Efektivitas Program Bantuan Langsung Tunai

BAB V ANALISA DATA Program Bantuan Langsung Tunai di Nagori Kahean telah diberikan kepada masyarakat sejak tahun 2005, begitu juga dengan daerah-daerah lain di seluruh Indonesia. Dasar pemikiran pada saat pemerintah mengambil kebijakan tersebut adalah karena kenaikan harga Bahan Bakar Minyak di pasaran dunia termasuk Indonesia. Pemerintah menilai perlu adanya bantuan yang tanggap darurat untuk mencegah semakin bertambahnya masyarakat miskin. Hasil penelitian yang dilakukan di Nagori Kahean menunjukkan bahwa Bantuan Langsung Tunai merupakan program yang berpihak kepada masyarakat miskin dan sangat membantu masyarakat. Hal ini diketahui dari hasil wawancara dengan pejabat desa, tokoh masyarakat dan Rumah Tangga Sasaran yang mengatakan bahwa program ini mempunyai tujuan yang baik untuk membantu masyarakat miskin.

A. Efektivitas Program Bantuan Langsung Tunai

Mengetahui tingkat keefektifan suatu program merupakan hal yang sangat perlu dilakukan. Tingkatan keefektifan suatu program dapat dilihat dari tiga faktor penting yaitu, dari segi pencapaian tujuan, ketepatan waktu, dan juga dari segi manfaat. Universitas Sumatera Utara 1. Pencapaian Tujuan Dalam setiap program terdapat tujuan yang ingin dicapai. Artinya apabila tujuan yang telah direncanakan tidak tercapai maka dapat dikatakan bahwa program tersebut gagal. Dalam program Bantuan Langsung Tunai ini terdapat tiga tujuan yang ingin dicapai, yaitu membantu masyarakat miskin agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah penurunan taraf kesejahteraan rakyat miskin akibat kesulitan ekonomi, dan juga meningkatkan tanggung jawab sosial bersama. a. Bantuan Langsung Tunai untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar Rumah Tangga Sasaran Yang termasuk dalam kebutuhan dasar adalah sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan. Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pangan juga merupakan komponen dasar yang utama untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mencegah semakin terbebaninya masyarakat miskin dalam pemenuhan kebutuhan dasar akibat kenaikan harga BBM, maka pemerintah membuat program Bantuan Langsung Tunai ini. Dari hasil wawancara yang telah penulis lakukan diperoleh kesimpulan bahwa dengan adanya Bantuan Langsung Tunai ini, masyarakat miskin di Nagori Kahean merasa terbantu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, terutama pangan. Masyarakat mengatakan bahwa Bantuan Langsung Tunai memang tidak dapat memenuhi semua kebutuhan dasar mereka, tetapi dengan adanya Bantuan Langsung Tunai ini masyarakat merasa sedikit terbantu. Bantuan Langsung Tunai yang diperoleh oleh masyarakat sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan seperti membeli sembako. Seperti yang diutarakan oleh Universitas Sumatera Utara seorang warga bahwa ketika Bantuan Langsung Tunai dibagikan ia langsung membeli beras sekarung untuk persediaan selama sebulan. Pengunaan dana terbesar kedua adalah untuk pendidikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa Bantuan Langsung Tunai ini dapat membantu masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuhan dasarnya terutama panga. b. Bantuan Langsung Tunai untuk Mencegah Penurunan Taraf Kesejahteraan Masyarakat Miskin Akibat Kesulitan Ekonomi Masyarakat yang paling menderita akibat kenaikan BBM adalah masyarakat miskin. Masyarakat miskin sangat mudah terkena resiko akibat masalah pada faktor ekonomi, sosial, politik, maupun faktor lainnya. Mereka tidak mempunyai instrument untuk mengatasi resiko, sehingga sangat rentan terkena berbagai gejolak seperti gejolak kenaikan harga, yang serta merta membuat kesejahteraan hidup menurun. Kesejahteraan adalah suatu keadaankondisi yang terdapat rasa aman, tentram, makmur yang dirasakan oleh seluruh masyarakat secara bersama-sama. Diharapkan dengan adanya Bantuan Langsung Tunai masyarakat miskin dapat mempertahankan kesejahteraannya. Kesajahteraan ini menyangkut kesejahteraan fisik maupun non-fisik yaitu kesejahteraan jasmani, rohani, dan sosial. Kenaikan BBM yang diikuti dengan kenaikan harga bahan-bahan kebutuhan pokok menyebabkan masyarakat miskin semakin terbebani dalam pemenuhan kebutuhan. Salah satu tujuan Bantuan Langsung Tunai ini adalah untuk mencegah penurunan kesejahteraan masyarakat miskin. Dari hasil wawancara dengan para informan disimpulkan bahwa Bantuan Langsung Tunai dapat mempertahankan tingkat kesejahteraan mereka. Dengan adanya Bantuan Langsung Tunai mereka tidak menjadi kaya dan juga tidak menjadi semakin miskin. Bantuan Langsung Tunai di Nagori Kahean tidak membuat keributan yang Universitas Sumatera Utara berdampak pada ketidakamanan desa. Masyarakat tetap dapat menjalin silaturahmi yang baik antar warga baik yang menerima BLT maupun yang tidak menerima BLT. Sebelum kenaikan BBM masyarakat dapat membeli kebutuhan mereka sehari-hari terutama kebutuhan pangan, begitu juga setelah kenaikan terjadi. Keadaan mayoritas Rumah Tangga Sasaran di Nagori Kahean dapat dikatakan tidak terlalu memprihatinkan. Masyarakat Nagori Kahean masih dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari meskipun dengan usaha yang keras untuk memperolehnya. Masyarakat masih dapat makan 3x sehari, meskipun dengan lauk yang seadanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa Bantuan Langsung Tunai dapat mempertahankan tingkat kesejahteraan masyarakat miskin. c. Bantuan Langsung Tunai untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Sosial Bersama Tanggung jawab sosial bersama adalah tanggung jawab moral pemerintah, swasta, dan juga masyarakat sipil untuk mengatasi masalah-masalah dalam suatu negara. Masalah- masalah tersebut meliputi masalah kemiskinan, pendidikan dan juga kesehatan. Dari hasil penelitian di ketahui bahwa Bantuan Langsung Tunai dapat meningkatkan tanggung jawab sosial bersama. Menurut Sekretaris Desa pengalihan subsidi BBM ke Program BLT merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial pemerintah terhadap masyarakat miskin. Pengalihan subsidi BBM ke program BLT juga dilakukan untuk mencegah ketidakadilan terjadi karena pemerintah mensubsidi masyarakat yang kaya. Penilaian pencapaian tujuan dalam program Bantuan Langsung Tunai ini selain dilihat dari pencapaian ketiga tujuan diatas juga dipengaruhi oleh proses pendataan dan juga kesesuaian dana BLT yang diterima RTS. Hal ini dapat disebabkan karena pendataan merupakan langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan program ini. Universitas Sumatera Utara a. Pendataan Rumah Tangga Sasaran Pendataan merupakan langkah awal yang sangat menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pendataan dilakukan untuk menentukan sasaran program. Pendataan Program Bantuan Langsung Tunai terdiri dari beberapa tahap yang saling terkait antara satu dengan yang lain. Tahap pertama dalam pendataan adalah pengisian Listing Sensus yang dilakukan oleh ketua huta. Pada tahap ini terjadi kekeliruan dimana unsur subjektivitas sangat mungkin terjadi. Hal ini disebabkan karena perbedaan persepsi tentang kriteria kemiskinan diantara ketua huta. Perbedaan persepsi ini menyebabkan adanya perbedaan dalam penilaian kemiskina itu sendiri. Ada ketua huta yang hampir memasukkan seluruh rumah tangga yang ada tetapi ada juga ketua huta yang memasukkan rumah tangga yang benar-benar miskin. Setelah itu daftar Listing Sensus yang sudah dibuat, diberikan kepada pencacah dan pencacah melakukan pengamatan kasat mata ke rumah tangga yang ada di daftar LS. Jika masih ada yang belum terdaftar maka akan di daftar kembali. Setelah itu daftar LS yang sudah ditandai diberikan kepada mantis dan mantis kembali melakukan verifikasi data agar diperoleh data yang benar-benar sesuai. Setelah itu data yang dinilai layak oleh mantis diberikan kembali kepada pencacah. Kemudian pencacah yang dibantu oleh ketua huta mendata kondisi sosial-ekonomi dengan menggunakan kuisioner PSE05. Pengisian PSE05 di Nagori Kahean dilakukan dari rumah ke rumah door to door . Dan lamanya pengisian PSE05 tiap rumah berkisar lima menit. Pencacah menanyakan keadaan sosial-ekonomi rumah tangga yang terdiri dari mata pencarian kepala keluarga, kemampuan membeli dagingsusu, kemampuan membeli pakaian, kepemilikan asset dll. Menurut penjelasan Sekretaris Desa, terdapat hambatan Universitas Sumatera Utara dalam melakukan pendataan ini, dimana dalam penilaian keadaan ekonomi tidak dapat dilakukan secara kasat mata. Pencacah hanya mengharapkan kejujuran dari rumah tangga yang dicacah. Contohnya : dalam penilaian indikator kepemilikan asset tabungan, jumlah pendapatan, dan kemampuan membeli baju baru, pencacah tidak dapat menilai secara langsung. Apa yang dikatakan oleh rumah tangga, itulah yang diisi ke daftar LS. Ini dapat menyebabkan kesalahan karena hanya mengandalkan kejujuran dari masyarakat saja. Dalam Program Bantuan Langsung Tunai tahun 20052006 didapat bahwa di Nagori Kahean yang menerima bantuan ini sebanyak 141 rumah tangga. Kemudian setelah dilakukan verifikasi data untuk BLT tahun 2008 diperoleh 107 rumah tangga yang berhak menerima dan yang menerima BLT susulan sebanyak 34 rumah tangga. Verifikasi data dilakukan karena terjadi salah sasaran pada BLT 20052006 dan juga karena adanya warga yang menerima BLT yang meninggal dunia. Meskipun terdapat beberapa kekeliruan dalam proses pendaataan, tetapi berdasarkan hasil pengamatan penulis mayoritas peneriam BLT adalah masyarakat miskin yang memang pantas mendapakannya. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Rumah Tangga Sasaran di Nagori Kahean dapat dikatakan bahwa pendataan BLT 90 tepat sasaran.. Hal ini sesuai dengan pendapat para informan baik informan kunci, utama maupun informan tambahan. b. Kesesuaian Jumlah Dana Bantuan Langsung Tunai yang Diterima Rumah Tangga Sasaran dengan Jumlah yang Sudah Ditetapkan Proses pencairan Bantuan Langsung Tunai dilakukan oleh petugas Kantor Pos dimana petugas langsung datang ke desa-desa. Dari hasil wawancara dapat disimpulkan Universitas Sumatera Utara bahwa pemotongan dana Bantuan Langsung Tunai tidak pernah terjadi di Nagori Kahean. Semua informan mengatakan Rumah Tangga Sasaran selalu menerima dana secara utuh tanpa ada pemotongan. Untuk tahun 2008 RTS menerima dana sebesar Rp 700.000,00 RTS untuk tujuh bulan dengan dua kali tahap penyaluran. Masyarakat di Nagori Kahean menerima dana secara utuh yang besarnya sesuai dengan yang sudah ditentukan oleh pemerintah yaitu sebesar Rp 700.000,00 RTS. Meskipun di Nagori Kahean Rumah Tangga Sasaran selalu menerima dana secara utuh, tidak demikian halnya di daerah lainnya. Seperti yang terjadi di Kediri yaitu pemotongan Bantuan Langsung Tunai dilakukan pada pembagian tahap pertama yaitu Juni- Agustus 2008. Rumah Tangga Sasaran dipotong dana Bantuan Langsung Tunai sebesar Rp 100.000 dengan alasan untuk dibagikan kepada rumah tangga miskin lain yang tidak mendapatkan dana Bantuan Langsung Tunai http: www.kompas.com “ Pemotongan BLT Marak di Kediri “ . Menurut pengakuan dari Kepala Desa Nagori Kahean yang mengatakan bahwa pihak desa tidak berani mengambil kebijakan seperti yang dilakukan oleh daerah lain yaitu pemotongan dana untuk dibagikan kepada masyarakat miskin yang tidak mendapatkan dana BLT. Kepala Desa mengatakan bahwa hal seperti itu bisa saja terjadi tergantung dari kebijakan kepala desa setempat dan juga kesepakatan dengan masyarakat yang menerima BLT. Lebih lanjut Sekretaris Desa menambahkan bahwa pihak Pemerintah Desa Nagori Kahean tidak berani mengambil tindakan seperti itu karena akan mengakibatkan dampak keributan antar masyarakat dan juga prosesnya repot. Universitas Sumatera Utara 2. Ketepatan Waktu Ketepatan waktu dalam suatu pelaksanaan kegiatan adalah penyelesaian kegiatan- kegiatan yang ditujukan untuk mencapai tujuan dilakukan sesuai dengan yang direncanakan. Ketepatan waktu dalam proses pencairan dana Bantuan Langsung Tunai dapat dilihat dari dua faktor pendukung yaitu ketepatan pembagian dana Bantuan Langsung Tunai sesuai dengan jadwal serta kemudahan dan keteraturan dalam pencairan Bantuan Langsung Tunai. a. Ketepatan Jadwal Pembagian Dana Bantuan Langsung Tunai Sebelum Bantuan Langsung Tunai dibagikan, pejabat desa terlebih dulu mensosialisasikan jadwal pembagian dana Bantuan Langsung Tunai tersebut kepada masyarakat. Sosialisasi jadwal di Nagori Kahean tidak dilakukan melalui media massa tetapi melalui beberapa perantara. Pihak Kantor Pos memberitahu kepada pejabat desa kapan waktu pencairan dilakukan, kemudian pihak pejabat desa memberitahukan kepada ketua huta dan ketua huta memberitahukan kepada masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa jadwal pencairan dana Bantuan Langsung Tunai tidak pernah ditunda atau berbeda dari yang sudah direncanakan. Hal ini sesuai dengan semua jawaban para informan yang berpendapat sama mengenai hal tersebut. Kalaupun ada keterlambatan tidak lebih dari sepuluh atau dua puluh menit. Lamanya waktu yang diberikan kepada masyarakat untuk mencairkan dana BLT adalah empat jam. Hal berbeda ditemukan di Banjarmasin, dimana proses pencairan Bantuan Langsung Tunai terpaksa ditunda. Para petugas Kantor Pos memberi informasi penundaan Universitas Sumatera Utara kepada masyarakat ketika masyarakat sudah sempat mengantri dari pagi. Padahal para petugas sebelumnya sudah mengumumkan jadwal pengambilan Bantuan Langsung Tunai di media massa. Penundaan dilakukan dengan alasan menunggu keputusan perintah presiden untuk menetapkan waktu pembayaran. http:www.kompas.com “ Pembayaran BLT di Banjarmasin di Tunda, Warga Kecewa.” b. Kemudahan dan Keteraturan Pencairan Bantuan Langsung Tunai Proses pengambilan Bantuan Langsung Tunai tahun 2008 terdiri dari dua tahap yaitu tahap I untuk periode bulan Juni-Agustus dan tahap II untuk periode bulan September-Desember. Pencairan Bantuan Langsung Tunai tahun 2008 tidak dilakukan di Kantor Pos seperti pada saat pembagian Bantuan Langsung Tunai tahun 2005. Bantuan Langsung Tunai 2008 dibagikan di Balai Desa Desa Silenduk yaitu desa yang berada di sebelah timur dari Nagori Kahean. Hal ini dilakukan pihak Kantor Pos untuk menghindari ketidakteraturan pencairan dana Bantuan Langsung Tunai tersebut. Pihak Kantor Pos memilih desa ini sebagai tempat pencairan kedua desa tersebut karena balai desa Desa Silinduk berada ditengah-tengah kedua desa tersebut, dan juga disebabkan karena masyarakat yang menerima BLT di Desa Silinduk lebih banyak dibandingkan dengan RTS di Nagori Kahean. Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa proses pencairan Bantuan Langsung Tunai sangat mudah dilakukan dan masyarakat juga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengantri menunggu giliran. Rumah Tangga Sasaran hanya menunggu kira-kira 20 sampai 30 menit dalam antrian. Dan pada saat transaksi, prosesnya hanya berlangsung sekitar 30 detik sampai satu menit saja. Petugas hanya tinggal mencocokkan KKB yang ada pada masyarakat dengan kartu yang dimiliki oleh petugas . Dan pada saat Universitas Sumatera Utara pencairan Bantuan Langsung Tunai juga tidak terjadi aksi keributan, proses pencairan berjalan dengan lancar dan teratur. 3. Manfaat Program Bantuan Langsung Tunai untuk Rumah Tangga Sasaran dalam rangka kompensasi pengurangan subsidi BBM ini, diharapkan dapat memberi manfaat langsung kepada masyarakat miskin. Dalam pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai ini tidak ada ketentuan yang mengatur tentang penggunaan dana Bantuan Langsung Tunai tersebut. Artinya masyarakat bebas untuk menggunakan dana tersebut untuk keperluan apa pun. Meskipun demikian, masyarakat tetap menggunakan dana tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang telah dilakukan dan diperoleh bahwa sebagian besar Rumah Tangga Sasaran menggunakan dana Bantuan Langsung Tunai untuk keperluan pangan sehari-hari seperti membeli beras, minyak goreng, gula, lauk pauk dan sebagainya. Penggunaan dana terbesar kedua adalah untuk pendidikan baik untuk membayar uang sekolah yang menunggak maupun untuk membeli alat-alat tulis. Selain itu ada juga warga yang menggunakan dana Bantuan Langsung Tunai ini untuk keperluan membayat utang, tetapi persentasenya tidak banyak.

B. Dampak Negatif Program Bantuan Langsung Tunai

Dokumen yang terkait

Peran Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun Terhadap Masyarakat Dikecamatan Sidamanik Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Serta Pelaksanaannya Berdasarkan Uu Pa Dan Peraturan Pemerintah Nomor24 Tahun 1997

2 111 115

Hubungan Politik antara Pangulu dan Maujana Nagori di Nagori Tiga Ras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun pada periode 2008-2015

0 79 139

Evaluasi Program Bantuan Langsung Tunai di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan

0 33 104

Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai Di Kelurahan Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

1 26 116

Dampak Relokasi Pusat Pemerintahan Kabupaten Simalungun Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Raya

2 36 189

KORELASI PEMAHAMAN POLITIK MASYARAKAT DESA DAN KEIKUTSERTAAN MASYARAKAT DALAM PROSES POLITIK (STUDI KASUS DI KECAMATAN DOLOK BATU NANGGAR KABUPATEN SIMALUNGUN).

0 2 27

PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN FASILITAS SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN DOLOK BATU NANGGAR KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2001-2010.

0 1 21

IMPLEMENTASI PERENCANAAN RINTISAN SEKOLAH KATEGORI MANDIRI DI SMA NEGERI 1 DOLOK BATU NANGGAR KABUPATEN SIMALUNGUN.

0 1 27

MODAL SOSIAL SISTEM BAGI HASIL DALAM BETERNAK SAPI PADA MASYARAKAT DESA PURWOSARI ATAS, KECAMATAN DOLOK BATU NANGGAR KABUPATEN SIMALUNGUN Studi kasus : Sistem Gaduh Sapi Pada Masyarakat Desa Purwosari Atas, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalung

0 0 9

BAB II PROFIL NAGORI TIGA RAS, KECAMATAN DOLOK PARDAMEAN, KABUPATEN SIMALUNGUN II. 1 Kabupaten Simalungun - Hubungan Politik antara Pangulu dan Maujana Nagori di Nagori Tiga Ras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun pada periode 2008-2015

0 1 33