masyarakat lainnya. Akibatnya, sewaktu kerusuhan Mei1998 itu terjadi sasaran utama aksi massa adalah pemukiman etnis Tionghoa
Pemukiman etnis Tionghoa memang selalu dijadikan sasaran kerusuhan atau amuk massa. Anggapan bahwa perekonomian selalu didominasi oleh etnis Tionghoa adalah salah
satunya. Tetapi ada beberapa faktor penyebab utama yang menjadikan pemukiman etnis Tionghoa dijadikan sasarn kerusuhan. Faktor-faktor tesebut adalah :
1. Hasil kreasi kolonial Belanda yang mengakibatkan retaknya interaksi sosial antara
pemukim Cina dengan masyarakat setempat. 2.
Fisik pemukiman merupakan fakta visual yang mudah kita amati. Kita dapat melihat adanya pola-pola pengelompokan atas dasar etnisitas serta penyebarannya.
66
Faktor-faktor tersebut telah menimbulkan stereotip yang negatif terhadap etnis Tionghoa sehingga timbul kecemburan sosial akibat kesenjangan ekonnomi dan sosial di anatara
penduduk pribumi dan non-pribumi. Diskriminasi sosial pun terjadi terhadap etnis Tionghoa. Diskriminasi sosial itu jugalah yang menyebabkan mereka merasa dikucilkan oleh penduduk
pribumi dan semakin tertutup.
4.3. Faktor Sosial
Krisis ekonomi selalu berkaitan erat dengan masalah sosial. Dengan kata lain, membicarakan masalah krisis ekonomi berarti juga membicarakan masalah kesenjangan sosial
yang menjadi dampak dari krisis ekonomi tersebut. Seperti yang telah disinggung bahwa krisis
66
Ibid. hal.193
Universitas Sumatera Utara
ekonomi menyebabkan kesenjangan sosial yang terdapat dalam masyarakat. Kesenjangan itu telah melahirkan suatu kecemburuan sosial.
Seperti yang juga telah disinggung bahwa dampak dari krisis ekonomi dirasakan oleh masyarakat dari golongan menengah ke bawah. Dalam hal ini adalah kaum buruh karena kaum
buruh mewakili masyarakat marginal yang paling sering terkena imbas dari berbagai macam masalah di dalam negeri. Masalah perburuhan selalu menjadi masalah pokok yang masih terus
dibicarakan sampai saat ini. Mulai dari permasalahan upah yang layak diterima hingga masalah hak-hak normatif buruh yang harus dijunjung tinggi.
Buruh adalah orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapat upah.
67
Sejarah perburuhan di kota Medan berawal dari pembukaan perkebunan di Sumatera Timur. Mereka
kebanyakan didatangkan dari luar daerah dan bekerja di areal perkebunan.. Mereka biasanya disebut dengan istilah ‘kuli’ dan bekerja dengan sistem kontrak. Mereka harus tunduk dengan
ketetapan yang telah dibuat. Ketetapan itu disebut dengan ‘Koeli Ordonantie’ atau Ordonansi Kuli. Bila mereka melanggar ketetapan tersebut maka mereka mendapatkan sanksi berupa denda,
penjara, hingga penyiksaan fisik. Ordonansi Kuli inilah yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Poenali Sanctie yang artinya syarat yang bisa berakibat hukuman bila dilanggar.
68
Pemberlakuan Poenali Sanctie telah menyebabkan kaum kuli telah ditindas hak-haknya sebagai seorang manusia. Kemerdekaan mereka sepertinya terampas oleh pemberlakuan Poenali
Sanctie. Mereka harus mengalami penyiksaan fisik berupa, pukulan, tendangan cambukan, dan penyiksaan lainnya yang mereka dapatkan dari pihak majikan. Penderitaan kuli tersebut harus
ditambah lagi dengan tingkat upah yang tidak sesuai dengan keperluan mereka dalam mencukupi
67
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga,Jakarta :Balai Pustaka, 2003 hal.180
68
Mohammad Said. Op.Cit. hal.74
Universitas Sumatera Utara
kebutuhan sehari-hari. Untuk kuli wanita saja upah yang mereka terima hanya 2,20 dollar yang sudah terkena pemotongan. Tak heran bila kebanyakan dari mereka menjadi ‘pelacur’ untuk
menambah biaya hidup seari-hari. Untuk kuli pria, mereka kebanyakan bermain judi. Dalam tahun-tahun selanjutnya, perkembangan jumlah kuli yang didatangkan semakin
pesat terutama kuli Tionghoa yang tidak hanya didatangkan dari Penang saja tetapi juga dari negeri Tiongkok sendiri. Akibat, kedatangan sejumlah besar kuli, maka sangat mempengaruhi
komposisi penduduk Medan pada saat itu. Dalam tahun 1930, berdasarkan sensus yang dilakukan, komposisi penduduk Medan adalah sebagai berikut :
1. Orang Bumiputera : 40.000 orang
2. Orang Eropa : 4.292 orang
3. Orang Cina : 27.180 orang
4. Orang Timur Asing : 3.408 orang
Sumber : Tengku Luckman Sinar, 1991 :70 \
Dalam jaman modern saat ini, kondisi buruh Kota Medan tak berbeda jauh dengan kondisi kuli kontrak di Sumatera Timur. Masih banyak hak-hak mereka yang terbengkalai dan
tingkat upah yang masih sangat minim. Apalagi ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi menjadikan kondisi buruh semakin terjepit. Mereka kesulitan untuk mencukui kebutuhan sehari-
hari dan kebanyakan dari mereka harus terkena PHK. Persoalan upah buruh selalu menjadi masalah utama dalam ketenagakerjaan sebab
persoalan-persoalan lain dalam perburuhan selalu dipicu oleh masalah upah.. Upah menjadi kata
Universitas Sumatera Utara
kunci bagi pihak-pihak yang mengelola konflik kepentingan antara pengusaha, buruh, dan pemerintah.
