Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

E. Tujuan penelitian

Penulis ingin mengetahui: 1. Strategi pemasaran apa saja yang dilakukan sekolah Darussaadah untuk menarik minat masyarakat 2. Seberapa banyak siswa yang diperoleh setelah strategi pemasaran dilaksanakan

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara akademis maupun praktis. 1. Secara akademis dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti lain untuk meneliti lebih lanjut meneliti dalam strategi pemasaran jasa pendidikan 2. Secara praktis hasil penelitian ini masukan bagi sekolah lain untuk mengembangkan strategi jasa pendidikan sehingga mampu menarik minat masyarakat 10

BAB II KAJIAN TEORI

A. Jasa pendidikan

Terdapat beberapa pendapat tentang makna pendidikan. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua dan masyarakat. Seruan ini mengisyaratkan bahwa lembaga pendidikan hendaknya tidak menutup diri, melainkan selalu mengadakan kontak hubungan dengan orang tua dan masyarakat sekitarnya sebagai penanggung jawab pendidikan. Lembaga pendidikan harus menjadi organisasi terbuka yang selalu mengadakan kerjasama dengan warga masyarakat lainnya secara bersama-sama membangun bidang pendidikan. Hal ini sangat mungkin dilakukan, karena masyarakat sangat sadar akan manfaat pendidikan sebagai modal utama dalam membangun dan memajukan bangsa termasuk membangun masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu maka dalam merancang dan melaksanakan pendidikan, aspek sosial budaya harus dijadikan sebagai salah satu landasannya. Hal ini dimaksudkan agar pendidikan nasional mampu membawa masyarakat Indonesia menuju masyarakat yang berbudaya maju sebagaimana masyarakat bangsa lainnya di dunia. 1 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peran lembaga pendidikan mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya bekal pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai hidup saja akan tetapi dapat merealisasikan dan dapat mensosialisasikan dan pembudayaan berbagai kemampuan. Hubungan masyarakat dengan sekolah sangat penting karena hampir tidak ada orang tua siswa mampu membina putra- 1 Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, hal. 89 putrinya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara total,integratif dan optimal seperti yang dicita-citakan oleh bangsa indonesia. Itulah sebabnya lembaga- lembaga pendidikan mengambil alih tugas ini. Lembaga pendidikan memberi sesuatu yang berharga kepada masyarakat. Lembaga pendidikan sesungguhnya melaksanakan fungsi rangkap terhadap masyarakat yaitu memberikan layanan dan sebagai agen pembaharu. Adapun pengertian sekolah adalah sebagai suatu sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat. Maju mundurnya sumberdaya manusia pada suatu daerah, tidak hanya bergantung pada upaya-upaya yang dilakukan sekolah, namun sangat bergantung kepada tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin maju pula sumber daya manusia pada daerah tersebut. Sebaliknya, semakin rendah tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan semakin mundur pula sumber daya manusia pada daerah tersebut. Oleh karena itu, “masyarakat hendaknya selalu dilibatkan dalam pembangunan pendidikan di daerah. Masyarakat hendaknya ditumbuhkan “rasa ikut memiliki” sekolah di daerah sekitarnya. Maju mundurnya sekolah di lingkungannya juga merupakan tanggung jawab bersama masyarakat setempat 2 ”. Pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat menurut Kindred Leslie seperti dikutip Eka Prihatin hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dari karya pendidikan seta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam memajukan sekolah 3 . Dari uraian diatas Penulis menganalis bahwa sumber daya manusia pada suatu daerah tidak tergantung pada upaya-upaya yang dilakukan sekolah namun sangat tergantung kepada partisipasi masyarakat terhadap pendidikan itu sendiri. 2 Prihatin Eka. Teori Administrasi Pendidikan. Alfabeta, Bandung, 2011 Hlm 83 3 Prihatin Eka. Teori Administrasi Pendidikan. Alfabeta, Bandung, 2011 Hlm 84 Sedangkan Basu Swasta dan Irawan berpendapat bahwa “promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. 4 Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa promosi adalah alat komunikasi penjual atau produsen untuk mencapaikan informasi mengenai produk yang ditawarkan kepada pasar yang bersifat membujuk, mengajak dan menyakinkan agar dapat mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan perilaku calon pembeli sehingga mereka tertarik membeli produk yang ditawarkan tersebut. Setelah mengetahui pengertian strategi dan promosi maka dapat disimpulkan bahwa strategi promosi adalah program yang direncanakan secara fundamental dalam melaksanakan promosi agar mampu mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku audien sasaran sehingga dapat mencapai tujuan promosi yaitu terjadinya pembelian atas produk yang ditawarkan.

