Distribusi dan Frekuensi Penyakit Kusta Menurut Waktu dan Tempat Faktor Determinan Penyakit Kusta

Hasil penelitian yang dilakukan Nurlaya Hutahayan 2008 di Rumah Sakit Kusta Hutasalem Laguboti ditemukan 125 penderita kusta dengan golongan umur terbanyak adalah golongan umur 20-39 tahun proporsi 56,80 9

2.3.2. Distribusi dan Frekuensi Penyakit Kusta Menurut Waktu dan Tempat

Penyakit kusta tersebar di seluruh dunia dengan endemisitas yang berbeda-beda. Diantara 122 negara yang endemis pada tahun 1985, 98 negara telah mencapai eliminasi kusta yaitu angka prevalensi 110.000 penduduk. Lebih dari 10.000.000 penderita telah disembuhkan dengan Multidrug Therapy MDT pada akhir tahun 1999 dan 641.091 kasus masih dalam pengobatan pada tahun 2000. 2 Pada tahun 2003, Penderita terdaftar di Indonesia pada akhir Desember 2003 sebanyak 18.312 penderita yang terdiri dari 2.814 penderita kusta tipe PB proporsi 15,36 dan 15.498 penderita kusta tipe MB proporsi 84,64 dengan angka prevalensi 86 per 1.000.000 penduduk yang terdapat di 10 propinsi, yaitu : Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Papua, NAD, DKI Jakarta, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur. 2 Pada tahun 2005 di Sumatera Utara terdapat 286 kasus tercatat penderita kusta yang terdiri 254 orang yang terdiri dari 32 penderita kusta tipe PB proporsi 11,19 dan 254 penderita kusta tipe MB proporsi 88,81. 6 Menurut penelitian yang dilakukan Posmaria Naibaho 2001 di Rumah Sakit Kusta Pulau Sicanang Medan Belawan Sumatera Utara ditemukan 108 penderita kusta yang terdiri dari 33 penderita kusta tipe PB proporsi 30,60 dan 75 penderita kusta tipe MB proporsi 69,40. 8 Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian yang dilakukan Nurlaya Hutahayan 2008 di Rumah Sakit Kusta Hutasalem Laguboti ditemukan 125 penderita kusta yang terdiri dari 48 penderita kusta tipe PB proporsi 38,40 dan 77 penderita kusta tipe MB proporsi 61,60. 9

2.3.3. Faktor Determinan Penyakit Kusta

2 a. Host Hanya manusia satu-satunya sampai saat ini dianggap sebagai sumber penularan walaupun kuman kusta dapat hidup pada Armadillo, Simpanse dan pada telapak kaki tikus yang mempunyai kelenjar Thymus Athymic nude mouse. Tempat masuk kuman kusta ke dalam tubuh host sampai saat ini belum dapat dipastikan. Diperkirakan cara masuknya adalah melalui saluran pernafasan bagian atas dan melalui kontak kulit yang tidak utuh. Suatu kerokan hidung dari penderita tipe Lepromatosa yang tidak diobati menunjukkan jumlah kuman sebesar 10 4 -10 7 . Dan telah terbukti bahwa saluran nafas bagian atas dari penderita tipe Lepromatosa merupakan sumber kuman yang terpenting di dalam lingkungan. Sebagian besar manusia kebal terhadap penyakit kusta 95. Dari hasil penelitian Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular Penyehatan Lingkungan Ditjen P2M PL 1996 menunjukkan gambaran sebagai berikut: Dari 100 orang yang terpapar: 95 orang tidak menjadi sakit, 3 orang sembuh sendiri tanpa diobati, 2 orang menjadi sakit, hal ini belum lagi memperhitungkan pengaruh pengobatan. Universitas Sumatera Utara Seseorang dalam lingkungan tertentu akan termasuk dalam satu dari tiga kelompok berikut ini, yaitu : a. Host yang mempunyai kekebalan tubuh tinggi yang merupakan kelompok terbesar yang telah atau akan menjadi resisten terhadap kuman kusta. b. Host yang mempunyai kekebalan rendah terhadap kuman kusta, bila menderita penyakit kusta bisanya tipe PB. c. Host yang tidak mempunyai kekebalan terhadap kuman kusta yang merupakan kelompok terkecil dan bila menderita kusta biasanya tipe MB. b. Agent Penyebab penyakit kusta adalah Mycobacterium leprae yang pertama kali ditemukan oleh Gerhard Amaeur Hansen pada tahun 1873. Mycobacterium leprae hidup intraseluler dan mempunyai afinitas yang besar pada sel saraf Schwan Cell dan sel dari system retikulo endothelial. Waktu pembelahan sangat lama, yaitu 2-3 minggu. Di luar tubuh manusia dalam kondisi tropis kuman kusta dapat bertahan sampai 9 hari. Pertumbuhan optimal dari kuman kusta adalah pada suhu 27 -30 C. Universitas Sumatera Utara

2.4. Klasifikasi Penyakit Kusta