasit ini akan terlihat insang. Parasit ini bersifat vivipar dimana menempel pada bagian tubuh ikan yang telur berkembang dan menetas di dalam terserang parasit ini. Parasit ini sangat uterusnya. Memiliki panjang tubuh berkisar berbahaya karena menghisap cairan tubuh antara 0,5 – 0,8 mm, hidup pada permu- ikan untuk perkembangan telurnya. Selain kaan tubuh ikan dan biasa menginfeksi or- itu bila parasit ini mati, akan meninggalkan gan-organ lokomosi hospes dan respirasi. berkas lubang pada kulit ikan sehingga Larva berkembang di dalam uterus parasit akan terjadi infeksi sekunder oleh tersebut dan dapat berisi kelompok-kelom- bakteri. Parasit ini dalam siklus hidupnya pok sel embrionik. Ophisthaptor individu mengalami tiga kali perubahan tubuhnya dewasa tidak mengandung batil isap, tetapi yaitu nauplius, copepodit dan bentuk memiliki sederet kait-kait kecil berjumlah 16 dewasa. Dalam satu siklus hidupnya buah disepanjang tepinya dan sepanjang membutuhkan waktu berkisar antara 21 kait besar di tengah-tengah, terdapat dua – 25 hari. Individu dewasa dapat terlihat tonjolan yang menyerupai kuping. Untuk secara kasat mata dan pada bagian bawah lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar tubuhnya pada individu betina mempunyai

buhnya, berupa alat yang akan menusuk- kan alat tersebut kedalam tubuh ikan

yang diserang. Pada pinggiran karapace- nya terdapat empat pasang kaki yang berfungsi untuk berjalan pada bagian tu- buh ikan, berenang bebas dan berpindah dari satu ikan ke ikan yang lain.

Perkembangbiakan terjadi secara kawin karena jenis Argulus indicus ini ada jantan dan betina, ukuran tubuh jantan lebih kecil daripada betina. Daur hidup Argulus indicus terjadi selama 28 hari dimana 12 hari untuk fase telur dan menetas sedangkan fase larva sampai dewasa membutuhkan waktu berkisar 16 hari. Larva Argulus indicus dapat hidup

org.uk

tanpa ikan selama 36 jam sedangkan

individu dewasa dapat hidup tanpa inang selama 9 hari. Jumlah telur yang dihasil- kan dari individu betina berkisar antara

amp.

www.koic

50 - 250 butir. Telur yang dihasilkannya akan diletakkan pada berbagai benda

yang ada di dalam perairan. Telur akan Gambar 8.11. Lernea sp.

menetas menjadi larva setelah beberapa kali berganti kulit akan berubah menjadi

dewasa. Untuk lebih jelasnya dapat dili-

7. Argulus indicus

hat pada Gambar 8.12.

Argulus indicus merupakan salah satu ektoparasit yang termasuk kedalam phylum Arthropoda, kelas Crustacea, subkelas Entomostsaca, ordo copepoda, subordo Branchiora, famili Argulidae, genus Argulus. Ciri-ciri parasit ini adalah bentuk seperti kutu berwarna keputih-pu- tihan, menempel pada bagian tubuh ikan, mempunyai alat penghisap, sehingga bi-

asa disebut juga dengan nama kutu ikan. Alat penghisap ini akan menghisap darah

Gambar 8.12. Argulus indicus tampak ikan. Oleh karena itu ikan yang terserang

bawah

8. Saprolegnea sp dan Achlya sp.

Kedua organisme ini termasuk jenis jamur yang sangat berbahaya bila ling- kungan air sangat tercemar oleh bahan organik. Ciri-ciri jamur ini adalah adanya benang pada tubuh ikan yang lemah kon- disi tubuhnya. Hifa dari jamur dapat ma- suk ke dalam otot ikan bagian dalam dan dapat menyebabkan kematian ikan. Pada umumnya jamur ini biasanya menyerang ikan-ikan yang lemah karena terserang penyakit lain seperti ektoparasit. Selain itu dapat menyerang telur-telur ikan yang tidak dibuahi atau yang berkualitas bu- ruk. Secara kasat mata jamur ini hanya terlihat berwarna putih dan untuk melihat secara jelas harus menggunakan alat bantu mikroskop. Bentuk jamur dengan bantuan alat bantu mikroskop ini dapat dilihat pada Gambar 8.13 dan 8.14.

Gambar 8. 13. Saprolegnea sp

Gambar 8.14. Achlya sp

9. Aeromonas sp, Pseudomonas sp,

Flexibacter columnaris, Edwardsiella sp

Keempat organisme tersebut ter- masuk jenis bakteri yang sangat ber- bahaya bagi ikan, terutama ikan yang tidak bersisik. Serangan bakteri tersebut terjadi bila ikan dalam kondisi antara lain; pakan yang tidak seimbang kandungan gizinya, lingkungan air yang kandungan organiknya tinggi, fluktuasi parameter kualitas air yang besar, infeksi sekunder yang disebabkan oleh serangan parasit dan faktor genetik (ikan tidak cukup kebal oleh serangan bakteri). Ciri-ciri serangan akteri tersebut adalah adanya bercak merah pada kulit, insang dan organ ba- gian dalam. Umumnya bila tidak diobati dapat menyebabkan penyebaran yang sangat luas dan menyebabkan kematian ikan secara massal.

Gambar 8.16. Aeromonas sp

10. Epithelioma papulasum, Herpesvirus, Lymphocystis

Ketiga organisme ini termasuk ke- dalam kelompok virus yang dapat menye- rang ikan budidaya baik ikan air tawar, payau maupun laut. Jika ikan terserang virus maka ikan akan sulit sekali untuk dilakukan pengobatan dan ikan yang terserang virus akan mati secara massal.

8.2. PENCEGAHAN HAMA

dibersihkan. Cara untuk menghindari

DAN PENYAKIT IKAN dari serangan burung bangau (Leptotilus

javanicus), pecuk (Phalacrocorax carbo

Secara umum hal-hal yang dapat di- sinensis), blekok (Ramphalcyon capensis lakukan untuk mencegah timbulnya hama capensis) adalah dengan menutupi dan penyakit pada kegiatan budidaya ikan bagian atas kolam dengan lembararan ntara lain adalah :

jaring. Cara ini berfungsi ganda, selain ƒ burung tidak dapat masuk, juga ikan tidak

Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.

akan melompat keluar.

ƒ Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.

8.2.2. Pencegahan Parasit dengan

ƒ Penyaringan Air Sistem Filter Hindari penebaran ikan secara

Mekanik

berlebihan melebihi kapasitas atau daya dukung kolam pemeliharaan.

Filter mekanik merupakan sebuah

Sistem pemasukan air yang ideal alat untuk memisahkan material pa- adalah paralel, tiap kolam diberi satu datan dari air secara fisika (berdasarkan pintu pemasukan air.

ukurannya), dengan cara menangkap/ ƒ menyaring material-material tersebut

Pemberian pakan cukup, baik kualitas sehingga tidak terbawa pada air pema- maupun kuantitasnya. Penanganan sukan. Material-material tersebut dapat saat panen atau pemindahan benih berupa suspensi partikel kecil atau parasit hendaknya dilakukan secara hati-hati ikan. Oleh karena itu fungsi filter dan benar. mekanik selain menyaring partikel juga

Binatang seperti burung, siput, ikan parasit yang berukuran besar tidak dapat seribu (Lebistus reticulatus peters) masuk dalam kolam. sebagai pembawa penyakit jangan

Partikel padatan dalam hal ini bukan dibiarkan masuk ke areal perkolaman. merupakan bahan terlarut tetapi meru-

pakan suatu suspensi. Ukurannya dapat

8.2.1. Pencegahan Hama

bervariasi dari sangat kecil, hingga tidak bisa dilihat oleh mata (sebagai contoh:

Pada pemeliharaan ikan di kolam partikel, plankton, organisme parasit, hama yang mungkin menyerang antara bakteri yang menyebabkan air keruh). lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, Partikel-partikel ini dapat terperangkap dan burung. Hama lain berupa hewan dalam berbagai jenis media, dengan pemangsa lainnya seperti; udang, dan syarat diameter lubangnya atau porinya seluang (Rasbora). Ikan-ikan kecil yang lebih kecil dari diameter partikel. Media masuk kedalam kolam akan menjadi tersebut dapat berupa kapas sintetis atau pesaing ikan yang dipelihara dalam hal bahan berserabut lain, spong, kaca atau mencari makan dan memperoleh oksigen. keramik berpori, kerikil, pasir, dll. Untuk menghindari serangan hama pada kolam sebaiknya semak belukar yang

Bahan yang diperlukan untuk sebuah tumbuh di pinggir dan disekitar kolam filter mekanik adalah berupa bahan yang

tahan lapuk, memiliki lubang-lubang

(pori-pori) dengan diameter tertentu se- tung dari bahan yang digunakan. Diatom hingga dapat menahan atau menangkap atau membran berpori-mikro, misalnya, partikel-partikel yang berukuran lebih memiliki pori-pori dengan satuan ukuran besar dari diameter media filter tersebut mikron sehingga selain dapat menahan

(Gambar 8.17). suspensi juga dapat menangkap infuso- ria, bakteri dan algae bersel tunggal. Se- dangkan jenis yang lain bisa mempunyai ukuran pori lebih besar. Hal yang me- narik dari ukuran pori ini adalah diameter efektifnya. Seperti terlihat pada gambar

8.17, secara alamiah akan terjadi bahwa efektifitas filter mekanik akan meningkat dengan berjalannya waktu. Diameter pori filter yang semula hanya dapat menang- kap partikel yang berkukuran lebih besar

Gambar 8.17. Mekanisme Kerja dari diameter porinya, dengan berjalan- nya waktu akan dapat pula menangkap

Filter Mekanik partikel yang berukuran lebih kecil. Hal Gambar 8.17 menunjukkan gam-

demikian dapat terjadi, karena dengan baran kasar tentang mekanisme kerja

adanya halangan yang diakibatkan oleh sebuah filter mekanik. Dalam gambar itu

partikel yang terjebak dan menutup lubang tampak bahwa partikel yang berukuran pori semula maka ukuran pori efektif yang lebih besar dari diameter (pori) media

berfungsi akan semakin mengecil, sehing- filter akan terperangkap dalam filter se-

ga partikel lebih kecilpun lama-kelamaan dangkan partikel-partikel yang lebih kecil

akan bisa tertangkap. Keadaan ini dapat dan juga air akan lolos.

membawa kesimpulan yang salah, bahwa filter mekanik semakin lama akan semakin

Sebuah wadah atau bak kosong dapat efektif. Pada kenyataannya tidak demiki- pula berfungsi sebagai filter mekanik. an, dengan semakin “efektifnya” filter me- Akan tetapi proses yang terjadi bukan kanik akan membawa ke keadaan dimana melalui penyaringan partikel melainkan tidak akan ada lagi sebuah partikelpun,

melalui proses pengendapan. Hal ini termasuk air, yang bisa dilewatkan. De-

dimungkinkan dengan membuat aliran air ngan kata lain filter akan tersumbat total

serendah mungkin sehingga kecepatan

sehingga gagal berfungsi (Gambar 8.18)

partikel mengendap menjadi lebih besar daripada laju aliran air. Bak pengendapan umum digunakan dalam manajeman kolam ikan (seperti kolam ikan koi).

