Pelaksanaan Pelayanan PONED di Puskesmas Negeri Lama Kabupaten Labuhan Batu NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI PUSKESMAS NEGERI LAMA KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2017

5.1 Pelaksanaan Pelayanan PONED di Puskesmas Negeri Lama Kabupaten Labuhan Batu

Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) adalah Puskesmas rawat inap yang memiliki kemampuan serta fasilitas bersalin. PONED memberikan pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil, bersalin, dan nifas. Selain itu juga memberikan pelayanan kesehatan terhadap bayi yang baru lahir dengan komplikasi, baik datang sendiri atau karena rujukan kader/masyarakat/bidan di desa, Puskesmas dan PONED melakukan rujukan ke Rumah Sakit PONEK pada kasus yang tidak mampu ditangani.

PONED dapat diberikan oleh Puskesmas yang mempunyai fasilitas atau kemampuan untuk penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar. PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang boleh memberikan PONED adalah dokter, bidan, perawat, tim PONED, beserta penanggung jawab terlatih

Puskesmas Negeri Lama ditingkatkan kemampuannya menjadi Puskesmas PONED pada tahun 2013. Sebelumnya bangunan Puskesmas tidak dapat dijadikan sebagai ruang rawat inap kemudian pemerintah daerah membangun Puskesmas rawat inap di depan bangunan lama Puskesmas. Sehingga Puskesmas Negeri Lama terdiri dari dua bangunan yaitu bangunan khusus kantor Puskesmas dan bangunan pelayanan kesehatan Puskesmas. Setelah ditunjuk menjadi Puskesmas PONED, Kepala Puskesmas Negeri Lama mengutus petugas kesehatan untuk Puskesmas Negeri Lama ditingkatkan kemampuannya menjadi Puskesmas PONED pada tahun 2013. Sebelumnya bangunan Puskesmas tidak dapat dijadikan sebagai ruang rawat inap kemudian pemerintah daerah membangun Puskesmas rawat inap di depan bangunan lama Puskesmas. Sehingga Puskesmas Negeri Lama terdiri dari dua bangunan yaitu bangunan khusus kantor Puskesmas dan bangunan pelayanan kesehatan Puskesmas. Setelah ditunjuk menjadi Puskesmas PONED, Kepala Puskesmas Negeri Lama mengutus petugas kesehatan untuk

3 orang yaitu 1 Dokter, 1 Perawat, dan 1 Bidan. Sasaran dari pelaksanaan pelayanan PONED adalah ibu hamil, ibu melahirkan, ibu bersalin, ibu nifas, dan neonatus. Adapun jumlah kunjungan pasien dalam pelaksanaan pelayanan PONED pada tahun 2015, kunjungan ibu hamil dalam memanfaatkan pelayanan PONED adalah dari 288 ibu hamil, kunjungan K1 sebesar 251 ibu hamil (87,15%), kunjungan K2 sebesar 246 ibu hamil (85,41%), kunjungan K3 sebesar 249 (86,45%), kunjungan K4 mencapai 269 ibu hamil (93,4%), ibu bersalin yang ditolong tenaga kesehatan sebanyak 327 ibu bersalin (99,09%), kunjungan nifas 1 sebanyak 306 ibu nifas (92,72%), kunjungan nifas 2 sebanyak 306 ibu nifas (92,72%), dan kunjungan nifas 3 sebesar 274 ibu nifas (83,03%) dari 330 sasaran ibu nifas.

Pada tahun 2016 terjadi peningkatan kunjungan ibu hamil dalam memanfaatkan PONED adalah dari 319 ibu hamil, kunjungan K1 sebesar 300 ibu hamil (94,04%), kunjungan K2 sebesar 278 (87,14%), kunjungan K3 sebesar 310 (97,17%), dan kunjungan K4 mencapai 309 (96,86%). Ibu bersalin yang ditolong tenaga kesehatan sebanyak 274 ibu bersalin atau sebesar (84,30%), kunjungan nifas 1 sebanyak 305 (93,84%), kunjungan nifas 2 sebanyak 294 (90,46%), kunjungan nifas 3 sebanyak 277 (85,23%) dari 325 sasaran ibu nifas.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap semua informan menyatakan bahwa pelaksanaan pelayanan PONED di Puskesmas Negeri Lama belum terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan masih ada masyarakat yang tidak mau memeriksakan kehamilan dan melahirkan di Puskesmas. Tidak adanya Tim Inti

PONED di Puskesmas karena sudah dipindahtugaskan dan Tim Pendukung PONED hanya mengetahui dasar pelayanan PONED. Selain itu masih tingginya kasus persalinan dengan komplikasi yang tidak dapat ditangani di Puskesmas sehingga seringkali dokter melakukan rujukan ke Rumah Sakit PONEK.

Kasus emergensi maternal dan neonatal 40% dapat ditangani dan di tingkat pelayanan dasar yang berkualitas dan sesuai standar, 60% perlu mendapatkan pelayanan rujukan yang berkualitas. Namun jumlah rujukan pada tahun 2015 adalah sebesar 30 kasus dan meningkat di tahun 2016 sebanyak 34 kasus. Rujukan tersebut terjadi dikarenakan kasus emergensi yang terjadi tidak sanggup ditangani oleh Puskesmas ataupun atas permintaan pasien sendiri untuk dirujuk.