Pengaruh Faktor Individu, Psikologis dan Organisasi terhadap Kinerja Pengelola Keuangan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh

(1)

PENGARUH FAKTOR INDIVIDU, PSIKOLOGIS, DAN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PENGELOLA KEUANGAN

DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN PROVINSI ACEH

TESIS

Oleh : ROSLIDA 097032126 / IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PENGARUH FAKTOR INDIVIDU, PSIKOLOGIS, DAN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PENGELOLA KEUANGAN

DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN PROVINSI ACEH

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Oleh ROSLIDA 097032126 / IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Judul Tesis :PENGARUH FAKTOR INDIVIDU, PSIKOLOGIS, DAN ORGANISASI TERHADAP KINERJA

PENGELOLA KEUANGAN DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN PROVINSI ACEH Nama Mahasiswa : Roslida

Nomor Induk Mahasiswa : 097032126

Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Menyetujui Komisi Pembimbing :

(Dr. Khaira Amalia Fachrudin, S.E, Ak, M.B.A, MAPPI ) (Siti Khadijah Nasution, S.K.M, M.Kes Ketua Anggota

)

Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)


(4)

Telah diuji

Pada Tanggal : 31 Juli 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Khaira Amalia Fachrudin, S.E, Ak, M.B.A, MAPPI Anggota : 1. Siti Khadijah Nasution, S.K.M, M.Kes

2. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, S.E., M.Si 3. Ir. Evi Naria, M.Kes


(5)

PERNYATAAN

PENGARUH FAKTOR INDIVIDU, PSIKOLOGIS, DAN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PENGELOLA KEUANGAN

DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN PROVINSI ACEH

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dalam acuan naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, September 2012

Roslida 097032126/IKM


(6)

ABSTRAK

Kinerja suatu lembaga atau organisasi sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku individu yang ada di dalam organisasi tersebut, sehingga berpengaruh terhadap output

dan outcome yang akan diraih oleh organisasi. Pelaksanaan kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang bersumber dari pekerja sendiri maupun yang bersumber dari organisasi. Hasil survei awal di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Lhokseumawe bahwa permasalahan yang terjadi menyangkut faktor yang memengaruhi kinerja pengelola keuangan, sangat bervariatif, tercermin dalam penyelesaian tugas dari masing-masing pengelola yang masih tumpang tindih dan belum sepenuhnya memahami uraian dari tugas masing-masing. Pengelolaan keuangan di salah satu Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Lhokseumawe belum sepenuhnya mencapai target antara perencanaan dan realisasi anggaran secara maksimal.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor individu (kemampuan, keterampilan), psikologis (sikap, motivasi) dan organisasi (sumber daya, kepemimpinan) terhadap kinerja pengelola keuangan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh. Jenis penelitian menggunakan metode survey dengan explanatory research. Populasi adalah semua pegawai yang terlibat dalam proses pengelolaan keuangan di tiga KKP Provinsi Aceh yaitu KKP Sabang, KKP Banda Aceh dan KKP Lhokseumawe berjumlah 30 orang dan seluruhnya menjadi sampel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tingkat signifikansi 5% variabel individu (kemampuan dan keterampilan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pengelola keuangan di KKP Provinsi Aceh dan merupakan faktor dominan dalam memengaruhi kinerja pengelola keuangan. Variabel psikologis (sikap dan motivasi) berpengaruh positif dan signifikansi terhadap kinerja pengelola keuangan di KKP Provinsi Aceh. Variabel organisasi (sumber daya dan kepemimpinan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pengelola keuangan di KKP Provinsi Aceh.

Disarankan kepada Pimpinan KKP Provinsi Aceh lebih memerhatikan peningkatan kemampuan dan keterampilan kerja pengelola keuangan melalui program konsultasi ke berbagai KKP Kelas II dan I serta membuat program pelatihan di tempat kerja tentang manajemen keuangan, melaksanakan evaluasi kinerja untuk memantau kemajuan program-program setiap periode serta perekrutan tenaga kepegawaian berlatar belakang pendidikan akuntansi sehingga meningkatkan kinerja pengelola keuangan. Institusi pendidikan agar memperkenalkan bidang studi sistem penganggaran dan pengelolaan keuangan pada program Diploma dan Sarjana kesehatan.


(7)

ABSTRACT

The performance of an institution or organization is influenced by the factor of individual’s behavor inside of the organization that influence the out and outcome to be achieved by the organzation itself. Performance is influenced by several factors either the ones coming from the staff themselves or organization itself. The result of preliminary survey done at the Port Health office Class III Lhokseumawe Showed that the problems occurred related to the factors influencing the performance of financial managers was very varied seen through the completion of tasks of each financial manager which is still overlapping and the financial managers have not fully understand their respective job description. The financial management in one of the Port Health Offices Class III Lhokseumawe has not fully achieved the target set between the planning and the maximum butget realization.

The purpose of this explanatori survey study was to find out and analyze the influence the factors of individual (ability,skill), psychology (attitude, motivation) and organization (human resources, leadership) on the perfomance of financial manager at the Port Health Office, the Province Aceh. The population of this study was all of the 30 staff getting involved in the process of financial managemant at 3 (three) Port Health Offices, the Province of Aceh, namely, the Port Health Office Sabang, thePort Health Office Banda Aceh, and the Port Health Office Lhokseumawe. All of the 30 staff was selected to be the samples for this study.

The result of this study showed that at the level of significance of 5%, the variables of individual (abilty an skill) had a positive and significant influence on the performance of the financial managers at the Port Health Office, the Province of Aceh. The variables of psychologiy (attitude and motivation) had a positive and significant influence on the perpormance of the financial managers at Port Health Office, the Province of Aceh. The variables of organization (human resources and leadership) had a positive and significant influence on the perpormance of the financial managers at the Port Health Office, the Province of Aceh. Ability and skill were the dominant factors influencing the perpormance of the financial managers.

The head of the Port Health Office, the Province of Aceh is suggested to pay more attention to the improvement of ability and skill of financial managers throuht program of concultation to various Port Health Office Class II and Class I, to provide training program at the work place on financial management, to evaluate the performance of staff to monitor the progress of the program of each period, and to recruit new staff with accounting educational bacground that can improve the performance of financial managers. The educational institution should should introduce the study program of budgeting system and financial management in the Health Diploma and Undergraduate programs.

Keywords: Individual, Psychology, Organization, Performance of Financial Manager


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan berkat-Nya sehingga dengan izin-berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul ”Pengaruh Faktor Individu, Psikologis dan Organisasi terhadap Kinerja Pengelola Keuangan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh”.

Tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.

Dalam menyusun tesis ini, penulis mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, D.T.M&H., M.Sc (CTM)., Sp.A, (K).

2. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Dr. Drs. Surya Utama, M.S atas kesempatan penulis menjadi mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Sekretaris Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si.


(9)

4. Ketua Komisi Pembimbing Dr. Khaira Amalia Fachrudin, S.E, Ak, M.B.A, MAPPI dan Anggota Komisi Pembimbing Siti Khadijah Nasution, S.K.M, M.Kes atas segala ketulusannya dalam menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan, dorongan, saran dan perhatian selama proses proposal hingga penulisan tesis ini selesai.

5. Tim Penguji Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, S.E., M.Si dan Ir. Evi Naria, M.Kes yang telah banyak memberikan saran, bimbingan dan perhatian selama penulisan tesis.

6. Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepada penulis dalam rangka menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.

7. Para dosen, staf dan semua pihak yang terkait di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

8. Ucapan terima kasih yang tulus saya tujukan kepada orangtua Ayahanda M. Daud (Alm) dan Ibunda Fatimah serta keluarga besar yang telah memberikan

dukungan moril serta doa dan motivasi selama penulis menjalani pendidikan. 9. Teristimewa buat Suami Tercinta Mustafa, dan Ananda Dani Gunawan, Rousga

Gunanza dan putri Fitra Eliza atas dorongan materi dan semangat hingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan studi S2 ini.


(10)

10. Teman-teman seperjuangan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, atas bantuannya dan memberikan semangat dalam penyusunan tesis.

Akhirnya saya menyadari segala keterbatasan yang ada. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini, dengan harapan, semoga tesis ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, September 2012 Penulis

Roslida 097032126/IKM


(11)

RIWAYAT HIDUP

Roslida, lahir pada tanggal 15 November 1968 di Blang Jambe Kecamatan Julok Kabupaten Aceh Timur Provinsi Aceh, beragama Islam, bertempat tinggal di Lhoksemawe. Menikah dengan Mustafa pada tanggal 04 April 1990 dan dikarunia 2 orang putra dan 1 orang putri, yaitu Dani Gunawan, Fitra Eliza, dan Rousga Gunanza.

Pendidikan, SDN Blang Jambe (1982), SMPN Kota Binjai Kecamatan Julok (1985). SPK YDB Langsa (1988). D-III Kebidanan Helvetia Medan (2006), D-IV Bidan Pendidik STIKes Yayasan Pendidikan Darussalam Lhokseumawe (2009) dan Tahun 2009 sampai sekarang menjadi mahasiswa S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan IKM USU.

Penulis memulai karir sebagai tenaga perawat di RSCM PTPN 1 Langsa tahun 1988. Penulis menjadi pegawai negeri sipil tahun 1996 dan bekerja sebagai Koordinator Pelabuhan Kuala Sigli pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Lhokseumawe sampai sekarang.