1. Pengertian Jasa Pendidikan

Jasa adalah sesuatu yang diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Jadi hasil dari jasa akan dapat dilihat setelah jasa tersebut diselesaikan. Norman seperti dikutip Arman Hakim Nasution menjelaskan bahwa jasa terdiri dari aksi dan interaksi yang merupakan kontak sosial antara produsen dan konsumen. Misalnya, jasa profesional seperti kedokteran, hukum, pendidikan, jasa massal seperti pengecer, grosir, fast food restoran, dan lain-lain, jenis jasa pelayanan pribadi seperti pembantu, sopir, petugas kebersihan 5 . Menurut penulis jasa adalah sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi bisa dirasakan setelah jasa itu dilaksanakan sebagai kenyataan Sebagian besar definisi jasa menekankan ketidakmampuan jasa untuk diraba intagibility sebagai kebalikan dari kemampuan untuk diraba tangibility dari suatu barang. Ini suatu definisi yang tidak memuaskan sebab tidak mengatasi sifat fundamental jasa. Suatu definisi yang lebih baik adalah bahwa jasa adalah sesuatu yang diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan, jadi jasa tidak pernah ada hanya hasilnya dapat dilihat setelah terjadi sebagai kenyataan. 6 Jadi menurut 4 Basu Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran I, Jakarta:universitas Terbuka,1999, cet IIIh 65 5 Nasution Arman Hakim,. Manajemen Industri. Penerbit C.V. ANDY OFFSET, Yogyakarta, 2006 hlm 38 6 Schroeder Roger G, Manajemen Operasi pengambilan keputusan dalam suatu fungsi operasi Penerbit Erlangga, Jakarta, 1997 edisi ketiga hlm 138 penulis jasa tidak bisa diraba tetapi bisa dirasakan setelah jasa itu terjadi sebagai kenyataan. Contoh: seorang siswa dapat merasakan jasa pendidikan setelah mendaftar masuk atau menjadi seorang murid, selama menjadi murid jasa pendidikan bisa dirasakan oleh siswa dan para alumni. Kotler seperti dikutip Nasution, menjelaskan bahwa jasa adalah aktivitas atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apa pun. Produksinya mungkin terikat atau tidak pada produk fisik 7 . Dapat disimpulkan, bahwa jasa adalah setiap tindakan atau aktivitas dan bukan benda, yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible tidak berwujud fisik, konsumen terlibat secara aktif dalam proses produksi dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu 8 . Paket jasa diartikan sebagai suatu perangkat yang terdiri atas barang dan jasa yang disediakan dalam penyampaian jasa tertentu. Menurut Fitzsimmons, komponen termasuk paket jasa servis package adalah sebagai berikut: a. Fasilitas penunjang supporting facility, yaitu sumber daya fisik yang harus ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen. b. Barang-barang pendukung facilitating goods, yaitu bahan-bahan yang dibeli atau dikonsumsi oleh konsumen dan termasuk setiap item yang disediakan oleh pemberi jasa. c. Jasa-jasa eksplisit explcit services, yaitu segala manfaat yang dapat diamati dan dirasakan dengan panca indera. Jasa-jasa implisit impicit services, yaitu manfaat psikologis yang hanya dirasakan konsumen secara samar-samar 9 . Jadi menurut penulis paket jasa seperti fasilitas penunjang yaitu bangunan dan sarana dan prasarana, barang-barang pendukung, dan jasa-jasa eksplisit yaitu segala manfaat yang dirasakan dengan panca indera. 7 Nasution M. Nur, Manajemen MutuTerpadu Total Quality Management. Penerbit Ghalia indonesia, Bogor selatan, 2004 hlm 75 8 Jasfar Farida,, Manajemen Jasa pendekatan terpadu. Penerbit Ghalia indonesia, Jakarta, 2009 hlm 15-17 9 Jasfar Farida,. Manajemen Jasa pendekatan terpadu. Penerbit Ghalia indonesia, Jakarta, 2009 hlm 29-30