Media filter mekanik (bahan yang digu- nakan untuk menyaring atau menangkap partikel) memiliki ukuran diamater lubang

atau ukuran pori beragam, dari satuan mi- Gambar 8.18. Penumpukan partikel-

kron (sepersejuta meter) hingga satuan partikel pada media filter mekanik. sentimeter (seperseratus meter), tergan-

Meskipun pada awalnya akan dapat Selain itu agar dapat melakukan pem- meningkatkan efektifitas filter, tapi dalam buatan filter secara mekanik yang akan jangka waktu tertentu akan menyebabkan digunakan dalam kolam pemeliharaan ikan terjadinya penyumbatan sehingga filter

dapat dilakukan dengan prosedur sebagai gagal berfungsi.

berikut :

1. Siapkan alat dan bahan pembuatan kin halus pori-pori media filter mekanik

Hal yang umum terjadi adalah sema-

filter

yang digunakan akan semakin cepat

2. Bersihkan wadah dan peralatan pula penyumbatan terjadi. Apabila peng-

dengan menyikat secara seksama gunakan media sangat halus ini perlu

agar semua kotoran hilang. dilakukan maka dengan menggunakan

sistem filter mekanik bertingkat akan

3. Bersihkan bahan dengan membilas- dapat menolong mengurangi resiko ter-

kan air bersih

jadinya penyumbatan dengan cepat.

4. Susunlah bahan filter seperti gambar Filter mekanik perlu dirawat dan

dibawah ini

dibersihkan secara periodik agar dapat

5. Pasang frame besi dengan kawat tetap berfungsi dengan baik. Kontrol ter-

kasanya

hadap kondisi filter ini sebaiknya dilaku- kan secara rutin. Apabila media sudah

6. Pasang pompa diatas kotak plastik. tidak dapat lagi berfungsi dengan baik

7. Jalankan pompa, catat kondisi air karena rusak atau terdekomposisi, maka

yang keluar.

perlu dilakukan penggantian dengan me-

dia baru.

Gambar 8.19. Filter mekanik.

8.2.3. Pencegahan terhadap beberapa Pencegahan terhadap bakteri penyakit

Pada umumnya bibit penyakit, apa-

Pencegahan terhadap white spot

lagi berupa bakteri yang sangat kecil dan sudah tersebar di semua perairan, sukar

Tindakan karantina terhadap ikan sekali diberantas sampai tuntas. Karena

yang akan dipelihara merupakan tindak- air merupakan media penular yang mem-

an pencegahan yang sangat dianjurkan bawa bibit-bibit penyakit secara luas.

dalam menghindari berjangkitnya white Maka cara pencegahanlah yang harus

spot. Pada dasarnya white spot terma- dipahami benar-benar oleh petani ikan.

suk mudah dihilangkan apabila diketahui Ikan akan terhindar dari wabah penyakit

secara dini. Berbagai produk anti white apabila ikan selalu dalam kondisi yang

spot banyak dijumpai di toko-toko per- baik. Kondisi baik artinya, makanan cukup,

ikanan. Produk ini biasanya terdiri dari keadaan lingkungan baik, bersih dari se-

senyawa-senyawa kimia seperti metil gala pencemaran, agar ikan-ikan berdaya

biru, malachite green, dan atau forma- tahan tinggi untuk membentuk kekebalan

lin. Meskipun demikian, ketiga senyawa alamiah terhadap berbagai penyakit.

itu tidak akan mampu menghancurkan pula membantu mengurangi populasi white spot.

8.3. GEJALA SERANGAN

Ikan yang lolos dari serangan white

PENYAKIT

spot diketahui akan memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut. Kekebalan

Berdasarkan tempat tumbuhnya ini dapat bertahan selama beberapa penyakit di dalam tubuh ikan maka

minggu atau beberapa bulan. Meskipun bagian tubuh ikan yang diserang penyakit demikian ketahanan ini dapat menurun dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : apabila ikan yang bersangkutan meng-

1. Bagian luar tubuh ikan yaitu kulit, alami stres atau terjangkit penyakit lain.

sirip, mata, hidung dan insang. Ikan Untuk mencegah agar tidak berjang-

yang terserang penyakit pada ku- kit penyakit bintik putih, air kolam harus

litnya akan terlihat lebih pucat dan sering diganti atau dialiri air baru yang

berlendir. Ikan tersebut biasanya akan segar dan jernih. Harus dijaga agar air

menggosok-gosokkan tubuhnya pada buangan ini tidak menularkan kepada

benda-benda yang ada di sekitarnya. ikan di kolam-kolam lain.

Sedangkan serangan penyakit pada insang menyebabkan ikan sulit ber-

nafas, tutup insang mengembang dan

Pencegahan terhadap jamur

warna insang menjadi pucat. Pada Pencegahan jamur dapat dilakukan

lembaran insang sering terlihat bintik- dengan cara menjaga kualitas air agar

bintik merah karena pendarahan kecil kondisinya tetap baik. Agar ikan tidak ter-

(peradangan).

luka, perlakuan hati-hati pada saat peme-

2. Bagian dalam tubuh ikan. Penyakit liharaan ikan sangat perlu diperhatikan.

yang menyerang organ dalam sering mengakibatkan perut ikan membeng-

kak dengan sisik yang berdiri. Sering kak dengan sisik yang berdiri. Sering

antara lain:

mengakibatkan peradangan dan jika

ƒ Discoloration

menyerang gelembung renang, ikan akan kehilangan keseimbangan pada

Pada ikan sehat mempunyai saat berenang.

warna tubuh normal sesuai den- gan pigmen yang dimilikinya.

Oleh karena itu ikan dikatakan sakit bila Kelainan pada warna yang ti-

terjadi suatu kelainan baik secara anatomis dak sesuai dengan pigmennya

maupun fisiologis. Secara anatomis terjadi adalah suatu discoloration. Se-

kelainan bentuk bagian-bagian tubuh ikan perti warna gelap menjadi pucat

seperti bagian badan, kepala, ekor, sirip

dan lain-lain.

dan perut. Secara fisiologis terjadi kelainan fungsi organ seperti; penglihatan, perna-

Produksi lendir

fasan, pencernaan, sirkulasi darah dan Lendir pada ikan sakit akan ber- lain-lain. Gejala yang diperlihatkan dapat

lebihan bahkan sampai menyeli- berupa kelainan perilaku atau penampak-

muti tubuh ikan tergantung pada an kerusakan bagian tubuh ikan. Adapun

berat tidaknya tingkat infeksi. ciri-ciri ikan sakit adalah sebagai berikut;

Kerusakan organ luar

1. Behaviour (perilaku ikan) Kelainan bentuk organ ini dise- ƒ Ikan sering berenang di permukaan

babkan oleh parasit tertentu yang air dan terlihat terengah-engah

menyebabkan kerusakan organ (megap-megap).

seperti pada kulit, sirip, insang dan ƒ Ikan sering menggosok-gosokan

lain-lain. Pada insang dapat me- tubuhmya pada suatu permukaan

nyebabkan insang terlihat pucat benda.

atau adanya bercak merah. ƒ Ikan tidak mau makan (nafsu

4. Faktor kondisi

makan menurun). Pada ikan sehat mempunyai korelasi ƒ Untuk jenis ikan yang sering

antara bobot (M) dan panjang (L) berkelompok, maka ikan yang

ikan yang seimbang yaitu dengan sakit akan memisahkan diri dan

rumus sebagai berikut berenang secara pasif

Equibriun artinya keseim-bangan, ikan

Dimana :

yang terserang penyakit keseimbang- annya terganggu, maka ikan berenang M

berat ikan (gr) oleng, dan loncat-loncat tidak teratur, L

panjang ikan (cm) bahkan menabrak dinding bak.

Ikan mempunyai nilai K yang

3. External lesion berbeda-beda tergantung jenisnya bila

Adalah abnomalitas dari organ tubuh nilai K berubah dari normal maka ikan tertentu karena adamya serangan dikatakan sakit.

Pada ikan mas sehat K

1. Dropsy

sedangkan yang sakit K = 1,6 ikan yang Dropsy merupakan gejala dari suatu

mempunyai K < 1,4 ikan tidak dapat penyakit bukan penyakit itu sendiri. Gejala

hidup lagi. dropsy ditandai dengan terjadinya pem-

Gejala penampakan kerusakan bengkakan pada rongga tubuh ikan. Pem- bagian tubuh ikan antara lain:

bengkakan tersebut sering menyebabkan sirip ikan berdiri sehingga penampakannya

akan menyerupai buah pinus.

sh.com -fi

www.o

Gambar 8.19. Dropsy pada Platty (kiri) dan Cupang (kanan) . Tampak sisik yang berdiri (mengembang) sehingga menyerupai bentuk buah pinus.

sh.com -fi

www.o

Gambar 8.20. Dropsy tampak samping, menunjukkan perut membuncit sebagai akibat akumulasi cairan/lendir pada rongga perut.

Pembengkakan terjadi sebagai akibat ƒ

malas bergerak,

berakumulasinya cairan, atau lendir ƒ

gangguan pernapasan, dalam rongga tubuh (Gambar 8.21).

Gejala ini disertai dengan,

warna kulit pucat kemerahan warna kulit pucat kemerahan

dengan gelembung renang, yang umum dijumpai, adalah :

sebagai akibat dari luka dalam, terutama akibat berkelahi atau

Gambar 8.21. Akumulasi cairan

karena kelainan bentuk tubuh. Beberapa jenis ikan yang hidup di

Akumulasi cairan selain akan menyi- air deras seringkali memiliki gelembung sakan rongga yang “menganga” lebar, renang yang kecil atau bahkan hampir juga akan menyebabkan organ dalam hilang sama sekali, karena dalam kon- tubuh ikan tertekan. Bila gelembung re- disi demikian gelembung renang boleh nang ikut tertekan dapat menyebabkan dikatakan tidak ada fungsinya. Untuk keseimbangan ikan terganggu

ikan-ikan jenis ini, kondisi gelembung renang demikian adalah normal dan bu-

Secara alamiah bakteri penyebab kan merupakan suatu gejala penyakit. dropsy kerap dijumpai dalam lingkungan, Mereka biasanya hidup di dasar atau tetapi biasanya dalam jumlah normal dan menempel pada subtrat. terkendali. Perubahan bakteri ini menjadi patogen, bisa terjadi karena akibat ma- salah osmoregulator ;pada ikan yaitu,

ƒ kualitas air yang kurang baik ƒ menurunnya fungsi kekebalan tubuh

ikan, ƒ malnutrisi atau karena faktor genetik. Infeksi utama biasanya terjadi melalui

mulut, yaitu ikan secara sengaja atau ti- dak memakan kotoran ikan lain yang ter- kontaminasi patogen atau akibat kanibal-

isme terhadap ikan lain yang terinfeksi. Gambar 8.22. Contoh kasus kelainan gelembung renang (swim bladder) pada

ikan “red parrot”, ikan berenang dengan

2. Kelainan Gelembung Renang

kepala di bawah.

Gelembung renang (swimbladder) Tanda-tanda penyakit kelainan adalah organ berbentuk kantung berisi gelembung renang

udara yang berfungsi untuk mengatur

a. Perilaku berenang tidak normal dan ikan mengapung atau melayang di

b. Kehilangan keseimbangan. dalam air, sehingga ikan tersebut tidak

perlu berenang terus menerus untuk c. Ikan tampak kesulitan dalam menjaga mempertahankan posisinya. Organ ini

posisinya dalam air.

