Tugas dan Peran Guru
B. Tugas dan Peran Guru
1. Tugas guru Dalam undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa tenaga pengajar merupakan tenaga pendidik yang khususnya diangkat dengan tugas utama mengajar, yang pada jenjang pendidikan dasar disebut guru.
a. Mengajar Mengajara adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menstranfer atau memberikan ilmu pengetahuan atau informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa sesuai dengan pedoman petunjuk yang telah ditetapkan. Didalam kegiatan mengajar, aspek yang dominan untuk dikembangkan adalah aspek kognitif (pengetahuan).
33 Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling,, Op.Cit h. 324.
Sebagai konsekuensi dari pengertian seperti ini dapat membuat sesuatu kecenderungan anak menjadi pasif, karena hanya menerima informasi atau pengetahuan yang diberikan oleh guru.
Untuk dapat melaksanakan kegiatan mengajar dengan baik setiap guru dituntut menguasai hal-hal berikut:
1) Mampu merumuskan tujuan pembelajaran
2) Menguasai prinsip-prinsip belajar mengajar
3) Menguasai sumber belajar mengajar
4) Menguasai dan mampu mengembangkan metode dan tekhnik-tekhnik belajar mengajar.
b. Mendidik Mendidik adalah kegiatan guru dalam memberi contoh, tuntunan, petunjuk dan keteladanan yang dapat diterapkan atau ditiru siswa dalam sikap atau perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. mendidik di sini diartikan lebih komprehensif, sebagai usaha untuk membina diri anak didik secara utuh, baik kognitif, psikomotorik, maupun afektif, agar mereka tumbuh sebagai manusia- manusia yang berkepribadian.
Secara umum mendidik ialah membantu anak didik didalam perkembangan dari daya-dayanya dan didalam penetapan nilai-nilai. Agar proses mendidik ini berjalan dengan baik, maka setiap guru dituntut untuk:
1) Mampu merumuskan tujuan yang ingin dicapai
3) Mampu menjadi teladan yang baik
4) Mampu menjadi orang tua kedua di sekolah
5) Memiliki sifat-sifat terpuji dan menjauhkan diri dari sifat-sifat tercela dan sebagainya.
c. Melatih/Membimbing melatih adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam membimbing, memberi contoh dalam petunjuk-petunjuk praktis yang berkaitan dengan gerakan, ucapan, dan perbuatan lainnya dalam rangka mengembangkan aspek psikomotorik. Bantuan atau bimbingan itu dilakukan dalam pergaulan antara pendidik dan anak didik dalam situasi pendidikan yang terdapat dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, maupun masyarakat.
Bimbingan itu terletak di dalam : 1) pengembangan daya-daya yang sedang mengalami masa pekanya; 2) pemberian pengetahuan dan kecakapan yang penting untuk masa depan anak; dan 3) membangkitkan motif-motif yang dapat menggerakkan anak untuk berbuat sesuai dengan tujuan hidupnya.
Guru seorang arsitek yang berusaha membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru juga memiliki peluang menentukan untuk membangun sikap hidup atau kepribadian anak didiknya sehingga dapat berguna bagi diri dan keluarganya kelak. Guru bekerja melaksanakan tugas professional kependidikan karena panggilan tugas profesionalnya dan juga sebagai ibadah.
Syaiful Sagala mengutip bukunya Rostiyah N.K menginventaris tugas guru Syaiful Sagala mengutip bukunya Rostiyah N.K menginventaris tugas guru
b. Membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar yang Negara
c. Mengantarkan anak didik menjadi warga Negara yang baik
d. Menfungsikan diri sebagai media dan perantara pembelajaran bagi anak didik
e. Mengarahkan dan membimbing anak sehingga memiliki kedewasaan dalam berbicara bertindak dan bersikap.
f. Menfungsikan diri sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat lingkungan, baik sekolah negeri maupun swasta.
g. Harus mampu mengawal dan menegakkan disiplin baik untuk dirinya maupun murid dan orang lain.
h. Menfungsikan diri sebagai administrator dan sekaligus manejer yang disenangi.
i. Melakukan tugasnya dengan sempurna sebagai amanat profesi. j. Guru diberikan tanggung jawab paling besar dalam hal perencanaan dan
pelaksanaan kurikulum serta evaluasi keberhasilannya. k. Membimbing anak untuk belajar memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi muridnya. l. Guru harus dapat merangsang anak didik untuk memiliki semangat yang tinggi dan gairah yang kuat dalam membentuk kelompok studi, pelaksanaan kurikulum serta evaluasi keberhasilannya. k. Membimbing anak untuk belajar memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi muridnya. l. Guru harus dapat merangsang anak didik untuk memiliki semangat yang tinggi dan gairah yang kuat dalam membentuk kelompok studi,
Dari penegasan tersebut dapat ditegaskan bahwa guru bertanggung jawab mencari cara untuk mencerdaskan kehidupan anak didik dalam arti sempit dan bangsa dalam arti luas.
Kualitas guru merupakan salah satu faktor penting yang menentukan mutu pendidikan. Yang dimaksud dengan guru berkualitas adalah tenaga pengajar yang mampu membelajarkan peserta didik secara rankus sesuai dengan kendala-kendala sumber daya dan lingkungan. Oleh sebab itu, upaya yang menghasilkan guru yang berkualitas merupakan tugas penting dan utama.
