Faktor Perubahan Atau Pergeseran Peranan Mamak Dan Urang Sumando

Terakhir Menjadi Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah. Alquran Adanya perubahan-perubahan ini membuktikan adanya pengumulan antara ketentuan Adat dan Agama Islam dalam mengatur masyarakat Minangkabau. Pergumulan itu merupakan suatu proses penyesuaian antara adat dan agama Islam. Dan bukan suatu proses untuk saling menyingkirkan. Karena kedua aturan itu, adat dan agama sama-sama dianggap baik dan berguna oleh masyarakat Minangkabau sepanjang masa. 70

B. Faktor Perubahan Atau Pergeseran Peranan Mamak Dan Urang Sumando

Dalam Kehidupan Rumah Tangga Di Minangkabau Menurut adat tradisional di Minangkabau kekuasaan dan tanggung jawab terhadap keluarga dan anggota keluarga berada di tangan mamak. Tali kerabat mamak dengan kemenakan merupakan tali kerabat yang di timbulkan untuk keperluan kesinambungan dan kestabilan dalam lingkungan sosial warga kerabatnya semenjak dari rumah, kampung dan nagari AA. Navis, 1982; 247. Begitu besarnya kekuasaan dan tanggung jawab mamak terhadap kemenakan sehingga bapak tidak mempunyai kekuasaan terhadap anaknya sendiri. Kedudukan sumando hanya ketika ia berhubungan dengan kerabat istrinya dalam pepatah Minangkabau di sebut “abu di atas tunggul“, sedikit di tiup angin ia 70 Amir M.S., Tanya Jawab Adat Minangkabau, Hubungan Mamak Rumah Dengan Sumando , PT. Mutiara sumber Widya, Jakarta, 2003, hal 7 Universitas Sumatera Utara sudah terbang. Hamka pernah menyebut walaupun seseorang memegang lembaga adat Penghulu namun posisi penghulu tetap tidak berarti di rumah istrinya dan yang berkuasa tetap saudara laki-laki istrinya itu. Hubungan antara suami dengan istri hanya dari sore hingga pagi hanya lebih banyak di lakukan untuk kepentingan badaniah, karena fungsi ekonomi, sosial, dan pendidikan anak-anak hanya oleh mamak dengan ibunya. Masa berganti masa, tahun berlalu telah berbeda keadaannya, pergeseran nilai dari hubungan suami istri mulai nampak, di mana urang sumando sudah mulai memainkan peranan yang dulunya di pegang seutuhnya oleh mamak. Kepala rumah tangga di hampir seluruh kenagarian Minangkabau sekarang berada di tangan bapak atau urang sumando. Tanggung jawab sehari-hari terhadap anak semuanya di pikul oleh bapak, mamak yang dulu dapat mengatakan hitam atau putih, sekarang tidak demikian keadaannya. Dalam beberapa hal hubungan antara mamak dengan kemenakan hanya tinggal formalitas saja. Faktor penyebab terjadinya pergeseran peranan mamak di hampir seluruh kenagarian yang ada di Minangkabau antara lain, tingkat pendidikan mamak yang lebih rendah dari kemenakannya, pengaruh adat istiadat dari daerah lain Merantau dan faktor ekonomi. Hal ini mungkin di sebabkan karena telah meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada. Keadaan ini secara tidak langsung mengakibat hampir seluruh masyarakat Minangkabau yang lahir setelah kemerdekaan bisa menamatkan sekolah dasar. Dan sebagian dari mereka dapat melanjutkan ke sekolah menengah dan bahkan perguruan tinggi PT. Universitas Sumatera Utara Sungguh pun demikian masih terdapat perbedaan tingkat pendidikan antara mamak dengan kemenakan dan perbedaan ini oleh sebagian masyarakat di anggap sebagai faktor penyebab terjadinya pergeseran peranan mamak terhadap kemenakan. Mereka beranggapan bahwa kemenakan yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dari mamak akan lebih mandiri dan cenderung tidak bergantung