Kerusakan gelembung renang me- maka terdapat kemungkinan gejala ter- nyebabkan organ ini tidak bisa mengem- sebut disebabkan oleh hal lain. bang dan mengempis, sehingga menye-

babkan ikan mengapung dipermukaan atau tenggelam. Dalam beberapa kasus

4. Sembelit (Konstipasi)

ikan tampak berenang dengan kepala Sembelit atau konstipasi (constipa- atau ekor dibawah atau terapung pada tion) merupakan gejala yang tidak jarang

salah satu sisi tubuhnya, atau bahkan dijumpai pada ikan, dengan ciri utama berenang terbalik.

ikan kehilangan nafsu makan, tidak bisa buang kotoran, dan malas (berdiam diri di

dasar). Dalam kasus berat bisa disertai

3. Mata Berkabut (Cloudy Eye)

dengan nafas tersengal-sengal (megap- Mata berkabut atau “cloudy eye”

megap) dan badan mengembung. ditandai dengan memutihnya selaput

mata ikan. Permukaan luar mata tampak dilapisi oleh lapisan tipis berwarna putih.

5. Ulcer

Secara umum gejala ini disebabkan Ulcer merupakan suatu pertanda tar- oleh Kondisi kualitas air yang memburuk,

jadinya berbagai infeksi bakteri sistemik terutama sebagai akibat meningkatnya

pada ikan. Fenomena ini biasanya kadar amonia dalam air. Apabila ge-

ditandai dengan munculnya borok/luka jala mata berkabut terjadi, maka hal yang

terbuka pada tubuh ikan. Sering pula harus dicurigai terlebih dahulu adalah

borok ini disertai dengan memerahnya kondisi air. Koreksi parameter air hingga

pinggiran borok tersebut. Ulcer dapat sesuai dengan keperluan ikan yang ber-

memicu terjadinya infeksi sekunder teru- sangkutan.

tama infeksi jamur, selain itu, dapat pula disertai dengan gejala penyakit bakterial

Apabila gejala ini terjadi, sedangkan lainnya seperti kembung, dropsi, kurus, parameter air dalam keadaan normal,

atau mata menonjol (pop eye).

Gambar 8.23. Gejala umum Ulcer yang disertai dengan infeksi jamur Saprolegnia.

saja, kematian dapat terjadi setelah

6. Busuk Mulut

timbulnya kerusakan fisik yang berarti. Tanda-tanda penyakit adalah :

Sedangkan dalam serangan akut dan

1. mulut membengkak, cepat, yang biasanya terjadi di dearah dengan suhu udara hangat seperti di

2. mulut tidak bisa mengatup Indonesia, penyakit tersebut dapat

3. disusul kematian dalam waktu singkat. berinkubasi kurang dari 24 jam dan kematian terjadi dalam waktu 2 – 3 hari,

diantaranya disertai dengan rontoknya

Busuk mulut merupakan penyakit mulut. Meskipun demikian, di beberapa akibat infeksi bakteri.

kasus bisa terjadi kematian tanpa disertai gejala fisik apapun, sehingga apabila

1. Kehadiran penyakit ini ditandai dengan dijumpai kematian mendadak pada ikan,

munculnya memar putih atau abu-abu salah satu yang perlu dicurigai adalah disekitar kepala, sirip, insang dan akibat serangan penyakit ini. rongga mulut.

2. Memar tersebut kemudian akan berkembang menjadi bentukan berupa

7. Bintik Putih - White Spot (Ich)

kapas berwarna putih kelabu, khusus- White spot atau dikenal juga sebagai nya di sekitar mulut, sehingga mulut

penyakit “ich”, merupakan penyakit ikan sering menjadi tidak bisa terkatup.

yang disebabkan oleh parasit. Penyakit

3. Kehadiran benda ini tidak jarang sulit ini umum dijumpai pada hampir seluruh

dibedakan dengan serangan jamur. spesies ikan. Secara potensial white spot Oleh karena itu, untuk memastikan dapat berakibat mematikan. Penyakit ini dengan jelas diperlukan pengamatan

ditandai dengan munculnya bintik-bintik dibawah mikroskop.

putih di sekujur tubuh dan juga sirip. Inang white spot yang bervariasi, siklus hidupnya

serta caranya meperbanyak diri dalam air

Pada serangan ringan, seperti memegang peranan penting terhadap ditunjukkan oleh adanya memar putih berjangkitnya penyakit tersebut.

Gambar 8.24. Ikan yang terserang “white spot” Gambar 8.24. Ikan yang terserang “white spot”

Tanda-tanda Penyakit

buhnya pada benda-benda lain di Siklus hidup white spot terdiri dari

dalam air sebagai respon terhadap beberapa tahap, tahapan tesebut secara

terjadinya iritasi pada kulit mereka. umum dapat dibagi dua yaitu : Tahapan

Sedangkan ikan yang terjangkit berat

infektif dan Tahapan tidak infektif

dapat menunjukkan gejala-gejala sebagai (sebagai “mahluk” yang hidup bebas di

berikut :

dalam air atau dikenal sebagai fase berenang).

Mengalami kematian sebagai akibat terganggunya sistem pengaturan

Gejala klinis white spot merupakan

osmotik ikan,

akibat dari bentuk tahapan sisklus infektif. Ujud dari “white spot” pada tahapan ƒ

Akibat gangguan pernapasan, atau infektif ini dikenal sebagai Trophont.

Menyebabkan infeksi sekunder. Trophont hidup dalam lapisan epidermis

Ikan berukuran kecil dan burayak kulit, insang atau rongga mulut. Oleh

dapat mengalami kematian setelah be- karena itu, julukan white spot sebagai

berapa hari terjangkit berat. ektoparasit dirasa kurang tepat, karena

sebenarnya mereka hidup dilapisan Ikan yang terjangkit berat akan dalam kulit, berdekatan dengan lapisan menunjukkan perilaku abnormal dan di- basal lamina. Meskipun demikian parasit sertai dengan perubahan fisiologis antara ini tidak sampai menyerang lapisan di lain adalah : bawahnya atau organ dalam lainnya.

Ikan tampak gelisah atau meluncur Ikan-ikan yang terjangkit akan me-

kesana kemari dengan cepat nunjukkan gejala sebagai berikut :

Siripnya tampak bergetar (mungkin ƒ

Penampakan berupa bintik-bintik putih sebagai akibat terjadinya iritasi pada pada sirip, tubuh, insang atau mulut.

sirip tersebut).

Masing-masing bintik ini sebenarnya

Pada ikan yang terjangkit sangat adalah individu parasit yang diselimuti

parah, mereka akan tampak lesu, oleh lapisan semi transparan dari

atau terapung di permukaan. Kulitnya jaringan tubuh ikan.

berubah menjadi pucat dan mengelu- ƒ

Pada awal perkembangannya bin-

pas.

tik tersebut tidak akan bisa dilihat ƒ Sirip tampak robek-robek dan dengan mata. Tapi pada saat parasit

compang-camping.

tersebut makan, tumbuh dan mem- besar, sehingga bisa mencapai 0.5-1 ƒ

Insang juga tampak memucat. mm, bintik tersebut dapat dengan

Kerusakan pada kulit dan insang ini mudah dikenali. Pada kasus berat akan memicu ikan mengalami stres os- beberapa individu dapat dijumpai motik dan stres pernapasan. Stres per- bergerombol pada tempat yang napasan ditunjukkan dengan pergerakan sama.

tutup insang yang cepat (megap-megap) ƒ

Ikan yang terjangkit ringan sering dan ikan tampak mengapung di permu- Ikan yang terjangkit ringan sering dan ikan tampak mengapung di permu-

menimbulkan akibat fatal pada ikan terjadi, ikan untuk dapat disembuhkan

lainnya.

akan relatif sangat kecil. Beberapa contoh dari golongan

binatang beracun ini adalah;

8. Keracunan

skinned puffer, boxfish, truckfish, soapfish, lionfish, scor- pion fish,

Kolam maupun akuarium merupakan ikan pari, anemon, mentimun laut, suatu ekosistem kecil yang sangat ter-

gurita, koal api, spong api, landak batas, oleh karena itu terjadinya pence-

laut, dan fireworms.

maran oleh bahan beracun yang dapat terakumulasi pada ekosistem tersebut.

Pada umumnya binatang- binatang tersebut akan

Beberapa bahan beracun yang mengeluarkan racunnya apabila dapat masuk kedalam lingkungan kolam

dalam keadaan terancam atau maupun akuarium baik sengaja maupun

ketakutan. Beberapa jenis juga tidak, antara lain adalah:

dapat mengeluarkan racunnya ƒ

Obat-obatan yang sengaja diberikan apabila terluka atau sakit. Gejala untuk mengatasi/mencegah suatu

keracunan pada ikan:

Ikan meluncur dengan cepat ƒ

penyakit pada ikan.

Bahan kimia yang secara tidak senga- kesana kemari secara tiba-tiba, ja digunakan disekitar akuarium, sperti

Berenang dengan liar, dan parfum, aerosol, asap rokok berlebi-

terkadang hingga menabrak han, minyak, insektisida, cat, deterjen

benda-benda yang adad. atau sabun.

Nafas tersengal-sengal. ƒ

Hasil metabolisme ikan yaitu urine dan kotoran ikan.

Warna menjadi pudar. ƒ

Kualitas air sumber yang tercemar.

Terkadang tergeletak di dasar wadah dangan nafas tersengal-

Racun bisa juga juga ditimbulkan dari :

sengal.

ƒ Obat-obatan atau bahan kimia seperti

kaporit Oleh karena itu, apabila ikan secara

ƒ Pembusukan bahan-bahan organik tiba-tiba dan serentak (hampir menimpa pada dasar wadah dapat pula seluruhnya) bernapas tersengal-sengal

menyumbangkan bahan beracun, bisa dipastikan air tercemar bahan seperti; amonia, nitrit, dan nitrat

beracun.

ƒ Ikan beracun:

Beberapa jenis ikan dan 9. Euthanasia

binatang tertentu (terutama dari Dalam memelihara ikan hias, ada lingkungan air laut) diketahui kalanya kita dihadapkan pada suatu mengandung racun. Oleh karena itu, pilihan yang sulit, khususnya pada saat binatang tertentu (terutama dari Dalam memelihara ikan hias, ada lingkungan air laut) diketahui kalanya kita dihadapkan pada suatu mengandung racun. Oleh karena itu, pilihan yang sulit, khususnya pada saat

ikan dapat dipisahkan dengan cepat suatu penyakit atau mengalami luka-luka

tersebut menderita

menggunakan pisau atau gunting yang parah.

yang sangat tajam. Selanjutnya otak ikan tersebut segera dihancurkan.

Keputusan untuk menentukan apak- Ikan masih dapat tersadar selama

ah harus mencoba mengakhiri penderita- beberapa saat setelah kepalanya

an ikan tersebut (Euthanasia) atau men- terpisah, oleh karena itu, tindakan

coba menyembuhkannya merupakan hal penghancuran otak ini diperlukan.

yang sangat sulit, apalagi bila selama ini sudah terjalin keakraban antara pemilik dan ikan kesayangannya.