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Hipotesis ... 9

1.5 Manfaat Penelitian ... 9

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kinerja ... 10

2.2 Kinerja ... 13

2.2.1 Determinan Kinerja ... 14

2.2.2 Penilaian Kinerja ... 15

2.2.3 Kinerja Pengelola Keuangan ... 19

2.2.4 Prinsip Pembagian Kewenangan dalam Pengelolaan Keuangan ... 20

2.2.5 Pengertian dan Ruang Lingkup APBN ... 23

2.2.6 Struktur dan Organisasi Pengelola Keuangan ... 24

2.2.7 Kinerja Pengelolaan Keuangan APBN ... 30

2.3 Telaah Penelitian Sebelumnya ... 32

2.4 Landasan Teori ... 33

2.5 Kerangka Konsep ... 34

BAB 3. METODE PENELITIAN ... 37

3.1 Jenis Penelitian ... 37

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

3.3 Populasi dan Sampel ... 37

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.4.1 Uji Validitas ... 38


(13)

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Independen Variabel ... 39

... 39

3.5.2 Dependen Variabel ... 40

3.6 Metode Pengukuran ... 41

3.7 Metode Analisis Data ... 47

3.7.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 49

BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 52

4.1 Gambaran Umum Kantor Kesehatan Pelabuhan ... 52

4.1.1 Sejarah Kantor Kesehatan Pelabuhan ... 52

4.1.2 Visi dan Misi ... 53

4.1.3 Struktur Organisasi ... 54

4.2 Karakteristik Responden ... 55

4.3 Analisis Univariat ... 57

4.3.1 Faktor Individu ... 57

4.3.2 Faktor Psikologis ... 67

4.3.3 Faktor Organisasi ... 70

4.3.4 Kinerja Pengelola Keuangan ... 72

4.4 Analisis Bivariat ... 74

4.4.1 Hubungan Individu, Psikologis dan Organisasi dengan Kinerja Pengelola Keuangan di KKP Provinsi Aceh .. 74

4.5 Analisis Multivariat ... 75

4.5.1 Uji Asumsi Klasik ... 75

4.5.2 Pengujian Hipotesis ... 80

BAB 5. PEMBAHASAN... 84

5.1. Pengaruh Faktor Individu terhadap Kinerja Pengelola Keuangan ... 84

5.2. Pengaruh Faktor Psikologis terhadap Kinerja Pengelola Keuangan ... 87

5.3. Pengaruh Faktor Organisasi terhadap Kinerja Pengelola Keuangan ... 89

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 91

6.1 Kesimpulan ... 91

6.2 Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 95


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman 3.1 Aspek Pengukuran Variabel Dependen dan Independen ... 42

4.1. Distribusi Karakteristik Responden ... 56

4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan di Kantor

Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh ... 60

4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Keterampilan di Kantor

Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh ... 65

4.4. Distribusi Kategori Individu ... 67

4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap di Kantor Kesehatan

Pelabuhan Provinsi Aceh ... 67

4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi di Kantor

Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh ... 68

4.8. Distribusi Kategori Psikologis ... 69

4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Daya di Kantor

Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh ... 70

4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Kepemimpinan di Kantor

Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh ... 71

4.11. Distribusi Kategori Organisasi ... 72

4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja di Kantor Kesehatan

Pelabuhan Provinsi Aceh ... 73


(15)

4.14. Hubungan Individu dengan Kinerja Pengelola Keuangan di KKP

Provinsi Aceh ... 75

4.15. Hasil Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 77

4.16. Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) ... 78

4.17. Hasil Uji GlejserCoefficients ... 80

4.18. Hasil Uji Determinasi (R2) ... 81

4.19. Hasil Uji Serentak (Uji F) ... 81


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1. Determinan Kinerja Individu dalam Organisasi ... 15

2.2. Struktur Pengelola Keuangan APBN Satuan Kerja ... 26

2.3. Kerangka Konsep ... 36

4.1. Struktur Organisasi KKP Kelas III ... 55

4.2. Hasil Uji Normalitas ... 76


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Surat Izin Penelitian dari Program Studi S2 Ilmu

KesehatanMasyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat USU ... 98

2. Surat Telah Selesai Meneliti dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh ... 99

3. Kuesioner Penelitian ... 100

4. Pengolahan Data ... 113


(18)

ABSTRAK

Kinerja suatu lembaga atau organisasi sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku individu yang ada di dalam organisasi tersebut, sehingga berpengaruh terhadap output

dan outcome yang akan diraih oleh organisasi. Pelaksanaan kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang bersumber dari pekerja sendiri maupun yang bersumber dari organisasi. Hasil survei awal di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Lhokseumawe bahwa permasalahan yang terjadi menyangkut faktor yang memengaruhi kinerja pengelola keuangan, sangat bervariatif, tercermin dalam penyelesaian tugas dari masing-masing pengelola yang masih tumpang tindih dan belum sepenuhnya memahami uraian dari tugas masing-masing. Pengelolaan keuangan di salah satu Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Lhokseumawe belum sepenuhnya mencapai target antara perencanaan dan realisasi anggaran secara maksimal.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor individu (kemampuan, keterampilan), psikologis (sikap, motivasi) dan organisasi (sumber daya, kepemimpinan) terhadap kinerja pengelola keuangan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh. Jenis penelitian menggunakan metode survey dengan explanatory research. Populasi adalah semua pegawai yang terlibat dalam proses pengelolaan keuangan di tiga KKP Provinsi Aceh yaitu KKP Sabang, KKP Banda Aceh dan KKP Lhokseumawe berjumlah 30 orang dan seluruhnya menjadi sampel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tingkat signifikansi 5% variabel individu (kemampuan dan keterampilan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pengelola keuangan di KKP Provinsi Aceh dan merupakan faktor dominan dalam memengaruhi kinerja pengelola keuangan. Variabel psikologis (sikap dan motivasi) berpengaruh positif dan signifikansi terhadap kinerja pengelola keuangan di KKP Provinsi Aceh. Variabel organisasi (sumber daya dan kepemimpinan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pengelola keuangan di KKP Provinsi Aceh.

Disarankan kepada Pimpinan KKP Provinsi Aceh lebih memerhatikan peningkatan kemampuan dan keterampilan kerja pengelola keuangan melalui program konsultasi ke berbagai KKP Kelas II dan I serta membuat program pelatihan di tempat kerja tentang manajemen keuangan, melaksanakan evaluasi kinerja untuk memantau kemajuan program-program setiap periode serta perekrutan tenaga kepegawaian berlatar belakang pendidikan akuntansi sehingga meningkatkan kinerja pengelola keuangan. Institusi pendidikan agar memperkenalkan bidang studi sistem penganggaran dan pengelolaan keuangan pada program Diploma dan Sarjana kesehatan.


(19)

ABSTRACT

The performance of an institution or organization is influenced by the factor of individual’s behavor inside of the organization that influence the out and outcome to be achieved by the organzation itself. Performance is influenced by several factors either the ones coming from the staff themselves or organization itself. The result of preliminary survey done at the Port Health office Class III Lhokseumawe Showed that the problems occurred related to the factors influencing the performance of financial managers was very varied seen through the completion of tasks of each financial manager which is still overlapping and the financial managers have not fully understand their respective job description. The financial management in one of the Port Health Offices Class III Lhokseumawe has not fully achieved the target set between the planning and the maximum butget realization.

The purpose of this explanatori survey study was to find out and analyze the influence the factors of individual (ability,skill), psychology (attitude, motivation) and organization (human resources, leadership) on the perfomance of financial manager at the Port Health Office, the Province Aceh. The population of this study was all of the 30 staff getting involved in the process of financial managemant at 3 (three) Port Health Offices, the Province of Aceh, namely, the Port Health Office Sabang, thePort Health Office Banda Aceh, and the Port Health Office Lhokseumawe. All of the 30 staff was selected to be the samples for this study.

The result of this study showed that at the level of significance of 5%, the variables of individual (abilty an skill) had a positive and significant influence on the performance of the financial managers at the Port Health Office, the Province of Aceh. The variables of psychologiy (attitude and motivation) had a positive and significant influence on the perpormance of the financial managers at Port Health Office, the Province of Aceh. The variables of organization (human resources and leadership) had a positive and significant influence on the perpormance of the financial managers at the Port Health Office, the Province of Aceh. Ability and skill were the dominant factors influencing the perpormance of the financial managers.

The head of the Port Health Office, the Province of Aceh is suggested to pay more attention to the improvement of ability and skill of financial managers throuht program of concultation to various Port Health Office Class II and Class I, to provide training program at the work place on financial management, to evaluate the performance of staff to monitor the progress of the program of each period, and to recruit new staff with accounting educational bacground that can improve the performance of financial managers. The educational institution should should introduce the study program of budgeting system and financial management in the Health Diploma and Undergraduate programs.

Keywords: Individual, Psychology, Organization, Performance of Financial Manager


(20)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Undang No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, memberikan amanat kepada pemerintah mulai dari Presiden, Gubernur, Walikota/Bupati untuk wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)/Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berupa laporan keuangan.

Laporan keuangan tersebut setidaknya harus meliputi laporan realisasi APBN/APBD, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Dengan diberlakukannya kedua peraturan pemerintah tersebut, maka aparatur baik di Kantor Kesehatan Pelabuhan telah mempunyai pedoman berupa standar dan sistem yang baku untuk menyusun laporan realisasi anggaran dan pertanggungjawaban keuangan sesuai prinsip-prinsip tata kelola keuangan pemerintahan yang baik .

Sistem Administrasi Keuangan dan Perlengkapan yang baik, Sangat dibutuhkan untuk mewujudkan program program dibidang kesehatan masyarakat, sebagaimana yang tertuang dalam salah satu Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 bahwa peningkatan kualitas pengelolaan anggaran dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Kesehatan secara efektif, efisien dan dilaporkan sesuai ketentuan dengan indikator yaitu tersusunnya laporan keuangan


(21)

Kementerian Kesehatan setiap tahun anggaran sesuai peraturan perundang-undangan yang belaku sehingga terwujudnya pengelolaan keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) (Kementerian Kesehatan Jakarta, 2010).

Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara eksekutif dan legeslatif tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang diperlukan dalam perkirakan akan terjadi defisit atau surplus. Dengan demikian, anggaran mengkoordinasikan aktifitas belanja pemerintah dan memberikan landasan bagi upaya perolehan pendapatan dan pembiayaan oleh pemerintah untuk suatu periode tertentu yang biasanya mencakup periode tahunan. Namun tidak tertutup kemungkinan disiapkannya lebih atau kurang dari setahun.

