Pendekatan Program Metode-metode Pembinaan

yang dipimpinnya, kalau tidak mendukung tercapainya sasaran program, waktu merencanakan isi program, Pembina sebaiknya memperhatikan hal- hal berikut: 1. Isi dengan sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengetahuan para peserta muallaf dan berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman mereka. 2. Isi tidak selalu teoritis, tetapi praktis dalam arti dapat dibahas dan dikembangkan dari berbagai pandangan dan pengalaman para muallaf, serta dapat dipraktekkan dalam hidup nyata. 3. Isi tidak terlalu banyak, tetapi disesuaikan dengan ‘daya tangkap’ para muallaf dan waktu yang tersedia. 52

c. Pendekatan Program

Beberapa pendekatan utama dalam program pembinaan, antara lain: 1. Pendekatan Informatif Dengan pendekatan informatif, informative approach, pada dasarnya orang menjalankan program dengan meyampaikan informasi kepada para peserta. Dengan pendekatan informatif biasanya program pembinaan diisi dengan ceramah atau kuliah oleh berbagai pembicara tentang berbagai hal yang dianggap perlu bagi para peserta. Dengan 52 Mangunhardjana, Pembinaan Arti dan Metodenya, h. 16 pendekatan itu partisipasi para peserta dalam pembinaan kecil saja. Partisipasi para peserta terbatas pada permintaan penjelasan atau penyampaian pertanyaan mengenai hal yang belum dimengerti benar- benar. 2. Pendekatan Partisipatif Pendekatan partisipatif, participative approach, berlandaskan kepercayaan bahwa para peserta sendiri merupakan sumber pembinaan yang utama. Maka dalam pembinaan, pengetahuan, pengalaman, dan keahlian mereka dimanfaatkan lebih merupakan situasi belajar bersama, di mana pembina dan para peserta belajar satu sama lain. Pendekatan ini banyak melibatkan para peserta, pembina tidak sebagai guru, sebagai koordinator dalam proses belajar, meskipun dia juga wajib memberikan masukan, input, sejauh dibutuhkan oleh tujuan program. 3. Pendekatan Eksperiensial Pendekatan eksperiensial, experiencial approach, berkeyakinan bahwa belajar yang sejati terjadi karena pengalaman pribadi dan langsung. Dalam pendekatan eksperiensial para peserta langsung dilibatkan dalam situasi dan pengalaman dalam bidang yang dijadikan pembinaan. Untuk itu dituntut keahlian tinggi dari pembinaannya. 53 53 Mangunhardjana, Pembinaan Arti dan Metodenya, h. 17

d. Metode-metode Pembinaan

1. Metode perkenalan merupakan metode untuk membantu para peserta agar mengenal satu sama lain mengenai pribadi dan latar belakang kehidupan mereka. Dengan tujuan sebagai langkah awal untuk membentuk kekompakkan kelompok. 2. Metode pemasaran merupakan acara pembinaan berupa kegiatan atau permainan yang bertujuan menarik perhatian, membantu untuk sebagai permulaan aktif terlibat pada acara, membantu melepaskan beban mental pada keikutsertaannya dan membantu para peserta terlibat satu sama lain. 3. Metode informatif merupakan metode yang menekankan penyampaian informasi dari Pembina kepada peserta. 4. Metode partisipatif merupakan metode yang dapat melibatkan para peserta, yang termasuk dalam metode ini, antara lain; pernyataan, pengumpulan gagasan, audio visual, diskusi kelompok, kelompok berbincang-bincang, kuis, studi kasus, peragaan peran, dan lain- lain. 5. Metode partisipatif-eksperisial merupakan metode-metode ini pada dasarnya menyangkut permainan peran yang menghubungkan langsung para peserta dengan pengalaman, mempergunakan metode yang mendukung. Maka unsur eksperiensalnya tergantung dari keterlibatan peserta pada proses permainan peran yang ada. Metode ini antara lain; pertemuan, latihan stimulasi, demonstrasi dan lain-lain. 6. Metode eksperisial merupakan metode yang memberikan kemungkinan kepada para peserta untuk ‘belajar’ melaui pengalaman langsung dan nyata, antara lain; ungkapan, kreatif, berjalan buta, kerja proyek kunjungan kelapangan, lokakarya, tinggal di tempat, dan lain-lain. 54

C. Definisi Muallaf dan Kedudukan Muallaf Dalam Islam 1. Definisi Muallaf