Pelapisan Tambah Langsung Bonded

Wahid Ahmad : Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku Berdasarkan Metode Bina Marga Dan Aashto Study Literatur, 2009.

3.2.2 Pelapisan Tambah Langsung Bonded

Berdasarkan AASHTO 1993 untuk pelapisan ini dapat dituliskan persamaan sebagai berikut : eff T OV D D A D − = ........................................................................................3.9 dimana : OV D = Tebal lapisan tambah perkerasan T D = Tebal perkerasan yang diperlukan jika perkerasan baru dibangun pada subgrade lama eff D = Tebal efektif dari perkerasan induk

3.2.2.1 Menentukan nilai

T D Dalam menentukan karakteristik perkerasan yang ada seperti modulus dinamik reaksi subgrade k, modulus elastis beton perkerasan Ec diperoleh dari langkah sebagai berikut :  Dari deflektometer diperoleh defleksi permukaan D , 12 D , 24 D dan 36 D pada 0, 12, 24 dan 36 inchi 0, 305, 610 dan 915 mm dari pusat beban  Menghitung parameter AREA sebagai berikut : 2 2 2 1 6 36 24 12 D D D D D D AREA + + + = .............................................................3.10 Wahid Ahmad : Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku Berdasarkan Metode Bina Marga Dan Aashto Study Literatur, 2009. Gambar 3.6 Grafik hubungan k dan Do Sumber : AASHTO, 1993. Guide for Design of Pavement Structures. American Association of State Highway andTransportation Officials, Washington, DC Gambar 3.7 Grafik hubungan k dan E c D 3 Sumber : AASHTO, 1993. Guide for Design of Pavement Structures. American Association of State Highway andTransportation Officials, Washington, DC Wahid Ahmad : Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku Berdasarkan Metode Bina Marga Dan Aashto Study Literatur, 2009.  Masukkan parameter AREA kedalam gambar 3.3 sehingga di dapat harga efektif dinamis k, yang kemudian dari gambar 3.4 di dapat juga nilai 3 D E c , dikarenakan tebal D sudah diketahui maka harga c E dapat dihitung.

3.2.2.2 Menentukan nilai

eff D Dua metode yang di usulkan pada AASHTO design guide untuk menentukan tebal effektif yaitu dengan Condition Survey Method dan Remaining Life Method. a. Condition Survey Method Metode Survei Keadaan Berdasarkan kondisi yang ada tebal effektif dapat dihitung dengan : fat dur jc eff F F F D = …………………..........................................................................3.11  _ Menentukan F jc Jumlah titik dan retak yang tidak dapat diperbaiki per mil F jc bernilai1.00 untuk daerah yang rusak Gambar 3.8 Nilai F jc Sumber : AASHTO, 1993. Guide for Design of Pavement Structures. American Association of State Highway andTransportation Officials, Washington, DC Wahid Ahmad : Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku Berdasarkan Metode Bina Marga Dan Aashto Study Literatur, 2009. • Menentukan nilai F dur 1.00 Jika tidak ada masalah durabilitas retak 0.96-0.99 Sedikit retak tetapi tidak palling exists 0.88-0.95 Sedikit retak cracking dan beberapa serpihan terjadi 0.80-0.88 Retak banyak dan cracking dan banyak serpihan terjadi • Menentukan nilai F fat 0.97-1.00 Jika sangat sedikit terjadi retak melintang 0.94-0.96 Jika agak banyak terjadi retak melintang 0.90-0.93 Jika sangat banyak terjadi retak melintang b. Remaining Life Method Metode Umur Sisa Berdasarkan persentase umur sisa yang ada pada perkerasan, tebal effektif dapat dihitung dengan : D C D F eff = ………………………………………………………………………3.12 dimana D adalah tebal dari plat induk dan F C faktor kondisi yang ditentukan dari gambar 3.9, untuk menentukan factor F C , umur sisa dari perkerasan induk dapat dihitung dengan persamaan :       − = 5 . 1 1 100 N N RL p ……………………………………………………………...…3.13 Wahid Ahmad : Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku Berdasarkan Metode Bina Marga Dan Aashto Study Literatur, 2009. dimana : RL = Persentase umur sisa p N = Total ESALs Equivalent Single Axle Loads pada saat peninjauan. 5 . 1 N = Total ESALs terhadap “kegagalan” perkerasan pada PSI = 1. 5 . 1 N dapat ditentukan dari nomogram AASHTO seperti gambar 3.7. Gambar 3.9 Grafik hubungan kondisi faktor C F dan persentase umur sisa Sumber : AASHTO, 1993. Guide for Design of Pavement Structures. American Association of State Highway andTransportation Officials, Washington, DC Wahid Ahmad : Perencanaan Pelapisan Tambah Pada Perkerasan Kaku Berdasarkan Metode Bina Marga Dan Aashto Study Literatur, 2009. Gambar 3.10 Nomogram hubungan antara k dan nilai ESALs untuk menentukan nilai 5 . 1 N Sumber : AASHTO, 1993. Guide for Design of Pavement Structures. American Association of State Highway andTransportation Officials, Washington, DC

3.2.3 Pelapisan Tambah dengan Pemisah Unbonded

Dokumen yang terkait

Evaluasi Mekanistik Desain Perkerasan Lentur Bina Marga Nomor 02/M/Bm/2013 Terhadap Pembebanan Dan Modulus Lapisan

13 102 142

ANALISA PERBANDINGAN ANTARA METODE PD T-14-2003 (BINA MARGA) DAN METODE NAASRA UNTUK PERENCANAAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) JALAN RAYA, TAHUN AJARAN 2016/2017.

18 69 24

ANALISIS DESAIN GEOMETRIK JALAN PADA LENGKUNG HORIZONTAL (TIKUNGAN) DENGAN METODE BINA MARGA DAN AASHTO (STUDI LITERATUR).

0 5 25

STUDI KOMPARASI PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU JALAN TOL MENGGUNAKAN Studi Komparasi Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku Jalan Tol Menggunakan Metode Bina Marga 2002 Dan Aashto 1993 ( Studi Kasus : Ruas Jalan Tol Solo – Kertosono ).

0 2 17

PENDAHULUAN Studi Komparasi Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku Jalan Tol Menggunakan Metode Bina Marga 2002 Dan Aashto 1993 ( Studi Kasus : Ruas Jalan Tol Solo – Kertosono ).

0 4 4

STUDI KOMPARASI PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN KAKU JALAN TOL MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA 2002 DAN AASHTO 1993 Studi Komparasi Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku Jalan Tol Menggunakan Metode Bina Marga 2002 Dan Aashto 1993 ( Studi Kasus : Ruas Jalan Tol

0 2 11

Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku Pada Ruas Jalan Lingkar Majalaya Menggunakan Metode Bina Marga 2002.

0 7 22

Kata-kata Kunci : Metode AASHTO 1993, Metode Bina Marga 2013, Model lapis perkerasan lentur, Tebal lapis,

0 0 18

KOMPARASI TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE AASHTO 1993 DENGAN METODE BINA MARGA

1 24 11

PERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL LALU LINTAS DENGAN METODE BINA MARGA PADA RUAS JALAN SAMPANG - PAMEKASAN (Sta.84+000 – 97+000) TUGAS AKHIR - PERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OP

0 1 17