2. Karakteristik Jasa Pendidikan

a. Tidak berwujud intangibility

Jasa tidak bisa dilihat dan dirasakan oleh konsumen sebelum konsumen membeli atau mendapatkan penyedia jasa. Konsumen juga tidak bisa memprediksikan apa hasil yang akan diperoleh dengan mengkonsumsi jasa kecuali setelah membelinya. Seorang pasien tidak akan tahu apakah nasihat dokter itu berhasil kecuali setelah ia melakukan konsultasi dan mengikuti apa yang dinasehatkan. Karakteristik dari jasa yang bersifat tidak nyata intangible sebagai berikut: 1 Jasa tidak dapat disimpan 2 Jasa tidak dapat dilindungi dengan hak paten 3 Sekolah tidak dapat dengan mudah dan cepat mempertunjukan atau mengkomunikasikan suatu jasa 4 Harga sukar ditetapkan 5 Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasi atau dipahami secara rohaniah

b. Inseparability tidak terpisahkan

Barang fisik diproduksi, kemudian disimpan, selanjutnya dijual, dan baru nantinya dikonsumsi. Sebaliknya, jasa dijual dulu, kemudian diproduksi dan dikonsumsi bersamaan. Umumnya, jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Jasa tak terpisahkan, berarti bahwa jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya, entah penyedianya itu manusia atau mesin. Beberapa karakteristik inseparability: 1 Kegiatan pemasaran dan produksi sangat interaktif 2 Terlibatnya konsumen secara aktif 3 Sangat sukar melakukan produksi massal, karena jasa sangat bersifat individual sehingga sangat sulit melakukan standarisasi 4 Pengendalian kualitas jasa sulit dilakukan, karena tidak bisa diproduksi sebelumnya. Kemungkinan kegagalan dalam proses penyampaiannya sulit untuk diantisipasi

c. Variability sifat jasa yang berbeda-beda

Jasa bersifat berbeda karena pada umumnya jasa merupakan nonstandardized output, artinya banyak variasi kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan di mana jasa tersebut dihasilkan. Karakteristik variability: 1 Mengindustrialisasikan jasa, dengan cara menambah dan memanfaatkan peralatan canggih serta melakukan standarisasi produksi. 2 Melakukan servis customiazation, arttinya meningkatkan intensitas antara perusahaan dan konsumen, sehingga produk dan program pemasaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan setiap konsumen. 3 Memantau kepuasan konsumen melalui sistem saran dan keluhan, survei konsumen dan comparison shopping, sehingga pelayanan yang kurang baik dapat dideteksi dan dikoreksi 10

