Tarif Angkutan Umum Kondisi Angkutan Umum

pengendalian, pelaksanaan teknis Ope rasional pengusahaan angkutan umum dilaksanakan oleh Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan DLLAJ kota Medan. Jadi berdasarkan keterangan diatas angkutan umum non bus angkot merupakan angkutan kota secara umumnya dan bus kecil mikrolet dan sejenisnya secara khususnya yang digunakan oleh masyarakat perkotaan baik sebagai kelompok captive maupun choice. Dalam memenuhi kebutuhan mobilitasnya, yang pemakaiannya memakai sistem penggunaan bersama, yang dalam pengoperasiannya telah memiliki rute yang tetap beroperasi melalui rute dengan asal dan tujuan terminal tertentu, yang tarifya berdasarkan kesepakatan antara penumpang dan pengemudi.

II.3.1. Tarif Angkutan Umum

Penentuan kebijaksanaan tarif melibatkan banyak aspek menyangkut kerja sama dan pengawasan diantara badan-badan yang bertanggungjawab pada sistem perangkutan umum secara keseluruhan. Faktor yang tidak dapat diabaikan dalam menentukan besar dan struktur tarif adalah besarnya biaya operasi kendaraan yang digunakan sebagai alat angkut. Faktor ini harus diperhatikan karena keuntungan yang diperoleh operator sangat tergantung pada besarnya tarif yang ditetapkan. Dalam penentuan tarif angkutan umum ini ada beberapa pilihan umum yang biasa digunakanVuchic, 1981dikutip Sari Lesmana , yaitu: a. Tarif seragam flat fare Dalam struktur tarif seragam, tarif dikenakan tanpa memperhatikan jarak yang dilalui. b. Tarif berdasarkan jarak Distance Based Fare Dalam struktur ini, sejumlah tarif dibedakan secara mendasar oleh jarak yang ditempuh. Perbedaan dibuat berdasarkan tarif kilometer, tahapan dan zona. 1 Tarif kilometer. Universitas Sumatera Utara Struktur tarif ini, sangat bergantung dengan jarak yang ditempuh, yakni penetapan besamya tarif dilakukan pengalian ongkos tetap perjam dengan panjang perjalanan yang ditempuh oleh setiap penumpangnya. 2 Tarif bertahap Struktur tarif ini dihitung berdasarkan jarak yang ditempuh oleh penumpang. Tahapan adalah suatu penggal dari rate yang jaraknya antara suatu atau lebih tempat perhentian sebagai dasar perhitungan tarif. Waktu itu jaringan perangkutan dibagi dalam penggal-penggal rate yang secara kasar mempunyai panjang yang sama. 3 Tarif zona Struktur tarif ini merupakan bentuk penyederhanaan dari tarif bertahap. Maka daerah pelayanan perangkutan dibagi kedalam zona-zona. Pusat kota biasanya sebagai zona terdalam dengan dikelilingi oleh zona terluar yang tersusun seperti sebuah sabuk.

