xxxii b
Uzur dari pihak yang disewa, seperti barang yang disewakan harus dijual untuk membayar utang dan tidak ada jalan lain, kecuali menjualnya.
c Uzur pada barang yang disewa, seperti menyewa kamar mandi, tetapi
menyebabkan penduduk dan semua penyewa harus pindah. Menurut jumhur ulama, ijarah adalah akad lazim, seperti jual – beli.
Oleh karena itu, tidak bisa batal tanpa ada sebab yang membatalkannya. Menurut ulama Syafi’iyah, jika tidak ada uzur. Tetapi masih memungkinkan
untuk diganti dengan yang lain. Ijarah dapat dikatakan batal jika kemanfaatannya betul-betul hilang seperti hancurnya rumah yang
disewakan.
23
D. KETENTUAN OBJEK IJARAH
1. Objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan atau jasa.
2. Manfaat barang harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak.
3. Pemenuhan manfaat harus yang bersifat dibolehkan.
4. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syariah.
5. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk
menghilangkan ketidaktahuan jahalah yang akan mengakibatkan sengketa.
6. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka
waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik.
23
Rahmat
Syafe’i, Fiqih Muamalah, h.140
xxxiii 7.
Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam
jual beli dapat pula dijadikan sewa dalam ijarah. 8.
Pembayaran sewa boleh berbentuk jasa manfaat lain dari jenis yang sama dengan objek kontrak.
9. Kelenturan flexibility dalam menentukan sewa dapat diwujudkan dalam
menentukan ukuran waktu, tempat dan jarak.
24
E. SISTEM TRANSAKSI IJARAH
Dalam sistem transaksi ini yang akan di bahas ialah mengenai tatacara bagaimana manusia melakukan transaksi sewa menyewa yang dikehendaki,
yang sesuai dengan syariat islam. Dimana didalamnya terdapat berbagai peraturan yang harus dipatuhi seperti syarat-syarat dan rukunnya. Sebab
sebagai suatu transaksi umum, ijarah baru dianggap sah apabila telah memenuhi rukun dan syaratnya, sebagaimana yang berlaku secara umum
dalam transaksi lainnya. Seperti telah dijelaskan pada pengertian ijarah yang lalu, yakni dimana
sistem transaksi ini adalah sistem yang menggunakan akad kontrak dalam suatu pengertian manfaat, maka agar lebih mudah dipahami bahasanya,
alangkah lebih baiknya penulis terangkan dahulu apa yang dinamakan dengan kontrak akad itu.
24
ibid
,
Prof. Dr. Abdul Ghofur Anshori, SH, MH, Perbankan Syariah di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada,2003,
cet 1, h.119-120
xxxiv Kontrak atau perjanjian adalah akad yang secara harfiah berarti iakatan
atau kewajiban, maksudnya mengadakan ikatan untuk persetujuan atau ikatan untuk memberi dan menerima bersama-sama dalam salah satu waktu. Artinya
ikatan itu menimbulkan sesuatu yang harus dipenuhi, sebagaimana firman Allah :
ْ݉ﻜْݛ݇ܲ ﻰْ݇ۿݚ ﺎ݊ ﺎڰ݆إ مﺎْܳݎﺄْ݆ا ﺔݛﻬ۸ ْ݉ﻜ݆ ْ۽ڰ݇܊أ دﻮْ݆ܿܳﺎ۸ اﻮْܺوأ اﻮݏ݊اء ݍݚﺬڰ݆ا ﺎﻬڱݚأﺎݚ ﺪݚﺮݚ ﺎ݊ ݉ﻜْ܋ݚ ݑڰ݆݇ا ڰنإ مﺮ܊ ْ݉ۿْݎأو ﺪْݛڰܣ݆ا ݙڲ݇܋݊ ﺮْݛﻏ
ݐﺪﺋﺎ݆ا :
Artinya : Hai orang-orang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu.
yang demikian itu dengan tidak menghalalkan berburu ketikakamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-
hukum menurut yang dikehendaki-Nya. QS. Al-Maidah : 1
Ayat diatas menyatakan janji-janji perjanjian dan lafaz uqud dimana uqud disini lebih bersifat komprehensif sebab menyangkut uqud pada huquq
Allah. Uquq ini mempunyai banyak konotasi dibanding kontrak atau perjanjian pada hukum umum. Jadi dari segala macam hukum yang terjadi
harus senantiasa dipenuhi, mengikuti pada lafaz uquq yang diperintahkan oleh Allah
Selanjutnya mengenai pel;aksanaan transaksi ijarah ini, haruslah memperhatikan sejumlah dalil maka fuqaha merumuskan rukun sewa
menyewa itu terjadi dan sah apabila ada ijab dan qabul, baik dalam bentuk
xxxv perkataan maupun dalam bentuk pernyataan lain yang menunjukkan adanya
persetujuan kedua belah pihak dalam melakukan sewa menyewa.
25
Berikut adalah skema Transaksi ijarah dengan obyek manfaat barang dan skema Transaksi dengan obyek manfaat jasa, adapun yang terkait adalah :
mustajir penyewa, mu’ajir pemilik barang, barang yang dapat diambil manfaatnya, atau jasa yang dapat diambil tenaganya serta akad ijarah
Skema Transaksi Ijarah Dengan Obyek Manfaat Barang
1. Akad Ijaroh
25
ibid
,
Hamzah Ya’kub, Ifiqih muamalah : kode etik dagang menurut islam, pola pembinaan hidup dalam berekonomi,
Bandung : CV. Diponegoro,1992, cet. Ke-2, h.320
Pengembalian Barang Saat Akhir Masa Akad
Musta’jir Mu’ajjir
2. Pembayaran Ujrah
3. Pengalihan Hak Guna Barang
xxxvi
Skema Transaksi Ijarah Dengan Obyek Manfaat TenagaJasa
Keterangan gambar : 1.
Akad ijarah di lakukan oleh mustajir penyewa kepada muajir pemilik barang untuk membicarakan perihal, spesifikasi harga, jangka waktu
penyewaan atas barang yang akan disewa. 2.
Pembayaran ujarah dilakukan oleh mustajir sebagai penyewa barang kepada mu’ajir sebagai pemilik barang,
3. Mu’ajir menyerahkan barang kepada musta’jir untuk digunakan dan
diambil manfaatnya. 4.
Setelah berakhir masa sewa maka musta’jr mengembalikan barang yang telah digunakan kepada mua’jir.
Pembayaran Tunai
Musta’jir
Pengalihan Hak Guna Tenaga Mu’ajjir
xxxvii Sedangkan dalam skema transaksi ijarah dengan obyek manfaat tenagajasa
1. Akad ijarah di lakukan oleh mustajir penyewa kepada muajr pemilik
barang untuk membicarakan perihal, spesifikasi harga, jangka waktu penyewaan atas barang yang akan disewa.
2. Musta’jir melakukan pembayaran secara tunai kepada mua’jir.
3. Kemudian menyerahkan pengalihan penggunaan hak guna tenaga kepada
musta’jir.
26
F. MACAM-MACAM IJARAH