Pengertian Hadis dan Ilmu Hadis Urgensi Mempelajarinya

xxxii

BAB III PANDANGAN SYEKH MUHAMMAD MUHAJIRIN TENTANG HADIS

Dalam bab ini, penulis tidak bermaksud memaparkan pemikiran mendasarorisinil dari Kyai Muhadjirin tentang hadis. Akan tetapi bab ini hanya sebagai pengantar dan gambaran untuk melihat dan memahami karya-karya yang ditulis Kyai Muhadjirin. Dalam pembacaan penulis terhadap karya-karyanya 17 , penulis tidak menemukan hal-hal barupemikiran baru dari Kyai Muhadjirin tentang hadis dan ilmu hadis. Akan tetapi, sebagai seorang ulama ahli hadis Kyai Muhadjirin memiliki pandangan tersendiri tentang hadis dalam artian beliau tidak menerima hadis apa adanya sebagai sandaran hukum setelah al-Qur’an. Namun beliau teliti lebih dahulu, membandingkan dengan hadis lain dan pendapat- pendapat ulama lain kemudian beliau mengambil kesimpulan hukumnya dari penalaran beliau tersebut. Dengan demikian, Kyai Muhadjirin memposisikan hadis dengan begitu penting dan hati-hati dengan memperhatikan kualitas hadis tersebut baik dari segi sanad maupun matan. Tidak berbeda dengan ulama lain, Kyai Muhadjirin membagi penjelasan hadis dengan dua bagian, yaitu hadis dan ilmu hadis.

D. Pengertian Hadis dan Ilmu Hadis

Kyai Muhadjirin mengutip penjelasan dari ulama terdahulu dalam mendefinisikan perngertian hadis 18 . Menurut Kyai Muhadjirin hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw. baik perbuatan, ucapan 17 Karya-karya yang penulis baca adalah : Misbâh al-Zalâm Syrah Bulûgh al-Marâm min Adillatil Ahkâm juz 1 , Al-Qaul al-Hatsîts fii Mustalah al-Hadits, Ta’liqat ‘Ala Matn al- Baiquni dan Al-Istidzkâr. Pendapat penulis ini, terbuka untuk dikoreksi. 18 Lihat M. Ajjaj al-Khatib, Usul al-Hadits : Pokok-Pokok Ilmu Hadis, terjemahan oleh H.M. Qodirun Nur dan Ahmad Musyafiq. Hal. 7 xxxiii atau taqrir beliau 19 . Sedangkan ilmu hadis 20 adalah ilmu mustalah al-hadis dan ilmu usul al-hadis, terbagi dua bagian diroyah dan riwayah. Pengertiannya adalah : ﺔ ارد : ﺎﻬ ﺮ اﻮ ﺔ ارﺪ ﺎ أ ﺔ آو او ﺪ ا لاﻮ ﻷاو ا اد ء لﺎ ﺮ ا تﺎ و ﺔ اور : ﻮ و ﷲا ﻰ ا ﻰ ا أ ﺎ ﻰ ا ﻚ ذ ﺔ اور ﻰ اﺮ ﺮ وأ وأ ﺎ ا ﺮ ﺮ و و 1 Dirayah, yaitu ilmu yang digunakan untuk mengetahui keadaan-kaadaan sanad dan matan dan tata cara mengambil hadis dan menyampaikannya dan periwayat-periwayatnya. 2 Riwayat, yaitu ilmu yang mengkaji segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Saw baik ucapan, perbuatan atau taqrirnya dari segi periwayatan, penukilan dan pengucapan lafadz hadisnya. Tidak jauh berbeda dengan para muhaditsin, dalam pandangan Kyai Muhadjirin hadis dan ilmu hadis merupakan ilmu yang harus mendapatkan perhatian lebih agar umat Islam tidak hanya menjadi muqallid, tetapi benar-benar mengetahui dalil-dalil dalam beribadah dan bermu’amalah. Oleh karena itu semestinya umat Islam mempelajari hadis dengan mengkaji berbagai pandangan ulama untuk memperoleh pengetahuan yang luas dan berpikiran terbuka terhadap perbedaan yang ada. Disamping itu juga perlu mempelajari ilmu hadis sebagai dasar dalam menyikapi kualitas hadis.