Mutu profesi guru dapat ditentukan oleh, emapat kinerja utama.
a. Kemampuan professional (professional capacity) yaitu kemampuan intelegensi, sikap dan prestasi seseorang guru dalam bekerja. Hal ini dapat diukur dari kemampuan guru menguasai pengetahuan, wawasan dan keterampilan tantang materi pelajaran yang diajarkan, termasuk usaha memperkaya dan memperbaharui pengetahuan.
b. Upaya professional (professional efforts), adalah upaya seorang guru untuk mentranformasikan yang dimilikinya ke dalam tindakan mendidik dan mengajar secara nyata. Upaya itu dapat diketahui dari penguasaan keahlian mengajar, yang mencakup pengayaan, penggunaan bahan dan media
34 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009). h. 12 34 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009). h. 12
c. Penggunaan waktu yang dicurahkan untuk kegiatan mengajar (teacher’s time) yaitu intensitas penggunaan waktu untuk tugas-tugas belajar mengajar. Guru harus membagi waktu ke dalam konsep waktu belajar (time on risk) yang digunakan untuk mengatur intensitas belajar siswa secara perorangan.
d. Guru bermutu adalah guru yang dapat membelajarkan siswa secara tuntas, benar dan berhasil. Untuk itu dibutuhkan keahlian dalam penguasaan disiplin ilmu secara tuntas, metologi mengajar, dan pendekatan belajar mengajar. Kesesuaian antara keahlian dengan pekerjaan yang sangat penting. Dengan asumsi bahwa guru yang dipersiapkan untuk mengajar suatu bidang studi dianggap bermutu jika ia mengajar dalam bidang tersebut.. 35
Penguasaan guru terhadap mata pelajaran yang diajarkannya minimal 75 persen dari seluruh materi yang diajarkannya. 36 Upaya menambah dan memperdalam
penguasaan materi ajar harus dilaksanakan terus menerus tanpa bosan-bosannya. Untuk itu guru dalam kapasitas seorang yang professional, harus memelihara kebiasaan belajar, pengkajian dan pembaharuan materi ajar.
35 Nani Tuloli, Pengembangan Pendidikan, Sumber Daya Manusia, Budaya, Agama, Ilmu Pengetahuan, (Gorontalo, Damhil IKIP Negeri Gorontalo, 2001), h. 86-87
36 Djojonegoro Wadirman, Lima Tahun Mengemban Tugas Pengembangan SDM, (Jakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Depdikbud, 1998), h. 35
2. Beberapa Peranan Guru Sehubungan dengan fungsinya sebagai “Pengajar”, “Pendidik” dan “Pembimbing”, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru ini senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa (utama), sesama guru, maupun dengan staf yang lain.
Menyangkut peranan guru, beberapa pendapat yang dijelaskan sebagai berikut: Made Pidarta menyebutkan bahwa terdapat lima peran kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya, yaitu: (1) sebagai manager, (2) sebagai pemimpin pengajaran dan supervisor, (3) sebagai pencipta iklim serta lingkungan bekerja dan belajar yang kondusif, (4) sebagai administrator, dan (5) sebagai coordinator kerjasama sekolah
dengan orang tua dan masyarakat. 37 Dari beberapa pendapat di atas peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar
secara singkat dpat penulis sebutkan sebagai berikut:
a. Informator Sebagai pelaksana cara mengajar informative, laboratorium, studi lapanagan dari sumber informasi kegiatan akademik maupun umum. Dalam pada itu berlaku teori komunikasi berikut:
37 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia. (Jakarta: Bumi Aksari. 1989), h. 65
1) Teori stimulus-Respon
2) Teori dissonance-reduction
3) Teori pedekatan fungsional
b. Organisator Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain. Komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, semua diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efesiensi dalam mengajar pada diri siswa.
c. Motivator Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan perkembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika dalam proses belajar mengajar. Peranan guru sebagai motivator ini sangat penting dalam interaksi belajar mengajar, karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran social, menyangkut performance dalam arti personalisasi dan sosialisasi diri.
d. Pengarah/director Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru dalam hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuann yang dicita-citakan.
e. Inisiator Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Sudah tentu ide-ide ini adalah bersifat kreatif yang dapat dicontohkan anak didiknya.
f. Transmitter Dalam kegiatan belajar mengajar guru juga akan bertindak selaku penyebar
kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.
g. Fasilitator Guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar. Misalnya dalam menciptakan suasana belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa sehingga interaksi dalam belajar mengajar berlangsung secara efektif.
h. Mediator Guru dalam hal ini sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. Misalnya menengahi atau memberikan jalan keluar dalam kegiatan diskusi siswa.
i. Evaluator Guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak. Dalam hal penilaian ini tidak cukup hanya dilihat dari bias atau tidaknya mengerjakan pelajaran yang diujikan, tetapi perlunya pertimbangan menyangkut perilaku dan values yang ada pada masing-masing mata pelajaran.
Terlepas dari berbagai peran disebut di atas, perlunya sikap demoktratis dan terbuka dari para guru, ramah dan perlunya keaktifan siswa, sikap hormat, sehingga tercipta komunikasi edukatif yang interaktif dalam proses belajar mengajar.