kepada mamak dalam beberapa hal, disamping mamak yang mempunyai pendidikan lebih rendah dari kemenakannya akan merasa rendah diri dan tidak mampu membimbing kemenakannya itu. Ada harapan bahwa sekiranya seorang mamak memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari kemenakannya. Dan dengan semakin baiknya tingkat ekonomi masyarakat dan pergeseran tanggung jawab pendidikan termasuk biaya anak dari mamak kepada bapak memungkinkan untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan juga mempunyai implikasi struktural terhadap hubungan antara bapak dengan anak dalam masyarakat Minangkabau di sebut bahwa mengikut adat dan agama pelajaran anak adalah tanggung jawab bapak terhadap anaknya Abdullah, 1967; 63. Pendidikan anak seringkali di tanggung oleh bapak dan bukan oleh mamak. Masyarakat Minangkabau terkenal sebagai masyarakat perantau. Dalam konteks masyarakat Minangkabau merantau. adalah meninggalkan kampung halaman untuk mencari kekayaan, ilmu dan kemashyuran. Merantau orang Minangkabau bukanlah hanya sebagai akibat proses pembandaran yang baru berlaku, malah telah berakar dalam sejarah mereka, mitos dan legenda. Kecenderungan laki-laki Minangkabau merantau adalah untuk mencari kekayaan, menuntut ilmu dan nama. Universitas Sumatera Utara Penyakit merantau berkaitan dengan kedudukan laki-laki Minagkabau dalam masyarakat mereka. Menurut pendapat Lehkerkerher merantau dalah suatu cara untuk menghindari diri dari pada Matriaki Kekuasaan wanita. Seorang lelaki secara sadar atau tidak senantiasa mencari suatu tempat di mana ia boleh mencari kebebasannya sendiri dan kepribadiannya. Hampir di seluruh kenagarian Minangkabau kaum laki- laki dan pemudanya yang pergi merantau dan akan mempengaruhi kehidupan sosial budaya di desa ini, karena tata cara hidup perantau telah di pengaruhi oleh adat- istiadat daerah mereka merantau. Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap pergeseran hubungan mamak kemenakan adalah ekonomi. Dahulu di Minangkabau mamak bertugas mengurus dan melindungi warga kerabatnya termasuk dalam masalah ekonomi. Seorang lebih mengenal mamaknya daripada bapaknya sesuai dengan ungkapan “Kemenakan barajo ka mamak, mamak barajo ka pangulu, pangulu barajo ka mufakat“ Mansoer, 1970; 11. Tanggung jawab ekonomi terhadap istri dan anak- anak amat sedikit karena anak dan istri di biayai dengan hasil tanah pusaka Tsuyoshi kato, 1989; 177. Selanjutnya kewajiban seorang mamak terhadap kemenakan yaitu memberi makan, pakaian dan perumahan tempat tinggal. Biasanya ini dengan memberikan sebidang tanah pusaka untuk di olah oleh kemenakannya. Apabila seorang perempuan telah bersuami dan beranak, hasil usaha dari pengolahannya itu boleh untuk ia dan anak- anaknya, selaras dengan bertambah pentingnya keluarga sebagai unit ekonomi, pola tempat tinggal juga mulai berubah. Kehidupan di Minangkabau pada masa kini telah berubah, dan fungsi sumando bermunculan, disamping sebagai kepala keluarga, Universitas Sumatera Utara segala tanggung jawab dalam kehiupan sehari-hari sepenuhnya di tangan bapak dan sumando tidak lagi di pandang sebagai tamu. Setelah hubungan suami-istri semakin rapat dan harta pencaharian suami menjadi kian penting untuk menanggung anak dan istri, mamak secara perlahan-lahan mulai melepaskan tanggung jawabnya terhadap kemenakan dalam bidang ekonomi sedangkan dalam bidang hubungan yang bersifat adat masih ada. 71

C. Perubahan Fungsi Rumah Gadang