Wahid Ahmad : Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku Berdasarkan Metode Bina Marga Dan Aashto Study Literatur, 2009.
Tulangan pada perkerasan beton semen tidak mempunyai fungsi struktural, tetapi sebagai pengontrol retak. Namun pemilihan jenis jointed unreinforced
concrete pavement, bukan karena alasan di atas, melainkan didasarkan pada : 1.
jenis ini dianggap paling sederhana, 2.
pelaksanaannya lebih mudah dengan peralatan sederhana, 3.
sesuai untuk kondisi dimana pengalamannya masih terbatas, dan 4.
relatif lebih murah. Menurut Direktorat Jenderal Bina Marga 1988, mutu beton yang dipakai
mempunyai kualitas yang cukup tinggi, yaitu dengan kuat tarik hancur flexural strength,
c
S
= 45 kgcm2 atau beton yang mempunyai kuat tekan benda uji silinder 15 x 30 cm,
c
f
= 350 kgcm2 atau setara dengan beton mutu K 375 – K 425. Untuk mendapatkan mutu beton yang tinggi, disarankan untuk menggunakan
kualitas agregat yang baik gradasi, bidang permukaan, kekerasan dan lain-lain dari pada menambah jumlah semen, karena dengan menambah semen
dikhawatirkan akan terjadi retak yang berlebihan.
2.4.4 Sambungan
Perencanaan sambungan pada perkerasan jalan beton, merupakan bagian yang harus dilakukan, baik jenis perkerasan jalan beton bersambung tanpa atau
dengan tulangan, maupun pada jenis perkerasan jalan beton menerus dengan tulangan
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1995
. Fungsi sambungan pada perkerasan jalan beton pada dasarnya untuk
mengontrol retakan akibat susut dan tempat untuk memuai. Penempatan
Wahid Ahmad : Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku Berdasarkan Metode Bina Marga Dan Aashto Study Literatur, 2009.
sambungan akan menentukan letak dimana retak tersebut harus terjadi akibat menyusutnya beton dan juga pengendalian-pengendalian terhadap perubahan-
perubahan temperatur pada perkerasan maupun untuk keperluan konstruksi pelaksanaan.
Sambungan pada perkerasan jalan beton terdiri dari sambungan arah melintang dan sambungan arah memanjang. Pada sambungan arah melintang
menggunakan besi polos dowel yang berfungsi sebagai pemindah beban transfer loading device. Besi polos tersebut pada salah satu ujungnya harus
dapat bergerak secara bebas. Sedang pada sambungan arah memanjang menggunakan besi berprofil deformed steel yang disebut tie bar dan berfungsi
sebagai pengikat pelat beton pada arah memanjang.
sambungan dibuat saat pelaksanaan Pengecoran selebar jalur
Tulangan pengikat berulir Tulangan pengikat berulir
Gambar 2.2 Tipikal sambungan memanjang
Sumber : Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen, 2002.
Wahid Ahmad : Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku Berdasarkan Metode Bina Marga Dan Aashto Study Literatur, 2009.
Kemiringan 1 : 4
0.2h 0.2h
0.1h
Trapesium Setengah Lingkaran
Gambar 2.3 Ukuran standar penguncian sambungan memanjang
Sumber : Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen, 2002.
Sambungan yang dibuat dengan menggergaji atau dibentuk saat pengecoran
h4 h
Gambar 2.4 Sambungan susut melintang tanpa ruji
Sumber : Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen, 2002.
yang dibuat dengan menggergaji atau dibentuk saat pengecoran Selaput pemisah antara ruji dan beton
h4 225mm 225mm
h Tulangan polos
Gambar 2.5 Sambungan susut melintang dengan ruji
Sumber : Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen, 2002.
Wahid Ahmad : Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku Berdasarkan Metode Bina Marga Dan Aashto Study Literatur, 2009.
Menurut Direktorat Jenderal Bina Marga 1995, jenis-jenis sambungan pada perkerasan jalan beton, yaitu:
1. Sambungan susut contraction joint atau sambungan pada bidang yang
diperlemah dummy, dibuat untuk mengalihkan tegangan tarik akibat suhu, kelembaban, gesekan sehingga akan mencegah retak. Jika sambungan susut
tidak dipasang, maka akan terjadi retak yang acak pada permukaan beton. Retak akibat susut ini biasanya terjadi pada malam hari pertama, waktu pelat
beton selesai dicor. Sambungan susut ini ditempatkan pada jarak yang tidak melebihi perbandingan 3 : 2 dari panjang dan lebar pelat beton. Perlemahan
untuk membentuk sambungan susut dapat dibuat dengan cara penggergajian yang dilakukan pada permukaan pelat beton selebar 4-6 mm dengan
kedalaman lebih kurang ¼ dari tebal pelat betonnya. Kemudian perlemahan ini diisi dengan joint sealant sedalam 4 mm untuk mencegah masuknya air
dari permukaan perkerasan. 2.
Sambungan muai expansion joint, fungsi utamanya untuk menyiapkan ruang muai pada perkerasan akibat perubahan temperatur yang tinggi,
sehingga dapat mencegah terjadinya tegangan tekan yang akan menyebabkan perkerasan tertekuk. Pembuatan sambungan muai, biasanya dibuat dengan
cara dibentuk preformed, karena pada sambungan ini celah harus dibuat cukup lebar
3. Sambungan konstruksi construction joint, dibuat sehubungan dengan
berhentinya pekerjaan break down pada waktu selesai jam kerja, kerusakan alat atau keadaan darurat lainnya.
Wahid Ahmad : Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku Berdasarkan Metode Bina Marga Dan Aashto Study Literatur, 2009.
2.5 Tipe Kerusakan Pada Perkerasan Jalan Beton