Fungsi anggaran di lingkungan pemerintah mempunyai pengaruh penting dalam akuntansi dan pelaporan keuangan, antara lain karena; 1) Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik, 2) Anggaran merupakan target fiskal yang menggambarkan keseimbangan antara belanja, pendapatan dan pembiayaan yang diinginkan, 3) Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki konsekuensi hukum, 4) Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintah, 5) Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan keuangan pemerintah sebagai pernyataan pertanggung jawaban pemerintah kepada publik (Pandu, 2009).

Pengelolaan anggaran memerlukan usaha-usaha dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, upaya menuju ke arah tersebut perlu juga


(22)

pembentukan peraturan dan perundang undangan yang berlaku agar dapat terealisasi anggaran dan pembangunan khususnya bidang kesehatan.

Pembangunan Kesehatan di wilayah pelabuhan dan bandara merupakan bagian integral dari Pembangunan Kesehatan Nasional. Berdasarkan Permenkes RI No. 356/Menkes/Per/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan. Salah satu tugas pokok dan fungsinya adalah melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan obat, makanan, kosmetik dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA), serta pengamatan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radikal di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara.

Program yang dilaksanakan dalam menunjang tugas pokok dan fungsi adalah Program Kekarantinaan dan Surveilans Epidemiologi seperti mendeteksi kapal-kapal yang datang dari daerah/negara yang terjangkit penyakit, Program Kesehatan Pelabuhan seperti kunjungan poliklinik dalam pemantauan kesiagaan gawat darurat medik, penerbitan buku International Certificate of Vaccination (ICV) untuk meningitis dan program pengendalian resiko lingkungan seperti pengawasan dan pemberantasan nyamuk, pemberantasan tikus dan pinjal serta pengawasan penyediaan air bersih (Depkes RI, 2007).

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab


(23)

masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum sesuai dengan moral dan etika (Prawirosentono, 1999). Oleh karena itu kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja lembaga (institutional performance) atau kinerja perusahaan (corporate performance) mempunyai keterkaitan antara satu dengan lainnya, karena kinerja suatu lembaga atau organisasi sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku individu yang ada di dalam organisasi tersebut, sehingga berpengaruh terhadap output dan outcome yang akan diraih oleh organisasi. Organisasi akan berhasil mencapai tujuannya apabila perilaku-perilaku individu di dalamnya dapat diarahkan dan dimotivasi untuk mencapai output tertentu (Ruky, 2002).

Pelaksanaan kinerja akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang bersumber dari pekerja sendiri maupun yang bersumber dari organisasi. Dari pekerja sangat dipengaruhi oleh kemampuan atau kompetensinya sedang dari sisi organisasi dipengaruhi oleh seberapa hal baik kepemimpinan suatu organisasi dalam hal pemberdayaan pekerja, dan peningkatan kemampuan pekerja (Wibowo, 2007).

Menurut teori Gibson (1997) bahwa kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu; Faktor individu, psikologis dan organisasi. Secara teoritis variabel individu terdiri dari; kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga, dan demografis, variabel psikologis yang terdiri dari; persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi serta variabel organisasi terdiri dari; sumberdaya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan disain pekerjaan.


(24)

Aspek kinerja menurut Mangkunegara (2005) terdiri dari dua aspek yaitu aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. Aspek kuantitatif meliputi 1) proses kerja dan kondisi pekerjaan, 2) waktu yang digunakan atau lamanya melaksanakan pekerja3) jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan. Sedangkan aspek kualitatif meliputi: 1) ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan, 2) tingkat kemampuan dalam bekerja, 3) kemampuan menganalisis data/informasi, kemampuan/ kegagalan menggunakan mesin/peralatan dan 4) kemampuan mengevaluasi (keluhan/keberatan)

Kinerja pengelolaan keuangan Kantor Kesehatan Pelabuhan Aceh, kemungkinan belum berjalan sesuai yang diharapkan. Pada Tahun Anggaran 2009 terjadi salah satu program kegiatan yang tidak dapat terealisasi yaitu pada Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, Kegiatan Penanggulangan Penyakit Menular dengan Sub. Kegiatan Pengawasan Lalu Lintas Orang/Barang/Alat Angkut terhadap penanggulangan penyakit PHEIC (Public Health Emergincy of International Consern) adalah Belanja Modal Peralatan dan Mesin berupa pengadaan 1 (satu) unit kenderaan roda empat untuk operasional kegiatan tersebut, karena adanya pemblokiran anggaran atau tanda bintang saat Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) disahkan, dan pembukaan bintang pada DIPA terjadi pada akhir trimester ke III setelah menempuh langkah-langkah dan prosedur serta aturan yang berlaku, namun pelaksanaan pelelangan tidak dapat dilakukan karena waktu tidak mencukupi untuk melakukan proses tersebut (Dirjen P2PL 2010).

Pengelola keuangan dalam melaksanakan program perencanaan realisasi harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Anggaran DIPA yang bertanda


(25)

bintang dalam pencairan dana diikuti penyusunan administrasi penyediaan barang dan jasa pada tahun anggaran berjalan. Persiapan penyusunan administrasi untuk pelaksanaan program tersebut seperti persiapan dokumen-dokumen pengumuman proyek pengadaan barang dan jasa, penyusunan jadwal pelelangan, penyelenggaraan lelang dalam menyediaan barang dan jasa dan pertanggung jawaban kegiatan harus dilaksanakan pada tahun anggaran berjalan.

Pengelolaan keuangan yang masih belum sesuai antara perencanaan dan realisasi yang telah ditetapkan pada DIPA, dapat mengakibatkan kegiatan program pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan tertunda seperti program lingkungan sehat dan program pemberantasan penyakit, kegiatan tersebut meliputi sarana air bersih dan sanitasi dasar, pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan, pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan dan pengembangan wilayah sehat dan penanggulangan faktor resiko/pemberantas vektor (Laporan Tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan, 2010).

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Syahputra, (2002) menyimpulkan variabel kemampuan individu dan persepsi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai Yayasan Pendidikan Sinar Husni Deli Serdang. Asih (2006) tentang auditor dalam bidang auditing pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Propinsi Jawa Barat menunjukkan pengalaman dari lamanya bekerja sebagai auditor mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerjanya bidang auditing.

Permasalahan yang terjadi menyangkut faktor yang memengaruhi kinerja pengelola keuangan, sangat bervariatif, tercermin dalam penyelesaian tugas dari


(26)

masing-masing pengelola yang masing tumpang tindih dan belum sepenuhnya memahami uraian dari tugas masing-masing. Pengelolaan keuangan di salah satu KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Lhokseumawe) belum sepenuhnya mencapai target antara perencanaan dan realisasi anggaran secara maksimal, disebabkan oleh faktor-faktor tersebut di atas.

Masa kerja petugas biasa hanya tiga atau dua tahun, karena sebagian besar petugas pengelolaan keuangan tidak menjabat secara kontinyu atau petugas pengelola keuangan selalu berganti-ganti setiap dua atau tiga tahun, maka pengalaman sebagai sumber pengetahuan menjadi petugas pengelola keuangan cenderung tidak permanen karena kondisi waktu yang berulang menyebabkan petugas selalu belajar terlebih dahulu.

Hasil wawancara 10 orang pengelola keuangan, 50% tingkat pemahaman terhadap Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) masih belum optimal, sebagian pegawai masih bertanya kepada rekan kerja atau pimpinan dalam melaksanakan prosedur yang akan dilakukan, 80% menginginkan pergantian masa jabatan pengelola keuangan di atas 3 tahun. Namun ada juga yang beranggapan bahwa jika besarnya anggaran yang akan dikelola akan menunjukkan makin sulitnya atau besarnya beban pekerjaan pengelolaan anggaran (60%). Untuk meningkatkan kinerja pengelola keuangan, pimpinan harus selalu memberikan pengawasan melekat, 30% menyatakan bimbingan atau arahan pelaksanaan pengelolaan dalam rapat-rapat kurang tepat sasaran sehingga dana anggaran Dipa masih ada yang tidak terealisasi.

Perilaku sangat memengaruhi terhadap capaian kinerja petugas pengelola keuangan, karena perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi


(27)

manusia dengan lingkungannya, yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan dan sikap/perilaku serta tindakan. Perilaku manusia bersifat holistik atau menyeluruh (Muchlas, 2005). Untuk menunjang pelaksanan pengelolaan keuangan yang baik, sumber daya merupakan penentu yang cukup konsisten terhadap kinerja organisasi (Scot, 2003). Sumber daya tersebut berupa gaya kepemimpinan, kemampuan, keterampilan, penilaian dan minat sangat diperlukan untuk menerapkan tekhnik-tekhnik pengelolaan keuangan secara profesional sehingga realisasi anggaran sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

1.2. Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh faktor individu (kemampuan, keterampilan), psikologis (sikap, motivasi) dan organisasi (sumber daya, kepemimpinan) terhadap kinerja pengelola keuangan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh.

1.3. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor individu (kemampuan, keterampilan), psikologis (sikap, motivasi) dan organisasi (sumber daya, kepemimpinan) terhadap kinerja pengelola keuangan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh.

1.4. Hipotesis

Ada pengaruh faktor individu (kemampuan, keterampilan), psikologis (sikap, motivasi) dan organisasi (sumber daya, kepemimpinan) terhadap kinerja pengelola keuangan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh.


(28)

1.5. Manfaat Penelitian

1. Sebagai sumber informasi pengembangan analisis kebijakan kesehatan tentang pengaruh faktor individu, psikologis dan organisasi terhadap kinerja pengelola keuangan Kantor Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh.

2. Bagi instansi terkait sebagai bahan masukan yang dijadikan untuk pertimbangan dan mengambil kebijakan bagi manajemen keuangan dalam peningkatan kinerja pengelola keuangan.