Pembiusan overdosis: Jika tindakan euthannasia diperlukan

Cara ini termasuk sesuai untuk berikut adalah beberapa hal yang perlu

berbagai jenis ukuran ikan. Selain diperhatikan.

itu juga sesuai untuk melakukan Euthanasia bersama-sama pada ikan

yang mengalami sakit secara Cara Euthanasia yang Dianjurkan: masal. Caranya adalah dengan

Perlu diingat bahwa ikan mempunyai merendam ikan pada larutan obat rasa sakit dan stress, oleh karena itu,

bius ikan pada konsentrasi berlebih euthanasia perlu dilakukan secara manu-

dan dalam waktu relatif lama. siawi. Beberapa cara yang biasa dilakukan

adalah: Cara Euthanasia yang tidak dianjurkan:

ƒ Memasukan ikan kedalam septitank Konkusi : hidup-hidup dan menggelontornya

Pada cara ini tubuh ikan dibungkus

dengan air.

dengan kain tetapi kepalanya dibiar- ƒ Mengeluarkan ikan dari dalam air, ke- kan terbuka. Kemudian kepala ikan mudian membiarkannya sampai mati. tersebut dipukulkan pada benda

keras, sekeras mungkin. Bisa juga ƒ Memasukkan ikan pada air mendidih. dilakukan dengan cara memukul ƒ

Memasukkan ikan pada air dingin kepala ikan tersebut dengan benda

(es).

keras. Pastikan bahwa otak ikan tersebut telah rusak, kalau ƒ

Mendinginkan ikan secara perlahan- tidak, terdapat kemungkinkan ikan

lahan.

akan sadar kembali. Untuk ƒ Mematahkan leher ikan tanpa diikuti memastikannya anda bisa gunakan

dengan pengrusakan otak gunting atau pisau untuk merusakkan

otaknya. Setelah melakukan Euthanasia, ku- burlah ikan tersebut di tempat yang aman,

agar tidak menimbulkan penularan yang ƒ

Dekapitasi: tidak diperlukan. Jangan berikan ikan sakit tersebut sebagai pakan pada ikan

Untuk ikan-ikan berukuran kecil, kepala lainya untuk menghindari penularan dan Untuk ikan-ikan berukuran kecil, kepala lainya untuk menghindari penularan dan

bat terjadinya iritasi pada sirip tersebut). Pada ikan yang terjangkit sangat parah,

Dari penjelasan tentang beberapa mereka akan tampak lesu, atau terapung

gejala serangan penyakit maka dapat di permukaan. Kulitnya berubah menjadi

diambil suatu kesimpulan bahwa tanda- pucat dan mengelupas, sirip tampak

tanda penyakit pada beberapa jenis ikan robek-robek dan compang-camping. In-

pada umumnya hampir sama, misalnya sang juga tampak memucat. Terjadinya

untuk penyakit bintik putih pada ikan air kerusakan pada kulit dan insang ini akan

tawar, payau maupun laut hampir sama. memicu ikan mengalami stres osmotik

Gejala yang umum pada ikan-ikan yang dan stres pernapasan. Stres pernapas-

terjangkit penyakit ini akan menunjukkan an ditunjukkan dengan pergerakan tutup

penampakan berupa bintik-bintik putih insang yang cepat (megap-megap) dan

pada sirip, tubuh, insang atau mulut. ikan tampak mengapung di permukaan

Masing-masing bintik ini sebenarnya dalam usahanya untuk mendapatkan adalah individu parasit yang diselimuti oleh oksigen lebih banyak. Apabila ini terjadi lapisan semi transparan dari jaringan tubuh peluang ikan untuk dapat disembuhkan ikan. Pada awal perkembangannya bintik akan relatif sangat kecil. tersebut tidak akan bisa dilihat dengan

Penyakit yang menyerang ikan budi- mata. Tapi pada saat parasit tersebut

daya sebenarnya dapat dideteksi lebih dini makan, tumbuh dan membesar, sehingga

oleh para pembudidaya jika memperhati- bisa mencapai 0.5-1 mm, bintik tersebut

kan gejala-gejala yang diperlihatkan oleh dapat dengan mudah dikenali. Pada kasus

ikan budidaya. Setiap ikan yang terserang berat beberapa individu dapat dijumpai

penyakit akan memberikan suatu gejala bergerombol pada tempat yang sama.

yang khas. Secara umum gejala ikan sakit Ikan yang terjangkit ringan sering yang dapat dilihat dengan mudah bagi

dijumpai menggosok-gosokan tubuhnya para pembudidaya ikan, dapat dilihat dari pada benda-benda lain di dalam wadah dua kejadian yang terjadi pada ikan budi- sebagai respon terhadap terjadinya iri- daya yaitu cara kematian ikan di kolam dan tasi pada kulit mereka. Sedangkan ikan tingkah laku ikan yang dipelihara. yang terjangkit berat dapat mengalami

Cara kematian ikan dikolam budidaya kematian sebagai akibat terganggunya

dapat dikelompokkan menjadi beberapa sistem pengaturan osmotik ikan, akibat

yaitu :

gangguan pernapasan, atau akibat in- feksi sekunder.

1. Kematian ikan di kolam budidaya kecil dan burayak dapat mengalami

Ikan

berukuran

terjadi secara tiba-tiba dengan ciri- kematian setelah beberapa hari terjangkit

cirinya adalah :

berat.

Ikan yang berukuran besar Ikan yang terjangkit berat akan

mati lebih dulu menunjukkan perilaku abnormal dan di-

Ikan yang belum mati ada diper- Ikan yang belum mati ada diper-

budidaya, penyakit yang menyerang ƒ pada ikan budidaya dapat dilakukan

Air kolam berubah warna pemantauan dengan melihat tingkah laku

dan menyebarkan bau busuk ikan yang diduga terserang penyakit.

ƒ Ikan-ikan yang mati terjadi pada Tingkah laku ikan yang terserang penyakit dini hari

pada beberapa jenis penyakit biasanya ƒ

Tanaman air pada mati. spesifik. Adapun tingkah laku ikan pada wadah budidaya yang terserang penyakit

Hal ini penyebabnya adalah : dapat diketahui antara lain adalah : kekurangan oksigen di kolam budidaya

1. Ikan-ikan yang dipelihara selalu berada atau berkumpul di permukaan

air atau di saluran pemasukkan air.

2. Kematian ikan yang terjadi secara Gejala serangan penyakit ini dapat

tiba-tiba dan kejadiannya tidak selalu diprediksi penyebabnya antara lain

pada pagi hari tetapi terjadi kapan

adalah :

saja dengan ciri-cirinya adalah : ƒ Kekurangan oksigen di perairan

ƒ Ikan yang kecil mati terlebih dahulu

ƒ Parasit ikan

ƒ Hewan air lainnya mati seperti

2. Ikan berada di permukaan air dan ger- kodok, siput

akannya sedikit lebih cenderung ikan tersebut berdiam diri (seperti keadaan

ƒ Ikan berenang saling bertabrakan lemas). Gejala serangan penyakit ini

Hal ini penyebabnya adalah : dapat diprediksi penyebabnya antara keracunan

lain adalah :

3. Kematian ikan yang terjadi secara

Parasit di insang

berurutan pada waktu yang cukup

Kerusakan insang yang lama. Penyebabnya adalah parasit

disebabkan oleh bakteri (virus)

4. Kematian ikan yang terjadi dengan

Ikan kekurangan zat nutrisi kecepatan kematian pada awal. Jum-

lah ikan yang mati sedikit, kemudian

(haemoglobin)

banyak dan jarak antara kematian ber-

3. Aktivitas makan ikan berkurang. Gejala selang sedikit. Penyebabnya adalah :

serangan penyakit ini dapat diprediksi virus dan bakteri.

penyebabnya antara lain adalah :

5. Kematian ikan yang terjadi secara

Perubahan kualitas atau mutu air berurutan dengan kecepatan kema-

tian ikan sedikit, sampai mencapai

Makanan tidak cocok puncak dengan jumlah kematian yang

Segala macam penyakit tetap. Penyebabnya adalah masalah

4. Ikan berenang terbalik dengan makanan. posisi bagian perut berada di atas

Selain memperhatikan cara kematian dan ikan melakukan gerakan Selain memperhatikan cara kematian dan ikan melakukan gerakan

Gejala serangan penyakit ini dapat ikan yang terserang penyakit. Secara diprediksi penyebabnya antara lain kasat mata dapat diketahui tentang jenis adalah :

penyakit yang menyerang ikan budidaya ƒ dari bagian tubuh luar ikan dan bagian

Parasit dalam tubuh ikan. Pada bagian tubuh ikan

ƒ Virus bagian luar antara lain memberikan tanda-

5. Ikan berada di dasar perairan dan tanda serangan penyakit adalah : tidak mau makan, serta siripnya ti-

1. Warna tubuh ikan lebih gelap dari dak berkembang. Gejala serangan

biasanya. Gejala serangan penyakit penyakit ini dapat diprediksi penye-

ini dapat diprediksi penyebabnya babnya antara lain adalah :

antara lain adalah :

Kekurangan vitamin C ƒ

ƒ Parasit

Kualitas air yang buruk

Virus

6. Ikan diam di dasar perairan dan

Parasit jenis Trypanosoma menepi dipinggiran kolam. Gejala

(whirling disease) serangan penyakit ini dapat diprediksi

2. Warna tubuh ikan kemerahan. Gejala penyebabnya antara lain adalah :

serangan penyakit ini dapat diprediksi ƒ

Parasit dari jenis Ichthyophthirius penyebabnya antara lain adalah : multifiliis.

Insang ikan menggumpal

7. Ikan gelisah (terlampau aktif) dan disebabkan oleh bakteri, jamur menggesekkan badannya pada batu-

dan parasit

batuan. Gejala serangan penyakit ini

Ikan kekurangan makanan dapat diprediksi penyebabnya antara

lain adalah :

3. Adanya luka borok. Gejala serangan

ƒ penyakit ini dapat diprediksi penye-

Myxosoma babnya antara lain adalah :

ƒ Crustacea

Trematoda

8. Ikan bergetar, Gejala serangan penyakit

Bakteri

ini dapat diprediksi penyebabnya antara lain adalah parasit.