II.3.2. Kondisi Angkutan Umum

Dari hasil penelitian data, diperoleh data untuk masing-masing angkutan umum adalah sebagai berikut. a. Kondisi angkutan umum Angkot Angkutan umum kota Angkot yang melayani rute Medan-Binjai yaitu, CV.Simpati sebanyak 6 unit, CV.Laris sebanyak 72 unit dan CV.Timur sebanyak 220 unit. Jumlah penumpang tiap armadanya adalah 9 sampai dengan 16 penumpang KM. 35, 2003. Ketidaknyamanan penumpang biasanya dikarenakan angkot sering berhenti sembarangan untuk menunggu penumpang sehimgga perjalanan sering terhenti, sehingga waktu perjalanan semakin lama, dan angkot tidak memiliki fasilitas seperti AC atau tempat duduk ynag nyaman seperti yang dimiliki bus. b. Kondisi Angkutan Umum DAMRI Kondisi angkutan umum bus Damri menurut observasi yang dilakukan memiliki armada sebanyak 20 unit, dan yang melayani rute Medan-Binjai sebanyak 10 unit. Jumlah tempat duduk tiap armadanya berjumlah 24 penumpang. Penumpang tidak dipaksakan berdesak desakan. Ketidak nyamanan penumpang Universitas Sumatera Utara biasanya diperoleh karena bus dapat menaikkan dan menurunkan penumpang ditengah perjalanan sehingga perjalanan sering terhenti, sehingga dapat mengakibatkan waktu perjalanan yang dapat berubah. c. Kondisi Agkutan Umum Kereta Api Kondisi kereta api yang melayani rute Medan-Binjai dilayani hanya 2 buah armada yaitu Sri Lelewangsa dan Sri Bilah.Yang melayani kelas bisnis dengan kapasitas 256 penumpang. Jadwal keberangkatan KA ini enam kali sehari, dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini: Tabel.2.1. JADWAL KEBERANGKATAN KERETA API MEDAN – BINJAI Asal Tujuan Waktu Keberangkatan Keterangan Medan Binjai Medan Binjai Medan Binjai Binjai Medan Binjai Medan Binjai Medan 09.50 – 10.42 11.00 – 11.52 12.15 – 13.07 13.30 – 14.22 14.40 – 15.32 15.50 – 16.42 Sri Lelewangsa Sri Lelewangsa Sri Bilah Sri Bilah Sri Lelewangsa Sri Lelewangsa Sumber : PT.Kereta Api Ketidak nyamanan penumpang biasanya dikarenakan oleh antrian yang begitu panjang didepan loket saat akan membeli tiket dan terkadang mengangkut penumpang tidak sesuai dengan jumlah tempat duduknya sehingga banyak penumpang yang berdiri. Kelebihan dan Kekurangan Dari Moda Transportasi Angkot, Bus dan KA Universitas Sumatera Utara  Kelebihan Angkot 1 Intensitas keberangkatan sering Angkot tidak mempunyai jadwal keberangkatan yang tetap, karena keberangkatan angkot biasanya ditentukan oleh jumlah penumpang 2 Mobilitas tinggi. Angkot mempunyai mobilitas tinggi sehingga dapat bergerak kapan saja. 3 Door to Door Maksudnya angkot mengantar penumpang hingga sampai tempat tujuan dari rumah kerumah.  Kekurangan Angkot 1 Angkot dapat menaikkan dan menurunkan penumpang disepanjang rutenya sehingga mengakibatkan waktu perjalanan yang dapat berubah-ubah. 2 Kondisi tempat duduk kurang begitu nyaman di tambah tidak adanya fasilitas seperti AC.  Kelebihan Bus. 1 Intensitas keberangkatan yang sering Bus juga tidak mempunyai jadwal keberangkatan yang tetap sama seperti angkot, karena keberangkatan bus ditentukan oleh jumlah penumpang yang ada. Jika jumlah penumpang telah memenuhi kapasitas muatan bus maka bus bisa langsung berangkat. 2 Mobilitasnya tinggi Bus mempunyai mobilitas yang tinggi sama seperti angkot sehingga dapat bergerak kapan saja. 3 Door to Door Bus mengantar penumpang hingga sampai tempat tujuan dari rumah kerumah. 4 Dilengkapi fasilitas seperti AC.  Kekurangan Bus Universitas Sumatera Utara 1 Bus dapat menaikkan dan menurunkan penumpang disepanjang rutenya sehingga mengakibatkan waktu perjalanan yang dapat berubah-ubah.  Kelebihan Kereta Api 1 Lebih aman Tingkat keamanan dengan menggunakan kereta api memeng lebih tinggi jika dibandingkan dengan Bus. Biasa kita lihat dari tingkat kecelakaan lalu lintas pada jalan raya yang lebih sering terjadi dari pada jalan rel. 2 Lebih Murah Biaya yang dikeluarkan pengguna Kereta Api lebih murah hanya Rp.3000penumpang.jika dibandingkan dengan Bus Damri yang mana tarifnya mencapai Rp.5000penumpang. 3 Lebih nyaman.  Kekurangan Kereta Api 1 Intensitas keberangkatan rendah Keberangkatan untuk kereta api hanya 6 kali sehari, sedangkan Moda lain seperti angkot dan bus lebih dari 6 kali sehari. 2 Antrian saat membeli tiket Antrian yang begitu panjang didepan loket saat akan membeli tiket menjadi salah satu kekurangan dari Kreta api 3 Berhenti di stasiun, sehingga untuk mencapai tujuan terakhir penumpang harus melanjutkan perjalanan dengan menggunakan moda lain.

II.4. Model Pemilihan Moda Moda coice

Dokumen yang terkait

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Metode Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (PROMETHEE) untuk Pemilihan Hardisk Eksternal

19 131 147

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Weighted Sum Model Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Sepeda

11 131 80

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Analisis Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Berdasarkan Nilai Consistency Ratio

2 46 123

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Analisa Pemilihan Moda Transportasi Dengan Metode Analytic Hierarchy Process ( AHP ) Studi Kasus : Kuala Namu - Medan

22 147 107

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Implementasi Metode K- Means Clustering Dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Penilaian Kedisiplinan Siswa (Studi Kasus : SMP Negeri 21 Medan)

20 99 166

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149