3. Bermanfaat bagi pengembangan dalam ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan terutama dalam menerapkan kebijakan kesehatan untuk mencapai realisasi anggaran kesehatan.


(29)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kinerja

Menurut Gibson (1997) ada tiga faktor yang memengaruhi kinerja seseorang, yaitu faktor individu, psikologis dan faktor organisasi.

1. Faktor individu

Menurut Rivai (2003) perilaku individu adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Individu membawa tatanan dalam organisasi berupa kemampuan, kepercayaan, pribadi, penghargaan, kebutuhan dan pengalaman masa kerja

Karakteristik individu akan memasuki suatu lingkungan baru yaitu organisasi atau lainnya. Organisasi juga mempunyai karakteristik dan merupakan suatu lingkungan bagi individu. Selanjutnya karakteristik individu berinteraksi dengan karakteristik organisasi yang akan mewujudkan perilaku individu dalam organisasi.

Menurut Nawawi (2008) kompetensi individu adalah kemampuan dan keterampilan melakukan kerja yang dipengaruhi oleh pendidikan, akumulasi pelatihan dan pengalaman kerja. Variabel individu dipengaruhi oleh variabel kemampuan, keterampilan, latar belakang pribadi dan demografis. Variabel kemampuan dan keterampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi prilaku kerja dan kinerja individu, sedangkan variabel demografis mempunyai pengaruh yang tidak langsung.


(30)

2. Faktor psikologis

Faktor psikologis terdiri dari variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel ini menurut Gibson (1997) banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis, variabel seperti persepsi, sikap, kepribadian dan belajar, merupakan hal yang komplek yang sulit untuk di ukur.

Siegel, G and HR Marcony (1998) tentang dampak pengalaman dalam kompleksitas tugas, tugas spesifik dan gaya pengambilan keputusan, memberikan kesimpulan bahwa kompleksitas tugas merupakan faktor terpenting yang harus dipertimbangkan dalam pertambahan pengalaman. Auditor junior biasanya memperoleh pengetahuan dan pengalamannya terbatas dari buku teks sedangkan auditor senior mengembangkan pengetahuan dan pengalaman lewat pelatihan dan pengembangan lebih lanjut dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan.

3. Faktor organisasi

Menurut Rosidah, dkk (2003) organisasi dipengaruhi oleh sumber daya yang terdiri dari sumber daya manusia dan sumber daya non manusia atau disebut jasa dengan sumber daya alam (natural resource) seperti modal, mesin, teknologi, material dan lain-lain. Kedua kategori sumber daya tersebut sama-sama penting, akan tetapi sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor dominan karena memilki akal, pengetahuan, keterampilan, motivasi, karya dan prestasi. Pada prinsipnya SDM adalah satu-satunya sumber daya yang sangat menentukan organisasi dalam melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan.


(31)

Ilyas (2001) untuk menilai kualitas kerja SDM maka perlu dilakukan penilaian kerja dengan cara membandingkan hasil karya yang dilakukan personel dengan standar prestasi kerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Bila dari hasil penilaian ini ternyata personel yang bersangkutan masih jauh atau belum dapat mencapai tolak ukur yang ditetapkan, maka salah satu penyebabnya adalah belum sepenuhnya personel tersebut melaksanakan disiplin kerja, menunda-nunda pekerjaan sehingga target penyelesaian pekerjaan tidak pernah tercapai.

Menurut Mangkunegara (2005) Aspek kinerja terdiri dari dua aspek yaitu aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. Aspek kuantitatif meliputi 1) proses kerja dan kondisi pekerjaan, 2) waktu yang digunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan, 3) jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan. Sedangkan aspek kualitatif meliputi: 1) ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan, 2) tingkat kemampuan dalam bekerja, 3) kemampuan menganalisis data/informasi, kemampuan/ kegagalan menggunakan mesin/peralatan dan 4) kemampuan mengevaluasi (keluhan/keberatan)

Kelompok variabel organisasi menurut Gibson (1997) terdiri dari variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan, dan berefek tidak langsung terhadap prilaku dan kinerja individu.

Menurut Mangkunegara (2000), bahwa faktor yang memengaruhi kinerja yaitu:

a. Faktor kemampuan. Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu


(32)

individu dalam organisasi perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

b. Faktor motivasi. Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja.

2.2 Kinerja

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum sesuai dengan moral dan etika (Prawirosentono, 1999).

Dalam mengukur kinerja suatu organisasi yang dipakai adalah Job Diskription.

Kinerja merupakan istilah yang berasal dari Job Performance atau Actual, Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi (Ilyas, 2001). Kinerja juga hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2000).

Menurut Notoatmodjo (2000) mengemukakan tentang faktor-faktor yang memengaruhi kinerja yang disingkat “ Achveve” yang artinya Ability (kemampuan bawaan), Capasity (kemampuan yang dapat dikembangkan), Help (bantuan untuk terwujudnya kinerja), Incentive (imbalan material maupun non material),


(33)

uraian kerja) dan Evaluation (Adanya umpan balik dari hasil kerja). Kinerja dihasilkan oleh adanya 3 (tiga) hal yaitu ;

b. Kemampuan (ability) dalam ujudnya sebagai kapasitas untuk berprestasi (capasity to perform).

c. Kemampuan, semangat, hasrat atau motivasi dalam ujudnya sebagai kesediaan untuk berprestasi (willingness to perform)

d. Kesempatan untuk berprestasi (opportunity to perform).

Kinerja sebagai hasil kerja (output) yang berasal dari adanya prilaku kerja serta lingkungan kerja tertentu yang kondusif.

2.2.1 Determinan Kinerja

Menurut Gibson (1977) determinan kinerja individu dalam organisasi dibagi atas tiga kelompok yaitu :

1. Variabel individu

Variabel individu digolongkan atas kemampuan dan keterampilan, latar belakang keluarga dan demografi. Kemampuan merupakan sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang menyelesaikan pekerjaannya. Keterampilan merupakan kecakapan yang berhubungan degan tugas yang dimiliki dan dipergunakan oleh seseorang pada waktu yang tepat.

2. Variabel Psikologis

Variabel Psikologis digolongkan atas persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi.


(34)

3. Variabel Organisasi

Variabel Organisasi digolongkan atas sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan.

Determinan kinerja individu dalam organisasi dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Determinan Kinerja Individu dalam Organisasi (Sumber: Gibson, 1997)

2.2.2 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan faktor kunci yang mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya

Variabel Individu 1.Kemampuan dan Ketrampilan - Mental - Fisik

2. Latar Belakang Keluarga - Tingkat Sosial - Pengalaman 3. Demografis - Umur - Asal-usul - Jenis Kelamin

Perilaku Individu (apa yang dikerjakan orang)

Prestasi

(hasil yang diharapkan)

Variabel Organisasi - Sumber Daya - Kepemimpinan - Imbalan

- Struktur

- Desain Pekerjaan

Variabel Psikologis - Persepsi - Sikap - Kepribadian - Belajar - Motivasi


(35)

tentang bagaimana kinerja karyawan. Menurut Hellriegel dan Slocum dalam Aditama (2000), menyatakan bahwa penilaian prestasi kerja (performance appraisal) adalah suatu proses sistimatik untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan setiap karyawan serta menemukan jalan untuk memperbaiki prestasi mereka. Menurut Ilyas (2001), penilaian kinerja mencakup faktor-faktor antara lain:

a. Pengamatan, yang merupakan proses menilai dan memiliki prilaku yang ditentukan oleh sistem pekerjaan.

b. Ukuran, yaitu untuk mengukur prestasi kerja seorang petugas dibandingkan dengan uraian pekerjaan yang telah ditetapkan untuk personal tersebut.

c. Pengembangan, yaitu penilaian yang yang bertujuan untuk memotivasi personil mengatasi kekurangannya dan mendorong individu untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada pada dirinya.

Menurut Guilbert (dalam Hasibuan 2001) kinerja adalah suatu yang dapat dikerjakan seseorang sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya yang dipengaruhi oleh sikap, pengetahuan dan prilaku. Faktor tersebut sangat dibutuhkan dalam menangani tugas-tugas organisasi, antara lain dalam hal kemampuan menerapkan konsep dan tekhnik perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, koordinasi dan evaluasi kinerja unit organisasi, juga kemampuan dalam melaksanakan prinsip-prinsip good governance dalam manajemen pemerintahan.

Salah satu karakterestik dasar yang memengaruhi kompetensi seseorang menurut Ulum (2005) adalah skill yaitu kemampuan untuk mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas fisik atau mental tertentu nyata dilakukan, dalam hal ini


(36)

menyangkut pengelolaan keuangan dan penatalaksanaan manajemen. Menurut (R.W. Morell,1969) dalam bukunya “Management : Ends and Means” manajemen adalah aktivitas dalam organisasi terdiri dari penentuan tujuan-tujuan (sasaran) suatu organisasi, dan penentuan sarana-sarana untuk mencapai sasaran secara efektif. Tentunya untuk menghasilkan suatu kinerja organisasi yang diharapkan sesuai dengan perencanaan dan target yang diharapkan, sedangkan kualitas manajerial adalah seberapa baik dan buruknya kinerja manajerial, yaitu kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial, antara lain; perencanaan, koordinasi, supervisi, staffing, negosiasi, dan representasi (Supomo, 1998).

