Al-Qaul al-Hatsits fi Mustalah al-Hadits

xxxix ﺮ ﺮ نا ودو ﺎ ر تﺮ اﺬه ّنﻷ 39 ا ﻰ ﺎ ﺮﻜ نود Hadis Hasan Hadis hasan dalam hujjah sama seperti hadis shahih Dan selainnya apabila dijadikan hujjah mesti ditarjih Karena perawi hadis ini lebih sedikit hafalannya Bukan tertolak untuk mendapatkannya جﺎ ا ﺔ ﻰ ا ﺪ ﺎآ ا ﺪ ﺎ . ﻰ ا ﺪ و ﺮ اﺮ آﺎ ا ا . ﻰ نﺎ ا ﺪ ح ا ا لﺎ ﺪ ﻬ ﺎ ا اﻮ ﺎ ﻬ آ فاﺮ ا أ نﺎ ا ن : ﺎ هﺪ ا ﺎ ﻮهو ﺮ ّا ﺮ ﺔ هأو رﻮ دﺎ ا ﻰ و بﺬﻜ ﺎ ﺎ ﻬ و وﺮ ﺎ ﺄ ا ﺮ آ و ﻰ إ ﺎ ﺪ ا و ﺪهﺎ وا . اور ﺮﻬ ا ﺎ ﻮهو اﺬ ﺎ ﻬ ﺎ ا لﺎ ر ﺮ ﺎ ﺎ او ﺎ و ﺔ ﺎ أو ﺎ ﺪ . Hadis hasan seperti hadis shahih dalam sahnya berhujjah. Terdapat banyak perbedaan dalam pengertian hadis hasan. Ibnu Shalah berkata setelah meneliti kesimpulan perkataan dan penggunaan hadis oleh para ulama, bahwa hadis hasan terbagi dua macam : 1 Hasan li ghairihi, yaitu hadis yang didalamnya terdapat perawi yang mastur tertutup yang tidak jelas. Tetapi bukanlah perawi yang pelupa dan sering melakukan kesalahan dalam riwayat-riwayatnya dan bukan perawi yang tertuduh berbuat dusta dalam hadis juga bukan orang yang tergolong fasik, dengan syarat mendapat pengukuhan dari perawi lain baik berstatus mutabi’ atau syahid. 2 Hasan li dzatihi, yaitu hadis yang perawinya terkenal orang yang jujur, terpercaya, namun kekuatan dan kesempurnaan hafalannya tidak sampai derajat perawi hadis shahih.

