Pemasaran Jasa Pendidikan Implementasi Strategi Diferensiasi Dalam Memasarkan Jasa Pendidikan di MTs Darussaadah Tangerang (studi kasus)

produksi untuk modifikasi produk, biaya administrasi, biaya promosi, dan biaya investasi 23 . Menurut penulis strategi diferensiasi adalah strategi memberikan penawaran yang berbeda dibandingkan penawaran yang diberikan kompetitor. Dan cara-cara mendiferensiasikan dengan cara produk, layanan, personel,citra dan saluran.

4. Langkah-langkah Strategi Promosi

Dalam menjalankan sebuah strategi tentu ada langkah-langkahnya. Begitu pula dalam strategi promosi tentu ada beberapa langkah yang harus dijalani. Berikut ini adalah penjelasan langkah-langkah dalam strategi promosi:

a. Mengidentifikasi Audiens Sasaran

Perencanaan promosi diawali dengan mengidentifikasi audiens sasaran terlebih dahulu. Menurut Rambat Lupioyadi audiens target bisa merupakan individu, kelompok masyarakat umum atau khusus. Bila perusahaan telah malakukan segmentasi dan penargetan, maka segmen itulah yang menjadi audiens target. 24 Menurut penulis Mengidentifikasi sasaran berarti mendapatkan khalayak pasar yang diinginkan. Hal itu dilakukan untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan mengenai pesan yang akan disampaikan, waktu penyampaian, media dan cara pesan disampaikan kepada audiens tersebut.

b. Menentukan Tujuan

Setelah mengetahui audiens target dan ciri-cirinya, maka kemudian dapat menentukan tanggapan apa yang dikehendaki. Perusahaan harus menentukan tujuan komunikasinya, apakah untuk menciptakan kesadaran, pengetahuan, kesukaan, pilihan, keyakinan, atau pembelian. Oleh karena itu, dalam menentukan tujuan kita akan berhubungan dengan model “hirarki efek” mempelajari, merasa, melakukan seperti kesadaran, pengetahuan, kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian. 23 Assuari Sopyan. Manajemen Pemasaran dasar, konsep dan strategi. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2010 hlm 180-181 24 Rambat Lumpiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba Empat, 2009 edisi ke-2 h. 123 Kesadaran menurut Kotler adalah jika sebagian besar audiens sasaran tidak sadar akan objek tersebut, tugas komunikator adalah membangun kesadaran, mungkin cukup disebut dengan pengenalan. Hal ini dapat dicapai dengan pesan sederhana yang mengulang nama tersebut. Pengetahuan , audiens sasaran mungkin mamiliki kesadaran akan perusahaan atau produk tetapi tidak tahu lebih banyak dari itu. Maka komunikator harus mempelajari bagaimana kebanyakan orang dalam audiens sasaran itu memiliki sedikit, beberapa, atau banyak pengetahuan mengenai produk. Kemudian komunikator memutuskan memilih pengetahuan produk sebagai tujuan komunikasinya yang pertama. Kesukaan , jika anggota sasaran mengetahui produk itu, bagaimana perasaan mereka mengenalinya? Jika audiens terlihat kurang suka, maka komunikator harus mencari tahu mengapa dan kemudian mengembangkan suatu kampanye komunikasi untuk membangun perasaan yang lebih menguntungkan. Preferensi , audiens sasaran mungkin menyukai produk itu tetapi tidak lebih menyukai produk itu dari pada yang lain. Dalam hal ini komunikator harus berusaha membangun preferensi konsumen. Komunikator akan mempromosikan kualitas produk, nilai kerja dan keistimewaan lainnya. Keyakinan , audiens sasaran mungkin lebih menyukai produk tertentu tetapi tidak berkembang ke arah keyakinan untuk membelinya. Tugas komunikator adalah menyakinkan audiens terhadap produk tersebut. Pembelian , beberapa anggota audiens sasaran mungkin memiliki keyakinan tetapi tidak cukup dekat untuk melakukan pembelian. Komunikator harus menuntun konsumen ini untuk mengambil langkah akhir. Tindakannya dapat berupa menawarkan produk itu dengan harga rendah, menawarkan premi, atau membiarkan konsumen mencoba dalam jumlah terbatas 25 . Dari uraian diatas penulis menganalis menentukan tujuan strategi promosi dengan cara terlebih dahulu mengetahui audiens target dan ciri-cirinya, maka kemudian dapat menentukan tanggapan apa yang dikehendaki.

c. Merancang Pesan

Setelah mendefinisi respon audiens yang diharapkan, komunikator beralih ke pengembangan pesan yang efektif. Kotler mengungkapkan bahwa idealnya pesan itu harus memperoleh perhatian attention, menarik minat interest, membangkitkan keinginan desire, dan menghasilkan tindakan action yang semuanya dikenal dengan metode AIDA 26 . 25 Kotler dan A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Pengandalian, Jakarta: Salemba Empat, 2001 edisi ke-1 Jilid 2 h. 782-783 26 Ibid,h. 784 Dari definisi diatas penulis dapat menjabarkan metode AIDA yang di kenalkan Kotler yaitu Attentionmemperoleh perhatian, interestmenarik minat, desiremembangkitkan keinginan, actionmenghasilkan tindakan Selain itu Kotler juga menambahkan merumuskan pesan membutuhkan pemecahan empat masalah yaitu apa yang dikatakan isi pesan, bagaimana mengatakan secara logis struktur pesan, bagaimana mengatakannya secara simbolis format pesan, dan siapa yang harus mengatakannya sumber pesan 27 . Menurut penulis merumuskan pesan membutuhkan empat masalah yaitu isi pesan, struktur pesan, format pesan dan sumber pesan. 1 Isi pesan Komunikator harus memikirkan apa yang akan dikatakan kepada audiens sasaran untuk menghasilkan respon yang diinginkan. Proses ini mendapat sambutan yang berbeda-beda daya tarik, tema, ide, atau rencana penjualan unik unique selling proposition. Proses ini merumuskan manfaat, motivasi, identifikasi, atau alasan mengapa audiens harus memikirkan atau menyelidiki produk itu. 28 Kotler dan Amstrong mengatakan bahwa penyusunan isi pesan adalah komunikator harus menentukan suatu daya tarik yang akan menghasilkan tanggapan yang diinginkan. Ada tiga jenis daya tarik, yaitu daya tarik rasional rational appeals berhubungan dengan kepentingan diri audiens. Daya tarik ini menunjukkan bahwa produk akan menghasilkan manfaat yang diinginkan. Daya penarik emosional emotional appeals berupaya menimbulkan emosi negatif atau positif yang akan memotivasi pembelian. Daya penarik moral moral appeals diarahkan pada pandangan audiens mengenai apa yang benar dan tepat. 29 Dari pendapat-pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa seorang komunikator harus menetapkan daya penarik kepada audiens sasaran dalam rangka menghasilkan respon yang diinginkan. Adapun daya penariknya adalah sebagai berikut daya penarik rasional, daya penarik emosional, dan daya penarik moral. 27 Ibid, 28 Ibid, h. 784-785 29 Kotler dan Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Jakarta: Intermedia, 1992 edisi ke-5 jilid. 2 h. 111 2 Struktur pesan Menurut Gregorius Chandra struktur pesan yaitu berkaitan dengan penarikan kesimpulan dan urutan presentasi pesan. Ada dua pilihan dalam penarikan kesimpulan, yakni membiarkan audiens menyimpulkan sendiri pesan yang dibacaditontonnya atau perusahaan yang menegaskan kesimpulan untuk para audiens. 30 Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan komunikator harus dapat menarik kesimpulan dan urutan presentasi pesan agar audiens dapat memahami isi pesan tersebut. 3 Format pesan Dalam penyusunan pesan tentu harus sebaik mungkin agar audiens sasaran tertarik dengan isi pesan tersebut. format pesan yang digunakan komunikator harus meyakinkan dan disesuaikan dengan media yang digunakan. Untuk media cetak, menurut Kotler komunikator harus memutuskan mengenai headline, copy, ilustrasi dan warna. Agar menarik perhatian, pengiklan menggunakan beranekaragam sarana, seperti menampilkan sesuatu yang baru dan kontras, headline dan gambar dan menawan, format yang khas, posisi, ukuran pesan, dan warna. Sedangkan bila pesan disampaikan melalui radio, maka komunikator harus cermat memilih tutur katanya, sifat suara kecepatan ucapan, irama, pola titinada dan artikulasi, dan vokalisasi berhenti, berdesah, berkuap. 31 Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa komunikator harus bisa menyusun pesan dengan baik agar audiens tertarik dengan isi pesan tersebut. 4 Sumber pesan Menurut Kotler pesan yang disampaikan oleh sumber yang menarik memperoleh perhatian yang lebih besar dan diingat. Hal yang perlu diingat bahwa pesan yang disampaikan oleh juru bicara itu harus 30 Gregorius chandra, Strategi Dan Program Pemasaran, Yogyakarta: Andi Offset, 2002 edisi ke-1 h. 171 31 Kotler dan Amstrong, Opcit, h. 111-112