Menurut Ilyas (2001), pada dasarnya metode penilaian kinerja dapat dibedakan atas beberapa metode yaitu:

a. Penilaian teknik Essay

Metode ini, penilai menuliskan deskripsi tentang kelebihan dan kekurangan seorang personel yang meliputi prestasi, kerjasama, dan pengetahuan personil tentang pekerjaannya. Dalam penilaian ini atasan melakukan penilaian secara menyeluruh atas hasi kerja bawahan.

b. Metode penilaian komparasi

Metode ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil pelaksanaan pekerjaan seorang personel dengan yang lain yang melakukan pekerjaan sejenis. Dengan membandingkan hasil pelaksanaan pekerjaan, seperti ini akan mudah menentukan personel mana yang terbaik prestasinya sehingga mendapat bobot tinggi,


(37)

yang dapat dijadikan dasar untuk menentukan kriteria pemberian tingkat kompensasi, pemberian tanggung jawab yang lebih tinggi dan sebagainya.

c. Metode Penggunaan Daftar Periksa

Metode penilaian dilakukan dengan menggunakan daftar periksa (check list) yang telah disediakan sebelumnya. Daftar ini berisi komponen-komponen yang dikerjakan seorang personel yang dapat diberi bobot “ya” atau “tidak”, “selesai” atau “belum”, atau dengan bobot presentase penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan. Setiap personel perlu disediakan daftar checklis sesuai dengan bidang pekerjaan dan uraian tugas masing-masing.

d. Metode penilaian langsung

Metode dilakukan dengan melihat langsung pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Petugas yang melakukan penilaian ini adalah orang yang mengetahui apa yang harus dilihat dan dinilai.

e. Metode Penilaian berdasarkan Perilaku

Metode penilaian kinerja ini didasarkan pada uraian pekerjaan yang disusun sebelumnya. Biasanya uraian pekerjaan tersebut menentukan perilaku apa yang diperlukan oleh seorang personel yang dinilai untuk melakukan pekerjaan itu.

f. Metode Penilaian Berdasarkan Kejadian Kritis

Metode penilaian berdasarkan insiden kritis ini dilaksanakan oleh atasan melalui pencatatan atau perekaman peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan perilaku personel yang dinilai dalam melaksanakan pekerjaan.


(38)

g. Metode Penilaian Berdasarkan Efektifitas

Metode penilaian berdasarkan efektifitas dengan menggunakan sasaran perusahaan sebagai indikasi penilaian kinerja. Metode ini cukup rumit, karena dalam penilaian ini yang diukur adalah kontribusi personel, bukan kegiatan atau perilaku seperti apa yang dilakukan pada metode-metode penilaian lainnya.

h. Metode Penilaian Berdasarkan Peringkat

Metode penilaian Peringkat berdasarkan pembawaan yang ditampilkan oleh personil. Penilaian berdasarkan metode ini dianggab lebih baik, karena keberhasilan pekerjaan yang dilaksanakan seorang personel sangat ditentukan oleh beberapa unsur yang bersangkutan. Oleh sebab itu dalam metode ini yang dinilai adalah unsur-unsur kesetiaan, tanggung jawab, ketaatan, prakarsa, kerjasama, kepemimpinan dan sebagainya.

2.2.3 Kinerja Pengelola Keuangan

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan seperti standar, hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta (Prawirosentono, 1999).

Perencanaan dan pengendalian anggaran keuangan harus saling berhubungan. Perencanaan anggaran keuangan adalah pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan- tujuan tertentu.


(39)

Pengendalian anggaran adalah melihat ke belakang, menentukan apakah yang sebenarnya telah terjadi, dan membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya. Kemudian, perbandingan ini dapat digunakan untuk menyesuaikan anggaran, yaitu melihat ke masa depan sekali lagi (Hansen dan Mowen, 2009).

2.2.4 Prinsip Pembagian Kewenangan dalam Pengelolaan Keuangan

Prinsip pembagian kewenangan dalam pengelolaan keuangan negara dengan titik puncak pemegang kewenangan adalah Presiden dengan melibatkan dua kelompok menteri yaitu menteri keuangan di satu pihak dan menteri teknis di pihak lain, selanjutnya diterapkan dalam lingkup kementerian / lembaga dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB). Dengan tetap mengacu pada Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 6 ayat (1) dan ayat (2a dan b), dalam lingkup yang lebih kecil, para menteri kemudian mendelegasikan sebagian kewenangan pengelolaan keuangan negara di masing-masing kementerian / lembaga kepada para pembantunya sebagai pimpinan satuan kerja (Satker). Perlu diingat bahwa dalam pelaksanaan APBN, dalam kementerian masing-masing para menteri memiliki kewenangan layaknya Presiden dalam pengelolaan keuangan negara, dengan demikian seorang menteri selaku Pengguna Anggaran, memiliki peran Bendahara Umum Negara (BUN) dan juga peran menteri teknis. Dua peran inilah yang selanjutnya dikuasakan kepada setiap Kepala Satker sebagai pembantunya. Oleh karena itu setiap Kepala Satker sebagai penerima kuasa dari menteri selaku Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) harus mendelegasikan kewenangan dibidang pengelolaan


(40)

keuangan yang diperolehnya dari menteri kepada masing-masing pejabat dibawahnya sesuai kaidah yang dianut dalam undang-undang bidang keuangan negara . Anggaran secara formal mengomunikasikan rencana organisasi pada tiap karyawan, dengan demokian semua karyawan dapat menyadari peranannya dalam pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Pengelolaan anggaran mengharuskan kerja sama antara berbagai area dan aktivitas dalam organisasi sehingga koordinasi sangat dianjurkan agar anggaran sesuai dengan tujuan organisasi. Para manajer dapat melihat kebutuhan area lain dan terdorong untuk menomorduakan kepentingan pribadinya demi kepentingan organisasi. Peranan komunikasi dan koordinasi menjadi semakin penting seiring dengan meningkatnya ukuran organisasi (Hansen dan Mowen, 2009).

Setiap Satuan Kerja (Satker) akan terdapat pemegang peran layaknya BUN yang diperankan oleh Pejabat Penanda Tangan SPM (PPSPM) yang akan melakukan pengujian (verifikas), dan juga peran Menteri Teknis, yang melakukan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Dengan pola pembagian kewenangan sebagaimana tersebut diatas, KPA sebagai Kepala Satker, pada hakekatnya hanya memiliki tanggung jawab dan kewenangan yang bersifat manajerial, yaitu agar berbagai program ataupun kegiatan yang berada dalam tanggung jawabnya dan harus dilaksanakan oleh Satkernya dan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang bertanggung jawab terhadap terjadinya pengeluaran negara. Dalam konsep pengelolaan keuangan negara


(41)

versi lama (sebelum di berlakukannya undang-undang bidang keuangan negara), kewenangan PPK dapat disetarakan dengan kewenangan otorisasi, kendati lingkupnya lebih sempit yaitu pada umumnya terkait dengan tindakan dalam rangka pengadaan barang dan jasa. Untuk menjaga obyektifitas yang memadai dalam pengambilan keputusan, PPK dibantu oleh pejabat pengadaan, panitia pengadaan barang dan jasa, yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan, dan juga oleh pejabat penerima barang / jasa. Untuk menjaga terselenggaranya tata kelola pemerintah yang baik (good governance) dalam pengelolaan keuangan negara, keputusan PPK tersebut kemudian diuji secara subtantif oleh PPSPM.

Pejabat Penandatanganan Surat Perintah Membayar (PPSPM) dalam melakukan pengujian pada prinsipnya lebih bersifat administratif, pengujian tersebut meliputi hal-hal terkait dengan subtansi yang menyebabkan terjadinya pengeluaran negara, akan tetapi pejabat PPSPM tidak pernah memiliki kewajiban untuk melakukan pengecekan, apakah kontrak yang asli tersebut tidak dipalsukan, atau apakah berita acara penyerahan barang yang dijadikan dasar penagihan kepada negara tersebut memang didasarkan pada bukti penyerahan barang, sesuai dengan perikatan yang telah dilakukan oleh PPSPM. Ujung dari seluruh pengujian yang dilakukan oleh PPSPM tersebut adalah terbitnya Surat Perintah Membayar (SPM). Hal ini dilakukan bilamana PPSPM meyakini bahwa pembayaran tersebut memang dapat dilakukan. Keyakinan ini perlu dimiliki oleh PPSPM, karena benteng terakhir terjadinya pengeluaran negara di tingkat kementerian / lembaga adalah PPSPM.


(42)

2.2.5 Pengertian dan Ruang Lingkup APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. (Pasal 1angka 7, UU No.17/2003). Merujuk Pasal 12 UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara, APBN APB dalam satu tahun anggaran meliputi:

a. Hak pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih; b. Kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

c. Penerimaan yang perlu di bayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

Tahun anggaran adalah periode pelaksanaan APBN selama 12 bulan. Sejak tahun 2000, Indonesia menggunakan tahun kalender sebagai tahun anggaran, yaitu dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember, sebelumnya tahun anggaran dimulai 1 April sampai dengan 31 Maret tahun berikutnya. Penggunaan tahun kalender sebagai tahun anggaran ini kemudian dikukuhkan dalam UU Keuangan Negara dan UU Perbendaharaan Negara (Pasal 4 UU No.17/2003 dan Pasal 11 UU No.1/2004).

Menurut Hanson (2009), sebuah sistem penganggaran memberikan beberapa manfaat untuk suatu organisasi.

1. Memaksa para manajer untuk melakukan perencanaan.

2. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pengambilan keputusan.


(43)

3. Menyediakan standar evaluasi kinerja 4. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi.

Anggaran memaksa manajemen untuk merencanakan masa depan. Anggaran mendorong para manajer untuk mengembangkan arah organisasi secara menyeluruh, mengantisipasi masalah, dan mengembangkan kebijakan untuk masa depan.

2.2.6 Struktur dan Organisasi Pengelola Keuangan

Belanja negara, belanja negara terdiri atas anggaran belanja pemerintah pusat, dana perimbangan, serta dana otonomi khusus dan dana penyeimbang. Sebelum diundangkannya UU No. 17/2003, anggaran belanja pemerintah pusat dibedakan atas pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. UU No. 17/2003 meng-introducing uniffied budget sehingga tidak lagi ada pembedaan antara pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Dana perimbangan terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus (DAK). Sementara itu, dana otonomi khusus dialokasikan untuk Provinsi Aceh dan Pprovinsi Papua.

