permasalahan banjir, yang selanjutnya perlu dilakukan pengelolaan banjir baik secara struktural maupun non-struktural yang salah satu non-struktural memerlukan model
koordinasi kelembagaan dalam pengelolaan sumber daya air, khususnya banjir perkotaan terpadu dalam kerangka wilayah sungai. Dengan adanya model koordinasi
ini dan adanya Dewan SDA tingkat wilayah sungai sebagai koordinatornya akan mengurangi terjadinya banjir dan akibatnya, baik di kota Medan ataupun wilayah
pinggirannya, selanjutnya akan memacu pertumbuhan ekonomi untuk lokasi-lokasi dan tempat pemukiman masyarakat yang selama ini sering terkena banjir.
4.8.3 Perencanaan Pengembangan Wilayah Sungai
Tujuan usaha pengembangan wilayah sungai adalah usaha dalam rangka pencegahan bahaya banjir pada lembah-lembah yang sudah berkembang dan
peningkatan kemampuan penyediaan air sungai untuk berbagai kebutuhan hidup masyarakat dengan kegiatan perbaikan dan pengaturan sungai, pembangunan kanal
banjir, pembuatan waduk dan lain-lain. Disamping sebagai pengendali banjir, Kanal Banjir dapat pula berfungsi
sebagai penyimpan air sementara yang pengeluarannya dapat diatur dalam usaha peningkatan kegiatan industri, meningkatkan produktifitas pertanian dan perbaikan
lingkungan hidup, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Pembangunan Kanal Banjir di kota Medan adalah salah satu contoh pengembangan
wilayah yang dititik beratkan pada pencegahan banjir yang didasarkan pada cara
Universitas Sumatera Utara
pengendalian debit banjir. Selain dalam pencegahan banjir, Kanal Banjir dapat juga dimanfaatkan air nya dalam peningkatan produktifitas pertanian pada daerah hilir.
Pada pengembangan wilayah sungai, yaitu Kanal Banjir adalah bersifat serba guna yang dibangun pada Sungai Deli. Merupakan sistem sumber air yang telah
meningkat kemampuannya, karena meningkatkan debit efektif Sungai Deli. Walaupun demikian perencanaan pengembangan wilayah sungai dengan rencana
pembangunan Kanal Banjir yang bersifat serba guna, kadang-kadang menghadapi konflik berbagai pemanfaatan, yaitu pengendalian banjir, pertanian dan pemanfaatan
air lainnya. Perencanaan yang kurang matang atau exploitasi dan pemeliharaan yang
kurang memadai, akan dapat menimbulkan bencana. Jadi proses perencanaan pengembangan wilayah sungai merupakan tahapan yang sangat penting untuk
menetapkan parameter-parameter pengembangan Kanal Banjir. Sehingga sistem sumber yang baru dapat memberikan manfaat yang maksimal untuk memenuhi
berbagai kebutuhan masyarakat. Menurut UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, tanggungjawab
pengelolan sumber daya air lintas kabupatenkota dibawah tanggungjawab penanganan propinsi, sedangkan pengelolaan sumber daya air dalam satu
kabupatenkota dibawah tanggungjawab penanganan kabupatenkota yang bersangkutan. Hal ini terlihat pada Pasal 15 Undang-Undang tersebut tentang
“wewenang dan tanggung jawab pemerintah provinsi” dan pasal 16 tentang ”wewenang dan tanggung jawab pemerintah kabupatenkota” sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Pasal 15 ayat b : Menetapkan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten
kota ; Pasal 15 ayat e :
Melaksanakan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten kota ;
Pasal 16 ayat e : Melaksanakan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai satu kabupatenkota
dengan memperhatikan kepentingan kabupatenkota sekitarnya ; Untuk kota Medan, ada beberapa sungai atau saluran induk yang tidak berada
di wilayah administrasi kota Medan tapi berpengaruh terhadap banjir yang terjadi di kota Medan, seperti sungai Belawan, sungai Badera, sungai Deli, dan sungai Percut.
Sehingga dengan demikian tanpa koordinasi atau keikutsertaan provinsi dalam menangani pengelolaan wilayah-wilayah sungai diatas, maka penanggulangan banjir
akan menjadi terkendala. Penanggulangan banjir secara menyeluruh membutuhkan dana yang cukup
besar, apalagi kota Medan mempunyai banyak kendala dalam perencanaan seperti yang telah dijelaskan di atas. Adapun dana yang dibutuhkan adalah untuk :
penyediaan database, penyusunan masterplan, implementasi penanggulangan diantaranya pendalaman sungai , serta operasi dan pemeliharaan.
Universitas Sumatera Utara
4.8.4 Zoning, Konsep Zero Delta Q dan Kompensasi Hilir – Hulu