Metode Penelitian Kerusuhan Di Kota Medan Pada Mei 1998

gerakan mahasiswa merupakan manifestasi olah-kepala, maka kerusuhan merupakan manifestasi olah-perut. Bila gerakan mahasiswa merupakan aksi idealisme, maka kerusuhan merupakan aksi realisme. Bila gerakan mahasiswa merupakan kritik kaum intelek terhadap fenomena KKN, maka kerusuhan merupakan kritik rakyat atas kenaikan harga sembako. Bila gerakan mahasiswa tercetus oleh ‘sakit-hati’, maka kerusuhan tercetus oleh ‘sakit-perut’. Karena itulah, gerakan mahasiswa cenderung berjalan dengan damai, sedangkan gerakan rakyat melalui kerusuhan cenderung berjalan dengan kekerasan. Secara simultan, baik gerakan mahasiswa maupun kerusuhan telah meyakinkan para pembantu Presiden dan para tokoh masyarakat mengenai keseriusan krisis yang terjadi sedemikian sehingga pada gilirannya memberikan keyakinan juga kepada Soeharto bahwa dia sudah tidak diinginkan lagi. Tanpa kerusuhan, gerakan mahasiswa mungkin tidak berjalan dengan hasil dramatis. Sebaliknya, tanpa gerakan mahasiswa, kerusuhan hanya akan menghasilkan terror, situasi khaos dan anarki.

1.5 Metode Penelitian

Penulisan merupakan akhir dari setiap penelitian ilmiah yang dilakukan. Setiap penulisan sejarah harus dapat dipertanggungjawabkan kebenaran faktanya melalui metode yang dipakai. Oleh karena itu, penulis melakukan tahapan- tahapan dalam melakukan penelitian ini. Adapun tahapan –tahapan itu adalah : 1. Heuristik, yaitu tahapan pertama yang dilakukan oleh penulis untuk mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam mengumpulkan sumber- sumber tersebut, penulis akan melakukan penelitian kepustakaan library research. Sumber-sumber kepustakaan yang penulis teliti adalah buku-buku yang berkaitan dengan Universitas Sumatera Utara penelitian yang dikaji. Penulis juga menggunakan surat kabar lokal sebagai bahan referensi untuk penelitian ini. Semua sumber kepustakaan ini penulis dapatkan dari perpustakaan, baik itu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara maupun Perpustakaan Daerah Kota Medan. Selain penelitian kepustakaan, penulis juga melakukan penelitian lapangan field research dengan melakukan wawancara terhadap orang-orang yang mengetahui peristiwa kerusuhan Mei 1998 di Kota Medan. 2. Verifikasi, yaitu tahapan kedua yang dilakukan oleh penulis dengan melakukan penyeleksian terhadap sumber-sumber yang sudah dikumpulkan. Proses penyeleksian itu dapat dilakukan dengan cara melakukan kritik sumber. Kritik sumber itu penulis lakukan dengan dua cara, yaitu kritik eksternal dengan melakukan pengujian terhadap otentisitas keaslian sumber sejarah. Kritik kedua yang penulis lakukan adalah kritik internal dengan cara menguji kebenaran suatu sumber. 3. Interpretasi, yaitu tahapan ketiga yang dilakukan oleh penulis dengan melakukan penafsiran terhadap sumber untuk mencapai suatu kesimpulan terhadap masalah yang diteliti. Dalam hal ini penulis menggunakan teknik analisis untuk menjelaskan permasalahan yang dikaji untuk mencapai sebuah kesimpulan. 4. Historiografi, yaitu tahap akhir yang dilakukan penulis setelah melakukan ketiga tahapan di atas Penulis melakukan langkah terakhir dalam penelitian ini, yaitu penulisan sejarah historiografi. Universitas Sumatera Utara BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN

2.1. Letak Geografis