Defisit dan surplus. defisit atau surplus merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Pengeluaran yang melebihi penerimaan disebut defisit; sebaliknya, penerimaan yang melebihi pengeluaran disebut surplus. Sejak TA 2000, Indonesia menerapkan anggaran defisit menggantikan anggaran berimbang dan dinamis yang telah digunakan selama lebih dari tiga puluh tahun. Dalam tampilan APBN, dikenal dua istilah defisit anggaran, yaitu: keseimbangan primer (primary balance) dan keseimbangan umum (overall balance). Keseimbangan primer adalah total


(44)

penerimaan dikurangi belanja tidak termasuk pembayaran bunga. Keseimbangan umum adalah total penerimaan dikurangi belanja termasuk pembayaran bunga.

Beberapa sumber pembiayaan yang penting saat ini adalah: pembiayaan dalam negeri perbankan dan non perbankan) serta pembiayaan luar negeri (netto)

yang merupakan selisih antara penarikan utang luar negeri (bruto) dengan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri. Pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran.

Satuan Kerja pada awal tahun anggaran, harus melaksanakan dua (2) langkah sebagai berikut:

1. Mengusulkan dan menunjuk nama-nama Pejabat Pengelolaan Anggaran yang terdiri dari :

a. Kuasa Pengguna Anggaran /Pengguna Barang ( KPA/PB) b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

c. Atasan langsung Bendahara Penerima ( Pejabat Pemungut PNBP) d. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar

e. Bendahara Penerima f. Bendahara Pengeluaran

g. Panitia Pengadaan Barang dan Jasa h. Panitia Penerima Barang /Jasa i. Pengelola UAKPA/SAI j. Pengelola UAKPB/SABMN


(45)

Penunjukan Pejabat Perbendaharaan nomor a sampai dengan f ditetapkan oleh Direktur Jenderal PP & PL an. Menteri Kesehatan. Penetapan Pejabat nomor g s.d j ditetapkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran, berikut skema Struktur Organisasi Pengelola Anggaran;

Gambar 2.2. Struktur Pengelola Keuangan APBN Satuan Kerja (Sumber : Petunjuk Pelaksanaan Anggaran Dirjen P2PL 2010)

2. PA/KUASA PA berdasarkan DIPA, segera menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) dan Rencana Penarikan Dana (RPD).

Uraian tugas dari masing-masing pengelola keuangan tersebut adalah: I. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

a. Menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa

PA

KPA

PENGELOLA

UAKPA/B PPK

PENGUJI & PENANDA TANGAN SPM

BENDAHARA PENGELUARAN

ATASAN LANGSUNG BENDAHARA PENERIMA

BENDAHARA PENERIMA

PANITIA PENGADAAN

PANITIA PENERIMAAN

STAF PENGELOLA KEUANGAN


(46)

b. Menerbitkan surat penunjukan penyedia Barang/Jasa c. Menanda tangani kontrak

d. Melaksanakan kontrak dengan penyedia Barang/Jasa e. Mengendalikan Pelaksanaan Kontrak

f. Melapor pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan Barang/Jasa kepada KPA g. Menyerahkan hasil pekerjaan pengadaan Barang/Jasa kepada KPA

h. Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada KPA setiap triwulan

i. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan pengadaan Barang/Jasa.

II. Atasan Langsung Bendahara Penerimaan/Pejabat Pemungut PNBP a. Mensosialisasikan tarif PNBP ke agen atau pengguna jasa KKP b. Melaksanakan penagihan PNBP dari sumber kegiatan KKP III. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM)

a. Memeriksa keabsahan dokumen b. Memeriksa identitas rekanan c. Memeriksa nilai tagihan

d. Menerbitkan Surat Perintah Membayar

e. Menyampaikan ke KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara). IV. Bendahara Pengeluaran

a. Menyediakan uang muka kerja b. Merencanakan penarikan dana


(47)

c. Mengadministrasikan dokumen keuangan d. Menyiapkan Surat Perintah Membayar e. Membuat Laporan Realisasi Anggaran. V. Bendahara Penerimaan

a. Mengadministrasikan uang Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) b. Mendistribusikan uang PNBP

c. Merencanakan kegiatan PNBP

d. Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan PNBP VI. Pembuatan Daftar Gaji

a. Memeriksa data kepegawaian b. Memperbaiki data kepegawaian c. Menghitung pendapatan pegawai d. Menyerahkan daftar gaji ke bendahara

e. Menyerahkan dokumen pertanggung jawaban gaji ke KPPN VII. Panitia Pengadaan Barang dan Jasa

a. Mengirim surat permintaan penawaran b. Mengundang peserta untuk presentasi c. Evaluasi rekanan penyedia barang

d. Menerima surat penawaran spesifikasi kebutuhan e. Melakukan rapat tender

f. Menganalisa hasil presentasi untuk merekomendasi ke pimpinan g. Membuat surat perjanjian kerja


(48)

VIII. Panitia Penerimaan Barang/Jasa

a. Menerima barang/ jasa sesuai yang telah dijanjikan dengan surat tanda terima barang.

b. Menerima barang/jasa sesuai dengan surat jalan.

c. Menganalisa barang yang telah diterima sesuai dengan dokumen pengadaan. d. Membuat berita acara penerimaan barang.

IX. Pengelola Sistem Akuntansi Instansi (SAI) a. Mengentri dan menjurnal realisasi keuangan b. Rekonsiliasi realisasi keuangan ke KPPN c. Melaksanakan pembukuan realisasi keuangan

d. Menerima transferan data dari Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN) ke SAI.

e. Menyusun Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) X. Pengelola SABMN

a. Memelihara dokumen

b. Melaksanakan rekonsiliasi internal/ transer data ke SAI c. Menyusun laporan barang

d. Menyusun laporan keadaan barang

e. Rekonsiliasi dengan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).


(49)

2.2.7 Kinerja Pengelolaan Keuangan APBN

Berbagai penelitian yang berhubungan dengan kinerja banyak dilakukan. Hal ini sebagai konsekuensi dari permintaan masyarakat tentang transparasi dan akuntabilitas organisasi sektor publik yang menjadi suatu hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Beberapa penelitian dilakukan oleh Setyawan (2002), Netty (2003), Leiwakabessy (2006), Heruwati (2007) dan Verbeeten (2008) mengkaji aspek kinerja diberbagai daerah dan dengan berbagai alat ukur yang digunakan.

Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kinerja di suatu unit sudah sesuai dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Setyawan (2002) melakukan penelitian tentang pengukuran kinerja anggaran keuangan daerah Pemerintah Kota Malang dilihat dari perspektif akuntabilitas tahun 1997-2001. Penelitian ini menggunakan analisis rasio keuangan yang terdiri dari rasio kemandirian, efektivitas dan efisiensi, aktivitas dan pertumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan kinerja Pemerintah Kota Malang belum baik karena dari sisi rasio pertumbuhan pendapatannya justru menurun.

Netty (2003), dalam penelitiannya mengenai Evaluasi Kinerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bengkulu Selatan tahun 2001, untuk melihat program, kegiatan maupun kebijakan. Hasil pengukuran atas kinerja Dipenda Kabupaten Bengkulu Selatan adalah baik dari sisi program, kegiatan maupun kebijaksanaan. Heruwati (2007), melakukan penelitian tentang kinerja Pemda Grobogan yang dilihat dari pendapatan daerah terhadap APBD tahun 2004-2006. Pengukuran kinerja di sini menggunakan metode analisa rasio terhadap APBD. Hasilnya menunjukkan Pemda


(50)

Grobogan dari tahun ke tahun kinerjanya semakin baik dengan semakin meningkatnya prosentase tingkat capaiannya.

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya lebih menyoroti tentang penyusunan anggaran dan kinerja yang dicapai oleh suatu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ataupun pemerintah daerah, namun belum melihat pengaruh faktor individu, psikologis dan faktor organisasi terhadap kinerja pengelola keuangan. Dengan pertimbangan penelitian tentang partisipasi dalam penganggaran daerah yang telah banyak dilakukan pada perguruan tinggi dan perusahaan swasta, sedangkan pengelolaan keuangan APBN relatif sedikit dilakukan.

Kinerja pengelola anggaran keuangan yang dimaksud disini adalah, KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan). Di Provinsi Aceh terdapat Tiga Kantor Kesehatan Pelabuhan yaitu KKP Lhokseumawe,KKP Sabang dan KKP Banda Aceh, terletak di Ibukota Provinsi Aceh yaitu Banda Aceh dan KKP Sabang yang terletak di perbatasan Indonesia sebelah barat. KKP atau Kantor Kesehatan Pelabuhan, merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal PP & PL Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merupakan sebuah Instansi yang mengawasi dan mengendalikan masukan penyakit-penyakit yang terbawa dari luar wilayah Indonesia melalui transportasi laut dan udara. Semakin banyak arus transportasi semakin besar kemungkinan masuknya bibit penyakit tersebut, dengan demikian sangat dibutuhkan kinerja petugas-petugas yang berkompeten dibidangnya, karena kinerja adalah sesuatu yang dapat dikerjakan seseorang sesuai dalam bidang tugas dan fungsinya yang dipengaruhi oleh faktor individu, psikologis dan Organisasi.


(51)

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 630/Menkes/SK(Xl1/1985) dan Permenkes No.356/ MENKES/PER/IV/2008. tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan. Aspek akuntabilitas kinerja bagi keperluan eksternal organisasi, menjadikan laporan akuntabilitas kinerja pemerintah sebagai sarana pertanggung jawaban atas capaian kinerja tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan. Dalam Sistim Akutansi Instansi, sistem dan alur Pelaporan Pertangung jawaban keuangan ketiga KKP merupakan satu kesatuan, Kantor Kesehatan Banda Aceh merupakan SAKPA Wilayah yang di tunjuk sebagai koordinator wilayah yang membawahi Satuan Kerja atau KKP lainnya yaitu : KKP Sabang, dan KKP Lhokseumawe.

