Berdasarkan deskripsi diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengangkatnya
dalam sebuah penelitian yang berjudul “ Efektivitas Program Bantuan Langsung Tunai”
Studi Pada Nagori Kahean Kecamatan Dolok Batu Nanggar Kabupaten Simalungun .
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi
perumusan masalah adalah : Bagaimana Efektivitas Program Bantuan Langsung Tunai Tahun 2008 di Nagori Kahean ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui tingkat keefektifan program Bantuan Langsung Tunai di Nagori Kahean Kecamatan Dolok Batu Nanggar.
2. Untuk mengetahui dampak dari program Bantuan Langsung Tunai bagi masyarakat
di Nagori Kahean Kecamatan Dolok Batu Nanggar.
Universitas Sumatera Utara
D. Manfaat Penelitian
Yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah : 1.
Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara mengenai efektivitas penyaluran Bantuan Langsung Tunai.
2. Secara praktis, penelitian ini dapat:
a. Bermanfaat bagi penulis untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam membuat karangan ilmiah.
b. Memberikan data empirik hasil penelitian mengenai efektivitas program Bantuan Langsung Tunai tahun 2008.
c. Sebagai perbandingan bagi penelitian yang serupa dimasa yang akan datang dan segala pemanfaatan dari tulisan ini.
E. Kerangka Teori
Untuk memudahkan penelitian diperlukan pedoman dasar berpikir, yaitu kerangka teori. Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut, seorang peneliti perlu menyusun
kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang telah dipilih Nawami ; 1987:40 .
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya Singarimbun menyebutkan bahwa teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, dan konstruksi, defenisi dan proposisi untuk menerangkan fenomena sosial secara
sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Dalam penelitian ini adapun kerangka teori yang dibentuk adalah sebagai berikut :
1. Efektivitas a. Pengertian Efektivitas
Dalam setiap organisasi, efektivitas merupakan unsur yang sangat penting dalam pencapaian tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain, suatu
aktivitas dikatakan efektif apabila tercapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa efektivitas kerja berarti penyelesaian suatu pekerjaan
tepat pada waktu yang telah ditetapkan, atau bisa juga dikatakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Secara nyata Stoner dalam Tangkilisan 2005 : 138 menekankan
pentingnya efektivitas organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi, dan efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi.
Pendapat diatas sesuai dengan pendapat Komaruddin 1994 : 269 yang mengatakan, efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkatan keberhasilan
kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu. Dan juga didukung oleh pendapat Steers 1985 : 46 yang mengatakan bahwa efektivitas adalah
sejauh mana organisasi melaksanakan seluruh tugas pokoknya atau mencapai semua sasarannya.
Universitas Sumatera Utara
Miller dalam Tangkilisan 2005 : 138 juga mengemukakan bahwa “ Effektiveness be define as the degree to which a sosial sistem achieve its goals. Effectiveness must be
distinguished from efficiency. Efficiency is mainly concerned with goal attainments.” Efektivitas dimaksud sebagai tingkat seberapa jauh suatu sistem sosial mencapai
tujuannya. Efektivitas ini harus dibedakan dengan efisiensi. Efisiensi terutama mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung
dihubungkan dengan pencapaian suatu tujuan. Lain halnya dengan pendapat Sondang P. Siagian yang menyatakan bahwa
efektivitas tidak hanya dipandang dari segi pencapaian tujuan saja tetapi juga dari segi ketepatan waktu dalam mencapai tujuan tersebut. Lebih rinci Sondang P. Siagian 2000 :
171 mengatakan bahwa efektivitas adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya tepat pada waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu
yang sudah dialokasikan untuk melakukan kegiatan. Sedangkan Sarwito 1987 : 45 mengatakan bahwa efektivitas atau sesuatu berhasil guna adalah pelayanan yang baik corak
maupun mutunya, kegunaanya benar-benar sesuai dengan kebutuhan lini dalam mencapai tujuan organisasi.
Secara lebih rinci dapat dikatakan bahwa aktivitas seseorang atau organisasi dapat dikatakan efektif apabila aktivitas atau perbuatan tersebut menimbulkan akibat
sebagaimana yang dikehendaki atau direncanakan. Jelasnya, bila tujuan telah sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya, maka hal itu disebut efektif. Begitu juga sebaliknya, jika
tujuan itu tidak tercapai atau tidak sesuai dengan yang direncanakan maka pekerjaan itu tidak efektif.
Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa pendapat ahli diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam efektivitas terdapat beberapa unsur yang penting, yaitu :
1. Pencapaian Tujuan
Suatu kegiatanprogram dikatakan efektif apabila dapat mencapai tujuansasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Sondang P. Siagian 2000 : 27 tujuan adalah
sesuatu keadaan atau atribut yang ingin dicapai oleh seseorang, sekelompok orang atau suatu organisasi yang merupakan titik akhir dari usaha jangka panjang dari orang,
kelompok orang atau organisasi yang bersangkutan. Maksudnya dalam hal ini adalah bahwa tujuan merupakan hal atau keadaan yang ingin dicapai oleh individu,kelompok,
maupun organisasi. Telah umum diketahui bahwa suatu organisasi diciptakan untuk mencapai untuk
mencapai tujuan tertentu. Sukar membayangkan adanya suatu organisasi yang didirikan tanpa adanya tujuan tertentu yang ingin. Mulai dari organisasi rumah tangga sampai kepada
organisasi yang disebut negara, semuanya mempunyai tujuan. Demikian pentingnya faktor tujuan dalam kehidupan organisasional hingga dapat dikatakan secara kategorikal bahwa
apapun yang dilakukan oleh dan dalam suatu organisasi, kesemuanya itu harus diarahkan kepada tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam kantor tujuan-tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dapat digolongkan sebagai berkenaan dengan, 1 Pelayanan atau jasa, 2 Tanggung jawab
sosial, 3 Keuntungan. Pelayanan atau jasa adalah sangat penting untuk tujuan-tujuan management perkantoran,karena pekerjaan kantor dilakukan untuk membantu orang-orang
lain dalam megerjakan pekerjaan mereka secara lebih efektif. Demikian pula tujuan yang berhubungan dengan tanggung jawab sosial yang menitikberatkan pada pencapaian tujuan
sesuai kode etik dan moral tertentu seperti yang ditentukan oleh perusahaan dan masyarakat di dalam mana perusahaan itu menjalankan operasinya. Akhirnya tujuan-tujuan yang telah
Universitas Sumatera Utara
ditentukan terlebih dahulu dan menitikberatkan pada keuntungan dari pada pemilik dapat dibantu oleh management perkantoran Moekijat, 1986 : 37 .