E. Urgensi Mempelajarinya

Kyai Muhadjirin berpendapat bahwa mempelajari hadis sangatlah penting 21 terutama hadis-hadis yang berkaitan dengan hukum yang masih tercerai berai dalam pengelompokan fiqih terutama madzhab yang empat. Dengan cara 19 Definisi diatas adalah definisi sunnah, karena sunnah adalah sama dengan hadis. Lihat Al-Qaul al-Hatsîts fii Mustalah al-Hadits, hal. 5 20 Syekh Muhammad Muhadjirin, Al-Qaul al-Hatsîts fii Mustalah al-Hadits, hal. 3 21 Keterangan ini penulis dapat dari K.H. M. A’iz Muhadjirin melalui wawancara tertulis. xxxiv seperti itu akan diketahui mana hadis yang dijadikan pedoman oleh suatu madzhab mengapa tejadi perbedaan pemahaman diantara para imam tersebut. Penulis berpendapat bahwa Kyai Muhadjirin cenderung memahami hadis dalam kaitannya dengan perbedaan madzhab. Hal ini dapat dilihat pada karyanya Misbâh al-Zalâm Syrah Bulûgh al-Marâm min Adillatil Ahkâm, di dalamnya terdapat pembahasan dari berbagai madzhab fiqih. Misalnya hadis tentang kesucian air 22 ﺮ ﷲا ﺪ ﷲا ّﻰ ﷲا لﻮ ر لﺎ لﺎ ﻰ ﺎ ﷲا ر ّ و و ا ءﺎ ا نﺎآ اذإ . ا ﺮ أ ﺔ ﺮ و نﺎ و آﺎ او ﺔ ﺰ ا . ش ... اذإ ءﺎ ا نأ ﺪ أ و ﺎ ا ﺬ أ ﺪ ا اﺬﻬ و ﺮ اذإ إ , مأ ﺮ ءﺎ ا اذإ أ ﻮﻬ و . ﻚ ﺎ مﺎ ﻹا لﺎ و أ ﺮ اذإ إ ءﺎ ا ﺮ آو . راﺪ و ﻷا ﺎ ﺮ ىداﺪ ر ﺔ ﺎ نزﻮ ﺎ ا . Dari Abdullah bin ‘Umar ra. dia berkata, Nabi Saw bersabda “ Apabila ada air dua kulah air itu tidak mengandung kotoran” dalam lafadz yang lain “tidak najis”. Dikeluarkan oleh imam yang empat dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Al-Hakim dan Ibnu Hibban Hadis diatas difahami beragam oleh para Imam. Menurut Imam Syafi’iy dan Imam Ahmad jika air telah sampai dua kulah tidak menjadi najis kecuali berubah keadaannya, pemahamannya dalah apabila air tidak sampai dua kulah ia menjadi najis baik berubah keadaannya atau tidak tidak bisa untuk bersuci, pen. Menurut Imam Malik air tidak menjadi najis oleh sesuatu kecuali jika dia berubah keadaannya sedikit atau banyak. Dan batasan dua kulah itu sama dengan lima ratus liter Bagdad. Selain itu, Kyai Muhadjirin juga menyatakan pentingnya untuk mempelajari ilmu mustlah al-hadits. Dengan mempelajari ilmu ini, kita 22 Syekh Muhammad Muhadjirin, Mishbah al-Zhalam Syarah Bulugh al-Marom min Adillatil Ahkam, Ma’had Annida Al-Islami Bekasi ,juz 1 hal. 23-24 xxxv mengetahui status hadis, biografi para periwayatnya, sumber hadis, asbabul wurud dan bagaimana seharusnya kita memahami hadis tersebut kontekstualitas hadis.

F. Posisi Hadis Sebagai Sandaran Hukum