2.3. Telaah Penelitian Sebelumnya

Muryati (2001) melakukan penelitian terhadap perguruan tinggi swasta yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan bahwa partisipasi yang diberikan oleh manajer berinteraksi dengan sistem penganggaran, sistem pelaporan dan analisis berpengaruh signifikan pada efektifitas dan efisiensi anggaran pada perguruan tinggi.

Riharjo (2001) melakukan penelitian pada organisasi sektor publik menemukan bahwa interaksi antara penganggaran partisipatif dan struktur desentralisasi organisasi secara signifikan mempengaruhi kinerja manajerial.

Haryanti dan Nasir (2002) melakukan penelitian terhadap kepala bagian dalam perusahaan manufaktur yang berlokasi di Indonesia yang menunjukkan bahwa


(52)

hubungan yang positif antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada tingkat signifikansi 5%. Penelitian-penelitian sebelumnya lebih menyoroti pengaruh partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajerial.

Penelitian Supomo (1998) menunjukkan partisipasi penyusunan anggaran tidak mempunyai pengaruh secara langsung terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian Poerwati (2002) yang menunjukkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja manajerial. Dan menurutnya kemungkinan harus ada variabel lain yang dipertimbangkan dalam hubungan antara partisipasi dengan kinerja.

Minaria telah meneliti hubungan faktor individu, organisasi dan psikologis dengan kinerja pegawai di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan Tahun 2004. Tema penelitian terbilang sama dengan berfokus pada kinerja pegawai berdasarkan kaitannya dengan faktor-faktor kinerja dari Gibson. Penekanan tema oleh Minaria adalah masalah hubungan (korelasi) antara faktor-faktor independen yaitu individu, psikologis dan organisasi dengan factor dependen yaitu aspek kinerja pegawai. Pendekatan yang dibuat Minaria tidak jauh berbeda dengan penelitian ini, hanya saja dilakukan pada kinerja pengelola keuangan secara keseluruhan, tidak hanya membatasi pada penganggaran saja.

2.4. Landasan Teori

Menurut teori Gibson (1997), ada tiga faktor yang memengaruhi perilaku individu (apa yang dikerjakan orang) atau prestasi (hasil yang diharapkan) yaitu


(53)

individu, psikologis dan organisasi Pada teori tersebut dinyatakan ada pengaruh ketiga faktor tersebut terhadap kinerja seseorang baik dalam produk kerja nyata/tampak dalam prestasi kerja per target atau pun dapat dicermati dari perubahan prilaku pegawai dalam menyesuaikan diri di jalur ketetapan peraturan serta budaya komunitas organisasi yang menjadi tempatnya bernaung.

Kerangka konsep penelitian, teori ini akan disederhanakan dan disesuaikan dengan materi penelitian dan tujuan penelitian. (1) Pada variabel individu dibahas mengenai faktor kemampuan dan keterampilan. (2) Pada bariabel psikologis akan dibahas mengenai beberapa butir utama terkait masalah sikap dan motivasi. Pada kesempatan berikutnya di variabel organisasi, akan dicermati tentang sumber daya dan kepemimpinan. Data-data yang diukur dalam kuesioner yang terstruktur untuk mencermati persepsi responden, menilai apa yang mereka rasakan selama bekerja sebagai pengelola keuangan, kemudian dianalisis bagaimana regresinya dikaitkan dengan variabel kinerja/prilaku dari responden satu demi satu. Dari analisis semacam ini diharapkan akan dapat diketahui besar koefisien pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen yaitu perubahan perilaku atau disebut sebagai kinerja dari pada masing-masing pengelola keuangan.

2.5. Kerangka Konsep

Sesuai dengan tujuan penelitian maka dicoba untuk membuat kerangka konsep berdasarkan teori-teori yang merangkum tentang faktor yang memengaruhi kinerja pengelola keuangan. Kerangka konsep penelitian adalah garis besar teoritis


(54)

(grand theory) dari penelitian yang diterapkan ke dalam proses/alur penelitian. Pemakaian kerangka konsep kemudian dipertegas dalam ulasan definisi operasional sehingga prinsip yang dikandung tetap berada di jalur teoritis. Pada penelitian ini, terdapat pembatasan pembatasan terhadap variabel penelitian. Faktor individu hanya dibatasi pada faktor kemampuan dan keterampilan. Faktor psikologis dibatasi pada sikap dan motivasi, sedang faktor organisasi dibatasi pada masalah sumber daya dan kepemimpinan. Adapun variabel latar belakang (tingkat sosial dan pengalaman) merupakan variabel tetap dan variabel demografis dan latar belakang mempunyai pengaruh yang tidak langsung. Variabel psikologi (persepsi, kepribadian dan belajar) sukar untuk mengukurnya. Sedangkan variabel organisasi (imbalan, struktur dan desain pekerjaan) merupakan variabel tetap terhadap kinerja pengelola keuangan.

Pembatasan penelitian dilakukan dengan pertimbangan penekanan pada keadaan yang nyata dan merupakan permasalahan yang ada di area penelitian. Kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai berikut:


(55)

Variabel Independen Variabel Dependen

Keterangan :

Varibel yang diteliti

Varibel yang tidak diteliti

Gambar 2.3. Kerangka Konsep

Individu

- Kemampuan - Ketrampilan

Kinerja Pengelola Keuangan Variabel Organisasi

- Sumber Daya - Kepemimpinan - Imbalan

- Struktur

- Desain Pekerjaan

- Latar Belakang Keluarga - Demografis

Variabel Psikologis - Sikap

- Motivasi - Persepsi - Kepribadian - Belajar


(56)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan explanatory research, dalam penelitian ini menjelaskan adanya pengaruh antara variabel independen (variabel bebas) berupa variabel (individu, psikologis, organisasi) terhadap variabel dependen (variabel terikat) yaitu kinerja pengelola keuangan Kantor Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh dengan melakukan pengujian hipotesis.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang ada di Provinsi Aceh yaitu Kantor Kesehatan Pelabuhan Sabang, Banda Aceh, dan Lhokseumawe. Penelitian ini diawali dari proses persetujuan judul penelitian, telaah pustaka, konsultasi, kolokium, penelitian lapangan, analisis data, seminar hasil, dan komprehensif terhitung bulan Maret 2011 sampai dengan Juli 2012.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah semua pegawai yang terlibat dalam proses pengelolaan keuangan di tiga Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Provinsi Aceh yaitu KKP Sabang, KKP Banda Aceh dan KKP Lhokseumawe berjumlah 30 orang. Dalam hal ini keseluruhan populasi dijadikan sampel penelitian, yang terdiri dari ; Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3 orang, Pejabat Penandatangan Surat Perintah


(57)

Membayar (PPSPM) 3 orang, Bendahara Pengeluaran 3 orang, Bendahara Penerimaan 3 orang, Atasan Langsung Bendahara Penerimaan 3 orang, Pembuat Daftar Gaji 3 orang, Pengelola SAI 3 orang, Pengelola SABMN 3 orang, Panitia Pengadaan Barang dan Jasa 3 orang, dan Panitia Penerimaan Barang dan Jasa 3 orang.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini (Suliyanto, 2006) meliputi:

1. Data primer yaitu data yang diperoleh melalui wawancara terhadap responden mengenai variabel yang akan diteliti. Pada penelitian ini wawancara menggunakan pedoman kuesioner yang sesuai dengan variabel penelitian terhadap responden penelitian yang meliputi data variabel individu (kemampuan, keterampilan), variabel psikologis (sikap, motivasi) dan organisasi (sumber daya, kepemimpinan) serta kinerja pengelola keuangan.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui dokumen yang berkaitan dengan variabel penelitian. Pada penelitian ini data yang diperoleh meliputi data geografi, demografi dan data lain yang berhubungan dengan penelitian didapat dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh.

3.4.1. Uji Validitas

Uji validitas suatu instrumen (dalam kuesioner) dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel menggunakan rumus teknik korelasi Pearson Product Moment Corelation Coeficient (r), dengan ketentuan: a) Bila r hitung > t tabel maka dinyatakan valid dan b) Bila r hitung < t


(58)

tabel maka dinyatakan tidak valid.Jika hasil r hitung item-item pertanyaan lebih besar dari r tabel berarti item-item pertanyaan dikatakan valid. Begitu juga sebaliknya jika item-item pertanyaan memiliki rhitung < r tabel

3.4.2. Uji Reliabilitas

, maka dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2006).

Sugiyono (2006) mengungkapkan suatu instrumen dikatakan reliable atau konsisten jika digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data atau jawaban yang sama, dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam penelitian ini teknik untuk menghitung indeks reliabilitas yaitu menggunakan metode cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan jika nilai r Alpha > 0,6. maka dinyatakan reliable dan sebaliknya jika nilai r Alpha < 0,6 maka dinyatakan tidak reliable (Situmorang, 2006).

Uji validitas dan reliabilitas instrumen pada penelitian ini dilakukan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan dengan kriteria responden yang sama dengan jumlah 30 orang. Dari semua item diperoleh nilai rhitung > 0,361 sehingga dinyatakan valid dan nilai r Alpha > 0,6 maka dinyatakan tidak reliable (Lampiran 4).

3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Dependen

Variabel dependen ádalah Kinerja Pengelola Keuangan Kantor Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh.

Variabel independen ádalah:


(59)

(2) Psikologis (sikap, dan motivasi).

(3) Organisasi (sumber daya dan kepemimpinan). 3.5.2. Definisi Operasional

1. Variabel Individu

a. Kemampuan adalah tindakan responden dalam mengaplikasikan mengelola keuangan berdasarkan uraian tugasnya berdasarkan pendapat Ulum (2005) bahwa skill yaitu kemampuan untuk mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas fisik atau mental tertentu nyata dilakukan. .

b. Keterampilan adalah tindakan responden yang berhubungan dengan uraian tugas dan menguasai teknik-teknik dalam pekerjaannya berdasarkan pendapat Nawawi (2008) kompensasi individu adalah kemampuan dan keterampilan melakukan kerja yang dipengaruhi oleh pendidikan, akumulasi pelatihan dan pengalaman kerja.