Berdasarkan pendapat Moekijat diatas dapat dilihat bahwa tujuan-tujuan dari suatu organisasi dapat dibedakan atas tiga hal yaitu pelayanan atau jasa, tanggung jawab sosial,
dan keuntungan. Bantuan Langsung Tunai merupakan program sosial yang tidak berorientasi pada keuntungan tetapi pada pelayanan dan tanggung jawab sosial, sehingga
tujuan-tujuan yang ditetapkan difokuskan untuk melayani masyarakat dan untuk peningkatan tanggung jawab sosial bukannya untuk mencari keuntungan.
Secara rinci pendapat Sondang P. Siagian mengenai tujuan dapat disimpulkan bahwa tujuan merupakan suatu keadaan akhir yang ingin dicapai oleh organisasi. Dalam
Program Bantuan Langsung Tunai keadaan akhir yang ingin dicapai oleh organisasi negara adalah membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya, mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi, dan meningkatkan tangung jawab sosial bersama.
a. Membantu Masyarakat Miskin Agar Tetap Dapat Memenuhi Kebutuhan Dasarnya Kebutuhan dasar merupakan kebutuhan yang memegang peran sangat penting bagi
masyarakat untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Yang termasuk dalam kebutuhan dasar adalah sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan. Pangan adalah
kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan oleh karenanya merupakan bagian dari hak asasi individu. Pangan juga merupakan komponen dasar yang utama untuk
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melihat begitu pentingnya pemenuhan terhadap kebutuhan dasar ini terutama
pangan, maka pemerintah selalu berusaha membuat kebijakan-kebijakan yang ditujukan
Universitas Sumatera Utara
untuk pemenuhan kebutuhan dasar tersebut. Salah satu kebijakan yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan dasar ini adalah Program Bantuan Langsung Tunai. Pemerintah
sangat berharap dengan dibuatnya Program Bantuan Langsung Tunai ini dapat membantu masyarakat miskin agar dapat memenuhi kebutuhan dasar. Diharapkan dengan adanya
Bantuan Langsung Tunai ini masyarakat tidak kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan dan juga kesehatan.
b. Mencegah Penurunan Taraf Kesejahteraan Masyarakat Miskin Akibat Kesulitan Ekonomi
Secara harfiah kesejahteraan adalah suatu keadaan kondisi yang terdapat rasa aman, tentram, makmur yang dirasakan oleh seluruh masyarakat secara bersama-sama.
Dalam Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1974 bab I pasal 2 ayat 1 kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materil maupun
spritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan
jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia dan Pancasila.
Kesejahteraan rakyat berarti kesejahteraan lahir-batin dari rakyat. Hal itu berarti bahwa tidak hanya kesejahteraan fisik saja, yaitu terpenuhinya kebutuhan fisik, akan tetapi
juga kebutuhan-kebutuhan non-fisiknya, kebutuhan rohaninya haruslah tercukupi juga. Berhubungan dengan hal itu, adanya program-program pembangunan ekonomi, yang tidak
dibarengi dengan pembangunan watak, etika, tatakrama dan budi luhur akan mengandung bahaya adanya ketidakseimbangan sikap batin manusia yang dapat berkembang hingga
merupakan sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam masyarakat yang berupa kesenjangan lahir-batin, ketidakpuasan, frustasi, kericuhan masyarakat dan kegaduhan-kegaduhan.
Secara umum dapatlah hal itu dapat menyebabkan terjadinya “instability” dalam masyarakat. Tidak dapat dipungkiri, bahwa kesejahteraan itupun tidak akan lepas dan
faktor kecerdasan dan ketertiban atau keamanan masyarakat Soenarko, 2003:45 .
Universitas Sumatera Utara
Jadi dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan masyarakat adalah keadaan yang aman, tentram dan makmur yang dirasakan oleh seluruh masyarakat. Kesejahteraan
menyangkut aspek jasmani, rohani dan sosial. Program Bantuan Langsung Tunai merupakan program yang dirancang yang salah satu tujuannya adalah untuk mencegah
penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi. Kesulitan ekonomi yang dimaksud disini adalah kesulitan yang dialami masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan ekomomi akibat kenaikan harga BBM. Masyarakat yang paling menderita akibat kenaikan BBM adalah masyarakat miskin.
Sehingga untuk membantu masyarakat, pemerintah memberikan uang tunai secara langsung agar manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat miskin. Diharapkan
dengan adanya Bantuan Langsung Tunai ini masyarkat miskin dapat mempertahankan taraf kesejahteraannya. Maksudnya meskipun Bantuan Langsung Tunai tidak dapat
meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat miskin tetapi diharapkan dengan Bantuan Langsung Tunai ini masyarakat tidak mengalami penurunan taraf kesejahteraan baik dalam
bidang jasmani, rohani, maupun sosial. c. Meningkatkan Tanggung Jawab Sosial Bersama
Tanggung jawab sosial organisasi adalah tanggung jawab moral organisasi terhadap masyarakat Bertens, 2000:292 . Tanggung jawab sosial merupakan tanggung jawab
organisasi kepada masyarakat diluar tanggung jawab ekonomis. Tanggung jawab sosial organisasi dilakukan dengan membuat kegiatan-kegiatan yang dilakukan organisasi demi
satu tujuan sosial dengan tidak memperhitungkan untung dan rugi ekonomisnya. Sedangkan tanggung jawab sosial bersama adalah tanggung jawab moral semua
sektor baik itu pemerintah, swasta maupun masyarakat sipil terhadap masalah-masalah
Universitas Sumatera Utara
pokok yang terjadi dalam suatu negara. Masalah-masalah ini menyangkut masalah kemiskinan, pendidikan dan juga kesehatan. Sehingga dapat dikatakan bahwa masalah-
masalah yang terjadi seperti kemiskinan, rendahnya kualitas pendidikan, kesehatan bukan hanya tangung jawab pemerintah saja tetapi merupakan tanggung jawab semua lapisan
masyarakat. Diharapkan dengan keterlibatan ketiga sektor tersebut, masalah-masalah negara dapat diatasi dengan baik.
Program Bantuan Lansung Tunai bertujuan untuk meningkatkan tanggung jawab sosial bersama. Diharapkan dengan adanya Bantuan Lansung Tunai dapat memperkecil
kesenjangan antar masyarakat miskin dengan masyarakat yang tidak miskin. Pihak pemerintah, swasta, dan masyarakat diharapkan mempunyai kesadaran bahwa masyarakat
miskin merupakan tanggung jawab bersama. Ketiga tujuan dari program Bantuan Langsung Tunai diatas yaitu membantu
masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi, dan meningkatkan
tanggung jawab sosial bersama dapat tercapai ketika dalam pelaksanaanya benar-benar sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai dalam
hal ini menyangkut dua aspek yaitu pendataan rumah tangga sasaran dan kesesuaian jumlah uang yang diterima rumah tangga sasaran.
a. Pendataan Rumah Tangga Sasaran
Pendataan adalah proses pengidentifikasian sasaran atau proses penjaringan sasaran program. Keefektivan program sangat dipengaruhi oleh pendataan yang dilakukan, apakah
tepat sasaran atau tidak . Dalam pendataan hal yang perlu diperhatikan adalah prosedur pendataan dan juga variabel yang digunakan untuk mengidentifikasi sasaran.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Program Bantuan Langsung Tunai lembaga yang bertanggung jawab sekaligus pelaksana pendataan rumah tangga keluarga miskin adalah Badan Pusat
Statistik BPS . Di setiap kecamatan BPS menempatkan seorang KSK Koordinator Statistik Kecamatan yang dibantu oleh seorang pembantu KSK PKSK. Sebagian besar
KSK adalah mantis dan sebagian lagi adalah staf BPS kabupatenkota yang ditunjuk karena tidak semua kecamatan memiliki Mantis Mantri Statistik.
Proses pendataan terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama, pencacah meminta kepada Kepala Lingkungan untuk mengisi Listing Sensus LS yaitu daftar keluarga
rumah tangga yang diduga miskin diseluruh lingkungannya. Selanjutunya, dari daftar LS yang telah dibuat, pencacah melakukan pengamatan kasat mata dari rumah ke rumah untuk
menandai layak atau tidaknya keluarga rumah tangga yang ada dalam daftar tersebut untuk diajukan sebagai keluarga rumah tangga miskin. Selain itu, jika dalam pengamatan
tersebut masih ada dijumpai keluarga rumah tangga miskin yang belum tercakup, pencacah dapat menambahkannya kedalam daftar LS dan bila ada yang tidak layak maka
akan di drop dari daftar LS. Pada tahap kedua, setelah pencacah menyerahkan daftar LS yang sudah ditandai,
Mantis BPS melakukan verifikasi kasat mata ke rumah keluarga rumah tangga miskin yang diajukan pencacah. Pada tahap berikutnya, daftar keluarga rumah tangga yang
dinilai layak melalui pengamatan mantis BPS, diserahkan kembali kepada pencacah untuk didata kondisi sosial ekonominya dengan menggunakan kuisioner rumah tangga yang telah
disediakan yang disebut PSE05. Selanjutnya, PSE05 yang sudah terisi diserahkan kepada petugas BPS ditingkat
kecamatan yang akan menyampaikannya secara berjenjang ke BPS provinsi untuk di entry
Universitas Sumatera Utara
datanya, dan hasilnya dikirim ke BPS Pusat, data tersebut diolah dan dilakukan penghitungan skor serta penetapan keluarga rumah tangga penerima program BLT. Daftar
keluarga rumah tangga penerima BLT yang ditetapkan BPS selanjutnya dikirim ke PT Pos Indonesia untuk dibuatkan Kartu Kompensasi BBM KKB, dan kemudian didistribusikan
kepada keluarga rumah tangga penerima. Bersamaan dengan proses distribusi KKB ini dilakukan kegiatan pencocokan dan penelitian coklit . Apabila dijumpai keluarga rumah
tangga penerima yang dinilai tidak layak, KKB-nya akan dibatalkan atau ditahan. Indikator yang dijadikan penilaian untuk mengidentifikasi keluarga rumah tangga
miskin adalah 14 variabel yang telah ditentukan oleh Badan Pusat Statistik, seperti luas bangunan tempat tinggal, jenis lantai tempat tinggal, jenis dinding tempat tinggal,
kepemilikan asset dan lain-lain. Penerima Bantuan Langsung Tunai untuk tahun 2008 adalah hasil pendataan rumah tangga miskin tahun 2005 yang sudah diverifikasi. Verifikasi
data tahun 2008 dilakukan karena pada program BLT tahun 2005 2006 banyak terjadi kesalahan terutama salah sasaran.
b. Kesesuain Jumlah Dana Bantuan Langsung Tunai yang Diterima Rumah Tangga
Sasaran dengan Jumlah yang Sudah Ditetapkan Kesesuaian jumlah maksudnya adalah tidak adanya pengurangan atau pemotongan
terhadap apa yang seharusnya diterima oleh masyarakat. Besarnya jumlah dana Bantuan Langsung Tunai yang diterima masyarakat adalah Rp 100.000,00 bulan. Pada Bantuan
Lansung Tunai tahun 2008 dana yang dibagikan sebesar Rp 700.000,00 RTS untuk tujuh bulan dengan dua kali tahap pembagian yaitu periode Juni-Agustus dan September-
Desember.
Universitas Sumatera Utara
Kesesuain jumlah dana yang diterima RTS dapat mempengaruhi tercapainya tujuan- tujuan Program Bantuan Langsung Tunai yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena
semakin kecil dana yang diterima masyarakat akibat pemotongan maka semakin kecillah kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
2. Ketepatan Waktu Suatu kegiatanprogram dikatakan efektif apabila tercapainya tujuan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Secara sederhana dapat dikatakan efektivitas kerja berarti penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Artinya, apakah
pelaksanaan sesuatu tugas dinilai baik atau tidak sangat tergantung pada bilamana tugas itu diselesaikan, dan tidak terutama menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakannya
dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu. Ketepatan waktu dalam suatu pelaksanaan kegiatan adalah penyelesaian kegiatan-
kegiatan yang ditujukan untuk mencapai tujuan dilakukan sesuai dengan yang direncanakan. Untuk itu diperlukan jadwal pelaksanaan suatu kegiatan atau program.
Jadwal pelaksanaan program berguna untuk menentukan waktu dan urutan kegiatan- kegiatan program. Jadwal waktu program merupakan alat yang dapat menunjukkan kapan
berlangsungnya suatu kegiatan, kapan dimulai dan kapan diselesaikan. Jadwal ini dapat digunakan untuk pengendalian pelaksanaan program secara keseluruhan.
Ketepatan waktu dalam pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai ini dapat dilihat dari pelaksanaannya dilapangan yaitu pada saat pencairan dana Bantuan Langsung
Tunai. Waktu pencairan dana Bantuan Langsung Tunai berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Hal ini tergantung dari kebijaksanaan pihak petugas Kantor Pos dan
Universitas Sumatera Utara
juga pihak kecamatan serta dipengaruhi juga oleh letak daerah tersebut. Untuk proses pencairan dana Bantuan Langsung Tunai, Pemerintah Desa melakukan sosialisasi kepada
masyarakat mengenai jadwal pembagian Bantuan Langsung Tunai. Ketepatan waktu dalam proses pencairan dana Bantuan Langsung Tunai dapat
dilihat dari dua faktor pendukung yaitu ketepatan pembagian dana Bantuan Langsung Tunai sesuai dengan jadwal serta kemudahan dan keteraturan dalam pencairan Bantuan
Langsung Tunai. a. Ketepatan Jadwal Pembagian Dana Bantuan Langsung Tunai
Jadwal berguna untuk menentukan waktu dan urutan pelaksanaan kegiatan- kegiatan. Kefektifan suatu program dapat dilihat dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan
program yang tepat jadwal atau sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat. Jadwal pembagian dana Bantuan Lansung Tunai ditentukan oleh Kantor Pos. Kantor Pos lah yang
menentukan kapan pelaksanaan pencairan dilakukan antar satu daerah dengan daerah yang lain.
Keefektifan Program Bantuan Lansung Tunai dari segi waktu dapat dilihat apakah proses pencairan tersebut sudah sesuai dengan jadwal atau malah terjadi penundaan.
Karena ketika terjadi penundaan maka akan berdampak pada kegiatan-kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan. Para petugas Kantor Pos melakukan sosialisasi kepada masyarakat
megenai kapan dilaksanakannya pencairan dana BLT agar masyarakat mengetahui waktunya.
b. Kemudahan dan Keteraturan Pencairan Bantuan Langsung Tunai Kemudahan dan keteraturan pencairan Bantuan Langsung Tunai dapat
mempengaruhi ketepatan waktu karena ketika masyarakat dapat mencairkan dana Bantuan
Universitas Sumatera Utara
Langsung Tunai dengan mudah dan teratur maka proses pencairannya dapat selesai dengan cepat. Masalah keteraturan dalam proses pencairan dana Bantuan Lansung Tunai ini
tergantung dari bagaimana para petugas mengatur proses pembagiaanya, apakah perlu menambah pos-pos pembagian atau perlu menambah jumlah petugas.
3. Manfaat Suatu kegiatanprogram dikatakan efektif apabila kegiatan program itu
memberikan manfaat bagi masyarakat setempat sesuai dengan kebutuhannya. Suatu program atau kegiatan dibuat dengan harapan memberikan manfaat bagi masyarakat yang
menerima program tersebut maupun yang tidak menerima, baik manfaat secara langsung maupun tidak langsung.
Manfaat merupakan hasil dari perubahan yang telah dilakukan program proyek Thomsett, 2006 : 91 . Manfaat adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari
pelaksanaan kegiatan program. Program Bantuan Langsung Tunai diharapkan dapat bermanfaat langsung bagi Rumah Tangga Sasaran.
Program Bantuan Langsung Tunai akan bermanfaat bagi Rumah Tangga Sasaran ketika bantuan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga dan bukan
untuk memenuhi keinginan-keinginan yang tidak bermanfaat. Dalam Bantuan Langsung Tunai tidak ada ketentuan yang mengatur tentang penggunaan dana tersebut, masyarakat
bebas menggunakan dana tersebut untuk keperluan apapun.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui keefektifan kegiatan organisasi pelayanan publik, dikenal adanya beberapa pendekatan Fadillah Putra dan Saiful Arif 2001 : 22 . Pendekatan-
pendekatan tersebut adalah : 1. Pendekatan Sasaran Goal Approach
Pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana suatu lembaga berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai. Pendekatan sasaran dalam pengukuran
efektivitas dimulai dengan mengidentifikasi sasaran organisasi dan mengukur tingkat keberhasilan organisasi dalam pencapaian sasaran tersebut.
Sasaran yang penting diperhatikan dalam pengukuran efektivitas dengan pendekatan ini adalah sasaran yang realistis untuk memberikan hasil yang maksimal
berdasarkan sasaran resmi “official goal” dengan memperhatikan permasalahan yang ditimbulkannya. Dengan memusatkan perhatian terhadap aspek output yaitu dengan
mengukur keberhasilan program dalam mencapai tingkat output yang direncanakan. Dengan demikian, pendekatan ini akan mencoba mengukur sejauh mana organisasi atau
lembaga berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai. 2. Pendekatan Sumber Sistem Resource Approach
Pendekatan ini mengukur efektivitas dari sisi input, yaitu dengan mengukur keberhasilan organisasi publik dalam mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk
mencapai performasi yang baik. Suatu lembaga harus dapat memperoleh berbagai macam sumber yang dibutuhkannya dan juga memelihara keadaan dan sistem agar dapat menjadi
efektif.
Universitas Sumatera Utara
Pendekatan ini didasarkan pada teori mengenai keterbukaan sistem suatu lembaga terhadap lingkungannya. Karena lembaga mempunyai hubungan merata dengan
lingkungannya dimana dari lingkungan diperoleh sumber-sumber yang merupakan input dari lembaga dan output yang dihasilkan juga dilemparkan kepada lingkungan.
Dalam berbagai jenis sumber untuk memelihara sistem dari suatu lembaga merupakan kriteria yang digunakan untuk mengukur efektivitas. Secara sederhana,
efektivitas seringkali diukur dengan jumlah atau kwantitas, berbagai jenis sumber yang berhasil diperoleh dari lingkungan.
3. Pendekatan Proses Process Approach Pendekatan ini menekankan pada aspek internal organisasi publik, yaitu dengan
mengukur efektivitas layanan publik melalui berbagai indikator internal organisasi. Pendekatan proses menganggap efektivitas sebagai efisiensi dan kondisi kesehatan dari
suatu lembaga internal. Pada lembaga yang efektif, proses internal berjalan dengan lancar dimana kegiatan bagian-bagian yang ada berjalan secara terkordinasi. Pendekatan ini tidak
memperhatikan lingkungan melainkan memusatkan perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-sumber yang dimiliki lembaga, yang mengandalkan tingkat
efisiensi serta kesehatan lembaga.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas
Steers 1985 : 209 mengidentifikasi ada empat rangkaian variabel yang berhubungan dengan efektivitas, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Ciri Organisasi
Struktur dan teknologi organisasi dapat mempengaruhi segi-segi tertentu dari efektivitas, dengan berbagai cara. Mengenai struktur, ditemukan bahwa meningkatnya
produktivitas dan efisiensi sering merupakan hasil dari meningkatnya spesialisasi fungsi, ukuran organisasi, sentralisasi pengambilan keputusan, dan formalisasi.
Teknologi juga dapat berakibat atas tingkat efektivitas selanjutnya, walaupun mungkin tidak secara langsung. Bukti-bukti ini menunjukkan bahwa variasi teknologi
berinteraksi dengan struktur dalam pengaruhnya terhadap keberhasilan organisasi. Artinya, efektivitas jelas diperlancar bila susunan struktur sumber-daya organisasi sedemikian rupa,
sehingga paling cocok untuk menangani teknologi yang dipakai. 2.
Ciri Lingkungan Di samping ciri organisasi, lingkungan luar dan dalam juga telah dinyatakan
berpengaruh atas efektivitas. Keberhasilan hubungan organisasi-lingkungan tampaknya amat bergantung pada tiga variabel kunci : 1 tingkat keterdugaan keadaan lingkungan; 2
ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan; dan 3 tingkat rasionalitas organisasi. Ketiga faktor ini mempengaruhi ketepatan tanggapan organisasi terhadap perubahan lingkungan.
Semakin tepat tanggapannya, makin berhasil adaptasi yang dilakukan oleh organisasi. 3.
Ciri Pekerja Faktor pengaruh penting yang ketiga atas efektivitas adalah para pekerja itu sendiri.
Pada kenyataannya, para angota organisasi mungkin merupakan faktor pengaruh yang paling penting atas efektivitas karena perilaku merekalah yang dalam jangka panjang akan
memperlancar atau merintangi tercapainya tujuan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Sarana pokok untuk mendapatkan dukungan yang diperlukan ini dari pekerja adalah dengan menintegrasikan tujuan pribadi dengan sasaran organisasi. Jika pekerja dapat
memperbesar kemungkinan tercapainya tujuan pribadi dengan kerja mencapai sasaran organisasi, adalah logis untuk membuat asumsi bahwa baik keterikatan pada organisasi
maupun prestasi kerja akan meningkat. Di pihak lain, jika para pegawai dihadapkan pada situasi dimana tujuan pribadi mereka bertentangan dengan sasaran organisasi, usaha para
pekerja akan diboroskan dengan mudah dengan akibat jumlah energi yang tersedia untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan efektivitas berkurang.
4. Kebijakan dan Praktek Manajemen
Terdapat beberapa mekanisme khusus untuk meningkatkan efektivitas organisasi yaitu meliputi penetapan tujuan strategi, pencarian dan pemanfaatan sumber-daya secara
efisien, menciptakan lingkungan prestasi, proses komunikasi, kepemimpinan dan pengambilan keputusan, dan adaptasi dan inovasi organisasi.
2. Program
Ada dua pengertian untuk istilah “program”, yaitu pengertian secara khusus dan umum. Menurut pengertian secara umum, “program “dapat diartikan sebagai “rencana”.
Pengertian program secara khusus adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses
yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang Arikunto, 2004 : 2 .
Dalam pelaksanaan proses program diperlukan adanya keterlibatan kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program sehingga program memberikan hasil yaitu
Universitas Sumatera Utara
perubahan peningkatan dalam kehidupan masyarakat. Tanpa memberikan manfaat kepada masyarkat maka boleh dikatakan program tersebut telah gagal dilaksanakan. Program juga
harus memiliki pelaksana yang meliputi organisasi maupun pengawasan dalam proses pelaksanaan. Program merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan
implementasi. Sebuah program bukan hanya kegiatan tunggal yang dapat diselesaikan dalam
waktu singkat, tetapi merupakan kegiatan yang berkesinambungan karena melaksanakan suatu kebijakan. Oleh karena itu, sebuah program dapat berlangsung dalam kurun waktu
relatif lama. Program merupakan sistem. Sedangkan, sistem adalah satu kesatuan dari bagian
atau komponen program yang saling kait-mengait dan bekerjasama satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dalam sistem. Dengan begitu, program terdiri
dari komponen-komponen yang saling berkaitan dan saling menunjang dalam rangka mencapai suatu tujuan. Dalam sebuah program harus dimuat berbagai aspek Tangkilisan,
2005 : 219 , yaitu : a.
Adanya tujuan yang ingin dicapai, Setiap kegiatan ataupun aktivitas yang dilakukan oleh individu ataupun organisasi
ditujukan untuk mencapai tujuan, demikian juga dengan program. Cara yang paling logis untuk merencanakan suatu program adalah merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
Demikian juga halnya dengan program Bantuan Langsung Tunai mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. yaitu:
1. Membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi.
3. Meningkatkan tangung jawab sosial bersama.
b. Adanya kebijaksanaan yang harus diambil dalam mencapai tujuan tersebut,
Dengan program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalakan. Dalam pelaksanaan program diperlukan kebijaksanaan
untuk dapat mencapai tujuan dengan baik. Dalam program Bantuan Langsung Tunai yang mempunyai tujuan untuk mempertahankan kesejahteraan rumah tangga sasaran akibat
kenaikan harga kebutuhan pokok maka pemerintah memberikan bantuan lansung tunai dengan pemberian uang sebesar Rp 100.000bulan dengan pengambilan tiga bulan sekali.
Pemerintah melihat bahwa dengan memberikan bantuan tersebut dapat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.
c. Adanya aturan-aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui,
Untuk menjalankan program diperlukan adanya aturan atau pun prosedur guna memperlancar pelaksanaan program. Aturan ataupun prosedur ini berguna sebagai acuan
ataupun petunjuk untuk pelaksanaan program. Dalam pelaksanaan program BLT juga terdapat aturan dan prosedur yang telah ditetapkan dalam Petujuk Teknis Penyaluran BLT
untuk RTS yang berguna untuk menjaga kesatuan langkah penyaluran BLT di semua daerah.
d. Adanya perkiraan anggaran yang dibutuhkan,
Anggaran merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanan setiap program. Demikian juga dengan program BLT diperlukan anggaran untuk mencapai tujuan.
Perkiraan anggaran dalam pelaksanaan program BLT berkisar Rp 14,1 triliun, yaitu dengan
Universitas Sumatera Utara
perincian untuk dana yang dibagikan ke Rumah Tangga Sasaran sebesar Rp 13,37 triliun dan sisanya untuk biaya operasional dan lain-lain.
e. Adanya strategi dalam pelaksanaan.
Dalam pelaksanaan program BLT diperlukan adanya keterlibatan kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program sehingga program memberikan hasil yaitu
mempertahankan kesejahteraan masyarakat akibat kenaikan harga kebutuhan. Untuk mencapai tujuannya program BLT juga harus didukung oleh pelaksana yang meliputi
organisasi maupun pengawasan dalam proses pelaksanaan. Pencapaian tujuan Program BLT dapat dicapai jika semua pihak dari pusat sampai
desakelurahan bersama-sama masyarakat turut mendukung dan menyukseskan i
pelaksanaan di lapangan. Melalui Petunjuk Teknis Penyaluran BLT untuk RTS diharapkan semua pihak memperoleh pemahaman yang sama tentang Program BLT ini
. Sesuai dengan bentuk kegiatannya, program dapat dibedakan menjadi tiga
Arikunto,2004 : 32 , yaitu : a. Program Pemrosesan
Yang dimaksud dengan “program pemrosesan” adalah program yang kegiatan pokoknya mengubah bahan mentah input menjadi bahan jadi sebagai hasil proses atau
keluaran output . Cirri khusus dari program ini adalah adanya sesuatu yang semula berada dalam kondisi awal sebagai masukan, kemudian diolah dan ditransformasikan
menjadi suatu keluaran yang dikehendaki oleh tujuan program. Contoh : Program Pembelajaran, Program Kepramukaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Program Layanan Yang dimaksud program layanan adalah sebuah kesatuan kegiatan yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu sehingga merasa puas sesuai dengan tujuan program. Contoh : Program Perpustakaan, Program Koperasi, Program Bank.
c. Program Umum Tidak seperti pada program jenis pemrosesan dan layanan yang dengan jelas dapat
dikenali jenisnya karena ada masukan yang diolah menjadi keluaran, dan pada program layanan ada “raja” yang dilayani, pada program jenis ketiga justru tidak tampak apa yang
menjadi ciri utama. Oleh karena itu, program ini disebut juga dengan program umum. Contoh : Program Makanan Tambahan Anak Sekolah PMTAS .
Jika dilihat dari pembagian program diatas maka program Bantuan Langsung Tunai dapat dimasukkan dalam kategori program umum. Hal ini dapat dilihat dari ciri-ciri
program BLT. Dalam program BLT tidak ada sesuatu yang dapat dikategorikan sebagai masukan di dalam sebuah transformasi dan menjadi keluaran. Demikian juga di dalam
program BLT, rumah tangga sasaran yang mendapat bantuan langsung tunai bukanlah pihak yang dilayani sebagi “raja”, karena rumah tangga sasaran tidak dapat pindah ke
program lain. Program BLT memiliki komponen-komponen atau faktor-faktor penting tetapi tidak ada yang dominan.
Universitas Sumatera Utara
3. Rumah Tangga Miskin
Konsep kemiskinan terkait erat dengan kemampuan seseorang atau rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan dasarnya baik itu untuk pangan maupun non-pangan.
