Tabel 2.1. Contoh IP Address Network ID
Host ID 192
168 1
Untuk dapat memahami alamat IP, kita harus paham mengenai format alamat IP dan bisa melakukan konversi antara desimal dan binary.
Sebagai contoh, format alamat IP adalah W.X.Y.Z, dimana masing-masing huruf terdiri atas 8 bit, sehingga nilai yang mungkin untuk setiap huruf
adalah antara 0 sampai 255. Maka, jika diketahui sebuah alamat IP 131.107.16.200. Alamat IP tersebut jika ditulis dalam bentuk binary adalah
10000011.01101011.00010000.11001000.
Gambar 2.10. Format Alamat IP
Dalam pembuatan alamat IP banyak hal-hal yang harus diperhatikan dan dipahami dengan benar, hal-hal tersebut antara lain:
32 Bits
W . X . Y . Z 130 . 23 . 58 . 1
30
1. Kelas-Kelas IP Addres
IP Address yang umumnya digunakan ada tiga kelas, yaitu : IP address Kelas A, diberikan untuk jaringan dalam jumlah host
yang sangat
besar. Range
IP 1.XXX.XXX.XXX.
– 126.XXX.XXX.XXX, terdapat 16.777.214 16 juta IP address pada
tiap kelas A. Pada IP address kelas A network ID adalah 8 bit pertama, sedangkan host ID adalah 24 bit berikutnya.
IP address Kelas B, biasanya dialokasikan untuk jaringan berukuran sedang dan besar. Pada IP address kelas B, network ID adalah 16 bit
pertama sedangkan host ID adalah 16 bit berikutnya. network dengan IP kelas B dapat menampung sekitar 65.000 host dan range IP
128.0.XXX.XXX. – 191.555.XXX.XXX.
IP address Kelas C, awalnya digunakan untuk jaringan berukuran kecil LAN. Pada IP address kelas C, network ID adalah 24 bit
pertama sedangkan host ID adalah 8 bit terakhir. Dengan konfigurasi ini bisa dibentuk sekitar 2 juta network dan masing-masing network
memiliki 256
IP address.
Range IP.192.0.0.XXX.
– 223.255.255.XXX.
Sedangkan dua kelas lagi, yakni kelas D hanya digunakan untuk alamat multicast, sedangkan kelas E digunakan untuk percobaan.
31
Tabel 2.2. Kelas IP Address
Class Range
Network ID
Host ID
Number of Networks
Number of Host per
Networks
A 1-127
W x.y.z 127
16.777.214 B
128-191 w.x
y.z 16.384
65.534 C
192-223 w.x.y
z 2.097.152
254 D
224-239 Reversed
NA NA
NA E
240-254 Reversed
NA NA
NA
2. Network ID dan Host ID
Dalam mendesain network dengan IP, maka dibutuhkan pemahaman tentang mana network ID dan mana host ID. Sebab,
komputer di jaringan hanya bisa saling berhubungan jika mempunyai network ID yang sama dengan host ID yang berbeda. Pemilihan network
ID dan host ID mana yang akan digunakan, sangat bergantung pada berapa banyak jaringan atau komputer yang dibutuhkan. Pengalokasian
IP address pada dasarnya adalah proses memilih network ID dan host ID yang tepat untuk sebuah jaringan Tepat atau tidaknya konfigurasi ini
tergantung dari tujuan yang hendak dicapai yaitu mengalokasikan IP
address seefisien mungkin.
32
Gambar 2.11. Network ID dan Host ID
3. Network dan Broadcast
Dalam menggunakan alamat IP juga tidak di perbolehkan penggunaan semua nilai 0 atau 1 dalam bentuk binary, baik untuk
network ID maupun untuk Host ID. Misal, untuk alamat IP 130.23.58.1, karena berada pada kelas B, maka diketahui bahwa alamat IP tersebut
memiliki network ID 130.23 w.x dan Host ID 58.1 y.z. Dan itu berarti dalam jaringan 130.23 tidak diperbolehkan adanya komputer
dengan alamat IP 130.23.0.0 Host ID dalam binary angka 0 semua dan 130.23.255.255 Host ID dalam binary angka 1 semua. Sebab, angka 0
semua dalam binary seperti ditunjukkan dalam 130.23.0.0 digunakan untuk menunjukkan network, sehingga 130.23.0.0 bisa dikatakan untuk
menunjukkan network 130.23. Sedangkan angka 1 semua dalam binary digunakan untuk broadcast atau semua host dalam network. Jadi,
penulisan 130.23.255.255 artinya semua komputer yang termasuk dalam
Network ID Host ID
32 Bits
W . X . Y . Z 130 . 23 . 58 . 1
33
jaringan 130.23, yaitu komputer dengan alamat IP 130.23.0.1 sampai dengan 130.23.255.254.
4. Privat Address
Privat address, yaitu address yang digunakan pada jaringan yang tidak berhubungan dengan internet. Privat address hanya bisa
digunakan untuk lalu lintas komunikasi pada intranet, tidak bisa pada internet. Penggunaan IP address ini tidak memerlukan izin dari interNIC
Internet Network Information Center.
Tabel 2.3. Privat Address Kelas
Range of IP Address A
10.0.0.1 sampai dengan 10.255.255.254 B
172.16.0.1 sampai dengan 172.31.255.254 C
192.168.0.1 sampai dengan 192.168.255.254
5. Subnet Mask
Subnet mask adalah nomor yang dikombinasikan dengan address untuk menunjukkan identitas jaringan dimana komputer anda berada,
apakah berada di jaringan lokal atau di jaringan global. Subnet mask juga digunakan untuk membedakan network ID dan host ID. Subnet mask
terdiri dari 32 bit bilangan biner yang penulisannya terdiri dari 4 kelompok, dimana setiap kelompok dipisahkan oleh tanda titik ..
nomor yang digunakan dimulai dari 0 sampai dengan 255. Pemakaian
34
subnet mask dibagi menjadi tiga kelas, yaitu A, B, dan C seperti pada tabel berikut.
Tabel 2.4. Subnet Mask Default
Kls Network ID
Host ID Default Subnet
Mask
A XXX.0.0.1
XXX.255.255.254 255.0.0.0
B XXX.XXX.0.1
XXX.XXX.255.254 255.255.0.0
C XXX.XXX.XXX.1
XXX.XXX.XXX.254 255.255.255.0
2.28. Subnetting
Subnetting adalah sebuah teknik yang mengizinkan para administrator jaringan untuk memanfaatkan 32 bit IP address yang tersedia
dengan lebih efisien. Teknik Subnetting membuat skala jaringan lebih luas dan tidak dibatasi oleh kelas-kelas IP A, B, dan C yang sudah diatur. Dengan
subnetting, kita bisa membuat network dengan batasan host yang lebih tepat sesuai kebutuhan. Subnetting menyediakan cara yang lebih fleksibel untuk
menentukan bagian mana dari sebuah 32 bit IP adddress yang mewakili network ID dan bagian mana yang mewakili host ID. Dengan kelas-kelas IP
address standar, hanya 3 kemungkinan network ID yang tersedia; 8 bit untuk kelas A, 16 bit untuk kelas B, dan 24 bit untuk kelas C. Subnetting
mengizinkan anda memilih angka bit acak arbitrary number untuk digunakan sebagai network ID. Dua alasan utama melakukan subnetting:
35
1. Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network
akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254,
namun hanya sedikit network kalau tidak mau dibilang ada yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki
lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.
2. Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang
sama akan memperlambat network. Cara TCPIP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical
network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua
traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil
– bahkan lebih kecil
– dari Class C address. Subnets adalah network yang berada di dalam sebuah network lain kelas A, B, dan C. Subnets dibuat
menggunakan satu atau lebih bit-bit di dalam host kelas A, B, atau C untuk memperlebar network ID.
36