Debit Air dari Air Hujan. Debit Air dari Drainse Perkotaan

penghujan dan musim kemarau. Mulai bulan September di daerah penelitian adalah merupakan waktu musim penghujan, artinya pada waktu-waktu ini limpahandebit air akan lebih besar, karena air tersebut yang dialirkan berasal dari hulu atau daerah pegunungan yang menyumbang air ditambah lagi kerusakan lahan hutan yang berfungsi sebagai daerah resapan air, sehingga sungai mengalami beban kapasitas penampungan. Berbeda halnya untuk bulan-bulan pada musim kemarau yaitu pada rentang bulan Maret sampai Agustus. Pada bulan ini kapasitas sungai masih sedikit normal walaupun ada penambahan dari daerah sekitarnya seperti yang dijelaskan pada tabel diatas. Hal yang menyebabkan kondisi debit sungai Deli tidak stabil juga dikarenakan adanya penyempitan dimensi penampang sungai sehingga air sungai seakan berada diambang normal. Oleh karena itu fungsi Kanal Banjir sangat membantu dalam mendistribusikan sebahagian air sungai Deli agar kapasitas alir sungai Deli tetap pada ambang normal.

4.5. Debit Air dari Air Hujan.

Besarnya curah hujan harian rata–rata yang terjadi di kota Medan, merupakan penyebab utama masalah banjir di daerah ini. Dari hasil observasi dan pengumpulan data yang dilakukan di daerah penelitian Kanal Banjir, didapat data curah hujan yang terjadi. Dimana peneliti menganalisa data curah hujan yang terjadi dalam tiga tahun dengan luas genangan 570 m 2 . Dimana data curah hujan tersebut dibuat dalam bentuk tabel yang tertera pada Tabel 4.9 dibawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Data Rata-Rata Curah Hujan Periode 2007 - 2009 No. Bulan Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 mm mm mm 1 Januari 330 390 390 2 Februari 300 365 348 3 Maret 270 340 338 4 April 270 310 330 5 Mei 270 320 302 6 Juni 280 322 329 7 Juli 280 333 315 8 Agustus 280 300 307 9 September 280 320 310 10 Oktober 285 334 322 11 November 300 336 348 12 Desember 370 344 360 Sumber : Dinas Pengairan Provinsi Sumatera Utara Jika diperhatikan pada tabel diatas, jumlah debit air hujan untuk setiap bulan berbeda- beda. Hal ini juga disebabkan oleh pengaruh cuacaiklim yang cukup significan mempengaruhi debit air yang masuk kedalam Kanal Banjir tersebut. Debit puncak terjadi pada bulan Januari, berbeda sedangankan debit hujan minimum terjadi pada Universitas Sumatera Utara bulan September. Dengan melihat data curah hujan diatas maka, perlu mewaspadai kondisi saluran kanal banjir agar dapat mengantisipasi volume air yang berlebih, dengan membuat skema sistem pembagian air. Yang telah disusun oleh pihak Dinas Pengairan bekerjasama dengan BMG dengan pola banjir 25 tahunan Q-25. Artinya disini bahwa kanal banjir telah diperhitungkan akan mampu menampung volume air hujan dan air kiriman dari hulu sungai dengan masa perhitungan debit banjir maksimum 25 tahunan.

4.6. Debit Air dari Drainse Perkotaan

Penggunaan Kanal Banjir untuk kegiatan masyarakat domestik sangat tergantung dengan banyaknya jumlah masyarakat pada daerah disekitar kanal tersebut yang membuang limbah rumah tangga ke Kanal Banjir. Besarnya debit air yang dibuang melalui drainase-drainase perkotaan bervariasi. Tergantung pada bentuk penampang saluran yang ada. Dengan bentuk standar saluran yang ada yang ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Dengan panjang saluran drainase total pada lingkungan pemukiman penduduk ± 8,50 km, maka debit air yang dibuang ke dalam Kanal Banjir setiap bulannya dapat dihitung dengan hasil penelitian selama ini dan telah di rangkum ke dalam Tabel 4.10 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Data Debit Air Drainase Perkotaan Periode 2008 - 2009 No. Bulan Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 m3det m3det m3det 1 Januari 14 14 15 2 Februari 15 17 16 3 Maret 18 18 18 4 April 15 15 15 5 Mei 16 15 16 6 Juni 14 13 14 7 Juli 15 16 15 8 Agustus 14 15 15 9 September 13 15 15 10 Oktober 14 15 14 11 November 15 16 17 12 Desember 15 15 17 Sumber : Dinas PU Kota Medan Jika dilihat volume air limbah rumah tangga untuk pemukiman kota Medan selalu berubah setiap bulannya sesuai dengan perubahan jumlah penduduk. Penentuan besar debit air yang dibuang ke saluran drainase untuk perkotaan yang meliputi kegiatan perkantoran pemerintah, sosial, swalayan, pusat perbelanjaan, pusat permainan, perdagangan adalah berdasarkan master plan MUDP pada tahun Universitas Sumatera Utara 1980 bahwa limbah air non domestik perkotaan adalah sebesar 32 dari limbah air domestik. Menurut Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah 2003 limbah air perkotaan antara 25-40 dari domestik, maka penentuan debitnya adalah harga rata-ratanya yaitu 32,5

4.7. Analisis Hasil Regresi