Politik Lokal LANDASAN TEORI

26

BAB III DESKRIPSI UMUM PARTAI GOLKAR

DI KABUPATEN SIMALUNGUN

A. Partai Golkar dan Sejarah Berdirinya di Kabupaten Simalungun

1. Partai Golkar dan berkembangnya di Kabupaten Simalungun

Golkar mengikuti pemilu di tahun 1971 pemilu pertama dalam Orde Baru. Dalam pemilu pertama tersebut, Golkar tampil sebagai pemenang dan begitu seterusnya pada pemilu 1977, 1982, 1987, 1992 dan 1997. 42 Kemenangan Golkar yang terus menerus ini dipicu oleh keberpihakan Soeharto dalam membuat kebijakan yang menguntungkan Golkar seperti monoloyalitas PNS dan sebagainya. 43 Setelah Era Soeharto berakhir dan Era Reformasi lahir, Golkar berubah nama menjadi Partai Golongan Karya Partai Golkar dan untuk pertama kalinya mengikuti Pemilu tanpa bantuan kebijakan dari pemerintahan incumbent 44 . Pada Pemilu 1999 yang diselenggarakan Presiden Habibie, perolehan suara Partai Golkar turun menjadi peringkat kedua setelah PDI-P. Karena pemerintahan Megawati Soekarnoputri dinilai tidak terlalu baik, maka para pemilih kembali menaruh harapan kepada Partai Golkar serta partai-partai lainnya seperti Demokrat, 42 Imam Pratigno, Ungkapan Sejarah Lahirnya Golkar Jakarta: Yayasan Bhakti, 1984,5 43 Rusli Karim, Perjalanan Partai Politik di Indonesia : Sesudah Potret Pasang Surut Jakarta.: Rajawali, 1983,39. 44 Secara harfiah Incumbent berasal dari bahasa latin yang memiliki arti Petahana melainkan Tahana yang berarti kedudukan, martabat kebesaran, Kemuliaan Kata ini dipopulerkan oelh Salomo Simanungkalit. Kata Incumbent pertama dipakai dalam literature popular berbahasa Inggris bermakna “yang sedang mngemban jabatan” atau “Pengemban jabatan” Harian Kompas yang dimuat pada 6 februari 2009. 27 PKB, dll. Partai Golkar menjadi pemenang Pemilihan Umum Pemilu Legislatif pada tahun 2004 dengan meraih 24.480.757 suara atau 21,58 dari keseluruhan suara sah. 45 Kemenangan tersebut mengembalikan prestasi Partai Golkar, mengingat di Pemilu 1999 mereka kalah bersaing dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dibawah pimpinan Megawati Soekarnoputri. Dalam Pemilu 1999, Partai Golkar menduduki peringkat kedua dengan perolehan 23.741.758 suara atau 22,44 dari suara sah. Sekilas, Partai Golkar mendapat peningkatan 738.999 suara, tapi dari prosentase turun sebanyak 0,86. Kemudian, Partai Golkar mendapat 107 kursi 19,2 di DPR hasil Pemilihan Umum Anggota DPR 2009, setelah mendapat sebanyak 15.037.757 suara 14,5. Perolehan suara dan kursi Partai Golkar menempatkannya pada posisi kedua dalam Pemilu ini. 46 Pada Pemilu 2004 Partai Golkar dikalahkan oleh PDI Perjuangan. Pembentukan Sekretariat Bersama Golongan Karya Sekber Golkar di Kabupaten Simalungun tidak terlepas inisiatif ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Panglima Kodam II Bukit Barisan membutuhkan ABRI dalam menghadapi kondisi masyarakat yang tidak menentu dan berpotensi membahayakan keamanan, sebagai kekuatan sosial politik dan pertahanan keamanan. Pada saat itu, segala organisasi politik harus bergabung dalam suatu wadah yang disebut dengan Front Nasional dan organisasi-organisasi yang tidak berafiliasi dengan partai politik 45 Aulia Rachman, Citra Khalayak tentang Partai Golkar Jakarta: PSAP, 2003 ,82 46 Akbar Tandjung, The Golkar Way : Survival Partai Golkar di tengah Turbulensi Politik Era Transisi Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007,29 28 serta yang berorientasi pada karya dan kekaryaan juga harus berada dalam barisan Front Nasional. Terlebih, keadaan dan kondisi di Kabupaten Simalungun saat itu mencemaskan dimana kekuatan organisasi Non Pancasilais yang dikoordinir oleh PKI telah berhasil menyusun kekuatan di segala sektor dan bidang, di tengah-tengah golongan dan lapisan masyarakat. 47 Panitia Persiapan Pembentukan Sekretariat Bersama Golongan Karya dibentuk pada tanggal 26 Juli 1965. