21
Fungsi partai politik yang kedua yaitu eksternal organisasi, dimana organisasi ini berkontribusi bagi masyarakat, bangsa dan negara agar moral dan etika
masyarakat terjaga lebih baik.
31
3. Klasifikasi Partai Politik
Metode yang paling konservatif dalam mengklasifikasikan partai politik ialah menurut jumlah partai yang ada dalam suatu negara. Dengan cara konvensional
tersebut dikenal adanya tiga klasifikasi partai politik, yaitu
32
: 1
Sistem Partai Tunggal one party system Di dalam suatu negara hanya ada satu partai yang dominan di antara beberapa
variasi tertentu. Sistem ini menunjukkan adanya satu partai yang dominan di antara beberapa partai politik kecil lainnya.
2 Sistem dua partai two party system
Biasanya digunakan untuk menunjukkan adanya dua partai poltik dalam suatu negara atau dengan beberapa variasi tertentu menunjuk adanya beberapa partai
politik tetapi terdapat dua partai yang berperan dominan. 3
Sistem banyak partai multi party system Sistem ini menunjukkan adanya banyak partai politik dalam satu negara, tanpa
memperhatikan jumlah partai politik yang mempunyai kedudukan dominan dalam pemerintahan.
31
Firmanzah, Mengelola Partai politik Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2008,69
32
Cheppy Haricahyono, Ilmu Politik dan Perspektifnya, Yogyakarta : Tiara wacana YP2LPM, 1991,195-199
22
B. Politik Lokal
Politik lokal adalah sistem politik demokratis yang bekerja pada tingkat lokal atau daerah. Institusi yang membentuknya adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
dimana partai politik, kelompok kepentingan juga media massa sering dijadikan komunikator. Politik lokal mencakup aspek yang luas seperti ekonomi, politik dan
sosial.
33
Menurut Almond dan Powell dalam bukuya Comparative Politics: A Developmental Approach yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia menjadi
“Perbandingan Politik Pendekatan Pembangunan” dalam melaksanakan perannya politik lokal dituntut untuk memiliki beberapa kemampuan diantaranya
34
:
a Extractive Capability
Kemampuan sistem politik untuk mengelola sumber-sumber material dan manusia dari lingkungan domestik maupun internasional.
35
Terdapat banyak daerah yang tidak memiliki kemampuan extractive capability karena daerah tersebut masih
sangat bergantung pada pusat sehingga daerah tersebut tidak tercapai otonomi daerahnya.
33
Arbi Sanit, Sistem Politik Indonesia: Kestabilan Peta Kekuatan Politik dan Pembangunan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1993,48
34
SL Harjanto, Dinamika Birokrasi dan Politik Lokal Jakarta: PT Media Mahkota Utama, 2004,79-89
35
Cheppy Haricahyono, Ilmu Politik dan Perspektifnya, Yogyakarta : Tiara wacana YP2LPM, 1991 ,197
23
b Regulative Capability
Kemampuan sistem politik dalam mengontrol dan mengendalikan perilaku individu atau kelompok. Seringkali daerah belum mampu untuk mengatur dan
mengendalikan perilaku individu atau kelompok yang ada di daerah.
36
c Distributive Capability
Kemampuan untuk melakukan alokasi dari lingkungan sistem politik kepada individu ataupun kelompok masyarakat.
37
Hal ini terkait dengan bagaimana suprastruktur politik Pemda dan DPRD mengalokasikan anggaran untuk mengatasi
berbagai persoalan yang ada di berbagai bidang kehidupan masyarakat. Di daerah, anggaran kerja menuntut pengalokasian dana jauh lebih besar dan banyak untuk
kepentingan aparatur daripada kepentingan publik masyarakat. d
Symbolic capability Kemampuan mengalirkan simbol-simbol dari sistem politik ke dalam
masyarakat.
38
Setiap daerah mungkin memiliki kemampuan ini, sebab hampir di setiap sekolah diadakan upacara bendera di setiap hari Senin. Dalam upacara tersebut
terdapat pembacaan pembukaan UUD 1945 dan pengucapan Pancasila. Kunjungan ke desa dan ke masyarakat juga sering dilakukan, baik untuk memberikan bantuan
maupun melakukan sosialisasi. Hanya saja keefektifan dari pelaksanaan symbolic capability ini perlu dipertanyakan, sebab pengimplementasian nilai-nilai Pancasila
36
Cheppy Haricahyono, Ilmu Politik dan Perspektifnya, Yogyakarta : Tiara wacana YP2LPM, 1991,200.
37
Cheppy Haricahyono, Ilmu Politik dan Perspektifnya, Yogyakarta : Tiara wacana YP2LPM, 1991,202.
38
Cheppy Haricahyono, Ilmu Politik dan Perspektifnya, Yogyakarta : Tiara wacana YP2LPM, 1991,205 .