69
1. Upah pokok, yaitu imbalan dasar yang dibayarkan kepada buruh menurut tingkat atau
jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan. Menurut Dr. Abdullah Sulaiman, SH,M.H, dalam bukunya yang berjudul ‘Upah Buruh
Di Indonesia, disebutkan bahwa komponen upah buruh adalah sebagai berikut :
2. Tunjangan tetap, yaitu pembayaran teratur berkaitan dengan pekerjaan diberikan secara
tetap untuk pekerjaan dan keluarganya serta dibayarkan dalam satuan waktu yang sama dengan pembayaran upah pokok, seperti tunjangan isteri, anak, perumahan, kematian,
dan tunjangan lainnya.Tunjangan makan, transportasi dimasukkan dalam komponen tunjangan tetap apabila tunjangan tersebut idak dikaitkan dengan kehadiran, diterima
secara tetap oleh buruh menurut satuan waktu, harian, atau bulanan. 3.
Tunjangan tidak tetap, adalah suatu pembayaran yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan secara tidak tetap untuk buruh dan
keluarganya serta dibayarkan menurut satuan waktu yang tidak sama dengan pembayaran upah pokok dan tunjangan tetap. Abdullah Sulaiman, 2008 : 141.
Selain pendapatan yang diberikan dalam bentuk upah, buruh juga berhak mendapatkan pendapatan lain dalam bentuk non-upah. Adapun pendapatan non-upah tersebut adalah :
1. Fasilitas, yaitu segala bentuk kenikmatan dalam bentuk nyatabenda yang diberikan
perusahaan oleh karena hal-hal yang bersifat khusus atau untuk meningkatkan
69
Eggi Sudjana. Buruh Menggugat : Dalam Perspektif Islam, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan,2002 hal.82
Universitas Sumatera Utara
kesejahteraan buruh, seperti fasilitas kendaraan antar- jemput buruh atau lainnya, pemberian makan secara cuma-cuma, sarana ibadah, tempat penitipan bayi, koperasi, dan
lain-lain. 2.
Bonus yang bukan merupakan bagian dari upah. Bonus ini merupakan pembayaran yang diterima buruh dari hasil keuntungan perusahaan atau karena buruh menghasilkan hasil
lebih besar dari target produksi yang normal besarnya. Pembagian bonus ini diatur dengan kesepakatan.
3. THR Tunjangan Hari Raya, gratifikasi, dan pembayaran lainnya.
70
Upah buruh merupakan hak buruh untuk mendapatkan penghasilan yang layak dalam mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Oleh karena itulah, pemerintah menetapkan sebuah
kebijakan pengupahan untuk melindungi pekerjaburuh tersebut. Adapun kebijakan pengupahan itu adalah :
1. Upah minimum.
2. Upah kerja lembur.
3. Upah tidak masuk kerja karena berhalangan.
4. Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaanya.
5. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya.
6. Bentuk dan cara pembayaran upah.
7. Denda dan pemotongan upah.
8. Hal-hal yang dapat diperhitungkan sebagai upah.
9. Struktur dan skala pengupahan proposional.
10. Upah untuk pembayaran pesangon.
70
Dr. Abdullah Sulaiman,S.H,M.H. Upah Buruh Di Indonesia,Jakarta : Universitas Trisakti,2008 hal.141
Universitas Sumatera Utara
11. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
71
Mengenai upah minimum pemerintah juga telah menetapkan besarannya yang disesuaikan dengan kebutuhan hidup. Tujuan penetapan upah minimum ini adalah :
1. Mengurangi persaingan yang tidak sehat antara buruh dalam pasar kerja karena
ketidaksempurnaan pasar kerja. 2.
Melindungi daya beli buruh yang berpenghasilan rendah 3.
Mengurangi kemiskinan. 4.
Meningkatkan produktivitas kerja 5.
Lebih menjamin upah yang sama bagi pekerjaan yang sama. 6.
Mencegah terjadinya perselisihan. 7.
Mencegah melorotnya upah ke bawah bagi buruh lapisan bawah karena ketidakseimbangan pasar kerja yang disebabkan oelh penawaran yang melebihi
permintaan buruh.