d. Perishability sifat jasa yang mudah rusak

Berbeda dengan produk, suatu jasa tidak bisa disimpan. Ia diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan dan tidak bisa disimpan. Efeknya pada pemasaran terutama pada sisi permintaan. Jika permintaan stabil akan memudahkan penyedia jasa untuk melakukan persiapan. Tetapi jika permintaan fluktuatif, lebih sulit bagi penyedia jasa untuk melakukan strategi pemasaran. Untuk mengatasi fluktuasi permintaan yang sering mengakibatkan kelebihan supply, pemasar bisa melakukan beberapa hal: 1 Meningkatkan penjualan dengan personal selling kepada klien baru pada saat permintaan menurun. 2 Meningkatkan penjualan produk dan jasa baru kepada klien yang sudah ada pada saat permintaan menurun. 3 Harga lebih tinggi saat permintaan naik, dan lebih rendah saat permintaan turun. 4 Pakai sistem reservasi untuk menjual jasa di muka 5 Pelatihan antar divisi berbeda untuk memenuhi permintaan yang tinggi 11 . Dari uraian diatas penulis merangkum karakteristik jasa pendidikan dengan hubungan strategi pemasaran jasa seperti: a Intangibility Tidak Berwujud Jasa tidak berwujud maksudnya jasa tidak dapat dilihat dan dirasakan sebelum konsumen membeli atau mendapatkan penyedia jasa, hubungannya dengan pemasaran jasa adalah calon siswa baru belum bisa merasakan jasa apabila belum menyekolahkan anaknya kesekolah yang bersangkutan. b Inseprability tidak terpisahkan Maksudnya jasa tidak bisa terpisahkan dari penyedianya, entah penyedianya itu manusia atau mesin. 10 Jasfar Farida,. Manajemen Jasa pendekatan terpadu. Penerbit Ghalia indonesia, Jakarta, 2009 hlm 20-25 11 Zainudin Akbar, Materi Perkuliahan Manajemen Pemasaran, FITK UIN SYARIF HIDAYATULLAH, Jakarta, 2011 hlm 7-8

c Variability sifat jasa yang berbeda-beda

Maksud sifat jasa yang berbeda-beda adalah jasa bersifat berbeda tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan.

d Perishability sifat jasa yang mudah rusak

Berbeda dengan produk, suatu jasa tidak bisa disimpan. Ia diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan dan tidak bisa disimpan. Efeknya pada pemasaran terutama pada sisi permintaan. Jika permintaan stabil akan memudahkan penyedia jasa untuk melakukan persiapan. Tetapi jika permintaan fluktuatif, lebih sulit bagi penyedia jasa untuk melakukan strategi pemasaran.

3. Klasifikasi Jasa Pendidikan

Tawaran suatu perusahaan ke pasar sering mencakup beberapa jasa. Komponen jasa dapat berupa bagian kecil atau bagian utama dari seluruh tawaran tersebut. Dapat dibedakan lima kategori tawaran: a. Barang berwujud murni: tawaran tersebut terdiri atas barang berwujud seperti sabun, pasta gigi, atau garam. Tidak satu pun jasa menyertai produk tersebut. b. Barang berwujud disertai jasa: tawaran tersebut atas barang berwujud yang disertai oleh satu atau beberapa jasa. Levitt berpendapat bahwa makin canggih secara teknologis produk generik misalnya, mobil dan komputer penjualannya makin bergantung pada mutu dan ketersediaan layanan pelanggan yang menyertainya misalnya ruang pameran, pengiriman, perbaikan dan pemeliharaan, bantuan aplikasi, pelatihan operator, nasihat pemasangan, pemenuhan garansi. c. Campuran: tawaran tersebut terdiri atas barang dan jasa dengan bagian yang sama. Misalnya, orang pergi ke restoran untuk mendapatkan makanan maupun layanan. d. Jasa utama yang disertai barang dan jasa yang sangat kecil: tawaran tersebut terdiri atas jasa utama bersama jasa tambahan atau barang pendukung. Cotohnya: penumpang pesawat terbang membeli jasa angkutan. Perjalanan meliputi beberapa barang berwujud, seperti makanan dan minuman, sobekan tiket, dan majalah penerbangan. Jasa tersebut memerlukan barang padat modal, yaitu pesawat udara. e. Jasa murni: tawaran hanya terdiri dari jasa. Contohnya mencakup penjagaan bayi, psikoterapi, dan pijat 12 12 Philip Kotler Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran Edisi 12. PT Indeks, 2007 hlm 44