B. Al-Qaul al-Hatsits fi Mustalah al-Hadits

25 Latar belakang beliau dalam menulis kitab ini karena adanya dorongan untuk memberikan pengajaran yang mudah difahami oleh para santri di Pesantren Bahagia. Kitab ini selesai ditulis pada tanggal 21 Rajab 1379 H20 Januari 1960 25 Syekh Muhammad Muhadjirin, Al-Qaul al-Hatsits fi Mustalah al-Hadits, Annida al- Islami, Bekasi, cet. ke empat. 1409 H1989 M xl M. Kitab ini pertama kali diterbitkan pada Pondok Pesantren Bahagia asuhan mertuanya. Kitab ini telah mengalami cetak ulang sebanyak empat kali. Karya yang ada pada penulis adalah cetakan ke empat tahun 1409 H1989 M. Belum ada perbaikan redaksional. Kitab ini ditulis dengan tulisan tangan lalu difotokopi. Sampai cetakan keempat, kitab ini masih dalam bentuk tulisan tangan. Walaupun demikian, penyajiannya cukup bagus dan jelas. Dicetak dalam format ukuran sedang pinggirannya dibuat seperti bingkai kaligrafi dan tulisannya terdapat di dalam. Kitab ini terdiri dari 52 halaman. Diawali dengan kata pengantar hal.1 dan diakhiri dengan daftar isi hal. 52. Kitab ini merupakan kitab mustalah al-hadîts yang membahas 45 pembahasan 26 . Susunan pembahasan dalam kitab ini mengikuti susunan pada Matan Baiquni. • Cara pembahasan : Di mulai dengan ditulis judulnya lalu dipaparkan pengertiannya secara umum, terkadang juga dijelaskan pengertiannya dari segi bahasa dan istilah. Metodologinya tidak dispesifikasikan dengan menyebut, judul, bab, sub bab dan kesimpulan. Tetapi ditulis langsung apa adanya secara berurutan. Misalnya membahas hadis Syadz, maka langsung disebutkan definisinya lalu macam- macamnya dan contohnya, dst. Untuk bagian-bagian tertentu, 27 beliau membuat 26 Terdiri dari:‘Ilmu al-Hadîts, Al-Sunnah wa Mâ ilaiha, Asma al-Musytaghal lil Hadîts, Aqsâm al-Hadîts, Al-Sahîh, Darajat al-Hadîts, Al-Hasan, Inqisâm al-Hasan, Al-Da’îf, Al-Ihtijâj bi al-Da’îf, Al-Mâni’ûn min al-Ihtijâj bi al-Da’îf, Al-Marfû’, Ta’lîq al-Bukhârî, Al-Maqthû’, As- Sanad, Al-Muttasil, Al-Musalsal, Al-‘Azîz, Al-Masyhûr, Al-Mutawâtir, Al-Mu’an’an, Al-Mubham, Al-‘Alî,Al-Nazil, Al-Mauqûf, Al-Mursal, Al-Hujjiah, al-Mursal, Al-Gharîb, Al-Munqathi’, Al- Mu’dal, Al-Mudallas, Hukm al-Tadlîs, Al-Syâdz, Al-Maqlûb, Al-Fard, Al-Mu’allal, Al-Mudtarib, Al-Mudarraj, Al-Madîj, Al-Mu’talif, Al-Munkar, Al-Matrûk, Al-Maudû’ 27 Bagian-bagian yang dianggap penting untuk dijelaskan lebih rinci. xli pembahasan tersendiri. Misalnya pada bahasan Aqsamul hadis, Kyai Muhadjirin membagi hadis menjadi tiga bagian, shahih, hasan dan da’if. Lalu setiap bagian ini dirinci oleh beliau. Misalnya hadis Sahih, disebutkan syarat-syaratnya secara berurutan setelah itu syarat-syarat tersebut dijelaskan satu persatu kemudian dipaparkan derajat-derajat shahih menurut para imam hadis, dst. 28 • Contoh pembahasan, hal 21 ﻤ ا ﺎ ا ا ﺔ ﻰ ﺎ ﻮ وا وا ﻮ تاوﺮ ا تﺎ اﺎ ﺪ ا ح إ ﻰ و و Hadis Musalsal Musalsal menurut bahasa artinya bersambungnya sesuatu dengan sesuatu. Menurut istilah muhaditsin hadis musalsal adalah hadis yang isnadnya bertemu dengan satu keadaan atau satu sifat berupa ucapan atau perbuatan. Terbagi tiga macam : 1 Musalsal karena perawi yang berupa ucapan. Contohnya hadis yang diriwayatkan oleh Mu’adz لﺎ و ﷲا ﻰ ا نأ : ﻚّ أ أ ذﺎ ﺎ ّ آﺮ د ة : ﻚ دﺎ و كﺮﻜ و كﺮآذ ﻰ ّ أ ّﻬ ا . ﺪ ا ﺬﻬ آ ﺮ د ﻚّ أﺎ أ وار آ لﻮ أ ﺪ ا ىﺪ ﺮﻬ ا ﺮ ﺁ ﻰ ا ة . Bahwasanya Nabi Saw bersabda : “Wahai Muadz sesungguhnya aku menyukaimu. Maka ucapkanlah setiap selesai shalat : Ya Allah, tolonglah aku untuk mengingat-Mu, berssyukur kepada-Mu dan menegabdi sebaik-baiknya kepada-Mu.” Menurut muhaditsin hadis ini musalsal karena setiap perawi mengatakan ﺮ ﺁ ﻰ ا ة آ ﺮ د ﻚّ أﺎ أ sampai akhir hadis. 2 Musalsal karena perawi yang berupa perbuatan. Contohnya hadis Abu Hurairah : 28 Syekh Muhammad Muhadjirin, Al-Qaul al-Hatsîts fii Mustalah al-Hadits,, hal. 6-11 xlii لﺎ أ ﷲا ر ةﺮ ﺮه أ : ﷲا ﻰ ﺎ اﻮ ا ىﺪ ﻚّ ا ا مﻮ ضر ا ﷲا لﺎ و و ﺔ . ﺪ ا ﺬﻬ تاوﺮ ا ﺪ او آ ﻚ Dari Abu Hurairah r.a. katanya, Abul Qosim memegang tanganku seraya berkata : “Allah menciptakan bumi pada hari sabtu…” Hadis ini musalsal karena diriwayatkan secara berantai dengan cara masing-masing perawi menggenggam tangan orang yang meriwayatkan hadis ini. 3 Musalsal dengan sifat-sifat perawi yang berupa ucapan dan perbuatan sekaligus. Contohnya hadis Annas bin Malik r.a, Nabi Saw bersabda ّﺮ و ﻮ ﺮ و ﺮ رﺪ ﺎ ﺆ ﻰّ نﺎ ﻹا ةو ﺪ . لﺎ و ﷲا ﻰ و ﺔ . ﺎ ﺁ لﺎ و ﻮ ﺮ و ﺮ رﺪ ّﺮ و . ﺁ ﻮ ﻮ تاوﺮ ا تﺎ ا ﺪ ا اﺬهو و ّﺮ و ﻮ ﺮ و ﺮ رﺪ ﺎ . ﺪ ا اﺬهو أ ﺁ لﻮ و ا ﺎ ا و و . “Seorang hamba tidak akan merasakan manisnya iman, sehingga ia beriman kepada qadar, baik dan buruknua, manis dan getirnya. Rasulullah seraya memegang jenggot kemudian bersabda lagi ّﺮ و ﻮ ﺮ و ﺮ رﺪ ﺎ ﺁ Aku beriman kepada qadar, baik dan buruknya, manis dan getirnya. Hadis ini dikatakan musalsal karena masing-masing perawi melakukan dan mengatakan apa yang dilakukan dan dikatakan oleh Nabi Saw. Menurut penulis, kitab ini sangat bermanfaat dalam mempelajari ilmu musthalah al-hadits. Karena materinya yang lengkap dan disajikan secara ringkas sehingga dapat mudah diingat dan difahami. Disamping itu, kitab ini memang ditujukan untuk para pelajar agar mudah memahami ilmu musthalah al-hadits.

C. Ta’liqot ‘ala Matan Baiqûni