72
Upah minimum terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap dengan ketentuan upah pokok sekurang-kurangnya 75 dari upah minimum.
73
Selain, upah yang layak diterima oleh para buruh, pihak perusahaan juga seharusnya memperhatikan hak-hak para buruh berupa keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan
kesusilaan, serta perlakuan yang sesuai dengan hak-hak asasi manusia. Pihak perusahaan juga Upah minimum ini biasanya berlaku
secara regional. UMR Upah Minimum Regional yang berlaku di setiap propinsi di Indonesia jumlahnya berbeda-beda dan mengalami kenaikan di tiap tahunnya.
71
Pasal 88 ayat 3 UU No.13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
72
Op.Cit.hal.183-184.
73
Ibid. hal.191
Universitas Sumatera Utara
berhak memperhatikan waktu kerja dan waktu istirahat para buruh untuk menunjang produktivitas perusahaan. Menurut UU No.13 tentang ketenagakerjaan, waktu kerja para buruh
adalah Pertama, tujuh jam satu hari dan 40 jam satu minggu untuk enam hari kerja dalam satu minggu. Kedua, delapan jam satu hari dan 40 jam satu minggu untuk lima hari kerja dalam satu
minggu. Untuk buruh perempuan, pihak perusahaan mempunyai kewajiban sebagai berikut :
1. Buruh perempuan yang berumur kurang dari 18 tahun, dilarang dipekerjakan antara pukul
23.00 sampai pukul 07.00. 2.
Pihak perusahaan dilarang mempekerjakan buruh perempuan yang hamil apabila bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 karena berbahaya bagi kesehatan dan
keselamatan kandungannya. 3.
Pihak perusahaan yang memperkerjakan buruh perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 berkewajiban memberikan makanan dan minuman bergizi dan juga
berkewajiban untuk menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja. 4.
Pihak perusahaan wajib menyediakan angkutan antar-jemput bagi buruh perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 05.00.
Pihak perusahaan yang mempekerjakan buruh melebihi waktu kerja harus memperhatikan persyaratan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Untuk waktu lembur,pihak
perusahaan berkewajiban meminta persetujuan dari pihak buruh yang bersangkutan. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak tiga jam dalam satu hari dan 14 jam dalam satu
minggu. Pihak perusahaan yang mempekerjakan buruh melebihi waktu kerja wajib membayar upah kerja lembur dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Selain dalam hal waktu lembur dan
upahnya, pihak perusahaan juga wajib memberikan waktu istirahat dan cuti kepada para buruh.
Universitas Sumatera Utara
Namun, UMR dan segala macam hak-hak yang seharusnya diberikan oleh pihak perusahaan inilah yang kemudian menjadi masalah dan menjadi tuntutan pokok bagi para buruh
karena pihak perusahaan atau pabrik tak sepenuhnya menjalankan ketetapan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Di Medan, sebuah perusahaan yang seharusnya memberikan upah
sebesar Rp. 4.200 sehari malah menjadi Rp.2.100 per hari. Keadaan ini diperparah lagi oleh jaminan kesehatan dan THR yang dibayar separuh.
74
Kerusuhan yang terjadi di beberapa daerah termasuk Medan, merupakan suatu gejala konflik sosial. Konflik dalam artian yang sebenarnya adalah persepsi mengenai perbedaan
kepentingan. Kondisi ini menyebabkan para buruh di Kota Medan mengambil tindakan dengan
melakukan tuntutan agar upah mereka dapat diperoleh dengan layak. Tetapi tuntutan mereka tidak didengarkan oleh pihak perusahaan. Puncaknya adalah pada Mei 1998 para buruh yang
sudah berafiliasi dengan SBSI melakukan aksi demonstrasi besar-besaran. Demonstarsi itu berakhir dengan ricuh.
75
74
Kompas, 7 Maret 1996.
75
Dean G. Pruitt Jeffrey Z. Rubin. Teori Dan Konflik Sosial, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004 hal.21
Menurut pengertian Sosiologi, konflik adalah suatu proses sosial antara dua orang atau lebih bisa juga kelompok dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik memiliki dua jenis, yaitu konflik yang berdimensi vertikal dan konflik yang berdimensi horizontal. Konflik yang
berdimensi vertikal adalah konflik yang terjadi antara penguasa dan rakyat. Penguasa dalam hal ini bisa berarti pemerintah, kelompok bisnis, atau aparat militer.Hal yang paling menonjol dalam
konflik ini adalah digunakannya kekerasan negara, sehingga timbul korban di kalangan massa. Konflik yang berdimensi horizontal, yakni konflik yang terjadi dalam kalangan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
sendiri. Dalam peristiwa kerusuhan Mei 1998 yang terjadi pada awal Mei 1998 tersebut, merupakan jenis konflik yang lebih mengarah pada konflik horizontal.
76
76
Novri Susan. Sosiologi Konflik Isu-Isu Konflik Kontemporer,Jakarta : Kencana, 2009 hal. 92
Universitas Sumatera Utara
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan