pendidikan di Lima Peru. Dimana juga dilakukan survei tes kulit tuberkulin di rumah sakit ini. Didapatkan 36 orang didiagnosa TB paru aktif. Angka
TB lebih tinggi secara bermakna diantara 171 petugas kesehatan yang bekerja dilaboratorium daripada petugas kesehatan yang bekerja di lokasi
lainnya. Tingginya angka TB paru aktif ditemukan diantara petugas kesehatan di rumah sakit ini dan lingkungan pekerjaan di laboratorium
dihubungkan dengan penularan diantara petugas kesehatan.
6
2.2. KARAKTERISTIK MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS
Bakteri Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang, ukurannya 1 – 4 m x 0,3 – 0,6 m sehingga dapat dengan mudah masuk ke saluran
pernapasan bawah. Komponen dinding selnya sangat kompleks, hampir 60 terdiri dari asam lemak mikolat, wax D, fosfatida, sulfatida dan
trehalosa dimikolat menyebabkan bakteri ini lebih tahan terhadap proses fagositosis dibandingkan bakteri lain. Kandungan lipid yang tinggi pada
dinding sel menyebabkan kuman ini sangat tahan terhadap asam dan basa dan juga tahan terhadap kerja bakterisidal. Fosfatida pada dinding
kuman ini diduga bertanggung jawab terhadap nekrosis dan kaseosa jaringan.
1,18,19
Wax D bukan suatu lilin sejati true wax tetapi mengandung asam mikolat dan glikopeptida. Wax D ini berperan dalam immunogenitas.
Campuran wax D dan protein dari M.tuberculosis akan merangsang reaksi hipersensitifitas terhadap reaksi tuberkulin, sedangkan protein saja
bersifat imunogenik lemah. Polisakarida merupakan komponen utama dari
Ucok Martin : Prevalensi TB Laten Pada Petugas Kesehatan Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
29
filtrat biakan dan ekstrak M.tuberculosis, dimana peranannya dalam patogenesis belum jelas, namun dapat merangsang timbulnya reaksi
hipersensitifitas tipe cepat dan mengganggu beberapa reaksi antigen – antibodi in vitro. Tuberkulo protein tuberculin yang terikat pada fraksi lilin
dapat membangkitkan sensitifitas tuberkulin dan dapat merangsang pembentukan bermacam – macam antibodi.
19
Bakteri M.tuberculosis bersifat aerob obligat dan tumbuh lambat, untuk membelah dari 1 sel menjadi 2 dibutuhkan waktu 20 jam. Akibatnya kultur
BTA menjadi lama yaitu sekitar 3 – 8 minggu, sedangkan bakteri lain cukup 18 – 24 jam. Energi diperoleh dari oksidasi senyawa karbon yang
sederhana dan CO
2
dapat merangsang pertumbuhan. Bakteri dapat hidup pada suhu 30 - 40
C walaupun suhu optimum untuk tumbuh dan berkembang biaknya 37 – 38
C.
17,19
Kuman akan mati pada suhu 60 C
dalam 15 – 20 menit. Pada suhu 30 C atau 40 – 45
C kuman sukar tumbuh atau bahkan tidak dapat tumbuh. Pengurangan oksigen akan
menurunkan metabolisme kuman. Kuman pada sputum kering yang melekat pada debu dapat tahan hidup selama 8 – 10 hari. Media buatan
yang dipakai untuk isolasi kuman adalah media yang mengandung gliserol, garam ammonium, asparagin dan asam lemak. Kuman dapat
tumbuh pada media biakan dengan pH 6 -7,6. Pada media bentuk koloninya bulat, berukuran 1 - 3 mm, permukaannya rata. Pada
pertumbuhannya koloni menjadi lebih besar, permukaan tidak rata, kering
Ucok Martin : Prevalensi TB Laten Pada Petugas Kesehatan Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
30
dan berwarna kuning serta bersifat hidrofobik disebabkan karena kadar lemak dinding kuman yang semakin tinggi.
19
2.3. PATOGENESIS