5. Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2000 tentang Tata Cara
Pendaftaran Jaminan Fidusia, 6.
Keputusan Presiden Nomor 61 tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan, 7.
Keputusan Menteri Keuangan No.1251KMK.0131988, tentang Tata Cara Pelaksanaan Pembiayaan Konsumen.
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer antara lain: 1. Perjanjian yang dibuat antara lembaga pembiayaan dengan debitur, akta
jaminan fidusia, sertifikat jaminan fidusia. 2. Buku-buku, hasil penelitian ilmiah, karya ilmiah dari kalangan ilmu
hukum dan penelitian lainnya yang berhubungan dengan penulisan tesis ini.
c. Bahan hukum tersier, meliputi: kamus hukum, kamus bahasa Indonesia, kamus bahasa Inggris, majalah, jurnal-jurnal hukum.
8. Analisis Data
Sebelum analisis dilakukan, terlebih dahulu diadakan pemeriksaan dan evaluasi terhadap semua data yang telah dikumpulkan primer, sekunder maupun
tersier, untuk mengetahui validitasnya. Setelah itu keseluruhan data tersebut akan disistematisasikan sehingga menghasilkan klasifikasi yang selaras dengan
Universitas Sumatera Utara
permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini dengan tujuan untuk memperoleh jawaban yang baik pula.
37
Setelah semua data terkumpul dan diteliti kebenarannya kemudian dipilah- pilah dan diinterprestasikan melalui konsep-konsep, teori-teori, berdasarkan kualitas
dan relevansinya kemudian ditentukan antara data yang penting dan data yang tidak penting untuk menjawab permasalahan.
H. Sistematika Penulisan
Bab I diberi judul Pendahuluan yang berisikan tentang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Keaslian Penelitian, Kerangka Teori dan
Konsepsi, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab II diberi judul Faktor-Faktor yang menyebabkan Eksekusi Objek Jaminan
Fidusia pada Lembaga Pembiayaan Konsumen, berisikan tentang Gambaran Umum Lembaga Pembiayaan, Pentingnya Pembiayaan Konsumen, Jaminan Dalam
Pembiayaan Konsumen, Bentuk dan Isi Perjanjian Pembiayaan Konsumen, Pihak- Pihak yang Terkait dalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen, Proses Pelaksanaan
Kredit, Jenis-Jenis Kredit, Syarat-Syarat yang harus Dipenuhi dalam Perjanjian Kredit, Faktor-Faktor yang Menyebabkan Eksekusi Objek Jaminan Fidusia pada
Lembaga Pembiayaan Konsumen.
37
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2002, hal.106.
Universitas Sumatera Utara
Bab III. Diberi judul Hambatan dan Upaya yang Dilakukan Dalam Penarikan Objek Jaminan Fidusia, yang berisikan tentang Hambatan di dalam Penarikan barang
jaminan, Upaya-Upaya Mengatasi Hambatan Penarikan Kembali Barang jaminan. Bab IV. Diberi judul Prosedur Eksekusi Di bawah tangan Objek jaminan Fidusia
pada PT. Batavia Prosperindo Finance cabang Medan, yang berisikan tentang Gambaran Umum tentang Eksekusi, Jenis-jenis Eksekusi, Eksekusi Jaminan Fidusia,
Prosedur Eksekusi di Bawah tangan Objek Jaminan Fidusia, Syarat-Syarat Melakukan Penjualan di Bawah Tangan Benda Jaminan Fidusia, Keuntungan
Penjualan di Bawah Tangan Objek Jaminan Fidusia. Bab V. Diberi judul Kesimpulan dan Saran yang berisikan tentang kesimpulan dan
saran dari pembahasan Bab II, III dan IV berdasarkan hasil penelitian Pada PT. Batavia Prosperindo Finance.
Universitas Sumatera Utara
BAB II FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN EKSEKUSI OBJEK JAMINAN
FIDUSIA PADA LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN
A. Gambaran Umum Lembaga Pembiayaan
Lembaga pembiayaan merupakan lembaga keuangan bersama-sama dengan lembaga perbankan, namun dilihat dari padanan istilah dan penekanan kegiatan
usahanya antara lembaga pembiayaan dan lembaga keuangan berbeda. Istilah lembaga pembiayaan merupakan padanan dari istilah bahasa Inggris financing
institution. Lembaga pembiayaan ini kegiatan usahanya lebih menekankan pada fungsi pembiayaan, yaitu dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan
tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat
38
. Adapun lembaga keuangan merupakan padanan dari istilah bahasa Inggris
financial institution. Sebagai badan usaha, lembaga keuangan menjalankan usahanya di bidang jasa keuangan, baik penyediaan dana untuk membiayai usaha produktif dan
kebutuhan konsumtif, maupun jasa keuangan bukan pembiayaan. Kegiatan usaha lembaga keuangan lebih menekankan pada fungsi keuangan yaitu jasa keuangan
pembiayaan dan jasa keuangan bukan pembiayaan. Dengan demikian, istilah lembaga pembiayaan lebih sempit pengertiannya dibanding istilah lembaga keuangan, lembaga
pembiayaan adalah bagian dari lembaga keuangan. Lembaga pembiayaan terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
a. Badan usaha, yaitu perusahaan pembiayaan yang khusus didirikan untuk
melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan.
38
Sunaryo, Op. cit, hal. 1.
Universitas Sumatera Utara
b. Kegiatan pembiayaan, yaitu melakukan pekerjaan atau aktivitas dengan cara
membiayai pada pihak-pihak atau sektor usaha yang membutuhkan. c.
Penyediaan dana, yaitu perbuatan menyediakan uang untuk suatu keperluan. d.
Barang modal, yaitu barang yang dipakai untuk menghasilkan sesuatu atau barang lain, seperti mesin-mesin, peralatan pabrik dan sebagainya.
e. Tidak menarik dana secara langsung non deposit taking artinya tidak
mengambil uang secara langsung baik dalam bentuk giro, deposito, tabungan, dan surat sanggup bayar kecuali hanya untuk dipakai sebagai jaminan utang
kepada bank yang menjadi kreditornya.
f. Masyarakat, yaitu sejumlah orang yang hidup bersama di suatu tempat, yang
terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.
39
Peranan lembaga pembiayaan mempunyai peran yang penting sebagai salah satu lembaga sumber pembiayaan alternatif yang potensial untuk menunjang
pertumbuhan perekonomian nasional. Dikatakan penting karena siapapun orangnya baik pribadi ataupun badan usaha tentu memerlukan dana untuk memenuhi
kebutuhannya. Sebagai sumber pembiayaan alternatif karena di luar lembaga pembiayaan masih banyak lembaga keuangan lain yang dapat memenuhi bantuan
dana, seperti pegadaian, pasar modal, bank, dan sebagainya. Meskipun demikian dalam kenyataannya tidak semua pelaku usaha dapat dengan mudah mengakses dana
dari setiap jenis sumber dana tersebut disebabkan oleh masing-masing lembaga keuangan ini menerapkan ketentuan yang tidak dengan mudah dapat dipenuhi oleh
pihak yang membutuhkan dana. Bank yang selama ini sudah dikenal luas oleh masyarakat ternyata tidak
mampu memenuhi berbagai keperluan dana yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kesulitan masyarakat mengakses dana dari bank ini disebabkan antara lain jangkauan
39
Ibid, hal.12.
Universitas Sumatera Utara
penyebaran kredit bank yang belum merata, keharusan bank menerapkan prinsip prudent banking, keharusan debitur untuk menyerahkan jaminan, dan terbatasnya
kemampuan permodalan bank sendiri. Mengingat banyaknya kendala untuk memperoleh dana dari bank ini, lembaga pembiayaan merupakan salah satu sumber
dana alternatif yang penting dan potensial yang patut dipertimbangkan. Kegiatan lembaga pembiayaan ini sesuai dengan isi Keppres No. 61 tahun
1998 tentang Lembaga Pembiayaan, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Nomor 1251KMK.1031988 tentang
Ketentuan dan Tatacara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan, yang termasuk dalam kegiatan lembaga pembiayaan yaitu:
1. Sewa Guna Usaha