2.2 Peran dan Fungsi Hutan Mangrove
Hutan mangrove merupakan sumber daya alam daerah tropis yang mempunyai manfaat ganda, baik dari aspek sosial ekonomi maupun ekologi. Besarnya peranan
hutan mangrove bagi kehidupan dapat diketahui dari banyaknya jenis hewan baik yang hidup di perairan, di atas lahan maupun di tajuk-tajuk pohon mangrove atau
manusia yang bergantung pada hutan mangrove tersebut Naamin, 1991. Manfaat ekonomis diantaranya terdiri atas hasil berupa kayu kayu bakar, arang, kayu
konstruksi dan hasil bukan kayu. Manfaat ekologis, yang terdiri atas berbagai fungsi, baik bagi lingkungan ekosistem daratan dan lautan maupun habitat berbagai jenis
fauna.
Ekosistem mangrove dikategorikan sebagai ekosistem yang tinggi produktivitas Snedaker, 1978 yang memberikan kontribusi penting terhadap
produktivitas ekosistem pesisir Harger, 1982. Dalam hal ini beberapa fungsi hutan mangrove adalah sebagai berikut :
1. Penghalang terhadap erosi pantai, tiupan angin kencang, dan ombak yang kuat.
2. Membantu perluasan daratan ke laut dan pengolah limbah organik.
3. Tempat mencari makan, memijah dan bertelur berbagai jenis ikan dan udang.
4. Habitat berbagai jenis satwa.
5. Penghasil kayu dan non kayu.
6. Berfungsi untuk potensi pendidikan dan rekreasi.
2.3 Proses Dekomposisi Serasah Mangrove
Dekomposisi merupakan proses penting dalam fungsi ekologis. Organisme yang telah mati mengalami penghancuran menjadi pecahan-pecahan yang lebih kecil, dan
akhirnya menjadi partikel-partikel yang lebih kecil Nybakken, 1993. Dekomposisi adalah proses penghancuran bahan organik mati secara berangsur yang dilakukan oleh
agens biologi maupun fisika. Dekomposisi dipandang sebagai reduksi komponen- komponen organik dengan berat molekul yang lebih kecil melalui mekanisme
enzimatik Saunder, 1980.
Universitas Sumatera Utara
Serasah mangrove merupakan bahan yang pokok tempat berkumpulnya bakteri dan fungi. Bahan-bahan tersebut mengalami penguraian yang merupakan mata rantai
makanan dari hewan-hewan laut. Bagian-bagian partikel daun yang kaya protein ini dirombak oleh koloni bakteri dan seterusnya dimakan oleh ikan-ikan kecil.
Perombakan partikel daun ini berlanjut terus sampai menjadi partikel-partikel yang berukuran sangat kecil detritus dan akhirnya dimakan oleh hewan-hewan pemakan
detritus, seperti Moluska dan Crustacea kecil. Selama perombakan ini substansi organik terlarut yang berasal dari serasah mangrove sebagian dilepas sebagai materi
yang berguna bagi fitoplankton dan sebagian lagi diabsorbsi oleh partikel sedimen yang menyokong rantai makanan tersebut. Proses rantai makanan yang dimulai dari
serasah mangrove dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Sumbangan material mangrove terhadap rantai makanan di estuaria Lear Turner, 1977
Sarasah yang jatuh tidak langsung mengalami pelapukan oleh mikroorganisme, tetapi memerlukan bantuan hewan-hewan yang disebut
makrobentos. Makrobentos memiliki peran yang sangat besar dalam penyediaan unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan pohon-pohon mangrove maupun bagi
makrobentos itu sendiri. Makrobentos berperan sebagai dekomposer awal yang
Universitas Sumatera Utara
bekerja dengan cara mencacah daun-daun menjadi bagian-bagian kecil yang kemudian akan dilanjutkan oleh mikroorganisme, yakni bakteri dan fungi Arief, 2003.
Sejumlah besar bahan organik di Hutan mangrove sebagian besar berasal dariserasah daun mangrove yang diuraikan oleh mikroorganisme. MenurutBuny
avejchewin dan Nuyim2001 dalam aliran energi hutan mangrove, daun memegang peran penting karena merupakan sumber nutrisi bagi organisme. Mangrove
menyumbang nitrogen, fosfat, natrium, kalsium, dan magnesium
.
Seluruh bahan organik ini merupakan sumber nutrisi bagi organisme perairan. Serasah yang jatuh
mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme menjadi detritus. Semakin banyak serasah yang dihasilkan dalam suatu kawasan mangrove maka makin banyak
detritus yang dihasilkan. Detritus inilah yang menjadi sumber makanan bernutrisi tinggi untuk berbagai jenis organisme perairan khususnya detritifor yang selanjutnya
dapat dimanfaatkan oleh organisme tingkat tinggi dalam jaring-jaring makanan.
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Dekomposisi Serasah