kekayaan, susunan keluarga dari Wajib Pajak, dengan mengingat faktor-faktor yang mempengaruhi keduanya.
2. Pajak Objektif adalah pajak yang pertama-tama melihat kepada objeknya baik itu berupa benda, dapat pula berupa keadaan, perbuatan atau peristiwa yang
mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar, kemudian barulah dicari subjeknya orang atau badan hukum yang bersangkutan langsung, dengan
tidak mempersoalkan apakah subjek pajak ini berkediaman di Indonesia ataupun tidak.
c. Menurut lembaga pemungut 1. Pajak Negara Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
yang penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Departemen Keuangan dan hasilnya akan digunakan untuk pembiayaan rumah tangga negara pada
umumnya. 2. Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah seperti
Provinsi, Kabupaten maupun Kota berdasarkan peraturan daerah masing- masing dan hasilnya digunakan untuk pembiayaan rumah tangga daerah
masing-masing.
2.6. Teori Pembenaran Pemungutan Pajak
Menurut Suandy 2002, beberapa teori yang memberikan dasar pembenaran justification untuk menjawab berbagai perdebatan yang ada di kalangan para sarjana
Ismail Fahmi Nasution : Analisis Determinan Penerimaan Pajak Penghasilan PPh Orang Pribadi Di Provinsi…, 2008 USU e-Repository © 2009
dan pemikir masalah pemungutan pajak mengenai apakah negara dibenarkan memungut pajak dari rakyat? Teori tersebut adalah:
1. Teori Asuransi Negara dalam melaksanakan tugasnya, mencakup pula tugas melindungi jiwa
raga dan harta benda perseorangan. Oleh sebab itu, negara disamakan dengan perusahaan asuransi, untuk mendapatkan perlindungan warga negara membayar
pajak sebagai premi. Teori ini sudah lama ditinggalkan, sebab selain perbandingan ini tidak cocok dengan kenyataan, yakni jika orang misalnya
meninggal, kecelakaan atau kehilangan, negara tidak akan mengganti kerugian seperti halnya dalam asuransi. Di samping itu, tidak ada hubungan langsung
antara pembayaran pajak dengan nilai perlindungannya terhadap pembayar pajak.
2. Teori Kepentingan Menurut teori ini, pembayaran pajak mempunyai hubungan dengan kepentingan
individu yang diperoleh dari pekerjaan negara. Makin banyak individu mengenyam atau menikmati jasa dari pekerjaan pemerintah, makin besar juga
pajaknya. Meskipun teori ini masih berlaku pada retribusi sukar pula dipertahankan, sebab seorang miskin dan penganggur yang memperoleh
bantuan dari pemerintah menikmati banyak sekali jasa dari pekerjaan negara, tetapi mereka justru tidak membayar pajak.
Ismail Fahmi Nasution : Analisis Determinan Penerimaan Pajak Penghasilan PPh Orang Pribadi Di Provinsi…, 2008 USU e-Repository © 2009
3 Teori Daya PikulTeori Gaya Pikul Teori ini mengemukakan bahwa pemungutan pajak harus sesuai dengan
kekuatan membayar dari si Wajib Pajak individu-individu. Jadi, tekanan semua pajak harus sesuai dengan daya pikul si Wajib Pajak dengan
memperhatikan pada besarnya penghasilan dan kekayaan, juga pengeluaran belanja si Wajib Pajak tersebut. Kelemahan dari teori ini adalah sulitnya
menentukan secara tepat daya pikul seseorang, karena akan berbeda-beda dan selalu berubah. Teori ini diterapkan dalam Pajak Penghasilan, di mana Wajib
Pajak baru dikenakan Pajak Penghasilan jika memperoleh penghasilan melebihi dari Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP.
4. Teori Kewajiban Mutlak atau Teori Bakti Teori ini didasari paham organisasi negara Organische Staatsleer yang
mengajarkan bahwa negara sebagai organisasi mempunyai tugas untuk menyelenggarakan kepentingan umum. Negara harus mengambil tindakan atau
keputusan yang diperlukan termasuk keputusan di bidang pajak. Dengan sifat seperti ini, maka negara mempunyai hak mutlak untuk memungut pajak dan
rakyat harus membayar pajak sebagai tanda baktinya. Menurut teori ini, dasar hukum pajak terletak pada hubungan antara rakyat dengan negara, di mana
negara berhak memungut pajak dan rakyat berkewajiban membayar pajak. Kelemahan teori ini adalah negara bisa menjadi otoriter sehingga mengabaikan
aspek keadilan dalam pemungutan pajak.
Ismail Fahmi Nasution : Analisis Determinan Penerimaan Pajak Penghasilan PPh Orang Pribadi Di Provinsi…, 2008 USU e-Repository © 2009
5. Teori Daya Beli Teori ini adalah teori modern, teori ini tidak mempersoalkan asal mula negara
memungut pajak melainkan banyak melihat kepada “efeknya” dan memandang efek yang baik itu sebagai dasar keadilannya. Menurut teori ini maka fungsi
pemungutan pajak jika dipandang sebagai gejala dalam masyarakat, yaitu mengambil daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga negara
dan kemudian memelihara hidup masyarakat dan membawanya ke arah tertentu. Teori ini mengajarkan, bahwa menyelenggarakan kepentingan masyarakat
inilah yang dapat dianggap sebagai dasar keadilan pemungutan pajak, bukan kepentingan individu, maupun kepentingan negara, melainkan
kepentingan masyarakat yang meliputi keduanya itu. Teori ini menitik beratkan ajarannya
kepada fungsi dari pemungutan pajak, yakni fungsi mengatur.
2.7. Sistem Pemungutan Pajak