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, terbentuklah pengurus Sekber Golkar ditetapkan Letkol T. A. Lingga sebagai ketua. Selanjutnya, dikeluarkan suatu pernyataan kebulatan tekad lahirnya suatu organisasi kekaryaan yang bernama Sekber Golkar yang didukung oleh ABRI dan masyarakat. Seluruh pembentukan itu didukung oleh ABRI, karena ABRI lahir dari rakyat, dan merupakan kekuatan sosial politik yang dilahirkan dalam perjuangan kemerdekaan. Oleh karenanya, ABRI turut serta dan tidak dapat tinggal diam dalam setiap gerakan masyarakat. Pembentukan Sekber Golkar di setiap wilayah KabupatenKota dilaksanakan sesuai dengan surat Panglima Daerah Militer II kepada DANDREM 21 sd 23 dan DANDIM 0212. 48 Pada tanggal 7 Mei 1966, diadakan musyawarah kerja yang bertempat di Gedung Bhayangkari dengan agenda perubahan susunan Pengurus Harian. Sehubungan Letkol T.A. Lingga ditugaskan untuk mengikuti SESKOAD, maka 47 Pangihutan Sirumapea, Perkembangan Partai Golkar di Sumetera Utara, Medan: Garuda Maju Cipta, 2008,84 48 Rully Khairul Azwar, Politik Komunikasi Partai Golkar di Tiga Era, Jakarta: Grasindo, 2008,75 29 dalam musyawarah tersebut terpilih A. Kadir Pohan dari Angkatan Darat sebagai ketua, dan O.K. Soeratoellah dari SOKSI menjadi sekretaris. Kemudian di awal tahun 1968, A. Kodir Pohan mendapat tugas baru dari KODAM IIskandar Muda sehingga jabatan ketua Sekber Golkar ditugaskan kepada Kol. M. Saleh Arifin. Tugas tersebut dijabat oleh yang bersangkutan sampai dengan diadakannya Musyawarah Daerah I Golongan Karya Kabupaten Simalungun. 49 Kedudukan ormas-ormas anggota Sekber Golkar sebelum lahirnya Peraturan Menteri No. 121969. pada umumnya menerapkan disiplin induk organisasinya masing-masing dalam Sekber Golkar terutama di Lembaga Legislatif Daerah, karena Sekber Golkar belum mempunyai wewenang dan prosedur yang cukup kuat untuk mendisiplinkan anggotanya. Namun setelah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 121969. Situasi kemudian mulai berubah dari sebelumnya. Pengaruhnya meliputi wibawa dan prosedur menambah kekuatan Sekber Golkar dalam pengembangan, pengarahan dan pengendalian. Pelaksanaan peraturan pemerintah dapat berjalan dengan baik walaupun terdapat beberapa hambatan yag tidak berarti. 50 Dengan demikian, seluruh wilayah yang berada di Sumatera Utara dalam waktu yang relatif singkat terbentuk oleh Sekber Golkar, dan memang dinantikan oleh masyarakat Pancasilais. 51 49 Pangihutan Sirumapea, Perkembangan Partai Golkar di Sumetera, Medan: Garuda Maju Cipta, 2008,96 50 Akbar Tandjung, The Golkar Way : Survival Partai Golkar di tengah Turbulensi Politik Era Transisi Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007,41 51 Pangihutan Sirumapea, Perkembangan Partai Golkar di Sumetera, Medan: Garuda Maju Cipta, 2008,77 30 Sekber Golkar mendapat banyak dukungan masyarakat melalui organisasi- organisasi yang berafiliasi tidak dengan partai politik, melainkan yang berorientasi pada karya dan kekaryaan seperti MKGR, SOKSI, KOSGORO 52 , dan organisasi fungsional lainnya. 53 Dalam beberapa keputusan Sekber Golkar pada permulaan berdirinya jelas menunjukkan bahwa Sekber Golkar senantiasa berusaha mengamankan putusan pemerintah, memelihara kesatuan dan persatuan bangsa, serta mendukung Dwifungsi ABRI. 54

2. Tujuan Partai Golkar

Dalam Anggaran Dasar Partai Golkar, tujuan Partai Golkar adalah: 1 Mempertahankan dan mengamalkan Pancasila serta menegakkan UUD 1945 2 Mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945. 3 Menciptakan masyarakat adil dan makmur, merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. 52 MKGR adalah salah satu partai politik di Indonesia yang pernah menjadi peserta di pemilihan umum tahun 1999. Singkatan dari MKGR adalah Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong. SOKSI adalah singkatan dari kata Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia. Organisasi ini terbentuk di Jakarta pada 20 mei 1960. Kosgoro adalah singkatan Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong yang berdiri pada tahun 1957 Pa8rtai Golkar dalam Masa Transisi. 53 Harmoko, Quo vadis Golkar : Mencari Presiden Pilihan Rakyat, Jakarta:Kintamani Publishing,2009,6-7 54 Leo Suryadinata, Golkar dan Militer : Studi Tentang Budaya Politik, Jakarta:LP3ES, 1992,144