2. Variabel Psikologis

a. Sikap adalah penilaian responden dalam bentuk dari perasaan, yang mendukung maupun tidak mendukung pada norma dan aturan yang berlaku dalam hal pengelolaan keuangan berdasarkan pendapat Gibson (1977) bahwa sikap merupakan kesiap-siagaan mental yang diperoleh dalam organisasi melalui pengalaman.

b. Motivasi adalah keinginan responden untuk menghasikan sesuatu kinerja yang bermanfaat bagi dirinya dan organisasi berdasarkan pendapat Mangkunegara (2000) motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja.


(60)

3. Variabel Organisasi

a. Sumber daya adalah pegawai dan ketersediaan sarana dan pra sarana untuk dapat berjalannya proses administrasi dan pengelolaan keuangan berdasarkan pendapat Rosidah dkk, (2003) bahwa organisasi dipengaruhi oleh sumber daya yang terdiri dari sumber daya manusia dan sumber daya non manusia. b. Kepemimpinan merupakan suatu kondisi /keadaan pimpinan dalam

pengelolaan anggaran untuk memengaruhi bawahan dalam hal pencapaian kinerja berdasarkan pendapat Sopiah (2008) kepemimpinan merupakan proses mengarahkan dan memengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok..

4. Kinerja pengelola keuangan adalah hasil kerja atau prestasi kerja yang nyata dari seluruh aspek pengelolaan keuangan, yang dilihat dari aspek kuantitas kerja, kualitas kerja, ketepatan waktu, penggunaan tenaga sesuai dengan kemampuan, kemandirian dan komitmen kerja berdasarkan standar penilaian kinerja PNS (Badan Kepegawaian Negara, 2005).

3.6. Metode Pengukuran

Metode pengukuran variabel dalam penelitian ini mencakup variabel independen dan dependen. Berikut dapat dijabarkan masing-masing pengukuran terhadap variabel penelitian.

3.6.1 Pengukuran Variabel Independen

Pengukuran variabel independen (individu, psikologis dan organisasi) dan variabel dependen (kinerja) terlihat pada tabel berikut.


(61)

Tabel. 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Dependen dan Independen

No Variabel Indikator Indikator

Pertanyaan Hasil Ukur Skala Ukur Variabel Independen

1. Individu 1. Kemampuan

PPK 1. Pelaksanaan kontrak sesuai jadwal isi perjanjian a. Pengadaan Bahan

Malation

b. Pengadaan Mobil Ambulance untuk PHEC

Baik = 6 Sedang = 4-5

Kurang = 2-3 Ordinal

Pemungut PNBP

1 Pelaksanaan sosialisasi tarif pemeriksaan setiap awal bulan

Baik = 6 Sedang = 4-5 Kurang = 2-3

Ordinal

2 Penagihan PNBP sesuai jadwal kegiatan

PPSPM 1 Menerbitkan Surat Perintah Membayar selambat-lambatnya 2 hari

Baik = 6 Sedang = 4-5 Kurang = 2-3

Ordinal

2 Menyampaikan Surat Perintah Membayar 1 hari setelah penerbitan SPM

Bendahara Pengeluaran

1 Perencanaan penarikan dana sesuai tanggal kegiatan

Baik = 6 Sedang = 4-5 Kurang = 2-3

Ordinal

2 Penyediaan uang muka kerja sesuai tanggal kegiatan Bendahara

Penerimaan

1 Menyetorkan PNBP selambat-lambatnya 1 minggu

Baik = 6 Sedang = 4-5 Kurang = 2-3

Ordinal 2. Memonitoring

seluruh PNBP baik yang bersifat umum/fungsional


(62)

Tabel. 3.1. ( Lanjutan ) Pembuat Daftar

Gaji

Mengoreksi data petugas selambat-lambat 1 minggu setelah SK diterima

Baik = 6 Sedang = 4-5 Kurang = 2-3

Ordinal

a Naik pangkat b Kenaikan gaji

berkala Panitia Pengadaan

Barang dan Jasa

1 Evaluasi penawaran sesuai dengan syarat-syarat permintaan

Baik = 6

Sedang = 4-5 Ordinal Kurang = 2-3

2. Mengatur skedul Panita Penerimaan

Barang dan Jasa

1 Menganalisa barang sesuai dengan dokumen pengadaan

Baik = 6 Sedang = 4-5 Kurang = 2-3

Ordinal 2 Membuat berita

acara penerimaan barang

Pengelola SAI 1 Membuat jurnal realisasi dengan teliti

Baik = 6 Sedang = 4-5 Kurang = 2-3

Ordinal 2 Menyusun Catatan

Atas Laporan Keuangan semesteran selalu tepat waktu Pengelola SABMN

1 Menyusun laporan barang sesuai kondisi yang ada

Baik = 6 Sedang = 4-5 Kurang = 2-3

Ordinal 2 Pelaksanaan

rekonsiliasi internal dan koreksi dengan tepat waktu 2. Keterampilan

PPK 1 Memeriksa identifas rekanan untuk kelayakan rekanan

Baik = 6 Sedang = 4-5 Kurang = 2-3

Ordinal 2 Memeriksa nilai

tagihan sesuai biaya DIPA


(63)

Tabel. 3.1. ( Lanjutan ) Pemungut

PNBP

1 Memeriksa identifas rekanan untuk kelayakan rekanan

Baik = 6 Sedang =4-5 Kurang = 3

Ordinal 2 Memeriksa nilai

tagihan sesuai biaya DIPA

PPSPM 1 Melengkapkan berkas Surat Perintah Membayar

Baik = 6 Sedang = 4-5 Kurang = 2-3

Ordinal 2 Surat Perintah

Membayar ditolak karena tidak lengkap Bendahara

Pengeluaran

1 Mengoreksi kebenaran perhitungan

Baik = 6 Sedang =4-5 Kurang = 2-3

Ordinal 2 Mendistribusikan

anggaran sesuai waktu

Bendahara Penerimaan

1 Menghimpun dan mendokumentasikan surat pertanggung jawaban

Baik = 6 Sedang =4-5 Kurang = 2-3

Ordinal

2 Menyiapkan bahan penyusunan rencana penerimaan dengan teliti

Pembuat Daftar Gaji

1 Mengoreksi konsep dan menyimpan daftar gaji

Baik = 10-12 Sedang = 7-9 Kurang = 4-6

Ordinal 2 Membuat surat

pertanggungjawaban sesuai jadwal 3 Membuatan daftar

gaji petugas dan ketepatan waktu 4 Menata arsip daftar

gaji petugas dengan baik

Panitia Pengadaan Barang dan Jasa

1 Memeriksa keadaan barang dengan teliti

Baik = 10-12 Sedang = 7-9

Ordinal 2 Mengatur skedul

pengadaan barang dengan baik

Kurang = 4-6 3 Memeriksa dokumen

pengadaan barang/jasa dengan cermat


(1)

Regression Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables

Removed Method 1 Organisasi,

Individu, Psikologisa

, Enter

a, All requested variables entered,

Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std, Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 ,851a ,724 ,692 2,963 1,741

a, Predictors: (Constant), ORGANISASI, PSIKOLOGIS, INDIVIDU b, Dependent Variable: KINERJA

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig,

1 Regression 597,263 3 199,088 22,683 ,000a

Residual 228,204 26 8,777

Total 825,467 29

a, Predictors: (Constant), ORGANISASI, PSIKOLOGIS, INDIVIDU b, Dependent Variable: KINERJA

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig,

Collinearity Statistics B Std, Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) 4,398 1,416 3,796 ,005

Individu ,949 ,261 ,409 3,634 ,000 ,839 1,191

Psikologis ,609 ,288 ,375 2,727 ,034 ,997 1,003 Organisasi ,886 ,167 ,597 3,310 ,001 ,840 1,190 a, Dependent Variable: Kinerja


(2)

Collinearity Diagnosticsa Model

Dimen

sion Eigenvalue

Condition Index

Variance Proportions

(Constant) Individu Psikologis Organisasi

1 1 3,902 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00

2 ,056 8,311 ,03 ,72 ,11 ,00

3 ,032 11,087 ,00 ,27 ,13 ,81

4 ,010 19,891 ,97 ,00 ,76 ,18

a, Dependent Variable: Kinerja

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std, Deviation N

Predicted Value 16,77 34,94 23,87 4,538 30

Residual -7,804 7,006 ,000 2,805 30

Std, Predicted Value -1,563 2,441 ,000 1,000 30

Std, Residual -2,634 2,365 ,000 ,947 30

a, Dependent Variable: Kinerja


(3)

(4)

Regression

Variables Entered/Removed Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Organisasi,

Individu, Psikologisa

, Enter

a, All requested variables entered,

Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std, Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 ,000a ,000 -,115 2,75348 1,565

a, Predictors: (Constant), Organisasi, Individu, Psikologis b, Dependent Variable: abes

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig,

1 Regression ,000 3 ,000 ,000 1,000a

Residual 197,123 26 7,582

Total 197,123 29

a, Predictors: (Constant), Organisasi, Individu, Psikologis b, Dependent Variable: abes


(5)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std, Deviation N

Predicted Value ,0000 ,0000 ,0000 ,00000 30

Residual -5,80199 5,85293 ,00000 2,60717 30

Std, Predicted Value ,000 ,000 ,000 ,000 30

Std, Residual -2,107 2,126 ,000 ,947 30

a, Dependent Variable: abes

Charts Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients

t Sig,

95,0% Confidence Interval for B B Std, Error Beta

Lower Bound

Upper Bound 1 (Constant

)

-1,895E-15

2,562 ,000 1,000 -5,267 5,267

Individu ,000 ,245 ,000 ,000 1,000 -,504 ,504

Psikologi s

,000 ,142 ,000 ,000 1,000 -,292 ,292

Organisas i

,000 ,219 ,000 ,000 1,000 -,451 ,451


(6)