Lernea dan Argulus

4. Adanya pendarahan pada daerah Dengan melihat tingkah laku ikan

tertentu. Gejala serangan penyakit ini yang dibudidayakan di wadah budidaya

dapat diprediksi penyebabnya antara apapun, maka para pembudidaya ikan su-

lain adalah :

dah dapat menduga adanya gejala seran-

Argulus

gan penyakit pada ikan. Untuk melihat se-

Lernea

cara jelas dan pasti tentang jenis penyakit yang menyerang ikan peliharaan tersebut

Bakteri

maka harus dilakukan pengamatan dan

5. Ikan tubuhnya bengkak. Gejala 5. Ikan tubuhnya bengkak. Gejala

Pemeriksaan dapat dilakukan pada ba- ƒ gian internal maupun eksternal meliputi

Tumor permukaan tubuh, sirip, insang, lambung

ƒ Siste (telur dari parasit) dan usus. Ada beberapa metode pemer-

6. Perubahan bentuk tubuh ikan, seperti iksaan yaitu metode pemeriksaan ekto-

badannya bengkok, tidak mempunyai parasit, metode pemeriksaan endopara- sirip. Gejala serangan penyakit ini sit, metode penanganan spesimen dan dapat diprediksi penyebabnya antara identifikasi parasit. lain adalah :

ƒ Genetik (keturunan)

Metode pemeriksaan Ektoparasit

ƒ Kekurangan zat nutrisi (makanan)

1. Seluruh permukaan tubuh diamati

7. Perubahan kulit ikan ada beberapa secara kasat mata atau dengan macam, Gejala serangan penyakit ini

menggunakan mikroskop dengan pembesaran 50 kali, setelah itu lendir

dapat diprediksi penyebabnya antara lain adalah :

dikerik dengan menggunakan pisau bedah dan dibuat preparat ulas pada

ƒ Terdapat bintik putih, pe- gelas obyek yang telah ditetesi air nyebabnya adalah Ichthyo-

dan diamati di bawah mikroskop. phthirius multifiliis

2. Seluruh sirip ikan dipotong dari tubuh ƒ

Terdapat selaput yang tidak dengan menggunakan gunting, ditem- beraturan, penyebabnya adalah

patkan pada gelas obyek yang telah jamur

ditetesi oleh air agar tidak kering lalu ƒ

Ada lapisan lendir berwarna diamati di bawah mikroskop. abu-abu, penyebabnya adalah

3. Kedua belah insang diambil semua, Trichodina, Costia, Chilodonella.

dipisahkan antara filamen dengan ƒ

Ada bercak lendir dan darah, tapisnya lalu ditumbuk secara perlahan penyebabnya adalah Monogenea.

dan ditetesi oleh air agar tidak kering lalu diamati di bawah mikroskop.

Selain itu untuk lebih memastikan

praduga tentang jenis penyakit yang Metode Pemeriksaan Endoparasit

telah menyerang ikan budidaya sebaik-

1. Perut ikan dibuka dengan menggun- nya dilakukan kembali pemeriksaan ikan

ting perut bagian bawah ikan dari mulai sampel di laboratorium hama dan

anus hingga ke bawah sirip dada. Buka penyakit ikan atau ditempat pengambilan

penutup rongga perut pada bagian sampel secara langsung. Prosedur yang

atas mulai dari anus sampai sirip dada harus dilakukan sebelum pemeriksaan

dan digunting mengikuti tutup insang parasit adalah ikan sampel terlebih da-

sehingga isi perut terlihat. Isi perut dip- hulu dimatikan dengan cara menusukkan

indahkan ke dalam gelas objek atau jarum pada bagian medulla oblangata.

cawan petri yang ditetesi dengan NaCl Kemudian panjang tubuh ikan dan be-

0,6% lalu diamati dibawah mikroskop.

2. Pisahkan antara usus dan lambung, dikeringkan udara lalu fiksasi de- buka lambung dengan menggunakan

ngan menggunakan metanol selama gunting secara memanjang lalu

15 menit, genangi preparat dengan diamati dibawah mikroskop atau bisa

Giemsa selama 15 – 30 menit kemu- dengan mengerik secara perlahan

dian bilas dengan air dan keringkan. bagian dalam lambung lalu oleskan

pada gelas objek yang telah ditetesi

oleh NaCl 0,6% lalu diamati dibawah Myxosporea

mikroskop. Parasit ini merupakan endoparasit

3. Usus yang sudah dipisahkan digunting yang berada pada urat daging. Parasit memanjang lalu diletakkan pada gelas ini ditemukan dalam bentuk kista atau objek, dibuat sayatan setipis mungkin spora. Kista dapat dipecahkan sehingga baru dilihat dibawah mikroskop.

spora dapat keluar. Suspensi spora ditipiskan dan difiksasi dengan methanol

3 – 5 menit dan diwarnai dengan Giemsa Jika dari pengamatan secara kasat

selama 20 menit. Setelah itu preparat mata atau visual dapat diduga jenis

dicuci dengan air bersih, dikeringkan dan penyakit yang menyerang ikan budidaya

diperiksa dibawah mikroskop. dan untuk memastikan secara ilmiah

dapat dilakukan pemeriksaan dibawah

mikroskop dengan membuat preparat.

Monogenea

Misalkan dari penampakan bagian luar Organ yang mengandung parasit ini

tubuh ikan yang dibudidayakan diprediksi jenis penyakitnya maka prosedur yang direndam dalam larutan formalin selama akan dilakukan adalah sebagai berikut :

30 menit untuk melepaskan parasit. Parasit monogenea yang terlepas disusun

dalam gelas objek dan ditetesi dengan

Protozoa

amonium pikrat gliserin. Spesies parasit ini diidentifikasi menurut organ

Protozoa diperoleh dengan mengerik

penempelannya.

lendir atau mukus yang kemudian dioleskan pada gelas objek yang telah

ditetesi oleh air. Terdapat dua cara untuk

Digenea

dapat membuat preparat protozoa, yaitu : Digenea atau metaserkaria di dapat ƒ

Teknik Impregnaris Perak Nitrat dari usus atau daging ikan. Parasit ini ƒ

Sediakan ulasan mukus yang sudah mudah mengkerut sehingga harus dipres kering udara lalu genangi dengan dengan gelas penutup dan difiksasi larutan perak nitrat 0,2% selama 5- dengan formalin 3% selama 5 menit dan

10 menit, rendam preparat dalam disimpan dalam larutan alkohol 70%. air di bawah sinar matahari selama

15 – 30 menit kemudian dikeringkan. Cestoda

Teknik pewarnaan Giemsa Cestoda yang biasanya menenpel

ƒ Sediakan ulasan mukus yang sudah ƒ Sediakan ulasan mukus yang sudah

atau formalin 3% selama 5 – 30 menit. untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Ada tiga hal yang harus diperhatikan

oleh para pembudidaya ikan yang akan

Acathocephala

melakukan pengobatan terhadap bebe- Cacing yang terdapat pada usus rapa jenis penyakit infeksi yaitu: ikan ini diambil dengan hati-hati agar

1. Jika penyakit ikan disebabkan oleh proboscisnya tidak terputus. Parasit ini

virus maka tidak ada obat yang dapat kemudian dicuci dengan NaCl 0,85%

memberantas virus tersebut. Yang lalu dicuci dengan air bersih. Perbedaan

bisa dilakukan adalah mengurangi tekanan akan membuat cacing menjadi

hal-hal yang menyebabkan terjadinya kaku dan proboscis terjulur. Cacing

penyakit.

dibiarkan dalam air kran kurang lebih selama 1 jam kemudian ditutup dan

2. Jika penyakit disebabkan oleh bakteri difiksasi dengan larutan fiksatif pada

maka obat yang dapat digunakan salah satu ujung gelas penutup. Larutan

adalah bahan kimia sintetik atau fiksatif yang digunakan adalah Bouin

alami atau antibiotika. beralkohol dan dicuci dengan alkohol

3. Jika penyakit disebabkan oleh jamur disimpan dalam formalin 3%.

untuk menghilangkan formalin. Cacing

dan parasit maka obat yang digu- nakan adalah bahan kimia.

Nematoda

Dalam melakukan pengobatan

Parasit ini biasanya menginfeksi dengan menggunakan bahan kimia harus usus, hati, kulit, daging dan perut. diperhatikan beberapa hal yaitu : Nematoda dapat ditemukan dalam bentuk kista maupun tidak. Cacing

1. Bahan kimia yang digunakan harus

yang melekat diambil dengan larut dalam air

menggunakan pinset sedangkan kista

2. Bahan tersebut tidak mempunyai pen- dipecah sehingga cacing keluar kemudian

garuh yang besar terhadap produksi difiksasi dengan alkohol atau formalin 3%

kolam. Bahan yang digunakan harus agar tetap rileks.

selektif yaitu bahan yang digunakan hanya mematikan sumber penyakit

tidak mematikan ikan.

8.4. PENGOBATAN

3. Bahan tersebut mudah terurai

PENYAKIT IKAN

Pengobatan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh para pembudidaya

Pengobatan ikan sakit dapat di- ikan jika ikan yang dipelihara terserang lakukan beberapa metoda. Metoda yang Pengobatan ikan sakit dapat di- ikan jika ikan yang dipelihara terserang lakukan beberapa metoda. Metoda yang

pada larutan bahan kimia atau han kimia atau obat yang diberikan dan

obat selama 15 – 30 detik, metoda sifat ikan. Beberapa metoda pengobatan

ini pun dilakukan bila bahan kimia adalah sebagai berikut :

atau obat yang digunakan dapat meracuni ikan.

1. Melalui suntikan dengan antibiotika Perendaman; dilakukan bila bahan

Metoda penyuntikan dilakukan bila kimia atau obat kurang sifat

yang diberikan adalah sejenis obat racunnya atau konsentrasi yang

seperti antibiotik atau vitamin. Pe- diberikan tidak akan membunuh

nyuntikan dilakukan pada daerah ikan. Pada perendaman jangka

punggung ikan

yang mempunyai

pendek (15 – 30 menit) dapat jaringan otot lebih tebal. Penyunti-

diberikan konsentrasi yang lebih kan hanya dilakukan pada ikan yang

tinggi daripada pada perendaman berukuran besar terutama ukuran

dengan waktu yang lebih lama (1 induk. Sedangkan yang kecil tidak

jam lebih sampai beberapa hari) dapat dilakukan.

Jenis bahan kimia dan obat yang

2. Melalui makanan digunakan dalam pengobatan

dan Obat atau vitamin dapat diberikan

pencegahan harus memper- melalui makanan. Akan tetapi bila

timbangkan antara lain: makanan yang diberikan tidak segera

dimakan ikan maka konsentrasi obat Dalam dosis tertentu tidak

atau vitamin pada makanan akan membuat ikan stress maupun menurun karena sebagian akan larut

mati

dalam air. Oleh karena itu metoda ini Efektif dapat membunuh parasit afektif diberikan pada ikan yang tidak

kehilangan nafsu makannya. Sifat racun cepat menurun

dalam waktu tertentu.

3. Perendaman Mudah mengalami degradasi

Metoda perendaman dilakukan bila dalam waktu singkat. yang diberikan adalah bahan kimia

untuk membunuh parasit maupun Jenis Bahan Kimia Dan Obat Yang mikroorganisme dalam air atau untuk digunakan antara lain adalah : memutuskan siklus hidup parasit. Pengobatan ikan sakit dengan

1. Kalium Permanganat (PK)

metoda perendaman adalah sebagai berikut:

Kalium permanganat (PK) dengan rumus kimia KMnO4 sebagai serbuk

Pengolesan dengan bahan kimia maupun larutan berwarna violet. Sering atau obat, metoda ini dilakukan dimanfaatkan untuk mengobati penyakit bila bahan kimia atau obat yang ikan akibat ektoparasit dan infeksi bakteri digunakan dapat membunuh ikan, terutama pada ikan-ikan dalam kolam. bahan kimia atau obat dioleskan Bila dilarutkan dalam air akan terjadi pada luka di tubuh ikan.

reaksi kimia sebagai berikut;

90 menit). Begitu pula dengan Costia dan Chilodinella, dilaporkan resisten

KM nO4 K + + MnO4 - terhadap PK, kecuali dengan

MnO4 - MnO2+2 On

perendaman.

On - Oksigen elemental. (Oksidator) Kalium permanganat sangat efektif dalam menghilangkan Flukes. Gyro-

dactylus dan Dactylus dapat hilang

Sifat Kimia

setelah 8 jam perlakuan dengan do- Oksidator kuat

sis 3 ppm pada suatu sistem tertutup, Sifat bahan aktif beracun adalah perlakuan diulang setiap 2-3 hari

merusak dinding-dinding sel melalui Sebagai disinfektan luka. proses oksidasi.

Dapat mengurangi aeromonas Mangan oksida membentuk kompleks

(hingga 99%) dan bakteri gram protein pada permukaan epithelium,

negatif lainnya.

sehingga menyebabkan warna coklat Dapat membunuh Saprolegnia yang pada ikan dan sirip, juga membentuk umum dijumpai sebagai infeksi kompleks protein pada struktur sekunder pada Ulcer.

pernapasan parasit yang akhirnya menyebabkan kematian.

Golongan ikan Catfish, perlakuan kalium permanganat dilakukan pada

Secara umum tingkat keracunan PK konsentrasi diatas 2 ppm.

akan meningkat pada lingkungan perairan yang alkalin (basa).

Sebagai antitoxin terhadap aplikasi bahan-bahan beracun. Sebagai con-

Tingkat keracunannya sedikit lebih toh, Rotenone dan Antimycin. Kon-

tinggi dari tingkat pengobatannya. sentrasi 2-3 ppm selama 10-20 jam

Dapat mengoksidasi bahan organik. dapat menetralisir residu Rotenone

atau Antimycin. Dosis PK sebaiknya diberikan setara dengan dosis pesti-

Manfaat sida yang diberikan, sebagai contoh

Efektif mencegah flukes, tricodina, apabila Rotenone diberikan sebanyak ulcer, dan infeksi jamur (ektoparasit

2 ppm, maka untuk menetralisirnya dan infeksi bakteri) dengan dosis 2-

PK pun diberikan sebanyak 2 ppm.

4 ppm pada perendaman. Transportasi burayak dapat dengan

Bahan aktif beracun yang mampu perlakuan kalium permanganat membunuh berbagai parasit dengan

dibawah 2 ppm.

merusak dinding-dinding sel mereka

melalui proses oksidasi. Argulus, Prosedur Perlakuan PK (untuk jamur,

Lernea and Piscicola

parasit, dan bakteri)

diketahui hanya akan respon apabila PK digunakan dalam perendaman

Filter biologi tidak boleh dilewatkan (dengan dosis: 10-25 ppm selama

larutan PK, karena dapat membunuh larutan PK, karena dapat membunuh

2. Klorin Dan Kloramin

Aliran air dan aerasi bekerja optimal, Klorin dan kloramin merupakan bahan karena pada saat molekul-molekul kimia yang biasa digunakan sebagai organik teroksidasi, dan algae mati pembunuh kuman (disinfektan) di maka air akan cenderung keruh dan perusahan-perusahan air minum. Klorin oksigen terlarut menurun.

(Cl2) merupakan gas berwarna kuning Berikan dosis sebanyak 2-4 ppm. kehijauan dengan bau menyengat. Perlakuan klorinasi dikenal dengan

Dosis 2 ppm diberikan pada ikan- kaporit. Sedangkan kloramin merupakan

ikan muda atau ikan-ikan yang tidak senyawa klorin-amonia (NH4Cl). bersisik.

Dosis 4 ppm diberikan pada ikan-

ikan bersisik. Dosis tersebut tidak akan merusak tanaman air, sehingga

biasa digunakan untuk mensterilkan Sifat Kimia

tanaman air dari hama dan penyakit, terutama dari gangguan siput dan

Klorin relatif tidak stabil di dalam air Kloramin lebih stabil dibandingkan

telurnya.

klorin

Satu sendok teh peres (jangan dipa- datkan) kurang lebih setara dengan

Klorin maupun kloramin sangat

beracun bagi ikan

6 gram. Hal ini dapat dijadikan pato- kan untuk mendapatkan dosis yang

Reaksi dengan air membentuk asam diinginkan apabila timbangan tidak

hipoklorit

tersedia. Asam hipoklorit tersebut dapat Perlakuan dilakukan 4 kali berturut

merusak sel-sel protein dan sistem dalam waktu 4 hari, dengan pembe-

enzim ikan.

rian PK dilakukan setiap pagi hari. Apabila pada perlakuan ketiga atau

Tingkat keracunan klorin dan kloramin akan meningkat pada pH rendah dan

keempat air bertahan berwarna ungu temperatur tinggi, karena pada pH

selama lebih dari 8 jam (warna tidak rendah kadar asam hipoklorit akan

berubah menjadi coklat), maka hal

meningkat.

ini dapat dijadikan pertanda untuk menghentikan perlakuan. Karena hal

Efek racun dari bahan tersebut dapat ini menunjukkan bahwa PK sudah

diperkecil bila residu klorin dalam air tidak bereaksi lagi, atau dengan kata

dijaga tidak lebih dari 0.003 ppm lain sudah tidak ada lagi bahan yang

Klorin pada konsentrasi 0.2 - 0.3 ppm dioksidasi. Setelah perlakuan dihen-

dapat membunuh ikan dengan cepat tikan lakukan penggantian air seba-

nyak 40 % untuk segera membantu pemulihan warna air.

Tanda-tanda Keracunan

Ikan bergerak kesana kemari dengan

cepat.

Ikan akan gemetar dan warna Digunakan sebagai bakterisida dan menjadi pucat, lesu dan lemah.

fungsida pada akuarium. Klorin dan kloramin secara langsung

Dapat merusak filtrasi biologi dan ke- akan merusak insang sehingga dapat

mampuan warnanya untuk melekat menimbulkan gejala hipoxia, mening-

pada kulit, pakaian, dekorasi akuar- katkan kerja insang dan ikan tampak

ium dan peralatan lainnya termasuk tersengal-sengal dipermukaan.

lem akuarium. Dapat merusak pada tanaman air.

Perlakuan

Untuk mencegah serangan jamur pada telur ikan.

Oleh karena klorin sangat beracun

bagi ikan maka perlu dihilangkan dengan cara sebagai berikut;

Dosis dan Cara Pemberian

Air di deklorinasi sebelum digunakan, Untuk infeksi bakteri, jamur dan baik secara kimiawi maupun fisika.

protozoa dosis yang dianjurkan Pengaruh klorin dihilangkan dengan adalah 2 ml larutan Metil biru (Methylene Blue) 1 % per 10 liter

pemberian aerasi secara intensif.

air akuarium.

Mengendapkan air selama semalam. Dengan demikian maka gas klorin

Perlakuan dilakukan dengan peren- daman jangka panjang pada karan-

akan terbebas ke udara.

tina.

Menggunakan bahan deklorinator atau lebih dikenal dengan nama anti

Untuk mencegah serangan jamur pada telur, dosis yang dianjurkan

klorin.

adalah 2 mg/liter.

Cara pemberian metil biru pada

3. Biru Metilen (Methylene Blue)

bak pemijahan adalah setetes demi Metil biru diketahui efektif untuk

setetes. Pada setiap tetesan biarkan pengobatan Ichthyopthirius (white spot)

larutan metil biru tersebut tersebar dan jamur. Selain itu,

juga sering

secara merata.

digunakan untuk mencegah serangan Tetesan dihentikan apabila air akuar- jamur pada telur ikan. Metil biru biasanya

ium telah berwarna kebiruan atau tersedia sebagai larutan jadi di toko-

biru jernih (tembus pandang). Artinya toko akuarium, dengan konsenrasi 1 - 2

isi di dalam akuarium tersebut masih persen. Selain itu tersedia pula dalam

dapat dilihat dengan jelas. bentuk serbuk. Perlakuan ini cukup dilakukan sekali kemudian dibiarkan hingga warna

Sifat Kimia

terdegradasi secara alami. Metil biru merupakan pewarna

Setelah telur menetas, penggan- thiazine.

tian air sebanyak 5 % setiap hari dapat dilakukan untuk mengurangi tian air sebanyak 5 % setiap hari dapat dilakukan untuk mengurangi

5. Malachite Green

dan mengurangi akumulasi bahan Malachite Green merupakan pe-

organik dan ammonium warna triphenylmethane dari group

rasamilin. Bahan ini merupakan bahan

4. Metronidazol

yang kerap digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dan parasit dari

Metronidazol dan di-metrinidazol golongan protozoa, seperti: ichtyobodo,

adalah obat antimikroba yang dibuat dan flukes insang, trichodina, dan white spot,

dikembangkan untuk manusia melawan

serta sebagai fungisida.

bakteri-bakteri anaerob dan protozoa. Dalam dunia ikan hias, diketahui, obat

Penggunaan bahan ini hendaknya ini biasa digunakan untuk mengobati dilakukan pada sistem tertutup seperti hexamitiasis.

akuarium atau kolam ikan hias. Malachite green diketahui mempunya efek sinergis

apabila diberikan bersama-sama dengan

Dosis dan Cara Pemberian

formalin.

Dosis yang disarankan adalah 10 ppm Terdapat indikasi bahwa kepopuleran

Obat ini biasanya berbentuk tablet penggunaan bahan ini agak menurun,

dengan kadar 250 mg/tablet karena diketahui bisa menimbulkan akibat buruk bagi kesehatan manusia apabila

Perlakuan ini harus diulang selang terhirup. sehari, hingga sebanyak 3 ulangan

Malachite Green juga dapat

Pergantian air sebanyak 25 % menimbulkan akibat buruk pada filter

selama perlakuan, biologi dan pada tanaman air. Disamping

Metronidazol diberikan secara oral, itu, beberapa jenis ikan diketahui tidak

yaitu dicampurkan pada pakan de- toleran terhadap bahan ini. Warna ngan obat, konsentrasi 1 % berat. malachite green bisa melekat pada apa Diberikan dengan cara mencelupkan saja, seperti tangan, baju, dan peralatan pakan pada larutan metronidazol.

akuarium, termasuk plastik. Hindari penggunaan malachite green

dalam bentuk serbuk (tepung). Disa- Di-Metronidazol

rankan untuk menggunakan malachite Dosis = 5 ppm. Diberikan seperti

green dalam bentuk larutan jadi dengan halnya cara pemberian metronidazol,

konsentrasi 1% dan telah terbebas dari tetapi ulangan dilakukan dengan selang

unsur seng.

3 hari (4 hari sekali). Pada kasus berat,

pengobatan dapat dilakukan dengan Dosis dan Cara Pemberian

perendaman selama 48 jam dengan dosis 0.004%.

Dosis 0.1 - 0.2 ml dari larutan 1% per

10 liter air, sebagai perlakuan peren-

daman jangka panjang. Pemberian dosis dapat dilakukan setiap 4-5 hari daman jangka panjang. Pemberian dosis dapat dilakukan setiap 4-5 hari

6. Oxytetracyline

dilakukan, disarankan untuk meng- Oksitetrasiklin hidroklorida meru-

ganti air sebanyak 25 % pakan antibiotik yang kadang-kadang

Dosis 1 - 2 ml dari larutan 1% per digunakan dalam pengobatan penyakit liter, sebagai perlakuan jangka akibat infeksi bakterial sistemik pada ikan pendek (30 - 60 menit). Perlakuan

dapat di ulang setiap 2 hari sekali. Perlakuan dapat dilakukan sebanyak

Dosis dan Cara Pemakaian

4-5 ulangan. Suntik; 10-20 mg oksitetrasiklin per kg berat badan ikan. Ulangi Dosis campuran antara Malachite

penyuntikan apabila diperlukan. Green dan Formalin untuk perlakuan

pada ikan adalah 0.05 - 0.1 ppm MG Oral; diberikan melalui pakan. Dosis dan 10-25ppm Formalin. Untuk

60 - 75 mg per kg berat badan ikan udang-udangan atau invertebrata

per hari. Berikan selama 7 - 14 hari. laut adalah 0.1 -0.2 ppm MG dan 10-

Perendaman; Jangka panjang (5

25 ppm Formalin. hari). Dosis 20 -100 ppm. Ulangi Malachite Green dapat pula diberikan

apabila diperlukan.

sebagai disinfektan pada telur dengan dosis 5 ppm selama 10 menit.

7. Garam Inggris / Epsom Salts

Perlakuan hendaknya dilakukan pada tempat terpisah.

(MgSO 4 .7H 2 0)

Garam inggris biasa digunakan untuk

Perhatian

meningkatkan kadar mineral dalam air, dan sering efektif dalam mengobati sembelit

Malachite Green dapat bersifat racun (tidak bisa buang kotoran) pada ikan.

terhadap burayak ikan, terhadap be- berapa jenis tetra, dan beberapa jenis

catfish seperti Pimelodidae atau blue

Dosis dan Cara Pemberian

gill. Beberapa penyimpangan hasil Sebagai pencahar (pencuci perut), perlakuan dengan MG dapat terjadi larutkan 1 sendok teh peres (2,5 g) ga- apabila perlakuan dilakukan pada pH ram inggris dalam 18 liter air (0,14 ppt). air diatas 9 atau apabila temperatur air Terlebih dahulu larutkan garam inggris diatas 21 ° C. tersebut dalam sedikit air akuarium

Yakinkanlah MG yang digunakan pada wadah tertentu, selanjutnya ma- adalah dari jenis yang bebas Seng.

sukan kedalam akuarium yang telah

Tidak ada salahnya dilakukan per- berisi air dengan takaran yang sesuai.

cobaan terlebih dahulu pada 1 atau 2 Peningkatan sedikit temperatur air ikan sebelum perlakuan MG dilakukan

(dalam selang toleransi ikan yang ber- pada sejumlah banyak ikan.

sangkutan) dapat membantu mening- katkan laju metabolisme ikan tersebut

sehingga diharapkan akan dapat sehingga diharapkan akan dapat

sembelit.

oksigen:

Dosis yang digunakan 1-2 ml Hidrogen Peroksida 3% dalam 10 liter

8. Hidrogen Peroksida

air akuarium. Dosis harus dijaga agar Larutan jernih ini sepintas mirip jangan sampai kelebihan.

Kelebihan air, dengan rumus kimia H2O2. Bahan dosis akan membuat ikan menjadi stress

ini merupakan oksidator kuat, berbahaya dan bisa membahayakan kehidupan ikan bila dikonsumsi. Hidrogen peroksida yang bersangkutan. akan terurai menjadi dua produk yang

Sebelum diberikan dianjurkan untuk aman yaitu, air dan oksigen.

mengencerkan terlebih dahulu hidrogen perioksida tersebut, setidaknya dengan

2H 2 O 2 2H 2 O+O 2 perbandingan 1: 10 (satu bagian bahan dengan 10 bagian air). Setelah itu baru dimasukan kedalam akuarium. Pastikan

Bahan ini kerap digunakan dalam pula bahwa larutan ini dapat segera dunia kesehatan sebagai disinfektan tercampur dengan baik setelah (pembunuh kuman) karena tidak mening-

dimasukan kedalam akuarium. galkan residu yang berbahaya. Bahan

Perlakuan ini hanya dianjurkan pada inipun digunakan pula sebagai antiseptik

kondisi darurat saja, yaitu bila pada akuarium.

kekurangan oksigen. Setelah itu dicari Hidrogen peroksida bisa pula di-

penyebab sebenarnya agar dapat diatasi gunakan sebagai penambah oksigen dengan lebih baik. dalam akuarium, untuk mengatasi kondisi

kekurangan oksigen yang terjadi. Sebuah

9. Formalin (HCHO dan CH3OH)

produk peralatan akuarium menggunakan hidrogen perosida untuk penambah oksi-

Formalin merupakan larutan komersial gen tanpa tenaga listrik.

dengan konsentrasi 37-40% dari formalde- hid. Bahan ini biasanya digunakan seb-

agai antiseptic, germisida, dan pengawet. Penggunaan Hidrogen Peroksida Formalin diketahui sering digunakan dan

alam Akuarium: efektif dalam pengobatan penyakit akibat

Sebagai anti protozoa:

ektoparasit seperti fluke dan kulit berlen- dir. Meskipun demikian, bahan ini juga

Diberikan sebagai perlakuan pe- sangat beracun bagi ikan. Ambang batas

rendaman dalam jangka pendek. Dosis amannya sangat rendah, sehinggga ter-

yang digunakan adalah 10 ml larutan kadang ikan yang diobati malah mati akibat

dengan konsenrasi 3 % (teknis) dalam 1 formalin daripada akibat penyakitnya. liter air. Perendaman dilakukan selama

maksimum 5-10 menit. Perendaman Formalin sangat beracun, meskipun harus dihentikan apabila ikan masih dipakai secara luas dalam akurku- menunjukkan gejala stress.

lutur dan lingkungan kolam tertentu, teta- pi lebih banyak digunakan dalam peng- lutur dan lingkungan kolam tertentu, teta- pi lebih banyak digunakan dalam peng-

Formalin (37-40%) per 10 liter air. harus melalui proses euthanasia yang

Setelah 2 - 3 hari, kembalikan ikan hewani terlebih dahulu, kecuali apa-

pada wadah semula. bila ikan tersebut telah mati sebelumnya.

Jangan dilakukan pada filter biologi, Untuk pengawetan biasanya digunakan karena akan membunuh bakteri yang formalin dengan konsentrasi 10%.

ada pada filter

Lakukan penggantian air sebanyak

Penggunaan

Untuk penggunaan jangka panjang (beberapa hari) atau jangka pendek

Untuk perlakuan jangka pendek, (10 - 30 menit).

seperti untuk pengobatan akibat Formalin dapat mengganggu filter bi-

infeksi ektoparasit besar penyebab ologi, oleh karena itu, perlakuan se-

fluke, dosisnya adalah 2 ml Formalin baiknya dilakukan di akuarium khu-

(37-40%) per 10 liter air. Siapkan sus. Keuntungan dengan perlakuan

campuran terlebih dahulu sebelum terpisah ini adalah apabila ikan men-

ikan dimasukkan. Lakukan peren-da- galami stres pada saat diperlakukan,

man selama maksimal 30 menit, atau ikan tersebut dapat segera dikemba-

kurang apabila ikan menunjukkan likan pada akuarium utama.

gejala stres.

Dosis dan Cara Pemberian

Peringatan

Dosis penggunaan formalin berva- Formalin sangat berbahaya apabila riasi tergantung pada spesies ikan- terkena kulit atau mata. Apabila hal ini

nya. Setiap spesies akan memiliki terjadi segeralah cuci dengan air yang toleransi berbeda terhadap formalin. banyak. Bahan ini juga dapat meng- Dengan demikian dosis yang dican- hasilkan uap beracun, oleh karena itu tumkan pada artikel ini bukan meru- jangan biarkan botol formalin terbuka di pakan jaminan, tetapi merupakan ruang tertutup. Simpan formalin dalam kriteria rata-rata.

botol berwarna gelap dan hindarkan dari

Yang perlu diperhatikan adalah: cahaya, kalau tidak maka akan dapat penggunaan formalin dalam per- terbentuk paraformaldehid (berupa enda-

lakuan jangka pendek harus diawasi pan putih) yang sangat beracun bagi dengan ketat. Dan perlakuan harus ikan, bahkan dalam konsentrasi yang segera dihentikan apabila ikan mulai sangat rendah. Selain itu, formalin dapat menunjukkan gejala stres seperti na- bersifat eksplosif (meledak). fas tersengal-sengal (megap-megap) atau meloncat (ingin keluar dari

Sifat Fisika dan Kimia Formalin akuarium)

cairan jernih (tidak Untuk perlakuan jangka panjang,

Tampilan :

berwarna) seperti untuk pengobatan akibat Bau

berbau menusuk, keras infeksi ektoparasit penyebab kulit

Kelarutan : sangat larut Dengan mengetahui berbagai macam

Berat jenis :

1.08 obat dan bahan kimia yang dapat digu- nakan dalam melakukan pengobatan,

pH : 2.8 maka akan sangat membantu para pem-

budidaya ikan untuk mengobati ikan yang

Identifikasi Bahaya:

sakit. Sebagai contoh dalam aplikasinya, untuk ikan yang sakit yang akan diobati

Sangat berbahaya! Dapat menye- dengan antibiotika antara lain oxytetracy-

babkan kanker. Resiko kanker tergan- cline. Maka cara pengobatannya dapat tung pada tingkat dan lama kontak. Uap dilakukan misalnya saja dengan meren- berbahaya. Berbahaya apabila terhirup dam ikan dalam larutan oksitetrasiklin 5 atau terserap kulit. Menyebabkan iritasi ppm selama 24 jam. Atau mau menggu- terhadap kulit, mata dan saluran perna- nakan bahan kimia dengan cara meren- fasan. Dapat berakibat fatal atau menye- dam ikan dalam larutan nitrofuran 5 – 10 babkan kebutaan apabila tertelan. Mudah ppm selama 12 – 24 jam, merendam ikan terbakar. dalam larutan kalium permanganate (PK)

10 – 20 ppm selama 30 – 60 menit. Obat-

Pertolongan Pertama:

obat antibiotika seperti Kemicitin, Tetra- siklin, Streptomisin yang berupa serbuk

Terhisap: Pindahkan korban pada dapat dicampurkan ke dalam makanan udara bersih. Apabila tidak bernafas

ikan jika akan melakukan pengobatan beri nafas buatan, apabila kesulitan

dengan sistem oral. Dosisnya harus di- bernafas beri oksigen, panggil dokter.

perhitungkan agar setiap 100 gram berat

Tertelan: Apabila korban sadar usa- ikan, dapat memakan 1 mg antibiotika itu

hakan untuk mengencerkan, me- per hari. Lama pemberian obat ini 2 – 3

nonaktifkan dan menyerap minggu.

bahan dengan memberi susu, Antibiotika juga dapat diberikan arang aktif, atau air. Setiap bahan dengan disuntikkan. Dosisnya, untuk

organik akan dapat menonaktifkan larutan chloramphenicol (kemicitin) 1 : formalin. Jaga tubuh korban agar 1,5 sebanyak 1 – 2 ml disuntikkan ke tetap hangat dan rileks. Apabila

dalam rongga perut (intra abdomincal muntah, jaga agar kepala lebih cavity) untuk setiap berat badan ikan 200

rendah dari pinggul. gram. Penyuntikan perlu diulang setiap 2 Kontak Kulit: Segera cuci dengan

– 3 hari sampai jangka waktu 2 minggu. air yang banyak selama paling tidak Kalau cara ini berhasil, biasanya dapat

menit, sambil melepas pakaian terlihat gejala penyembuhan dari hari ke yang terkena. Cuci pakaian sebelum hari. Cara lain yang lebih praktis dalam digunakan kembali.

pengobatan penyakit bakteri adalah melalui makanan. Makanan ikan yang

Kontak Mata: Segera cuci dengan air akan diberikan dicampur dulu dengan

yang banyak selama paling tidak 15 chloromycetin 1 – 2 gram untuk setiap menit Segera hubungi dokter.