Seseorang rumah tangga dikatakan miskin bila kehidupannya dalam kondisi serba kekurangan, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Menurut Badan Pusat
Statistik, Rumah Tangga Miskin didefenisikan sebagai mereka yang mempunyai pengeluaran per kapita Rp.175.000orangbulan atau kurang.
Tabel 1 Kriteria Rumah Tangga Miskin Menurut Badan Pusat Statistik
No Variabel
Kriteria Rumah Tangga Miskin 1.
Luas lantai bangunan tempat tinggal
Kurang dari 8 m
2
per orang
2.
Jenis lantai bangunan tempat tinggal
Tanahbambukayu murahan
3. Jenis dinding bangunan tempat
tinggal Bamburumbiakayu berkualitas rendahtembok
tanpa diplester
4. Fasilitas tempat buang air besar
Tidak punyabersama-sama dengan rumah tangga lain
5. Sumber penerangan rumah tangga
Bukan listrik
6. Sumber air minum
Sumurmata air tidak terlindungisungaiair hujan
7. Bahan bakar untuk memasak
sehari-hari Kayu bakararangminyak tanah
8. Konsumsi dagingsusuayam per
minggu Tidak pernah mengkonsumsihanya satu kali
dalam seminggu
9.
Pembelian pakaian baru untuk Tidak pernah membelihanya membeli satu stel
Universitas Sumatera Utara
setiap ART dalam setahun dalam setahun
10.
Makanan dalam sehari untuk setiap ART
Hanya sekali makan dua kali makan dalam sehari
11. Kemampuan membayar untuk
berobat ke PuskesmasPoliklinik Tidak mampu membayar untuk berobat
12. Lapangan pekerjaan utama kepala
rumah tangga Petani dengan luas lahan 0,5 haburuh tani,
nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan
dibawah Rp 600.000bulan
13. Pendidikan tertinggi kepala
keluarga Tidak sekolahtidak tamat SDhanya tamat SD
14. Pemilikan assettabungan
Tidak punya tabunganbarang yang muda dijual dengan nilai minimal Rp 500.000, seperti
sepeda motor kreditnon kredit , emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.
Sumber : Badan Pusat Statistik Ketentuan :
1. Rumah tangga yang layak mendapatkan Bantuan Langsung Tunai adalah rumah tangga yang memenuhi 9 atau lebih dari 14 indikator rumah tangga miskin.
2. Rumah tangga yang tidak layak mendapatkan Bantuan Langsung Tunai adalah: a. Rumah tangga yang tidak memenuhi sembilan atau lebih ciri rumah tangga
miskin. b. PNSTNIPolriPensiunanPurnawirawanVeteran.
c. Penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap.
Universitas Sumatera Utara
d. Karyawan BUMNBUMD. e. Rumah tangga penerima JADUP.
f. Ada anggota rumah tangga yang memiliki asset kendaraan bermotor, banyak hewan ternak, sawahkebun luas, kapal motor, handphone, atau barang berharga
lainnya.
4. Bantuan Langsung Tunai a. Pengertian Bantuan Langsung Tunai
Dalam Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Langsung Tunai BLT Untuk Rumah
Tangga Sasaran Bantuan Langsung Tunai BLT adalah bantuan langsung berupa uang tunai sejumlah tertentu untuk Rumah Tangga Sasaran. Sedangkan Rumah Tangga Sasaran
RTS adalah rumah tangga yang masuk kategori sangat miskin, miskin, dan hampir miskin. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Program
Bantuan langsung Tunai BLT untuk Rumah Tangga Sasaran RTS dalam rangka kompensasi pengurangan subsidi BBM, Program BLT pelaksanaannya harus langsung
menyentuh dan memberi manfaat langsung kepada masyarakat miskin, mendorong tanggung jawab sosial bersama dan dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada
perhatian pemerintah yang secara konsisten benar-benar memperhatikan Rumah Tangga Sasaran yang pasti merasakan beban yang berat dari kenaikan harga BBM.
Kebijakan pengalihan subsidi BBM ini juga disinergikan dengan kebijakan pemberdayaan masyarakat melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM,
Universitas Sumatera Utara
sehingga skema perlindungan sosial bagi masyarakat miskin tetap mendorong keberdayaan masyarakat sesuai dengan potensi yang dimiliki. Pada tahun 2005 dan 2006 Pemerintah
melaksanakan skema Program Kompensasi Penghapusan Subsidi Bahan Bakar Minyak PKPS-BBM meliputi :
a. PKPS BBM Tahap I : 1.
Bidang pendidikan, yang diarahkan untuk menyukseskan program wajib belajar 9 tahun melalui pemberian Bantuan Operasional Sekolah BOS dan Bantuan Khusus
Murid BKM 2.
Bidang Kesehatan, diarahkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan melalui sistem jaminan kesehatan bagi penduduk miskin, yang meliputi layanan kesehatan
dasar, layanan kesehatan rujukan dan pelayanan penunjang lainnya 3.
Bidang infrastruktur pedesaan, diarahkan pada penyediaan infrastruktur di desa- desa tertinggal jalan, jembatan, air bersih, sanitasi, tambatan perahu, irigasi desa
sederhana dan penyediaan listrik bagi daerah yang betul-betul memerlukan. b. PKPS BBM Tahap II :
Bantuan Langsung Tunai tanpa syarat kepada Rumah Tangga Sasaran unconditional cash transfer sebesar Rp.100.000,- per bulan, dan setiap tahap diberikan
Rp.300.000.- 3 bln. Sasarannya adalah Rumah Tangga Sasaran sejumlah 19,1 juta sesuai hasil pendataan yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik dan DIPA Departemen Sosial
yang diterbitkan oleh Departemen Keuangan. Pada Tahun 2008 Pemerintah melanjutkan skema program PKPS BBM dari bulan
Juni s.d Desember 2008 dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai tanpa syarat kepada Rumah Tangga Sasaran unconditional cash transfer sebesar Rp.100.000,- per bulan
Universitas Sumatera Utara
selama 7 bulan, dengan rincian diberikan Rp.300.000.- 3 bln Juni-Agustus dan Rp.400.000.- 4 bln September-Desember. Sasarannya Rumah Tangga Sasaran sejumlah
19,1 juta sesuai hasil pendataan yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik dan DIPA Departemen Sosial yang diterbitkan oleh Departemen Keuangan.
b. Tujuan Dan Sasaran Bantuan Langsung Tunai
Dalam Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Langsung Tunai BLT Untuk Rumah Tangga Sasaran tujuan dari Program Bantuan Langsung Tunai bagi RTS dalam rangka
kompensasi pengurangan subsidi BBM adalah : 1.
Membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. 2.
Mencegah penurunan taraf kesejahteraan masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi. 3.
Meningkatkan tangung jawab sosial bersama. Sedangkan sasaran Program BLT adalah Rumah Tangga Sangat Miskin poorest ,
Rumah Tangga Miskin poor dan Rumah Tangga Hampir Miskin near poor diseluruh Indonesia. Penerima BLT adalah Rumah Tangga Sasaran sebanyak 19,1 juta RTS
bersasarkan hasil pendataan BPS.
c. Operasionalisasi Dana Bantuan Langsung Tunai
Pelaksana Program BLT bagi RTS adalah Departemen Sosial selaku Kuasa Pengguna Anggaran dibantu pihak-pihak terkait yang telah ditetapkan dengan Instruksi
Presiden Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Program BLT untuk RTS. Penyaluran BLT-RTS merupakan suatu bentuk kerjasama yang didasarkan pada fungsi dan tugas
pokok masing-masing, sehingga masing-masing lembaga bertanggungjawab terhadap
Universitas Sumatera Utara
kelancaran bidang tugas masing-masing. Bentuk kerjasama ini dimaksudkan untuk mempercepat proses penyaluran dana BLT-RTS kepada sekelompok sasaran sehingga
pemanfaatannya menjadi lebih optimal. Untuk meningkatkan sinergi pelayanan yang maksimal, maka masing-masing lembaga saling berkoordinasi.
d. Mekanisme Dan Tahapan Kegiatan Penyaluran BLT
Dalam Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Langsung Tunai BLT Untuk Rumah Tangga Sasaran secara umum, tahapan yang dilaksanakan berkaitan dengan penyaluran
dana BLT adalah: 1.
Sosialisasi Program Bantuan Langsung Tunai,dilaksanakan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika, Departemen Sosial, bersama dengan
KementerianLembaga di Pusat bersama-sama Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten Kota, Aparat Kecamatan dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat
Karang Taruna, Kader Taruna Siaga Bencana TAGANA, Pekerja Sosial Masyarakat PSM, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat.
2. Penyiapan data Rumah Tangga Sasaran dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik BPS
Pusat. Daftar nama dan alamat yang telah tersedia disimpan dalam sistem database BPS, Departemen Sosial dan PT Pos Indonesia.
3. Pengiriman data berdasarkan nama dan alamat Rumah Tangga Sasaran dari BPS Pusat
ke PT Pos Indonesia. 4.
Pencetakan KKB Bantuan Langsung Tunai Untuk Rumah Tangga Sasaran KKB berdasarkan data yang diterima oleh PT Pos Indonesia.
5. Penandatanganan KKB oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
6. Pengiriman KKB ke Kantor Pos seluruh indonesia
7. Pengecekan kelayakan daftar Rumah Tangga Sasaran di tingkat Desa Kelurahan.
8. Penerima Program Keluarga Harapan juga akan menerima BLT-RTS, sehingga
dimasukkan sebagai Rumah Tangga Sasaran yang masuk dalam daftar. 9.
Pembagian KKB kepada Rumah Tangga Sasaran oleh Petugas Kantor Pos dibantu aparat desa kelurahan, Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat, serta aparat
keamanan setempat jika diperlukan. 10.
Pencairan BLT-RTS oleh Rumah Tangga Sasaran berdasarkan KKB di Kantor Pos atau di lokasi-lokasi pembayaran yang telah ditetapkan. Terhadap KKB Penerima dilakukan
pencocokan dengan daftar Penerima Dapem, yang kemudian dikenal sebagai KKB Duplikat.
11. Pembayaran terhadap penerima KKB dilakukan untuk periode Juni s.d Agustus sebesar
Rp. 300.000,- dan periode September s.d Desember sebesar Rp.400.000,-. Penjadwalan pembayaran pada setiap periode menjadi kewenangan dari PT. Pos Indonesia.
12. Jika kondisi penerima KKB tidak memiliki identitas sebagai persyaratan kelengkapan
verifikasi proses bayar, maka proses bayar dilakukan dengan verifikasi bukti diri yang sah KTP, SIM, Kartu Keluarga, Surat Keterangan dari Kelurahan, dll.
13. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyaluran BLTRTS oleh tim terpadu.
14. Pelaporan bulanan oleh PT. Pos Indonesia kepada Departemen Sosial.
Universitas Sumatera Utara
F. Defenisi Konsep
Konsep merupakan defenisi atau istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak keadaan, kelompok, individu, yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.
Singarimbun, 1999: 137 . Adapun defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Efektivitas adalah suatu keadaan dimana tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
tercapai, dengan tepat waktu, dan bermanfaat bagi masyarakat.
2. Program Bantuan Langsung Tunai adalah suatu kesatuan kegiatan atau
implementasi dari sebuah kebijakan dengan memberikan bantuan langsung berupa
uang tunai sejumlah tertentu untuk Rumah Tangga Sasaran.
3. Efektivitas Penyaluran Program Bantuan Langsung Tunai adalah suatu keadaan
dimana tujuan yang ingin dicapai yaitu membantu masyarakat miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah penurunan taraf kesejahteraan
masyarakat miskin akibat kesulitan ekonomi, dan meningkatkan tanggung jawab sosial bersama, diselenggarakan secara tepat waktu dan manfaatnya secara nyata
dapat dirasakan oleh Rumah Tangga Sasaran.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian