Wahid Ahmad : Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku Berdasarkan Metode Bina Marga Dan Aashto Study Literatur, 2009.
sedangkan untuk menjaga agar tanah dasar tidak mudah tererosi oleh air, maka di atas tanah dasar tersebut dapat dipasang membran kedap air slip sheet membrane
atau lapis pondasi sub base dengan material yang non plastis seperti batu pecah, atau tanah dengan stabilisasi semen.
2.4.2 Lapis pondasi
Yaitu lapis perkerasan yang diletakkan diantara tanah dasar sub grade dan pelat beton. Keberadaan lapis pondasi pada perkerasan beton, boleh ada boleh
tidak ada
Jasa Marga, 2004
. Lapis ini tidak mempunyai nilai struktural dan berfungsi untuk :
a. mencegah terjadinya pumping,
b. mendapatkan lantai kerja yang rata,
c. menutupi tanah dasar sub grade dari hujan, dan
d. tempat bekerja.
Bahan yang dipakai pada umumnya beton tidak bertulang, dengan kuat tekan
c
f
= 105 kgcm2 atau setara dengan beton mutu K 75 – K 100 dengan tebal 10 cm.
2.4.3 Pelat beton
Pelat beton didalam perkerasan beton semen merupakan lapisan permukaan dan termasuk bagian yang memegang peranan utama dalam struktur
perkerasan. Di Indonesia jenis perkerasan beton semen yang dipakai pada umumnya jointed unreinforced concrete pavement yaitu perkerasan beton semen
bersambung tanpa tulangan
Jasa Marga, 2004
.
Wahid Ahmad : Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku Berdasarkan Metode Bina Marga Dan Aashto Study Literatur, 2009.
Tulangan pada perkerasan beton semen tidak mempunyai fungsi struktural, tetapi sebagai pengontrol retak. Namun pemilihan jenis jointed unreinforced
concrete pavement, bukan karena alasan di atas, melainkan didasarkan pada : 1.
jenis ini dianggap paling sederhana, 2.
pelaksanaannya lebih mudah dengan peralatan sederhana, 3.
sesuai untuk kondisi dimana pengalamannya masih terbatas, dan 4.
relatif lebih murah. Menurut Direktorat Jenderal Bina Marga 1988, mutu beton yang dipakai
mempunyai kualitas yang cukup tinggi, yaitu dengan kuat tarik hancur flexural strength,
c
S
= 45 kgcm2 atau beton yang mempunyai kuat tekan benda uji silinder 15 x 30 cm,
c
f
= 350 kgcm2 atau setara dengan beton mutu K 375 – K 425. Untuk mendapatkan mutu beton yang tinggi, disarankan untuk menggunakan
kualitas agregat yang baik gradasi, bidang permukaan, kekerasan dan lain-lain dari pada menambah jumlah semen, karena dengan menambah semen
dikhawatirkan akan terjadi retak yang berlebihan.
2.4.4 Sambungan