1 kg pellet. Hal yang harus diperhatikan adalah tetap menjaga kualitas air agar 1 kg pellet. Hal yang harus diperhatikan adalah tetap menjaga kualitas air agar

4. Pengobatan sebaiknya dilakukan yang ideal bagi ikan.

pada suhu perairan yang rendah misalnya pada pagi atau sore hari.

Perlu diketahui bahwa apabila pe- makaian antibiotika tidak sesuai dengan

5. Sebaiknya dalam melakukan peng- dosis yang telah ditetapkan, atau perhi-

obatan dilakukan secara bertahap tungannya kurang cermat, maka lama

yaitu :

kelamaan bakteri akan kebal terhadap Pengobatan pendahuluan

obat itu. Akibatnya, obat tersebut tidak mempan lagi untuk memberantas jenis

Pengobatan pendahuluan meru- bakteri tertentu.

pakan pengobatan awal dimana ikan yang sakit diambil sebagian

Pada daerah yang mengalami wabah kecil dan diberi obat dengan jum- penyakit, sering kali pencegahannya sulit lah yang sesuai dengan dosis. dihindari. Untuk mengurangi kerugian

yang besar biasanya dilakukan pengo- Pengobatan pokok, yang batan pada ikan. Oleh karena ikan hidup

dilakukan setelah 12 – 24 jam di air, sehingga bahan kimia yang digu-

dari pengobatan pendahuluan. nakan juga akan terlarut dalam air. Hal

Cara pengobatan yang tidak berakibat ini dapat berakibat selain bertujuan untuk

fatal bagi ikan adalah sebagai berikut : mengobati ikan sakit, akan tetapi ikan

pun dapat terbunuh bila tidak dilakukan

1. Pengolesan.

metoda, waktu, dosis obat yang tepat. Cara ini biasanya digunakan untuk Untuk mengantisipasi kesalahan dalam

penyakit ikan yang kronis dengan melakukan pengobatan terhadap ikan

dosis obat yang tinggi. Bagian ikan yang sakit maka harus dilakukan beber-

yang sakit diolesi obat dengan meng- apa persiapan yaitu :

gunakan kapas. Kemudian ikan segar

1. Ikan yang akan diobati sebaiknya dikembalikan ke air yang segar. harus dipuasakan terlebih dahulu

2. Perendaman pada bak. selama 24 jam sebelum diberikan

pengobatan. Ikan yang terserang penyakit diren- dam dalam wadah/bak tertentu yang

2. Wadah yang digunakan untuk melaku- berisi larutan obat selama 5 – 30 kan pengobatan ikan harus memakai

menit. Hal ini memberi kemungkinan wadah yang terbuat dari bahan plastik,

lamanya kerja obat untuk membunuh jangan menggunakan wadah yang ter-

penyakit. Caranya sangat sesuai bila buat dari seng. Hal ini dapat membuat

parasit terdapat dalam lapisan kulit bahan kimia bereaksi dengan wadah

yang terlindung. Oleh karena ikan yang terbuat dari seng.

terendam pada larutan yang berba-

3. Dalam melakukan pengobatan, jum- haya maka konsentrasi obat masih di lah obat yang akan diberikan kepada

toleransi oleh ikan.

ikan yang sakit harus tepat jenis, do-

3. Perendaman pada kolam. sis dan benar-benar terukur.

Umumnya cara ini memerlukan pe- rendaman yang lebih lama dari pada Umumnya cara ini memerlukan pe- rendaman yang lebih lama dari pada

menggunakan bahan kimia yang mu- yang lama ini adalah memberi kesem-

dah terurai menjadi netral. patan pada obat untuk memutuskan

rantai kehidupan parasit dan konsen- Bahan kimia dan obat yang dapat digu- trasi obat biasanya sangat rendah nakan untuk mengobati ikan pada berbagai sekali sehingga tidak berbahaya bagi penyakit dapat dilihat pada Tabel 8.2.

Tabel 8.2. Obat dan bahan kimia yang digunakan pengobatan penyakit ikan.

NO JENIS

METODA BAHAN KIMIA/

DOSIS

PARASIT OBAT

1 Protozoa Pengolesan Formalin 100 ppm

Perendaman pada NaCl,

bak KMnO 4 100 ppm

Perendaman pada Rivanol

100 ppm

kolam Formalin 20 ppm

0,1 % tingkat rendah

2 Cacing, crustacea Pengolesan Formalin

Rivanol 100 ppm

dan jamur Perendaman pada NaCl

20 % bak KMnO 4 0,01 ppm

NH 4 Cl 1-1,5%,15

Perendaman pada Malachite

0,15 ppm

kolam green

Ekstrak biji teh

200 kg/ha

3 Aeromonasspdan Perendaman pada Formalin 100 ppm

Pseudomonas sp kolam Pemberian Tetrasiklin

1 kapsul tiap 10

antibiotic pada

Kg makanan

makanan Oxytetracyclin

Makanan selama

7 – 10 hari

hadap ikan dan lingkungan. Oleh karena

Pengobatan white spot

itu, pemakaiannya tidak dianjurkan pada Obat hanya dianjurkan untuk pence- ikan yang dikonsumsi. Obat ini akan ter-

gah penyakit. Sebenarnya pemakaian tinggal dalam jaringan daging atau lemak antibiotik kurang baik pengaruhnya ter- dan ini berbahaya bagi kesehatan.

Beberapa obat yang dapat dipakai un- sehingga menghambat pernafasan yang tuk mengobati penyakit bintik putih adalah:

dapat mengakibatkan kematian. Penyakit ikan yang disebabkan oleh jamur dapat

diobati dengan tiga cara, yaitu direndam Malachyte green. Obat ini diberikan se- larutan kalium permanganate, larutan ga-

banyak 1 gram (berupa serbuk) untuk air ram dapur, dan larutan malachite green. kolam 10 m2, pengobatan diulang setiap 2 hari; dalam 10 hari, ikan yang sakit akan

Ikan direndam dalam larutan kalium sembuh. Dalam pengobatan cara ini, apa- permanganate 1 gram per 100 liter, se-

lagi yang dilakukan cukup lama, kolam ha- lama 60 – 90 menit. Ikan direndam dalam rus diaerasi dan ikan diberi makanan yang larutan garam dapur (10 gram per liter) cukup baik.

selama 1 menit. Sedangkan untuk men- gobati penyakit ikan dengan malachite

green, sebelumnya dibuat larutan baku (1 Formalin. Ikan yang sakit direndam setiap mg serbuk dilarutkan dalam 450 ml air).

hari dalam larutan formalin 30% (dalam do- Untuk merendam ikan, 1–2 ml larutan baku sis 1 : 2000), lamanya perendaman 1 jam.

itu dilarutkan (diencerkan) dalam 1 liter air, untuk dipakai merendam ikan selama

1 jam. Pengobatan diulang sampai tiga Garam dapur. Larutan garam dapur hari berturut-turut. Selain itu juga dapat

sebanyak 30 mg per liter dengan waktu dilakukan dengan perendaman selama 24 perendaman 1 menit dan dilakukan setiap jam tetapi dosisnya dikurangi menjadi hari, selama 3 – 5 hari berturut-turut. Cara 0,15– 0,70 ppm. Dapat juga menggunakan ini juga dapat menyembuhkan penyakit for- malin 100 – 200 ppm selama 1 – 3 jam bintik putih.

dan perendaman dengan larutan garam dapur (NaCl) 20 ppm selama 1 jam.

Methilene blue. Caranya, dibuat larutan

methyl biru dengan konsentrasi 1 % (satu Pengobatan bakteri

gram metal biru dalam 100 cc air). Ikan Ikan yang terserang penyakit ini akan

yang sakit kemudian dimasukkan dalam bergerak lambat, bernafas megap-megap

wadah yang berisi air bersih. Kemudian di permukaan air, warna insang pucat dan

didalamnya diberi larutan baku yang sudah warna tubuh berubah gelap. Juga terdapat

dibuat tadi. Ikan dibiarkan di dalam larutan bercak-bercak merah pada bagian luar

selama 24 jam. Agar ikan yang sakit benar- tubuhnya dan kerusakan pada insang dan

benar sembuh dan terbebas dari parasit, kulit. Pengobatan penyakit dari kelompok

pengobatan dilakukan berulang-ulang se- bakteri ini dapat dilakukan dengan bebe-

lama tiga kali dengan selang waktu sehari. rapa metode diantaranya adalah :

1. Metode perendaman dalam larutan

Pengobatan jamur

PK 10 - 20 ppm selama 30 - 60 menit Ikan yang terserang penyakit ini tubuh-

atau PK 3 – 5 ppm selama 12 – 24 nya ditumbuhi sekumpulan benang halus

jam. Dengan larutan Nitrofuran 5 – seperti kapas dan dapat menyerang telur

10 ppm selama 24 jam dan dengan larutan antibiotik oksitetrasiklin 5 ppm 10 ppm selama 24 jam dan dengan larutan antibiotik oksitetrasiklin 5 ppm

atau dengan larutan Methylene Blue 3 ppm selama 24 jam dan larutan Malachite

2. Pada ikan besar, pengobatan dapat Green 2 – 3 ppm selama 30 – 60 menit.

dilakukan dengan metode penyuntikan menggunakan antibiotik oksitetrasiklin sebanyak 20 – 40 mg/kg ikan, Kana- mysine sebanyak 20 – 40 mg/kg ikan dan Streptomysin sebanyak 20 – 60 mg/kg ikan. Obat-obat antibiotika sep- erti Kemicitin, Tetrasiklin, Streptomisin yang berupa serbuk, dicampurkan ke dalam makanan ikan. Dosisnya harus diperhitungkan agar setiap 100 gram berat ikan, dapat memakan 1 mg anti- biotika itu per hari. Lama pemberian obat ini 2 – 3 minggu. Dosis penyunti- kan antibiotik larutan chloramphenicol (kemicitin) 1 : 1,5 sebanyak 1 – 2 ml disuntikkan ke dalam rongga perut (in- tra abdomincal cavity) untuk setiap be- rat badan ikan 200 gram. Penyuntikan perlu diulang setiap 2 – 3 hari sampai jangka waktu 2 minggu. Kalau cara ini berhasil, biasanya dapat terlihat gejala penyembuhan dari hari ke hari.

3. Metoda oral yaitu dengan pemberian pakan yang dicampur dengan anti- biotik misalnya oksitetrasiklin seban- yak 50 mg/kg ikan diberikan setiap hari selama 7 – 10 hari.

Pengobatan Trematoda

Pada ikan budidaya salah satu je- nis parasit dari kelompok Trematoda yaitu Dactylogyrus dan Gyrodactylus biasa me- nyerang ikan pada bagian insang dan kulit. Insang yang dirusaknya akan menjadi luka dan menimbulkan pendarahan yang akan mengakibatkan terganggunya pernafasan ikan. Pengobatan yang dapat dilakukan